Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KB&KONRASEPSI

Jenis-jenis metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal dan pengkajian data subjektif
dan objektif

Dosen Pembimbing: Tuty Yanuarti SST, M. Kes

DI SUSUN OLEH:
CHAIRUL AMALIAH (190602002)
CINDY GUSPITA (190602003)
LIDIA AUDZALIKA (190602006)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
Jenis-jenis metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal dan pengkajian data subjektif
dan objektif.

a. Macam-macam kb :

1) PIL KB

Pil KB dibuat dengan kombinasi hormon estrogen dan progesteron yang dapat
mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB juga memicu pengentalan lendir serviks sehingga
dinding rongga rahim tidak siap menerima pembuahan.
Pil KB merupakan metode kontrasepsi bentuk tablet yang mengandung hormon
estrogen dan progesteron, atau hanya progesteron saja. Tergantung jenisnya, metode
kontrasepsi dengan pil KB, terdiri dari 21-35 tablet yang diminum dalam 1 siklus dan
berkelanjutan. Dalam 1 siklus terdapat pil yang mengandung hormon (pil aktif) dan pil
yang tidak mengandung hormon (pil inaktif).

Pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron mencegah terjadinya kehamilan


dengan cara menghambat indung telur atau ovarium melepaskan sel telur, serta
mempertebal lapisan lendir di dalam leher rahim. Penebalan lendir di dalam leher rahim
akan mencegah sperma untuk membuahi sel telur sehingga kehamilan dapat dicegah.
Sedangkan pil yang hanya mengandung progesteron, selain menebalkan lendir leher
rahim, juga akan menipiskan dinding dalam rahim.

2) IUD (Intra-Uterina Device)


 Alat kontasepsi IUD spiral ini dikenal sebagai salah satu metode pengendali kehamilan
paling efektif. IUD juga murah dan mudah digunakan untuk mencegah waktu kehamilan
hingga 5 tahun. IUD juga menjadi salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal. Dan
Tingkat efektivitas IUD mencapai 99,8 persen dalam mencegah kehamilan. IUD
memiliki bentuk berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim guna mencegah
terjadinya pembuahan.

IUD atau KB spiral dibagi menjadi dua jenis, yaitu KB spiral tembaga dan hormonal.
- IUD tembaga: tidak mengandung hormon dan kandungan tembaganya bertindak sebagai
spermisida untuk membunuh sperma yang masuk.
- IUD hormonal: IUD hormonal bekerja dengan cara mengeluarkan Levonorgestrel,
yaitu hormon progestin yang juga terkandung dalam pil KB dan implan. Hormon ini
berperan dalam mengentalkan cairan di bagian leher rahim sehingga sperma susah masuk
ke dalam rahim.

3) Suntik KB
Suntik KB adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestogen
(progestin), yang serupa dengan hormon alami wanita, yaitu progesteron. Hal ini dapat
menghentikan Anda berovulasi. Biasanya, suntik KB disuntikkan pada bagian tertentu
pada tubuh Anda, seperti di paha, pundak, di bawah perut, atau lengan atas. Setelah
disuntikkan, kadar hormon akan meningkat dan kemudian menurun secara bertahap
hingga suntikan selanjutnya. Selain KB suntik, ada juga pilihan alat KB lain yang
mengandung hormon, seperti pil KB dan KB implan.

Berdasarkan jangka waktu, di Indonesia terdapat dua jenis suntik KB yang paling
umum digunakan, yaitu suntik KB 1 bulan dan suntik KB 3 bulan. Suntikan KB 3 bulan
mengandung hormon progestin, sementara suntikan KB 1 bulan mengandung kombinasi
hormon progestin dan hormon estrogen.
Kedua jenis suntik KB ini umumnya bisa didapatkan pada dokter kandungan, dokter
umum, bidan, rumah sakit, dan juga puskesmas. Jika tepat diberikan pada orang yang
tidak berisiko, kontrasepsi suntik akan berperan besar dalam mengatur kehamilan.

Suntik KB mengandung hormon progesteron atau kombinasi progesteron dan estrogen


dan disuntikkan pada lengan bagian atas atau bagian bokong setiap 3 bulan guna
melindungi wanita dari kehamilan.
Setelah disuntikkan kadar hormon akan meningkat dan kemudian menurun secara
bertahap hingga suntikan selanjutnya. Suntik KB ada yang dilakukan per 3 bulan dan 1
bulan.

4) Kondom

Kondom menjadi salah satu alat kontrasepsi non hormonal. Kelebihan kondom dapat
mencegah penularan penyakit kelamin dan praktis digunakan di mana saja. Namun
kondom memiliki kekurangan yakni penggunaannya dapat menimbulkan alergi dari
bahan yang digunakan untuk membuat kondom dan pemakaiannya juga harus tepat agar
terjadinya risiko terlepas kecil.

Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori,
dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang
vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

5) Diafragma

Diafragma merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk kubah dangkal dan terbuat dari
silikon atau karet. Seperti kondom, diafragma juga hanya digunakan pada perempuan.
Anda bisa mengisi sebagian diafragma menggunakan gel atau krim (spermisida)  yang
bisa membunuh sperma dan masukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan
intim.
Diafragma memiliki fungsi untuk menghalangi sperma masuk ke dalam rahim dan
menjaga spermisida tetap berada dekat rahim dan membunuh sperma yang berusaha
masuk ke rahim.

Diafragma juga merupakan pilihan yang tepat untuk ibu menyusui karena tidak akan
mempengaruhi ASI, berbeda dengan alat kontrasepsi lain seperti pil atau suntik.

6) Spermisida

Spermisida adalah metode kontrasepsi untukmencegah hamil, yang biasanya


mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau
menghentikan pergerakannya. Alat KB ini tersedia dalam bentuk krim, gel, foam, atau
supositori. Spermisida bisa digunakan sendiri, namun lebih efektif jika digunakan
bersamaan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom.
Spermisida mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau
menghambat pergerakannya. Spermisida umumnya diletakkan di dekat leher rahim dan
harus segera dimasukkan sebelum berhubungan intim. Efek alat KB ini umumnya mulai
bekerja sekitar 15 menit setelah digunakan.

Bagaimana cara kerjanya?


Spermisida membunuh sperma dan menghentikan pergerakannya sebelum sperma bisa
berenang masuk ke dalam rahim. Supaya efektif, ia harus ditempatkan jauh di dalam
vagina, dekat leher rahim. Spermisida bentuk krim, gel, dan foam biasanya disemprotkan
ke dalam vagina menggunakan aplikator khusus. Jenis lainnya adalah vaginal
contraceptive film (VCF) yang berupa lembaran tips yang harus ditempelkan di belakang
vagina, dan vagina supositori yang dimasukkan langsung ke dalam vagina.

7) Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi pada pria yang dilakukan dengan cara
memutus penyaluran sperma ke air mani. Dengan demikian, air mani tidak akan
mengandung sperma, sehingga kehamilan dapat dicegah. Prosedur vasektomi dilakukan
melalui operasi bedah minor dengan pemberian anestesi lokal pada area testis dan
skrotum. Dalam prosedur ini, saluran yang dilalui sperma dari testis akan dipotong dan
diikat guna mencegah sperma mencapai air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi ketika
berhubungan seksual. Vasektomi bisa disebut juga sebagai sterilisasi atau kontrasepsi
permanen pada pria. Prosedur ini memiliki risiko komplikasi yang relatif lebih kecil,
tidak menghabiskan banyak waktu untuk pemulihan, dan sangat efektif untuk mencegah
kehamilan.

Indikasi Vasektomi
Vasektomi dapat dilakukan kepada pasien yang tidak berkeinginan memiliki anak lagi.
Metode kontrasepsi ini realtif membutuhkan waktu perawatan di rumah sakit lebih
singkat. Meski demikian, sebaiknya keputusan untuk melakukan vasektomi merupakan
kesepakatan bersama dengan pasangan. Hal tersebut dikarenakan operasi membuka
kembali saluran sperma tidak selalu berhasil dilakukan.

8) KB Implan

KB Implan merupakan salah satu pilihan alat kontrasepsi yang digunakan untuk
mencegah kehamilan. Alat kontrasepsi ini berbentuk seperti tabung plastik elastis dan
berukuran kecil menyerupai batang korek api yang dimasukkan ke jaringan lemak pada
lengan atas wanita. Bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan dalam jangka waktu
cukup lama dan tidak ingin repot, metode ini bisa dijadikan pilihan. Dengan penggunaan
yang benar, KB implan dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun.Angka efektivitas
KB implan juga cukup tinggi. Dari 100 wanita yang menggunakan KB implan, kurang
lebih hanya 1 yang akan hamil.

Meski memiliki efektivitas yang tinggi, masih banyak wanita yang enggan memilih KB
implan karena khawatir dapat membuat tubuh gemuk. Alat kontrasepsi jenis ini dilakukan
dengan memasukkan KB implan atau susuk KB di bawah kulit lengan atas. KB dengan
cara ini cukup banyak diminati karena pemasangannya cukup mudah, efektif dan
memberikan perlindungan yang cukup lama serta mencegah kehamilan selama 3 tahun.

Hormon yang terdapat dalam KB implan bertugas untuk mencegah ovulasi atau


pelepasan sel telur wanita setiap bulannya. Bila wanita tidak mengalami ovulasi, maka
tubuhnya tidak bisa hamil sebab tidak ada sel telur untuk dibuahi oleh sperma.
Selain itu, hormon progesteron yang dilepas oleh KB implan akan menebalkan lendir
di sekitar leher rahim atau serviks agar sperma sulit untuk masuk ke dalam rahim.
Pelepasan hormon progesteron yang terkandung di dalam KB implan memang dapat
menimbulkan beberapa efek samping, seperti meningkatnya nafsu makan dan berat
badan.

Hanya saja, KB jenis hormonal (termasuk KB implan) yang beredar saat ini, dosisnya
telah disesuaikan sedemikian rupa supaya tetap efektif dalam mencegah kehamilan, tanpa
memicu peningkatan berat badan penggunanya.

9) Tubektomi

Tubektomi Sebagai salah satu metode KB yang bersifat permanen, tubektomi terbukti
sangat efektif, namun tidak memengaruhi siklus menstruasi. Proses ini dapat dilakukan
kapan saja, termasuk setelah menjalani proses persalinan normal maupun caesar.

Tubektomi termasuk salah satu metode permanen untuk mencegah kehamilan. Karena
itu, prosedur ini hanya direkomendasikan pada wanita dewasa yang benar-benar yakin
bahwa mereka tidak ingin hamil.Proses ini juga dapat menurunkan risiko munculnya
kanker ovarium, terutama pada wanita berusia di atas 40 tahun, atau yang memiliki
riwayat kanker ovarium di dalam keluarga.
Tubektomi bisa dilakukan dengan anestesi lokal atau umum (total). Jenis anestesi ini
akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien serta jenis operasi yang dijalani.

Tubektomi bisa dijalani bersamaan dengan operasi Caesar. Namun jika dijalani di luar
operasi Caesar, terdapat 2 jenis prosedur tubektomi yang bisa dipilih, yaitu laparoskopi
dan minilaparotomi.

10) Senggama Terputus


Senggama terputus (coitus interruptus), atau yang lebih dikenal dengan metode ejakulasi di
luar, adalah bentuk kontrasepsi pria yang tertua di dunia dan masih sering dipraktikkan hingga
saat ini. Sekitar 35 juta pasangan di seluruh dunia bergantung pada teknik ini untuk pencegahan
kehamilan darurat.

Saat berhubungan seks, pria akan menarik penisnya keluar dari dalam vagina ketika ia merasa
akan ejakulasi atau sebelum mencapainya. Ejakulasi akan dilakukan terpisah, di luar dan
menjauhi vagina, dengan sangat berhati-hati agar air mani tidak menetes atau tumpah ke vulva
wanita.
Penerapan metode ini bebas hormon dan praktis, juga tidak membutuhkan biaya sama sekali.
Ejakulasi di luar efektif apabila ada komitmen bersama dari kedua pihak.
Menggunakan metode senggama terputus membutuhkan kemahiran pengendalian diri.
Ejakulasi adalah refleks spontan dan tak ada pria di dunia ini yang benar-benar bisa memastikan
kapan ia akan orgasme dan ejakulasi. Oleh karena itu, Anda tak benar-benar dapat
memperkirakan secara akurat di menit atau detik keberapa Anda harus tarik-keluar.
Contoh kasus KB Suntik 3 Bulan :
Asuhan KB suntik Dengan Kenaikan Berat Badan
Data Subjektif :
Ibu mengatakan bernama Ranti
Ibu mengatakan berusia 30 tahun
Ibu mengatakan sudah memakai KB suntik 3 bulan selama 9 bulan
Ibu mengatakan berat badannya terus bertambah setelah pemakaian KB suntik 3 bulan
Data Objektif :
-. Ibu tidak sedang hamil
-. Ibu baru selesai haid hari pertama
-. PP test (-)
-. Berat badan ibu bertambah drastis 13 kg selama pemakaian KB suntik 3 bulan

Asuhan yang diberikan :


 Memberitahu ibu efek samping KB suntik 3 bulan
 Menganjurkan ibu untuk diet rendah kalori
 Menganjurkan ibu untuk olahraga yang teratur
 Menganjurkan ibu untuk mengganti alat kontrasepsi jika tidak ada perubahan berat badan

Evaluasi ibu setelah diberikan pendidikan kesehatan


Berat badan ibu terjadi penurunan yang cukup baik
Ibu tetap melanjutkan KB suntik 3 bulan dan tetap menjalankan pola hidup sesuai dengan penkes
yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai