Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN KESEHATAN REPRODUKSI

RESUME KONSEP KELUARGA BERENCANA (KB) HORMONAL DAN NON


HORMONAL

Oleh:
Nur Laili Izza Maratu Sholihah
212310101130 / Kelas C 2021

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2023
RESUME MAKALAH : KONSEP KALUARGA BERENCANA (KB) HORMONAL
PENYAMPAI : KELOMPOK 17

1. Konsep Keluarga Berencana (KB)


1.1. Pengertian KB
Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran, pembinaan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera.
1.2. Tujuan KB
Tujuan Keluarga Berencana yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
1.3. Ruang Lingkup KB
a. Ibu: untuk mengatur jumlah dan jarak kelahiran
Manfaat KB bagi ibu yaitu: tercegahnya kehamilan berulang kali dalam jangka waktu
pendek, meningkatkan kesehatan mental dan social
b. Suami: memberikan kesempatan dapat melakukan hal-hal baik dalam dirinya
Hal-hal baik tersebut seperti: memperbaiki kesehatan fisik, mengurangi beban ekonomi,
meningkatkan kesehatan mental dan social
2. Kontrasepsi
2.1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha baik berupa alat ataupun obat yang digunakan untuk
mencegah terjadinya kehamilan, baik itu yang bersifat sementara ataupun permanen.
2.2. Tujuan Menggunakan Kontrasepsi
Mengatur pendewasaan perkawinan, mengatur kehamilan dan kelahiran, memelihara
kesehatan ibu dan anak, meningkatkan ketahanan, kesejahteraan keluarga
2.3. Syarat-syarat Kontrasepsi
a. Aman dan tidak berbahaya
b. Tidak ada efek samping yang merugikan
c. Kerjanya dapat diatur sesuai keinginan
d. Dapat diandalkan (tidak mengganggu hubungan seksual)
e. Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol ketat selama pemakaian
f. Cara penggunaannya sederhana
g. Harga murah dan terjangkau oleh masyarakat luas
h. Dapat diterima oleh banyak orang terutama pasangan suami istri.
3. Kontrasepsi Hormonal
3.1. Pengertian Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah suatu alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah kehamilan melalui pengubahan produksi hormon pada tubuh wanita dalam
konsepsi. Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron
saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan
kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal terbagi menjadi 3 macam:
1) Primer: mencegah ovulasi dengan cara kadar folikel stimulating hormon dan luteninzing
hormon respons kelenjar hypophyse e terhadap gonadotrofin realizing hormon tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar
hipopise
2) Sekunder: mengentalkan lendir servik sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa
membuat endormetrium menjadi kurang baik untuk implantasi dan ovum yang telah
dibuahi, mempengaruhi transporovum di dalam tuba falopi
3) Komponen progesterone: rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis sehingga
pengeluaran LH tidak terjadi dan menghambat evolusi, progesterone mengubah
endometrium sehingga kapasitas spermatozoa tidak berlangsung, mengentalkan lender
serviks, menghambat peristaltic tuba, menghindari implantasi melalui perubahan
struktur endometrium
3.2. Jenis-jenis Kontrasepsi Hormonal
a. Pil kombinasi: kombinasi hormon buatan, mis esterogen dan progesterone dibuat
oleh ovarium keluarkan telurnya yang dapat mencegah sel telur dan sel sperma.
Kerugian dari pil ini yaitu harus dikonsumsi setiap hari, dan menimbulkan efek
samping yang bersifat sementara seperti mualmuntah, payudara nyeri, sakit kepala.
b. Pil hormon progestin: pil ini menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium, endometrium akan mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit dilakukan, pil dapat mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi
sperma terganggu.
Efek Samping: perubahan pola haid (mis: menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut,
dan mual.
c. Pil KB darurat: Kontrasepsi ini digunakan oleh orang-orang apabila diyakini tidak
menggunakan kontrasepsi dengan tepat atau konsisten setelah melakukan hubungan
seksual, seperti: kondom yang terlepas atau bocor; klien lupa minum 3 pil kombinasi
atau lebih; AKDR terlepas dan lain sebagainya. Biasanya digunakan oleh korban
pelecehan seksual dan hubungan seksual yang tidak terproteksi (terlindungi)
d. KB suntik kombinasi: menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga
penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi 9
terganggu, dan menghambat transportasi sperma oleh tuba. Suntikan ini diberikan
sekali tiap bulan.
Efek Samping: perubahan pola haid (mis: menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara dan kenaikan berat badan.
e. Suntikan progestin: suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan
atrofi, dan menghambat transportasi sperma oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan
sekali (DMPA).
Keuntungan dari kontrasepsi suntik ini adalah mencegah kehamilan jangka panjang,
tidak mengandung estrogen tidak berdampak buruk pada penyakit 10 jantung dan
pembekuan darah, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, dan tidak
mempengaruhi ASI. Kerugian dari kontrasepsi ini adalah tidak praktis karena
melalui suntikan setiap I bulan atau 3 bulan. Gangguan perdarahan lebih banyak
dijumpai. efek samping yang sangat tidak nyaman di rasakan dan kontrasepsi jenis
suntik juga bisa di gunakan sebagai kontrasepsi jangka panjang, efek samping
lainnya seperti gangguan menstruasi, terlambatnya kembali kesuburan, kenaikan
berat badan, timbulnya jerawat, pada pemakaian jangka panjang dapat kepadatan
tulang atau densitas.
f. Implant: suatu alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan
bagian atas. Implant mengandung levonogestrel. Cara kerja dariKontrasepsi implant
adalah suatu alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan
bagian atas. Implant mengandung levonogestrel. Cara kerja dari kontrasepsi implant
ini sama dengan kontrasepsi.
Keuntungan dari metode ini adalah bertahan hingga lima tahun, Implan juga
mencegah ovulasi cepat, tidak mencegah seks, tidak mencegah menyusui,
Pemasangan relatif mudah, hanya operasi kecil, meskipun pengangkatan relatif
mudah setelahnya kontrasepsi digunakan kesuburan kembali dengan cepat. Efek
samping penggunaan implan kontrasepsi ini 11 antara lain penambahan berat badan
karena hormon di dalamnya dapat merangsang pusat kendali nafsu makan di
hipotalamus.
RESUME MAKALAH : KONSEP KALUARGA BERENCANA (KB) NON-
HORMONAL
PENYAMPAI : KELOMPOK 18

1. Pengertian KB Non-Hormonal
KB Non-Hormonal adalah alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormon sehingga dalam
pemakaiannya tidak memberikan pengaruh pada keadaan hormonal di dalam tubuh.
2. Manfaat KB Non-Hormonal
a. Menurunkan risiko kanker serviks atau kanker rahim
b. Mencegah penyakit menular seksual
c. Aman bagi ibu menyusui
3. Jenis-jenis KB Non-Hormonal
3.1. Metode kontrasepsi alamiah
a. Senggama terputus: Metode ini dilakukan oleh pria ketika sedang berhubungan
intim dengan mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
Cara kerja: jenis KB ini dilakukan pria ketika bersenggama dengan menarik alat
kelaminnya menjauhkan dari area genital wanita sesaat sebelum ejakulasi sehingga
sperma tidak tertahan di labia dan naik ke vagina rahim kemudian mengakibatkan
kehamilan. Jenis KB senggama terputus jika dilakukan dengan benar memiliki
resiko kehamilan yang cukup rendah dengan tingkat kegagalan sebanyak 19% pada
tahun pertama penggunaan.
Efek samping: tidak ada efek samping
Keuntungan: tidak ada biaya, tidak ada efek samping, tidak melibatkan bahan kimia
b. Metode amenorea laktasi: Metode amenorea laktasi atau yang biasa disebut dengan
infertilitas postpartum merupakan salah satu metode kontrasepsi alamiah yang
digunakan secara aman dan efektif guna mencegah terjadinya kehamilan selanjutnya.
Cara kerja: Jenis KB metode amenorea laktasi menggunakan pemberian ASI
eksklusif sebagai penekanan terjadinya ovulasi. Metode amenorea laktasi beresiko
mengalami kehamilan cukup tinggi jika pelaksanaannya tidak benar dan tidak
konsisten dalam pemberian ASI eksklusif. Namun, apabila dilakukan dengan tepat
metode ini terbilang sangat efektif. Sebanyak 98% ibu berhasil mencegah terjadinya
kehamilan selanjutnya pada 6 bulan pertama pasca persalinan.
Efek samping: tidak ada efek samping
c. Metode lender serviks: salah satu jenis metode kontrasepsi alamiah non hormonal
dengan pencegahan kehamilan dilakukan melalui pengamatan masa subur wanita.
Cara kerja: melakukan pengamatan pada lendir yang dihasilkan oleh serviks pada
saat menjelang ovulasi di sepanjang hari kemudia mencatat hasil pengamatan pada
malam harinya.
Efek samping: tidak ada
3.2. Metode kontrasepsi sederhana
a. Kondom: suatu karet tipis (berwarna maupun tidak berwarna) yang dipakai ketika
berhubungan seksual guna menghalangi masuknya mani/sperma ke dalam vagina
sehingga dapat mencegah terjadinya pembuahan.
Cara kerja: Kondom bekerja dengan menghalangi bertemunya sperma dengan sel
telur dengan cara menampung atau mengemas sperma pada ujung selubung karet,
sehingga sperma tertahan dan tidak masuk ke dalam saluran reproduksi wanita.
Apabila digunakan dengan benar, maka kondom akan bekerja secara efektif dengan
risiko kehamilan hanya 2 di antara 100 perempuan per tahunnya.
Efek samping: Kondom dapat menimbulkan rasa nyeri dan panas apabila
penggunanya alergi lateks serta lecet pada kemaluan apabila dipakai secara tergesa-
gesa atau kurangnya pelicin.
b. Diafragma: alat kontrasepsi yang menjadi penghalang mekanis antara sperma
dengan sel telur. Cara kerja: Diafragma dimasukkan ke dalam vagina sebelum
melakukan hubungan seksual sehingga sperma tidak dapat masuk ke dalam saluran
reproduksi bagian atas yakni uterus dan tuba fallopi. Apabila diafragma digunakan
dengan cara yang tepat dan dikombinasikan dengan spermisida, maka
penggunaannya akan efektif dengan risiko kehamilan 6 diantara 100 perempuan
pertahun.
Efek samping: menyebabkan iritasi pada vagina maupun penis disertai lesi pada
vagina
c. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR): alat berukuran kecil yang terbuat dari
bahan 15 plastik lentur yang dililit tembaga yang dimasukkan ke dalam rahim
wanita.
Cara kerja: menghambat kemampuan sperma untuk mausk ke dalam tuba fallopi dan
juga mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. AKDR
mencegah bertemunya sperma dan ovum serta mencegah implantasi telur dalam
uterus. AKDR cukup efektif digunakan dengan risiko kehamilan 1 diantara 100
perempuan pertahun. Kemudian efektifitasnya dapat bertahan lama yakni hingga 12
tahun.
Efek samping: terjadi perubahan pola haid, keluar bercak darah atau spotting setelah
pemasangan, keputihan
3.3. Metode kontrasepsi mantap
a. Tubektomi: prosedur bedah yang dilakukan sukarela guna menghentikan kesuburan
dengan permanen pada perempuan yang tidak ingin mempunyai anak lagi.
Tubektomi ada 2 jenis yaitu:
- Mini laparotomi: membuat insisi kecil pada perut kemudian tuba fallopi ditarik
kearah irisan dan dipotong kemudian diikat.
- Laparoskopi: memasukkan pipa kecil yang panjang menggunakan lensa ke
dalam perut dengan melalui insisi kecil. Laparoskopi memungkinkan dokter
untuk memblok atau memotong tuba fallopi dalam perut.
Cara kerja: menutup tuba fallopi dengan memotong dan mengikat atau memasang
cincin, sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Umumnya, tubektomi
efektif digunakan dengan risiko kehamilan kurang dari 1 diantara 100 perempuan
pertahun.
b. Vasektomi: prosedur bedah yang dilakukan sukarela guna menghentikan kesuburan
dengan permanen pada pria yang tidak ingin mempunyai anak lagi. Vasektomi
dilakukan dengan memotong dan mengikat vas (ductus) deferens tanpa
menggunakan pisau bedah guna memutuskan aliran sperma dari testis sehingga
dapat terjadi azoospermia (kondisi air mani dikeluarkan saat ejakulasi namun tidak
mengandung sperma).
Cara kerja: menghambat alur transportasi sperma dengan memotong dan mengikat
vas deferens sehingga sperma dan semen tidak tercampu serta proses fertilisasi tidak
terjadi. Semen pada pria saat ejakulasi tetap dikeluarkan namun tidak menyebabkan
kehamilan. Vasektomi efektif digunakan dengan risiko kehamilan kurang dari 1
diantara 100 perempuan pertahun.

Anda mungkin juga menyukai