Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Progam KB dan kesehatan reproduksi dilaksanakan untuk
memenuhi hak-hak reproduksi sehingga keluarga dapat mengatur waktu
jumlah anak, jarak kelahiran anak secara ideal sesuai dengan keinginan
atau tanpa paksaan dari pihak manapun. Dengan pemenuhan hak-hak
reproduksi diharapkan keluarga dapat memiliki anak yang ideal, kondisi
kesehatan seksual dan reproduksi prima dan dapat menikmati nilai tambah
dalam kehidupan social dan aktifitas perekonomian nya. Dampak
pemenuhan hak-hak reproduksi tersebut secara langsung adalah
terwujudnya keluarga kecil sehat dan sejahtera sehingga pada akhirnya
dapat terwujud keluarga yang bahagia.
Kontrasepsi nonhormonal yang digunakan oleh pemakai lebih
efektif menekan tingkat kegagalan dibandingkan alat kontrasepsi
hormonal seperti  pil, suntik, susuk. Alat kontrasepsi nonhormonal
memiliki efek samping yang lebih rendah dan harga lebih terjangkau.
Problem KB hormonal biasanya berkaitan dengan fisik seperti kegemukan,
bercak hitam pada kulit, menstruasi yang tidak teratur. Sementara itu
kontrasepsi nonhormonal dapat meminimalkan efek samping tersebut dan
hanya bersifat menghambat pembuahan.
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak
digunakan wanita di negara-negara maju. Para wanita menggunakannya
untuk mencegah kehamilan. Setiap tahun pasangan menikah pada usia
subur semakin meningkat, diketahui dari data website resmi pemerintah
Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 jumlah pasangan menikah usia
subur sebanyak 218.125 pasangan. Kecenderungan peningkatan pasangan
menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran
dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan
mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga,
sehingga akan bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana
untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam
penggunaan kontrasepsi hormonal baik berupa estrogen saja maupun
kombinasi estrogen dan progesterone (Hartanto, 2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Kontrasepsi?
2. Apa manfaat kontrasepsi?
3. Macam-macam kontrasepsi non hormonal?
4. Apa saja indikasi alat kontrasepsi non hormonal ?
5. Bagaimana cara kerja alat kontrasepsi non hormonal ?
6. Apa saja yang termasuk alat kontrasepsi non hormonal ?
7. Apa definisi alat kontrasepsi hormonal ?
8. Bagaimana efektivitas (daya guna) kontrasepsi ?
9. apa saja macam macam alat kontrasepsi hormonal ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah
atau melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara
sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan,
sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel
sperma tersebut Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah
suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak
mengandung hormon (estrogen dan progesteron). (Maryani,
2008).
Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyektif-obyektif
tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungannya dengan umur suami istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga (WHO 2006).
KB non hormonal adalah metode KB sederhana yang
digunakan tanpa bantuan orang lain. Diantara KB sederhana
adalah kondom metode ini akan lebih efektif jika
penggunaannya diperhitungkan dengan masa subur (Ida Ayu
Chanranika.2010).
B. Manfaat kontrasepsi
a. Kontrasepsi
1. Efektifit bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak manggangu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
5. Murah dan dapat dibeli secara umum
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan
khusus
7. Metode resep dokter atau pemeriksaan kesehatan
khusus
8. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrsepsi
lainnya harus ditunda
b. Non kontrasepsi
1. Memberi dorongan kepada suami untuk ituk ber-KB
2. Dapat mencegah penularan IMS
3. Mencegah ejakulasi dini
4. Membantu mencegah terjadinya kanker srviks
(mengurangi iritasi bahan karsinogonik eksogen pada
servik)
5. Saling berinteraksi sesama pasien
C. Macam-macam kontrasepsi non hormonal
a. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat (alamiah)
Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah /
mengahalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur
dengan sperma dengan menggunakan metode-metode yang
tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi
cirri khas metode perintang ) juga tidak memerlukan obat-
obatan. Adapun jenis-jenis dari kontrasepsi alamiah adalah
sebagai berikut:
1. Metode Amenorea Laktasi
a. Definisi

metode amenorea laktasi adalah kontrasepsi yang


mengendalikan pemberian air susu. kontrasepsi MAL
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif untuk
menekan ovulasi.

metode ini memiliki 3 syarat yang harus di penuhi :

a. ibu belum mengalami haid.


b. bayi disusui secara eklusif dan sering, sepanjang siang
dan malam.
c. bayi berusia kurang dari 6 bulan
b. Efektifitas
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98 % apabila
digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut : digunakan selama enam bulan pertama
setelah melahirkan sebelum mendapat haid pasca
melahirkan dan menyusui secara eklusif (tanpa
memberikan makanan atau minuman tambahan).
c. Cara kerja
Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan
terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi bbatau menyusui,
hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitoksin.
semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin
meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan
hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat
akan mengurangi kadar mengurangi kadar estrogen
sehingga tidak terjadi ovulasi.
d. Indikasi

Metode amenorea laktasi  (MAL) dapat digunakan oleh 


wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:

A. wanita yang menyusui secara eksklusif.


B. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang
dari 6 bulan.
C. wanita yang belum mendapatkan haid pasca
melahirkan
e. Kontraindikasi yang tidak dapat menggunakan MAL
a. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat
haid.
b. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
c. Wanita  yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih
dari 6 jam.
d. Senggama Terputus (koitus interuptus)
e. Senggama Terputus (koitus interuptus)
2. Senggama terputus (koitus interuptus)
a. Definisi
Senggama terputus ialah penarikan penis dari vagina
sebelum terjadinya ejakulasi.Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada
terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik
sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis
keluar dari vagina. Cara Kerja Alat kelamin (Penis)
dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat
dicegah. Keuntungan dari cara ini adalah tidak
membutuhkan biaya, alat maupun
persiapan. kekurangannya adalah dibutuhkan
pengendalian diri yang besar dari pria dan penggunaan
cara ini dapat menimbulkan neurasteni. Manfaat
Kontrasepsi yaitu Efektif bila digunakan dengan
benar,  Tidak mengganggu produksi ASI, Dapat
digunakan sebagai pendukung metode KB
lainnya, Tidak Ada efek samping,  Dapat digunakan
setiap waktu,Tidak membutuhkan biaya Non
Kontrasepsi, Meningkatkan keterlibatan pria dalam
keluarga berencana, Untuk pasangan memungkinkan
hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat
dalam, efektif : Bagi wanita yang suami atau
pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi.
b. Indikasi
1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga
berencana
2. Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB
lainnya
3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan
segera
4. Pasangan yang memerlukan metode sementara,
sambil menunggu metode yang lainnya
5. Pasangan yang memerlukan metode
pendukung serta Pasangan yang melakukan
hubungan seksual tidak teratur.
c. Kontraindikasi
1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini.
2. Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit
bekerja sama
5. Pasangan yang kurang dapat saling
berkomunikasi dan pasangan yang tidak bersedia
melakukan sanggama terputus.
3. Suhu basal
a. Definisi dan tujuan suhu basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan
aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk
mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu
basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer
basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral,
per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada
lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu
normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik
menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali
pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi
masa subur/ovulasi.
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita
mengukur suhu tubuhnya setiap hari untuk mengetahui
suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt /
basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan
naik sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap sampai masa
ovulasi berikutnya. Hal ini terjadi karena setelah ovulasi
hormone progesterone disekresi oleh korpus luteum
yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik.
Adapun kelemahan dari metode ini
adalah membutuhkan motivasi, Perlu diajarkan oleh
spesialis keluarga berencana alami, Suhu tubuh basal
dipengaruhi oleh penyakit, Apabila suhu tubuh tidak
diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal, Tidak
mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit
untuk mencapai kehamilan, Membutuhkan masa
pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi
pasca ovulasi. Sedangkan Keuntungan dari metode ini
adalah Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
pasangan terhadap masa subur, Membantu wanita yang
mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi, Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh
lain seperti lender serviks, Berada dalam kendali wanita,
Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan
kehamilan. Efek SampingPantang yang terlampau lama
dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita
sewaktu senggama. Daya guna teoritis adalah 15
kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per
100 wanita/tahun.

Anda mungkin juga menyukai