Fakta: Semua tergantung pada reseptor tubuh masing-masing. Jika Anda menjalani pola hidup sehat,
maka Anda tidak akan mengalami kenaikan berat badan.
Fakta: Hal ini terjadi hanya jika memenuhi tiga kriteria, yaitu: ibu menyusui secara eksklusif; bayi
berumur kurang dari 6 bulan; dan ibu belum mendapat menstruasi. Jika salah satu kriteria tersebut tidak
terpenuhi, maka tetap perlu menggunakan kontrasepsi.
Mitos: Menggunakan kontrasepsi dalam jangka waktu lama dapat mengganggu kesuburan
Fakta: Penggunaan alat kontrasepsi dalam jangka panjang tidak berarti mengganggu kesuburan. Ketika
Anda berhenti memakai alat kontrasepsi, kemungkinan untuk hamil kembali amat besar.
Fakta: Pasangan mana pun, baik yang sudah atau belum memiliki anak, dapat menggunakan IUD.
Namun, kondisi kesehatan mereka harus baik (tidak memiliki penyakit kanker rahim, leher rahim,
ovarium, dan penyakit menular seksual). Setelah itu, cukup sesuaikan ukuran IUD dengan panjang rahim
Anda.
Fakta: IUD tidak dapat berpindah tempat, namun tetap diperlukan kontrol untuk mengecek lokasi IUD
dalam rahim. Karenanya, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setahun sekali ke bidan/dokter
atau jika ada keluhan.
Fakta: Morning pill atau kontrasepsi darurat bertujuan untuk mencegah kehamilan pada saat Anda lupa
menggunakan kontrasepsi maksimal dalam jangka waktu 120 jam setelah berhubungan. Kalau memang
sudah terjadi kehamilan, maka tidak akan berpengaruh terhadap janin.
Mitos: Kontrasepsi tidak diperlukan bagi wanita di atas umur 35 tahun
Fakta: Tidak benar, karena selama belum memasuki menopause, wanita masih berpeluang untuk hamil.
Fakta: Satu-satunya alasan Anda perlu break dari kontrasepsi adalah pada saat Anda berharap ingin
hamil kembali.
Fakta: Pil KB yang memiliki kandungan hormon progesteron, berfungsi mengurangi kelebihan hormon
androgen dalam tubuh wanita. Salah satu penyebab wanita memiliki banyak jerawat dan bulu-bulu
halus berlebihan
Banyak yang beranggapan penggunaan alat kontrasepsi akan membuat Anda jadi susah hamil di masa
depan. Hal ini yang kemudian membuat banyak ibu enggan menggunakan alat kontrasepsi.
Padahal, anggapan itu hanyalah mitos alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi memang mengatur kesuburan
Anda agar kehamilan tidak terjadi.
Waktu kembalinya kesuburan ini akan bergantung pada jenis alat kontrasepsi yang Anda gunakan.
Misalnya, pada penggunaan alat kontrasepsi pil dan spiral, kesuburan dapat langsung kembali setelah
Anda menghentikan penggunaannya.
Akan tetapi, pada alat kontrasepsi suntik, membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengembalikan
kesuburan.
Artikel Lainnya: Perhatikan Ini Saat Memilih Metode Kontrasepsi
2 dari 5
Faktanya, perempuan masih bisa hamil hingga berusia lebih dari 40 tahun, selama belum memasuki
masa menopause. Umumnya, menopause dialami perempuan ketika berusia 40 tahun ke atas.
Oleh sebab itu, berhati-hatilah jika Anda belum menopause, sebaiknya Anda tetap menggunakan alat
kontrasepsi. Jangan sampai mitos alat kontrasepsi ini membuat kehamilan yang tidak direncanakan.
Alat kontrasepsi terdiri dari dua jenis, yaitu hormonal dan non-hormonal. Di antaranya keduanya, hanya
hormonal yang dapat meningkatkan berat badan.
Adapun yang non-hormonal sama sekali tidak memengaruhi berat badan Anda.
Alat kontrasepsi hormonal punya kandungan estrogen yang bisa memengaruhi peningkatan nafsu
makan dan retensi cairan tubuh. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak selalu terjadi pada setiap pengguna.
Terbukti, ada banyak juga pengguna alat kontrasepsi hormonal yang tidak mengalami perubahan berat
badan secara signifikan.
3 dari 5
Morning pill atau kontrasepsi darurat adalah metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pasca-
hubungan seksual yang dilakukan tanpa pengaman.
Kontrasepsi ini dapat mencegah lebih dari 95 persen kehamilan bila digunakan 3-5 hari usai hubungan
seksual berisiko.
Jenis kontrasepsi tersebut bekerja dengan mencegah proses ovulasi dan pembuahan.
Namun, apabila proses pembuahan telah terjadi, morning pill tidak akan efektif lagi dan kehamilan tetap
akan terjadi. Jadi, jangan percaya pada mitos alat kontrasepsi yang satu ini.
Artikel Lainnya:
Berbagai metode kontrasepsi memiliki cara penggunaan dan jadwalnya masing-masing. Pil KB, misalnya,
perlu diminum setiap hari dan sebaiknya pada jam yang sama.
Sayangnya, mitos alat kontrasepsi yang sering beredar adalah pil KB cukup diminum saat berhubungan.
Hal ini tentunya bisa menyebabkan pil KB menjadi tidak efektif mencegah kehamilan.
Contoh lain, suntik KB umumnya berjangka waktu satu dan tiga bulan. Pastikan Anda kontrol sesuai
jadwal. Jika terlambat, gunakan alat kontrasepsi lain sementara waktu, misalnya kondom.
Jadi, agar tetap efektif penggunaan masing-masing metode kontrasepsi harus dengan cara tepat dan
sesuai jadwal.
4 dari 5
7. Mitos: Tidak Perlu Pakai Kontrasepsi Jika Berhubungan Intim Hanya Sekali
Faktanya, kapan pun Anda berhubungan intim, selalu ada kemungkinan kehamilan terjadi.
Artinya, walaupun bercinta untuk pertama kalinya atau hanya satu kali berhubungan intim, kehamilan
tetap dapat terjadi.
Jika Anda dan pasangan ingin menunda kehamilan, wajib menggunakan kontrasepsi kapan pun
berhubungan intim.
Pada dasarnya alat kontrasepsi telah teruji secara klinis, sehingga aman untuk digunakan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Banyak pandangan yang keliru di masyarakat mengenai hubungan seksual dan kontrasepsi. Kontrasepsi
dapat memungkinan Ibu memilih kapan untuk hamil.
Kehamilan yang baik adalah kehamilan yang diinginkan dan direncanakan. Kontrasepsi merupakan salah
satu dari sekian banyak metode untuk merencanakan kehamilan yang Ibu dan Suami inginkan. Banyak
pandangan umum yang salah di masyarakat mengenai fungsi kontrasepsi sebagai solusi perencanaan
kehamilan. Melalui artikel ini, Tim Ahli Nutriclub akan memberikan penjelasan mengenai mitos dan fakta
seputar kontrasepsi agar Ibu dapat menggunakan kontrasepsi sesuai dengan fungsi kemanfaatannya.
Metode kontraspesi seperti kondom adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang membantu perlindungan
terhadap IMS dan juga kehamilan. Sebaiknya, Ibu menggunakan kondom untuk melindungi kesehatan
seksual Ibu dan suami. Sedangkan jenis kontrasepsi yang lain dapat Ibu gunakan untuk mencegah
kehamilan.4
Ada beberapa metode kontrasepsi yang efektif dalam mencegah kehamilan. Namun banyak juga mitos
atau informasi yang salah tentang hubungan seksual dan pengunaan kontrasepsi. Berikut beberapa
mitos yang umum beredar di masyarakat dan fakta dibaliknya.5
Menyusui cenderung menunda masa ovulasi, namun, hal ini bukan jaminan. Ovulasi dapat terjadi
bahkan ketika seorang wanita menyusui, jadi masih ada kemungkinan untuk Ibu menyusui untuk hamil
kembali. Sebaiknya, Ibu menggunakan kontrasepsi jika ingin menghindari kehamilan.
Kehamilan terjadi bila sperma dari pria membuahi telur dari wanita. Tidak perlu bagi seorang wanita
mencapai orgasme untuk dapat hamil. Seorang wanita pada usia subur biasanya melepaskan telur setiap
bulan sebagai bagian dari siklus menstruasinya yang teratur (ovulasi)
3. Saya tidak akan hamil jika mencuci vagina setelah berhubungan seks
Mencuci vagina atau douching bukan merupakan metode kontrasepsi yang efektif. Setelah ejakulasi,
sperma akan memasuki serviks dan berada di luar jangkauan dari cairan pencuci vagina.
4. Saya tidak perlu kontrasepsi karena kita hanya melakukan hubungan seks selama waktu "aman". Ibu
hanya subur satu hari dalam sebulan
Mitos seperti ini kemungkinan besar muncul dari kurangnya pemahaman dari siklus menstruasi. Ada
empat hormon utama (bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ) yang
terlibat dalam siklus menstruasi: follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), estrogen,
dan progesterone. Keseimbangan hormon ini mengatur ovulasi, dan jika telur tidak dibuahi, menstruasi
akan terjadi. Sebagian besar siklus wanita yang kurang teratur sering terjadi akibat keseimbangan
hormon yang terganggu oleh berbagai faktor, termasuk usia, berat badan, stres, obat-obatan, dan lain-
lain. Oleh karena itu, penentuan waktu ovulasi dan memprediksi saat "aman" bisa menjadi sulit.
Pasangan yang telah sukses dengan metode ritme kontrasepsi harus berhati-hati memantau siklus
menstruasi perempuan dan mengevaluasi gejala ovulasi, serta faktor-faktor eksternal lainnya.
5. Saya tidak akan hamil jika melakukan hubungan seks sambil berdiri atau jika saya di atas
Beberapa orang percaya bahwa berhubungan seks dalam posisi tertentu, seperti berdiri, akan memaksa
sperma keluar dari vagina wanita. Sebenarnya, posisi berhubungan seks tidak memiliki hubungan
dengan terjadinya pembuahan. Ketika seorang pria berejakulasi, sperma akan disimpan baik di dalam
vagina. Sperma akan secara alami mulai bergerak ke atas melalui saluran serviks segera setelah ejakulasi
terjadi.
6. Anda dapat menggunakan bungkus plastik atau balon jika Anda tidak memiliki kondom
Bungkus plastik dan balon tidak baik untuk digunakan sebagai kondom. Mereka tidak dapat terpasang
dengan baik dan mudah robek saat berhubungan seks. Kondom dibuat secara khusus untuk dipakai,
memberi perlindungan yang baik, dan diuji secara menyeluruh untuk efektivitas maksimum saat
berhubungan seks.
7. Saya tidak akan hamil jika pasangan saya menarik keluar sebelum ia ejakulasi
Menarik keluar penis sebelum ejakulasi dikenal sebagai metode penarikan, dan bukan salah satu
metode yang mudah untuk kontrasepsi. Beberapa cairan ejakulasi (cairan yang berisi sperma)
kemungkinan akan dikeluarkan sebelum pria itu benar-benar mencapai klimaks. Selain itu, beberapa
orang mungkin tidak memiliki kemauan atau bisa menarik tepat waktu.
8. Saya tidak akan hamil karena ini adalah pertama kalinya saya berhubungan seks
Seorang wanita bisa hamil setiap saat ovulasi terjadi, bahkan ketika pertama kali berhubungan seks.
9. Saya tidak akan hamil jika saya mandi setelah berhubungan seks, atau jika saya buang air kecil setelah
berhubungan seks
Mencuci atau buang air kecil setelah berhubungan seks tidak akan menghentikan sperma yang sudah
masuk rahim melalui serviks.
Pada beberapa wanita, satu siklus menstruasi lengkap memerlukan hormon dalam pil (kontrasepsi oral)
untuk bekerja dengan hormon alami wanita agar mencegah ovulasi. Beberapa dokter menyarankan
menggunakan metode back-up atau cadangan dari kontrasepsi selama bulan pertama minum pil.
Pastikan Ibu memilih konteasepsi yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Ibu. Konsultasikan
dengan dokter atau tenaga medis terkait terkait pemilihan kontrasepsi yang cocok dengan kebutuhan
dan kondisi Ibu. Selain itu, persiapkan kehamilan dengan baik agar Ibu dan Suami dapat lebih teliti
mengatur segala sesuatu terkait kehadiran si Kecil dalam keluarga.