Pengertian KB
KB atau Keluarga Berencana merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh
pemerintah Indonesia untuk mengontrol jumlah populasi rakyat di Indonesia yang makin
meledak. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible
(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang
dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau
kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut
sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan
dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier
(penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti
IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat
bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk
mencegah fertilisasi (pembuahan).
Manfaat KB
Setiap tahun ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi
kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tidak aman. KB bisa
mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan misalnya, KB dapat mencegah
munculnya bahaya-bahaya akibat:
Metode-Metode KB
Apabila sudah mengambil keputusan akan menggunakan kontrasepsi dalam penerapan
program Keluarga Berencana ini, kini tiba saatnya memilih metode yang paling cocok.
Kontrasepsi dalam KB sendiri memiliki tujuh metode dalam penerapannya, yaitu :
1. Metode perintang, yang bekerja dengan cara menghalangi sperma dari pertemuan dengan
sel telur (merintangi pembuahan).
Metode ini tidak mengubah cara kerja tubuh perempuan maupun pasangannya. Efek
sampingnya sangat sedikit serta aman untuk ibu yang sedang menyusui. Sebagian besar juga
melindungi dari penularan berbagai penyakit melalui hubungan seksual, termasuk
HIV/AIDS. Contoh alat yang digunakan pada metode ini adalah kondom (untuk lelaki),
kondom perempuan, diafragma, serta spermisida.
2. Metode hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit
pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan
yang tak dikehendaki. Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2
hormon yaitu estrogen dan progestin. Keduanya serupa dengan hormon-hormon alamiah
yang dihasilkan tubuh Anda, yakni estrogen dan progesteron.
Perbedaan antara metode hormonal dan metode perintang adalah metode hormonal mengubah
proses kerja tubuh, sedangkan metode perintang tidak. Dengan metode hormonal, indung
telur (ovarium) dihalangi sehingga tidak melepas sel telur ke dalam rahim. Selain itu metode
ini juga menyebabkan lendir mulut rahim menjadi kental, sehingga menghalangi sperma bila
hendak masuk.
Kebanyakan pil KB dan beberapa suntikan mengandung hormon progestin dan estrogen
sekaligus. Ini disebut pil atau suntikan terpadu. Kedua hormon itu bersama-sama bekerja
memberi perlindungan yang bagus agar tidak hamil. Namun bila ada masalah-masalah
kesehatan tertentu, sebaiknya jangan memakai metode terpadu. Bila sedang menyusui,
sebaiknya juga jangan menggunakan pil atau suntikan terpadu.
Pil progestin, susuk, dan beberapa suntikan lain, tidak mengandung estrogen. Progestin saja
(tanpa estrogen) lebih aman ketimbang pil atau suntikan terpadu, bila sedang mengalami
problema kesehatan yang berhubungan dengan estrogen, atau sedang dalam masa menyusui
bayi.
3. Metode yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk
mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel
telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra Uterine
Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral apa yang dipakai, spiral bisa bertahan dalam
rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus
dikeluarkan dan diganti.
4. Metode alamiah, yang membantu mengetahui kapan masa subur, sehingga dapat
menghindari hubungan seks pada masa itu. Yang dimaksudkan dengan istilah alamiah di
sini adalah metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi
ciri khas metode perintang), juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metode
hormonal).
5. Metode permanen, atau metode yang menjadikan seseorang tak bisa lagi memiliki anak
untuk selamanya lewat suatu operasi. Contohnya melalui proses sterilisasi, yaitu operasi pada
tubuh perempuan atau laki-laki agar steril atau tak mampu tak lagi mempunyai anak.
Kemungkinan terjadi kehamilan setelah sterilisasi hampir nol. Karena itu perlu pemikiran
yang matang sebelum memilih metode ini dan harus yakin betul apabila sudah tidak ingin
punya anak lagi di masa mendatang.
6. Metode Tradisional
Tiap masyarakat punya metode-metode pencegahan kehamilan khasnya sendiri yang
diturunkan dari nenek moyang. Meski jarang seefektif metode KB modern, banyak juga yang
berhasil. Yang harus diingat adalah ada metode-metode tradisional yang tidak membawa
hasil sama sekali dan ada yang malah membahayakan. Ada dua metode yang umumnya
manjur untuk mencegah kehamilan:
7. Metode Darurat
Metode-metode darurat adalah cara-cara menghindari kehamilan setelah terlanjur
berhubungan seks tanpa pelindung. Metode-metode ini mengupayakan agar sel telur yang
telah dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan berkembang menjadi janin.
Jadi, metode-metode darurat tidak dianjurkan untuk dipilih dalam keadaan apapun. Metode-
metode ini hanya untuk keperluan mendesak dan jangan dijadikan acuan kebiasaan. Lagi
pula, metode-metode ini hanya berhasil bila dilakukan seketika atau secepat mungkin setelah
selesai berhubungan seks.
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil sensus penduduk tahun 2009 dikemukakan bahwa penduduk Indonesia
mencapai 231 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia pertahun sebesar 1,29%.
Berdasarkan penilaian United Nations Development Program (UNDP) pada tahun 2005,
kualitas sumber daya manusia yang diukur melaui indeks pembangunan. Manusia telah
menempatkan Indonesia pada urutan peringkat 110 dari 177 negara. Kondisi ini akan
semakin terpuruk jika program pembangunan yang disiapkan pemerintah tak mampu
menyentuh seluruh masyarakat. Itu sebabnya pemerintah pusat perlu terus memberikan
perhatian terhadap program KB. Tujuannya adalah untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk agar program pembangunan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
(Humaniraya, 2009).
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).
(2005) dan pelaksanaan program KB masih mengalami beberapa hambatan. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, masih sekitar 40% Pasangan Usia
Berdasarkan data survey demografi dan kesehatan Indonesia pada tahun 2007
pengguna kontrasepsi IUD menduduki peringkat ke empat, dari sejumlah 746.702 peserta KB
Berdasarkan hasil survey Demografi dan Kesehatan di indonesia tahun 1994, pemakai
IUD yang tertinggi adalah Bali (41,1 %) disusul Yogyakarta dan Sulawesi Utara. Secara
nasional program KB menargetkan pencapaian akseptor pada tahun 1985 sebesar 60 %. Bali
sebagai bagian wilayah Indonesia juga melaksanakan program KB secara resmi sejak tahun
1970. Pada tahun 2002 telah tercapai 75 % melebihi target nasional yakni 60% (Stratfield,
2002).
Sumatera Utara pada bulan januari tahun 2009 diketahui bahwa dari 2.041.398 Pasangan Usia
Subur, terdiri dari peserta KB aktif sebanyak 1.309.498 Pasangan Usia Subur (64,14%), dan
Pasangan Usia Subur yang bukan merupakan peserta KB sebanyak 731.900 Pasangan Usia
Subur (35,85%), yang menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 137.321 Pasangan Usia
Di kota Medan bulan Oktober tahun 2009 diketahui bahwa dari 50.361 Pasangan Usia
Subur, terdiri dari peserta KB aktif sebanyak 38.222 Pasangan Usia Subur (75,89%), dan
Pasangan Usia Subur yang bukan merupakan peserta KB sebanyak 12.139 Pasangan Usia
Subur (24,10%), yang menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 1.524 Pasangan Usia Subur
Angka kesuburan total atau TFR di Indonesia turun dari 5,6% menjadi 2,6%. Tahun
2002 sampai 2003 menurut BPS (Biro Pusat Statistik), DepKes, 2003. Sebagai aspek
kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan banyak yang belum terpenuhi karena ketidak
tersediaan konseling dan pelayanan KB yang merupakan hal terpenting dalam menurunkan
resiko. Pada tahun 2003 yaitu 2/3 atau (66,67%) perempuan menikah di Indonesia
IUD atau Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah satu alat kontrasepsi modern
yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi
efektiftasnya sangat tinggi, yaitu 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
(Maryani, 2008).
cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah Pasangan Usia Subur <20 tahun dengan
tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur 20-35 tahun dengan tujuan mengatur
kesuburan dan menjarangkan kehamilan, Pasangan Usia Subur dengan usia >35 tahun
2.2 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya terdapat 3 cara, yaitu :
Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan
dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima oleh banyak orang,
2.3 IUD
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD atau AKDR adalah
suatu alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini
merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia
dengan pemakai saat ini mencapai sekitar 100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih
dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih. (Anna, 2006).
- IUD mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk pembuahan.
Sejarah mula IUD/AKDR tidak begitu jelas. Akan tetapi terungkap bahwa pada
zaman dahulu orang arab memasukkan batu kedalam rahim unta mereka dan ternyata unta
mereka memang tidak hamil. IUD/AKDR mulai dikembangkan pada tahun 1909 di polandia,
yaitu ketika Richter membuat suatu alat kontrasepsi dari benang sutra tebal yang dimasukkan
kedalam rahim. Kemudian pada tahun 1930 berkembang dengan dibuatnya cincin perak yang
juga dimasukkan kedalam rahim dan hasilnya memuaskan. Pada tahun 1962 Dr.Lippes
membuat IUD/AKDR dari plastik yang disebut lippes loop (Niken, 2010).
Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila digunakan dengan baik dan benar, namun
ada beberapa metode yang tingkat ketergantungannya cukup tinggi. Kontrasepsi ini Jika tidak
dibina dengan baik maka angka kegagalannya akan tinggi. Salah satu metode tersebut adalah
IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100% tergantung
pada jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A memiliki efektifitas
cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada
penelitian yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per
a. Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja anti karat (the Chinese ring).
b. Mengandung tembaga, seperti Cu T380A, Cu T200C, Multiload (Cu ML250 dan 375), Nova
oleh kawat tembaga halus, sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10
tahun).
c. Mengandung hormon steroid, seperti progestasert (hormon progesterone), dan levonol
Sangat efektif > 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
- Perdarahan (spotting)
1. Komplikasi lain :
3. Tidak baik digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit IMS atau pada
6. Perempuan juga harus rajin memeriksa benang IUD dari waktu kewaktu dengan cara
- Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
d. Infeksi panggul, erosi serviks, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya,
e. Menoragia dan anemia, memiliki banyak pasangan seksual, usia dan nuliparitas, (Anna,
2006).
f. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
- Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil
- Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan.
- Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi
- Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi, (Sarwono, 2006).
2.4.1 Umur
Umur adalah usia individu yang dihitung mulai dari dilahirkan sampai saat sekarang
ini. Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang karena dengan semakin
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Faktor umur sangat berpengaruh pada aspek reproduksi manusia terutama dalam
pengaturan jumlah anak yang dilahirkan yang akan berhubungan dengan pola kesehatan ibu,
dimana untuk Pasangan Usia Subur yang berumur dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilan dengan menggunakan pil KB, suntik, susuk, kondom atau intravag. Pasangan Usia
Subur yang berumur diatas 35 tahun atau pada fase mengakhiri kesuburan. Dianjurkan
2.4.2 Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
(Alwi,2003).
Menurut Suwarno yang dikutip oleh Nursalam (2001), pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang,
karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi baru
(Notoatmodjo, 2003).
yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memberikan
tanggapan yang rasional dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan sama sekali.
Oleh karena itu mereka yang berpendidikan lebih tinggi dalam menghadapi sesuatu tantangan
dan gagasan baru akan lebih banyak menggunakan rasio dibandingkan perasaannya.
Sedangkan bagi mereka yang berpendidikan lebih rendah lebih banyak menggunakan
2.4.3 Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan baik hidup maupun mati, persalinan yang
pernah dialami oleh seorang wanita dari kehamilan yang pertama sampai kehamilan
sekarang. Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam hubungan kesehatan
Pasangan Usia Subur. Tingkat paritas yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang lebih, dibandingkan dengan tingkat paritas yang lebih rendah ( Notoatmojo,
2003).
Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal.
Paritas >3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko pada paritas pertama
dapat ditangani dengan asuhan obstetrik yang lebih tinggi, sedangkan resiko pada paritas
Wanita usia subur dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah terlalu,
yaitu : terlalu banyak, seorang wanita dengan jumlah anak lebih dari 4 orang akan lebih
sering mengalami kematian karena perdarahan setelah persalinan atau penyebab yang lain
(Hartanto, 2004).
informasi pesan. Semakin banyak informasi yang didapat, semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat tentang kesehatan, salah satunya tentang Alat Kontrasepsi IUD (Meliono,
2009).
kesehatan). Pada umumnya pendekatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah dengan
- Extern yaitu Sumber Informasi yang didapat dari Media Elektronik (televisi, radio, CD, dan
lain-lain), ataupun Media Cetak ( majalah, koran, buku, dan lain-lain). Sumber informasi
kesehatan yang tepat mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan pengetahuan