Oleh:
Stephanie Dwi Hapsari Prabowo
NIM. 180070300111032
5) Menyusui (Laktasi)
Mekanisme - Interval menyusui < 4 jam, atau minimal bayi menyusu 6 kali
kerjanya sehari masing-masing payudara kanan dan kiri secara
bergantian.
- Bayi hanya mendapat ASI atau sebagian besar ASI.
- Tidak diperkenankan ada jeda waktu berhenti menyusui sejak
bayi lahir sampai enam bulan berikutnya.
- Tidak ada perdarahan pervaginal sejak selesainya masa nifas.
Kelemahannya Bayi malas menyusu, ibu malas menyusui, ibu bekerja, ASI tidak
keluar
Keunggulannya Dapat dilakukan kapan saja, tanpa biaya
Kegagalan + 1%
6) Abstinence
Metode ini adalah metode dengan tidak melakukan sexual intercourse.
Namun, metode ini tidak efektif untuk mencegah kehamilan (failure rate 85%
pada orang yang tidak menggunakan kontrasepsi) tetapi paling efektif untuk
mencegah STIs (Sexually Transmitted Infection) (Puspitasari, 2008).
2) Estrogen/Progesteron Patch
- Transdermal patches yang memiliki sifat lambat tapi berkelanjutan memberi
kombinasi efek estrogen dan progesteron.
- Dipasang sekali seminggu, selama 3 minggu pada minggu ke 4 tidak
dipasang → Mens terjadi.
- 1 patch untuk 1 minggu, persediaan jumlah patch yaitu 4 patch dimana 3
dipakai dan 1 cadangan.
- Area pemasangan : Lengan atas luar, upper torso (depan atau belakang,
kecuali payudara), abdomen, pantat. Hindari area yang memakai make-up,
lotion, cream, Kulit merah, iritasi atau lesi terbuka.
- Kelebihan : Mudah unutk dipatuhi dan Letak patches tersembunyi.
- Kurang efektif jika individu yang menggunakan pacth memiliki BB > 90kg.
3) Vaginal Rings
Vaginal ring berupa lingkaran silikon yang mengelilingi cerviks dan
dapat mengeluarkan estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dan
progesteron dikeluarkan langsung diserap oleh membran mucosa vagina, tidak
melalui “first pass” di liver sehingga aman untuk penderita liver disease.
Sementra itu, fertility kembali segera setelah ring dilepas. Pemasangan
dilakukan selama 3 minggu dan dilepas 1 minggu karena mens terjadi.
Efektifitas : 99,7%
Vaginal Ring
b. IUCD
- Dipasang 5 hari post unprotected intercourse (jarang dipakai)
- Kontrasepsi ini dilakukan karena tidak ada proteksi pada saat hbungan
sexual.
5) Subcutanous Implant
Norplant berupa 6 batang nonbiodegradable silastic implant yang berisi
levonorgestrel (sintetis progesteron). Dipasang di subcutan lengan atas bagidan
dalam dengan ketentuan:
a. Dipasang ditangan nondominan ibu, karena tangan yang dipasang tidak
boleh digunakan untuk mengangkat benda berat.
b. Pemasangan harus dicek karena bisa bergeser dari tempat semula dan
menimbulkan nyeri serta edema Batang implant harus segera dilepas
Masa aktif norplant yaitu 5 tahun dengan mekanisme kerja yaitu mengeluarkan
hormon, menekan ovulasi, mengentalkan cervical mucus, membuat
endometrium tidak siap untuk implantasi.
- Saat menstruasi atau < 7 hari siklus menstruasi
Waktu Pasang - Segera setelah abortus
- 6 minggu post partum
- Peningkatan BB
- Siklus menstruasi tidak teratur
Efek samping - Rambut rontok
- Depresi
- Scar pada tempat insersi
- Wanita hamil
Kontraindikasi - Jarak ingin hamil lagi antara 1-2 tahun
- Tidak terdeteksinya perdarahan uterus
6) Intramuscular Injections
Terdapat 2 jenis yaitu:
a. Depo-Provera (medroxyprogesteron acetate) tiap 12 minggu
- Merupakan progesteron tersintesis
- Boleh unutk ibu menyusui
b. Cyclofem (sintetis estrogen-progesteron) tiap 30 hari
Mekanisme kerja keduanya adalah dengan menekan ovulasi, mengubah
endometrium, dan cervical mucus. Efektifitas metode ini yaitu 100% dengan efek
samping siklus mens tidak teratur, sakit kepala, peningkatan BB, dan depresi
Adapun kelemahan :dari metode ini yaitu:
- Mempengaruhi toleransi glukosa sehinnga tidakdiperuntukkan bagi diabetes
- Resiko osteoporosis → Diet calcium > 1,200mg/hr dan latihan beban
- Mengharuskan ke health provider untuk mendapatkan suntik berikutnya
- Fertility kembali 6-12 bulan
8) Barier Method
a. Spermicidal
- Mematikan spermatozoa sebelumdapat memasuki cerviks dengan cara
meng-asam-kan pH vagina
- Kelebihan : Dibeli tanpa resep, Biaya murah, Menambah efektifitas
kontrasepsi lain jika digunakan bersama-sama, dan Banyak jenisnya
b. Diaphragma
- Circular rubber disk yang ditempatkan menutupi cerviks.
- Tujuan untuk mem-blok masuknya spermatozoa.
- Menggunakan resep dan pemasangan pertama dipasang tenaga
kesehatan.
- Bentuk cerviks dapat berubah karena hamil, abortus, bedah cerviks,
terapeutik aborsi sehinnga dilakukan 2 kali fitting
- Dilakukan 6-12 jam post intercourse.
c. Male Condom
Failure rate : 2-15%
d. Female Condom
Failuer rate : 5-21%
Kerugian Kondom:
Dapat disimpan sampai 5 tahun, tetapi dapat rusak lebih cepat kalau
disimpan di tempat yang panas, terkena sinar matahari, atau lembab dan
akan mudah sobek kalau sudah rusak atau diperlakukan kasar
Pemakaiannya dirasakan mengganggu kegiatan sanggama
Beberapa pemakainya mengatakan dapat mengurangi kenikmatan seksual.
Kontra indikasi Kondom:
Setiap pria dapat memakai kondom kecuali dia atau pasangannya rentan
(alergi /sensitif) terhadap lateks.
9) Surgical Method
a. Vasectomy
Incisi di scrotum kanan-kiri, kemudian vas deferens dipotong dan diikat
atau di cauter, untuk mem-blok keluarnya spermatozoa. Meskipun demikian
seminal fluid tetap diproduksi, ejakulasi tetap terjadi. Reanastomosis bisa
dilakukan tapi kualitas sperma tidak bisa kembali maksimal seperti keadaan
awal.
Setelah dilakukan vasektomi perlu berhati-hati ketika melakukan coitus.
hal ini karena spermatozoa bisa disimpan (frozen) dan spermatozoa masih
tersisa dalam vas deferens 10-20 ejakulasi setelah dilakukan masektomi.
Adapun syarat vasectomy, yaitu sebagai berikut:
- Usia tidak boleh kurang dari 30 tahun
- Usia istri 20-45 tahun
- Anak paling sedikit 2 orang, anak terkecil usia 5 tahun dan disetujui istri.
b. Tubal Ligation
Dilakukan dengan Laparoscopy kemudian dilakukan incisi 1 cm
dibawah umbilicus. Prosedur ini dilakukan setelahmens sebelum ovulasi
terjadi, 4-6 jam post partum atau post abortus (biasa dilakukan 12-24 jam
PP). Komplikasi yang dapat terjadi yaitu perforasi bowel, perdarahan, efek
general anesthesia. Kontraindikasi tubal ligation yatu umbilical hernia,
extensive obesity.
Adapun syarat tubal ligation, antara lain yaitu:
- Anak paling sedikit 2, usia anak terkecil 5 tahun
- Usia ibu x jumlah anak = 100
- Disetujui suami
c. Tablet Berbusa
Tablet ini dimasukkan ke dalam vagina, akan berbusa dan busa ini
akan masuk ke celah-celah yang kecil yang mungkin mengandung
spermatozoa. Namun angka kegagalannya tinggi yaitu sekitas 22,5
kehamilan / 100 wanita / tahun. Walaupun tingkat kegagalannya cukup
tinggi, namun karena alat kontrasepsi ini mudah diterima, aman dan
sederhana, oleh sebabitu masih ditawarkan dinegara-negara yang sedang
berkembang, karena bagaimana pun juga lebih baik mempergunakan salah
satu cara kontrasepsi yang sederhana daripada tidak menggunakan sama
sekali.
d. Suppositoria Kimiawi
Mudah dipakai tetapi kurang dapat dipercaya efektifitasnya untuk
mencegah kehamilan. Bila melakukan coitus beberapa kali maka
suppositoria harus dimasukkan ke vagina beberapa kali pula.
Terdiri dari gelatin atau mentega cacao yang mencair dngan cepat
pada suhu badan. Yang diragukan adalah apakah cairan ini akan menyebar
merata pada seluruh vagina.
c. Intervensi Keperawatan
1) Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak
mengalam inyeri
Kriteria hasil :
- Klien melaporkan nyeri berkurang
- Klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
- Klien mampu mengenali nyeri
No Intervensi
1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3 Kontrol tekanan darah klien
4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dank ebisingan
5 Kurangi faktor presipitasi nyeri
6 Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dada, relaksasi, distraksi, kompres
hangat atau dingin
8 Tingkatkan istirahat
9 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri,
2) Ansietas
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil:
- TTV klien dalam batas normal
- Posturtubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol
cemas
No Intervensi
1 Identifikasi tingkat kecemasan
2 Bantu klien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan
3 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan persepsi
4 Dengarkan dengan penuh perhatian
5 Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
7 Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
8 Instruksikan pada klien untuk menggunakan teknik relaksasi
9 Berikanobat anti cemas
3) Kurang Pengetahuan
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama1x24 jam klien menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil:
- Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
- Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskansecara benar
- Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
No Intervensi
1 Kaji tingkat pengetahuan klien
2 Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis-jenis kontrasepsi, kekurangan & kelebihan masing-
masing kontrasepsi dan cara penggunaannya
3 Jelaskan cara mengatasi masalah yang mungkin muncul setelah pemakaian
kontrasepsi
4 Diskusikan pemilihan kontrasepsi
5 Dukung klien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat
6 Kaji tingkat pengetahuan klien
8 Jelaskan cara mengatasi masalah yang mungkin muncul setelah pemakaian
kontrasepsi
9 Diskusikan pemilihan kontrasepsi
DAFTAR PUSTAKA