Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SEMENTARA FARMAKOLOGI

FARMAKOLOGI PIL ORAL KONTRASEPSI

DISUSUN OLEH :

NAMA : ASTRI MELIASARI


NIM : 34190283
INSTRUKSI : Khafidoh Kurniasih, S.Farm.,Apt
TUGAS : FARMAKOLOGI II
TANGGAL : Jumat, 29 Oktober 2020
KELOMPOK : A1.3

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA


GLOBAL YOGYAKARTA

2020
1.1 Tujuan

Mahasiswa memahami pengertian, penggolongan, mekanisme


kerja, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping dari berbagai jenis obat
oral kontrasepsi.

1.2 Dasar Teori

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah


berhubungan intim. Alat ini atau cara ini bersifat tidak permanen dan
memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan.
Ada berbagai macam jenis. Pil oral kontrasepsi adalah alat kontrasepsi
pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara
per-oral/kotrasepsi oral. Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua
jenis hormon, yakni estrogen dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya
salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja menghambat terjadinya
ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak terjadi,
maka kehamilan pun tidak berbuah.

1.3 Macam pil oral kontrasepsi

a. Pil kombinasi: monofasik, bifasik, trifasik, untuk kedaruratan

b. Pil mini
1.4 Kelemahan pil oral kontrasepsi

a. Mahal

b. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan
meningkatkan kegagalan

c. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”

d. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,


fenilbutason dan antibiotik tertentu)

e. Tidak mencegah penyakit menural seksual, HBV, HIV/AIDS.

f. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa


tidak enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan
meningkat, jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan
darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya
khususnya buat perokok.

1.5 Kelebihan pil oral kontrasepsi

a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi

b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik

c. Tidak mengganggu hubungan seksual

d. Mudah digunakan

e. Mudah dihentikan setiap saat

f. Mengurangi perdarahan saat haid

g. Mengurangi insiden gangguan menstruasi

h. Mengurangi insiden anemia defisiensi besi

i. Mengurangi insiden kista ovarium

j. Mengurangi insiden tumor jinak mammae

k. Mengurangi karsinoma endometrium


1.6 Efek samping

Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil


berupa gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif:

a. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama)

b. Sakit kepala ringan, migrain

c. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada)

d. Tidak ada haid

e. Sukar untuk tidak lupa

f. Kemasan baru harus selalu tersedia sebelum pil kemasan sebelumnya


habis

g. Nafsu makan bertambah

h. Cepat lelah

i. Mudah tersinggung, depresi


Gejala-gejala obyektif:

a. Sedikit meningkatkan berat badan

b. Tekanan darah meninggi

c. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting,


perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak) terutama
bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil

d. Perubahan pada kulit: acne, kulit berminyak, pigmentasi/chloasma

e. Keputihan

f. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan


kualitas ASI

g. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah
tinggi terutama pada usia > 35 tahun
1.7 Cara pakai

Contoh:

Hari pertama haid: hari senin

1. Ambil tablet yang dibawahnya ada SEN.

2. Lanjutkan minum tablet setiap hari dengan mengikuti tanda panah


sampai habis (21 hari)

3. Berhenti minum tablet selama 7 hari (terjadi haid)

4. Setelah 7 hari bebas tablet, lanjutkan minum tablet dari kemasan


baru (walaupun haid belum selesai)

5. Harus mulai minum tablet pada kemasan baru pada hari senin juga.
SKENARIO

1. Ibu S dan suaminya berencana untuk menunda kehamilan karena sedang


merencanakan liburan ke luar negeri tahun depan. Ibu S binggung memilih
metode yang tepat untuk menunda kehamilannya dan khawatir akan efek
samping yang ditimbulkannya.

2. Ny. D datang ke dokter spesialis Obsgyn untuk berkonsultasi mengenai


kontrasepsi yang akan digunakan dalam rangka family planning. Setelah
berdiskusi diambil keputusan bahwa Ny D akan menggunakan pil oral
kontrasepsi. Ny D kemudian menebus resep dari dokter di apotek terdekat.
Ny D binggung bagaimana cara meminum obat oral kontrasepsi tersebut
karena bentuk dan kemanasan obat berbeda dan belum pernah dia lihat
sebelumnya. Oleh karena itu dia bertanya kepada farmasis agar
mendapatkan informasi yang jelas dan terpercaya.

1.8 Pembahasan
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan
(Sulistyawati, 2013).
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013). Tujuan program KB
lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna, untuk
mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang dikategorikan dalam
tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud dari
kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat
melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan
pada usia tua (Hartanto, 2002).
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh
sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah
dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
Macam-macam Kontrasepsi

1. Metode Kontrasepsi Sederhana


Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode
kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),
Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode
Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal
dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat
yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida.

2. Metode Kontrasepsi
Hormonal Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2
yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik)
dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi
terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon
yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani,
2010).
3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung
hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T
dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel
(Hartanto, 2002).
4. Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif


Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal
dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau
mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara
ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama
vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens
14 sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi
Definisi Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang


paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008).
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron
memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus
sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).

Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

1. Kontrasepsi Pil

Pengertian Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan


progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama
siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak
dan akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk
mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo
pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar,
dan terasa nyeri
2. Kontrasepsi Suntik

Efektivitas kontrasepsi Suntik, kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai


efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per
tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan. DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode
kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan
dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun
pemakain NET EN (Hartanto, 2002).
Cara kerja kontrasepsi Suntik yaitu, Mencegah ovulasi, Mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma,
Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi, Menghambat transportasi
gamet oleh tuba falloppii.
3. Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implant memiliki efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun


untuk Jedena, Indoplant, atau Implanon, Nyaman, Dapat dipakai oleh
semua ibu dalam usia reproduksi, Pemasangan dan pencabutan perlu
pelatihan, Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut, Efek samping
utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea,
Aman dipakai pada masa laktasi.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal

Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik,


terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus
dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran Folicle Stimulating
Hormone (FSH) sehingga perkembanagan dan kematangan Folicle De
Graaf tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat
pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen mempercepat peristaltik
tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium yang belum
siap untuk menerima implantasi. Selama siklus tanpa kehamilan, kadar
estrogen dan progesteron bervariasi dari hari ke hari. Bila salah satu
hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan balik (feedback)
menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse
mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi
dari hormon tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya. Bila
terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat
bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak
siklus, sehingga akan mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja
secara primer untuk membantu pengaturan hormon realising factors of
hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam
ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron
bekerja secara primer menekan atau depresi dan melawan isyarat-isyarat
dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini atau
prematur dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari
endometrium. Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen,
efek samping yang sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit
kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan. Rasa mual
kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. Retensi
cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat
meningkatkan berat badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan.
Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan
diuretik. Kadang- 16 kadang efek samping demikian mengganggu
akseptor, sehingga hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut.
Dalam kondisi tersebut, akseptor dianjurkan untuk melanjutkan
kontrasepsi hormonal dengan kandungan hormon estrogen yang lebih
rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon
progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan
dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan
disertai bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang
payudara mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus
yang kadang-kadang ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan
progesteron dalam dosis tinggi, disebabkan oleh meningkatnya infeksi
dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007). Komponen estrogen
menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air, dan garam, berat
badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat
menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan
perlunakan serviks. Komponen progesteron menyebabkan payudara
tegang, acne (jerawat), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang,
kaki dan tangan sering kram
Dalam kasus ini Ibu S dan suaminya berencana untuk menunda
kehamilan karena sedang merencanakan liburan ke luar negeri tahun
depan. Ibu S binggung memilih metode yang tepat untuk menunda
kehamilannya dan khawatir akan efek samping yang ditimbulkannya. Ibu
S bisa menggunakan metode IUD (Intrauterine Device), IUS (Intrauterine
System) atau IMPLAND.

Metode kontrasepsi dengan suntik, pil, kondom, atau Metode


Amenore Laktasi (MAL) atau menyusui juga dapat digunakan untuk
menunda kehamilan. Namun baru akan sangat efektif jika digunakan
dengan benar karena metode-metode tersebut harus dilakukan dengan
benar dan konsisten serta butuh tindakan yang berulang dan kedisplinan.
Jika ibu S khawatir akan efek sampinya ibu S bisa menggunakan IUS
(Intrauterine System) kelebihan IUS sangat praktis digunakan karena dapat
dipasang dan dilepas dengan mudah setiap saat dengan bantuan tenaga
kesehatan atau dokter. Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi jangka panjang
karena dapat digunakan selama 5 tahun. Kekurangan atau Efek samping
Menjadikan menstruasi lebih pendek, ringan dan mengurangi rasa sakit
ketika haid. Atau bisa juga menggunakan kondom. Kondom adalah alat
kontrasepsi yang mudah dan praktis digunakan. Efektivitas kondom dalam
mencegah kehamilan meningkat, terutama setelah ditambahkan lubrikan
spermisida di alat ini. Kelebihan: Selain kehamilan, kondom juga bisa
mencegah penularan penyakit kelamin, termasuk infeksi HIV/AIDS
Kekurangan atau efek samping: Penggunaan kondom bagi sebagian orang
dapat menimbulkan alergi dari bahan yang digunakan untuk membuat alat
kontrasepsi ini Pada pemakaian yang tidak tepat, kondom bisa terlepas.
Jika terjadi hal tersebut, kehamilan pun bisa terjadi.
Kasus 2
Ny. D datang ke dokter spesialis Obsgyn untuk berkonsultasi
mengenai kontrasepsi yang akan digunakan dalam rangka family planning.
Setelah berdiskusi diambil keputusan bahwa Ny D akan menggunakan pil
oral kontrasepsi. Ny D kemudian menebus resep dari dokter di apotek
terdekat. Ny D binggung bagaimana cara meminum obat oral kontrasepsi
tersebut karena bentuk dan kemanasan obat berbeda dan belum pernah dia
lihat sebelumnya. Oleh karena itu dia bertanya kepada farmasis agar
mendapatkan informasi yang jelas dan terpercaya. Seorang farmasis
menjelaskan bahwasanya obat yang diberikan kepada pasien seperti obat
kontrasepsi yang biasa di konsumsi, disini obat kontrasepsi ada 2 jenis
kemasan yaitu :

a. Pada kemasan yang berisi 21 pil, semua pil berwarna sama, dan di balik
kemasan yang berisi 21 pil, semua pil berwarna sama,dan dibalik kemasan
akan ada tulisan nama-nama hari. Ini sebernarnya cara untuk cara untuk
mengingatkan pengguna ppil kb agar teratur meminum pil kb. Minum pil kb
setiap intruksi (tanda panah) yang ada pada kemasan, dari awal hingga hari
ke 21, setelah itu berhenti minum pil kb selama 7 hari untuk memberi
kesempatan menstruasi datang. Jika setelah 7 hari anda tidak mengalami
menstruasi, anda dapat membeli blister baru dan melanjutkan untuk
pemakaian berikutnya.
b. Kemasan berisi 28 pil terdiri dari 21 pil aktif dan 7 pil kosong/placebo yang
bisanya warnanya akan berbeda dengan pil aktif. Sama dengan kemasan 21
pil, konsumsi 21 pil aktif setiap harinya setiap harinya mengikuti arah panah;
gunakan pil sesuai dengan nama hari yang tertera dibalik kemasan (jika hari
ini hari selasa, maka minum pil bertuliskan selasa) agar jika anda lupa/
terlewat, Anda dapat segera menyadarinya. Pil kosong (yang berwarna
berbeda) diminum ketika anda menunggu masa menstruasi. Intinya pil
kosong diminum hanya agar anda tidak lupa jadwal dan urutan minum pil kb.
Maka ibu tidak perlu takut dan bingung karena sama saja dengan
obat kontrasepsi lainnya tinggal ibu mengikuti tanda panah jika ingin
meminum obat tersebut. Jika lupa jamnya saja, maka boleh tetap minum
asalkan tidak lebih dari 12 jam. Jika terlupa 1 hari (24 jam) maka masih
boleh minum langsung 2 tablet segera setelah anda ingat. Apabila lebih
dari 24 jam (1 Hari) bisa saja dilanjutkan minum pil KB ketika ingat. Tapi
ingatlah bahwa efektifitas pil KB akan berkurang sehingga pada kasus
seperti ini diperlukan tambahan metode kontrasepsi lain seperti kondom
atau tidak melakukan hubungan selama hari ke depan.

Kasus 3
putri berencana melakukan perjalanan umrah pada bulan maret (45 bulan
dari sekarang) dia tiddak ingin mentruasi selama perjlanan umarh apa yang harus
dilakukan. Pada kasus ini putri bisa menggunakan obat yang bisa digunakkan
untuk mengatur haid adalah yang mengandung hormon progresteron atau obat
kombinasi dari hormon estrogen dan progsteron. Disarankan untuk memeriksakan
diri ke dokter 3 bulan sebelumnya atau diupayakan jangan kurang dari 1 bulan,
karena tiak semua orang boleh menggunakan pil penunda haid, seperti orang
dengan kanker. Usahakan mengkonsumsi pil pada jam yang sama setiap harinya,
untuk menghindarai munculnya bercak atau spotting. Kalau terjadi spotting maka
kurangi aktivitas, dan perlu diingat bahwa spotting ini bukanlah haid jadi masih
bisa beribadah. Lelu mengapa dinajurkan menggunakan pil dari pada suntik. Itu
karena penggunaan sutik Kb dalam 2 -3 bulan pertama biasanya memiliki efek
samping pendarahaan.

Anda mungkin juga menyukai