Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KONTRASEPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmasi Komunitas

Dosen Pengampu: Ema Rachmawati, S.Farm., M.Sc., Apt.

Disusun oleh:

Ziyan Nihlatul Millah 162210101039

Eka Yulianti 162210101…

Norma Justika Elma S 162210101154

Putri Robiatul Khasanah 162210101158

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti melawan atau
mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Pengertian kontrasepsi merupakan penghindaran
atau mengamankan terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur
dan sel sperma (Suratun, 2013).

Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk mencegah
terjadinya konsepsi atau pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam kandungan atau
rahim. Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan
atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu
menunda atau mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan dan
mengakhiri kehamilan atau masa kesuburan. Dalam kehidupan sehari – hari terdapat banyak
jenis alat dan obat kontrasepsi yang dipasarkan secara umum. Kontrasepsi dengan
menggunakan obat – obatan mempengaruhi tiga bagian proses reproduksi pria, yaitu proses
spermatogenesis, maturasi sperma dan transpormasi sperma. Sedangkan pada reproduksi
wanita berpengaruh pada penghambatan ovulasi, penghambatan penetrasi sperma,
penghambatan fertilisasi dan implantasi. Akibatnya, proses pembuahan dapat dicegah.

Saat ini, obat kontrasepsi oral yang terdapat di pasaran adalah golongan steroida yang
merupakan hasil sintesis yang dilakukan di laboratorium, sehingga dimungkinkan akan
menimbulkan beberapa efek samping dalam penggunaan jangka panjang.

Cara kerja dan fungsi kontrasepsi pada umumnya adalah :

1. Mencegah terjadinya ovulasi


2. Melumpuhkan sperma
3. Menghalangi pertemuan antara sel telur dengan sperma
4. Mencegah terjadinya kehamilan di luar pernikahan
5. Mengurangi adanya resiko penyakit yang diakibatkan hubungan seksual

Syarat pemilihan dan pengggunaan kontrasepsi adalah :


1. Aman digunakan
2. Tidak ada efek samping yang merugikan
3. Tidak mengganggu fungsi seksual
4. Mudah didapat

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi oral pil kombinasi?


2. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi oral pil progestin?
3. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi non hormonal?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud jenis kontrasepsi oral dengan pil
kombinasi.
2. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud jenis kontrasepsi oral dengan pil
progestin.
3. Pembaca dapat mengetahui jenis kontrasepsi non hormonal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kontrasepsi Oral dengan Pil Kombinasi


Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill adalah pil KB yang
mengandung dua hormon sintetik,yaitu hormon estrogen dan progesteron. yang mencegah
kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur)
melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim),
dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki
estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi
biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy).

Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk menangani


dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Pil kombinasi tidak
direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan.
Estrogen yang terdapat di dalam pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat
mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu
untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak
mempengaruhi pembentukan air susu.
Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan
sebelum memulai pil kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di
tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin ketika ingat, dan
pack tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka
bungkus pil harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti
kondom, untuk mencegah kehamilan.
Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah
persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan dengan syarat Ibu tidak sedang menyusui.
Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu
sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu
lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.
Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan
antibiotik) dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang
(fenitoin dan fenobarbital) dapat meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil
KB.
Gambar. Pil kombinasi kemasan 28 pil
Pil KB kombinasi mengandung hormon aktif dan hormon tidak aktif, termasuk:

1. Conventional Pack, biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil
dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi
setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif.
2. Continuous Dosing atau Extended Cycle, Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil
dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat
kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang
dapat mencegah haid.

Jenis

Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:

1. Monofasik.
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.

2. Bifasik.
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.

3. Trifasik.
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
Cara Kerja
Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill mempunyai cara kerja sebagai
berikut:

1. Mencegah implantasi.
2. Menghambat ovulasi.
3. Mengentalkan lendir serviks.
4. Memperlambat transportasi ovum.
5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

Efektifitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi
akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel,
artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa
langsung hamil dalam waktu 3 bulan.

Manfaat
Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:

1. Resiko terhadap kesehatan kecil.


2. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Siklus haid teratur.
5. Dapat mengurangi kejadian anemia.
6. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).
7. Dapat digunakan dalam jangka panjang.
8. Mudah dihentikan setiap waktu.
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
11. Membantu mengurangi kejadian kehamilan, ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara,
dismenorea dan jerawat.

Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.
2. Pengguna harus minum pil setiap hari.
3. Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
4. Mahal.
5. Repot.

Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:

1. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke


dan kanker leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan
penurunan libido.
4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
5. Kembung.
6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
7. Pusing.
8. Amenorea.
9. Nyeri payudara.
10. Kenaikan berat badan.

Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi


Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi
diperbolehkan, seperti:

1. Wanita dalam usia reproduksi.


2. Wanita yang telah atau belum memiki anak.
3. Wanita yang gemuk atau kurus.
4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
6. Wanita pasca keguguran/abortus.
7. Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.
8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak.
10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata
dan saraf.
11. Wanitadengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor jin
ak ovarium.
12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.
13. Wanita dengan varises vena.

Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil Kombinasi


Kriteria yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi terbagi dalam:

1. Kontra indikasi absolut.


2. Kontra indikasi relatif.

Kontra Indikasi Absolut


Yang termasuk dalam kontra indikasi absolut antara lain: tromboplebitis atau
tromboemboli, riwayat tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler
atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau
diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang
tergantung estrogen, perdarahan abnormal genetalia yang tidak diketahui penyebabnya,
adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau
diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi
atau produk lain yang mengandung estrogen.

Kontra Indikasi Relatif


Yang termasuk dalam kontra indikasi relatif antara lain: sakit kepala (migrain),
disfungsi jantungatau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi,
varises, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell,
asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu,
riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak
fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif.

Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah:

1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari.


2. Wanita yang dicurigai hamil atau hamil.
3. Wanita yang menyusui secara eksklusif.

Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi


Pil kombinasi mulai digunakan pada:
1. Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
2. Sewaktu mendapat haid.
3. Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyusui, setelah 6
bulanpemberian ASI).
4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil kombinasi.

Hal Khusus yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Pil Kombinasi


Di bawah ini merupakan hal atau keadaan yang memerlukan perhatian:

Keadaan Saran

Tekanan darah tinggi Sistolik lebih dari 160 mmHg, Pil tidak boleh digunakan
diastolik lebih dari 90 mmHg.

Anemia bulan sabit Pil tidak boleh digunakan

Kencing manis Tanpa komplikasi Pil dapat diberikan

Migrain Tanpa gejala neurologik lokal Pil dapat diberikan


yang berhubungan dengan
nyerikepala

Konsumsi fenitoin, Pil etinilestradiol dengan


barbiturat, rifampisin dosis 50 mikrogram

Tanda Masalah yang Mungkin Terjadi

Sakit kepala hebat Stroke, hipertensi, migrain

Kehilangan penglihatan atau kabur Stroke, hipertensi, atau masalah


vascular

Nyeri dada hebat, batuk, nafas Serangan jantung atau bekuan darah
pendek dalam paru

Nyeriabdomen hebat Penyakit kandung empedu, bekuan


darah, pankreatitis

Tidak terjadi perdarahan/spotting Kemungkinan hamil


setelah selesai minum pil

Nyeri tungkai hebat (betis atau paha) Sumbatan pembuluh darah tungkai
Cara Minum Pil Kombinasi
Pil kombinasi terbagi dalam berbagai merk, dan biasanya di dalammya terdapat brosur
tentang cara pemakaiannya. Sebelum menggunakan pil kombinasi, baca dengan seksama dan
pahami bagaimana minum pil dalam keadaan khusus.
Catatan:
Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk mengikuti anak
panah (sesuai hari) yang menunjuk deretan pil berikutnya.
Petunjuk Umum
Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:
1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang
ada pada kemasan.
5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan
yang baru.
7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat
terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih
sama dengan aturan minum pil lupa.
10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.

Aturan Pil Lupa


Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang
sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-
21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya
menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil
habis).

Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui


Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan
sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.
Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan
pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien
tentang berbagai metode kontrasepsi

B. Kontrasepsi Oral dengan Pil Progestin

Pil progesteron atau pil progestin disebut juga POP (Progesterone only pills). Pil
progesteron mengandung hormon progesteron dalam jumlah kurang dari 1 mg. Pil
progesteron dikenal juga dengan pil mini. Pil mini tidak mengandung hormon esterogen
melainkan hanya hormon progesteron. (Sinsin, 2008) Mini pil adalah pil KB yang hanya
mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga
pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.

Fungsi pil progestin

 Mencegah terjadinya ovulasi dengan menekan hormon LH


 Menghambat transport sperma ke kanal serviks
 Menebalkan dan mengentalkan mukus serviks
 Lapisan endometrium tidak cocok untuk implantasi

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan :

 Sangat efektif jika digunakan dengan waktu sama yang kontinyu


 Harga menengah
 Mengurangi resiko kista pada ovarium, defisiensi besi, inflamasi pelvis, endometrial
dan kanker ovarium.
 Dapat menyembuhkan sakit saat maagh

Kekurangan :

 Membutuhkan resep
 Menigkatkan resiko kardiovaskular, terlebih untuk wanita berusia 35 tahun yang
merokok dan memliki tekanan darah tinggi atau gangguan kesehatan lainnya.
 Harus diminum pada waktu yang sama setiap harinya
 Efek samping lain seperti mual dan muntah, penurunan berat badan, bengkak pada
payudara.
 Harus menggunakan alat kontrol kehamilan sekunder pada tujuh hari pemakaian awal.
(Hales, 2007)

Jenis dan contoh

 Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron.


 Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel
Aturan pakai
 Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dangan
kontrasepsi lain
 Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya
setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
 Bila klien tidak haid (amenorea), minpil dapat digunakan setiap saat, asal saja
diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
 Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil
dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi
tambahan.
 Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dank lien telah mendapat haid, minipil
dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
 Minipil dapat dberikan segera pascakeguguran
 Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan , bila saja kontrasepsi
sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut tidak hamil. Tidak perlu
menunggu sampai datangnya hari haid berikutnya.
 Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada
jadual suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan meode kontrasepsi yang
lain.
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak
memerlukan metode kontrasepsi lain.
 Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termsuk AKDR yang
mengandung hormone), minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan
pengangkatan AKDR.

Contoh spesifik pil progestin


 Levonorgestrel
Menurut PIO Nas (Pusat Informasi Obat Nasional) levonorgestrel adalah kontrasepsi
darurat yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan sebelum 72 jam
setelah intercourse. Sebagai kontrasepsi darurat, diindikasikan untuk sexual intercourse yang
tidak terlindungi termasuk: bila tidak menggunakan kontrasepsi, bila metode kontrasepsi
gagal, dalam kasus pemerkosaan.
Dosis umum penggunaanya dua tablet levonorgestrel (1,5 mg) sekaligus secepat
mungkin, sebaiknya dalam 12 jam namun tidak boleh lebih dari 72 jam setelah intercourse.
Levonorgestrel dapat diberikan selama siklus menstruasi. Jika terjadi muntah dalam 3 jam
setelah pemberian, dosis diulang kembali. Nama dagang levonorgestrel antara lain : Andalan,
Cyclogynon, Indoplant, Jadelle, Jadena, Levygest-28, Marplant, Microgynon, Microlut, dan
Mirena.

Menurut dr. Devika Y dari website Alodokter penggunaan levonorgestrel sebaiknya


atas anjuran dokter. Agar bisa efektif, levonorgestrel harus dikonsumsi sebelum 72 jam pasca
hubungan intim. Apabila diminum sebelum 24 jam, tingkat efektifitasnya mencapai 95%.
Jika diminum setelah 24 jam tetapi sebelum 72 jam, maka tingkat efektifitasnya menjadi
89%.

Jika pasien lupa maka harus segera mengkonsumsi begitu teraingat. tetapi tidak perlu
menggandakan dosis ataupun mengulangi konsumsinya. Untuk selanjutnya jika memang
belum ingin hamil, sebaiknya gunakan alat kontrasepsi lainnya saja. Levonorgestrel tidak
dianjurkan untuk digunakan sebagai alat kontrasepsi jangka panjang.

Contoh kemasan levonorgestrel dengan merk dagang Microlut


 Desogestrel
Desogestrel adalah kontrasepsi oral yang berisi 28 pil pada tiap stripnya. Tablet
diminum dengan air secukupnya setiap hari dan pada waktu yang kurang lebih sama sesuai
dengan petunjuk arah pada kemasan. Aturan pemakaian yakni 1 tablet diminum setiap hari
selama 28 hari secara berturutan. Kemasan berikutnya harus dimulai segera setelah kemasan
lama habis. Contoh nama dagang yang tersedia di pasaran yaitu Cerazette, Marvelon 28, dan
Mercilon 28.

Jika lupa meminum pil segera makan saat disadari, dan lanjutkan jadwal yang biasa.
Bila terlambat 3 jam makan pil, maka daya lindung pil hilang. Lanjutkan makan pil, tetapi
jangan lakukan sanggama selama 7 hari berikutnya atau gunakan kondom.

Contoh pil desogestrel dengan merk dagang Marvelon 28

C. Kontrasepsi Non Hormonal


Kontrasepsi non hormonal merupakan alat kontrasepsi yang tidak mengandung
hormone sehingga penggunaannya tidak mempengaruhi kondisi hormonal dalam tubuh.
Kontrasepsi non hormonal memiliki banyak keuntungan dibanding kontrasepsi yang
mengandung hormon (Kontrasepsi Hormonal). Penggunaan KB Non Hormonal tidak
mempengaruhi hormon sehingga efek samping yang ditimbulkan lebih kecil. Seperti
kenaikan berat badan, menstruasi yang tidak teratur, ASI yang tidak lancar, kesuburan susah
kembali, sakit kepala atau gairah seksual menurun. Jenis kontrasepsi non hormonal yang
banyak digunakan adalah :
1. AKDR/ Alat kontrasepsi dalam rahim
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi
efektivitas) dengan berbagai bentuk yang dipasang ke dalam rahim untuk menghasilkan efek
kontraseptif. Jenis AKDR yang sering dipakai Copper T Nova T.

Gambar. Intrauterine Device (IUD) atau


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Cara kerja AKDR yaitu dengan menghambat sperma untuk masuk ke tuba falopi,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. AKDR bekerja terutama
untuk mencegah sperma dan ovum bertemu.
Kekurangan AKDR
 Perubahan siklus haid
 Haid lebih lama dan banyak
 Perdarahan (spotting) antar menstruasi

Keuntungan AKDR

 Efektivitasnya tinggi
 AKDR dapat aktif segera setelah pemasangan
 Metode jangka panjang
 Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
 Tidak mengganggu hubungan seksual

Yang boleh menggunakan AKDR

 Usia reproduktif
 Keadaan nulipara
 Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
2. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan
penyakit kelamin pada saat melakukan hubungan suami istri. Kondom biasanya dibuat dari
bahan karet lateks dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita sebelum melakukan
hubungan suami istri.

Gambar. Kondom

Cara kerja kondom yaitu dengan menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.. Mencegah
penularan IMS HBV dan HIV / AIDS dari satu pasangan kepada pasangan lain.
Tipe atau jenis kondom
 Kondom biasa
 Kondom berkontur (bergerigi)
 Kondom beraroma
 Kondom tidak beraroma

Kekurangan kondom

 Efektivitas tidak terlalu tinggi


 Mengganggu hubungan seksual
 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
 Beberapa konsumen malu untuk membeli kondom ditempat umum
 Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah

Keuntungan kondom

 Efektif bila digunakan dengan benar


 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya ditunda

3. IUD (Intra-Uterine Device)


Alat ini adalah perangkat plastik kecil berbentuk “T” yang dimasukkan ke dalam
rahim wanita oleh perawat atau dokter yang terlatih. Beberapa jenis IUD hanya berbentuk
plastik beberapa jenis lainnya dibungkus dengan tembaga. Ada IUD yang mengandung
hormon ada juga yang tidak. Begitu seorang dokter memasukkan IUD wanita dengan IUD
tidak harus berbuat banyak untuk melindungi dirinya dari kehamilan yang tidak diinginkan
selain memeriksa secara berkala untuk memastikan bahwa IUD masih diposisikan dengan
benar.

Cara kerja IUD adalah mencegah sperma bergabung dengan sel telur dengan
menghalangi pergerakan sperma ke arah sel telur. IUD ini juga mengubah lapisan rahim.
Secara teori perubahan pada dinding uterus ini dapat menjaga sel telur yang telah dibuahi
melekat pada dinding rahim tetapi tidak ada bukti bahwa ini benar-benar terjadi.

Kekurangan IUD

 Dapat terjadi perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama, dan akan berkurang setelah
3 bulan.
 Darah haid bisa jadi akan keluar lebih lama dan lebih banyak.
 Kadang-kadang terjadi pendarahan (spotting) di antara masa menstruasi
 Beberapa pria juga mengeluhkan rasa sakit pada penis yang terkena sisa potongan
benang dari IUD ketika berhubungan seksual.

Kelebihan IUD
 IUD hanya memerlukan satu kali pemasangan oleh tenaga kesehatan yaitu bidan atau
dokter spesialis kandungan
 Tingkat efektivitasnya sampai 99,4 % dan dapat bertahan hingga 10 tahun, serta
kontrol minimal sekali dalam 1 tahun
 Kontrasepsi ini aman bagi ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi ASI,
sekaligus mencegah kehamilan di luar rahim.
4. Cara Kontrasepsi Permanen
Cara kontrasepsi permanen dilakukan bila diputusan untuk tidak memiliki anak lagi.
Kontrasepsi permanen yang dibagi ke dalam 3 jenis yaitu:

a. Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur medis yang melibatkan penutupan saluran vas
deferens/saluran sperma pada pria. Kekurangan dari metode ini adalah melibatkan
prosedur operasi.
b. Tubektomi
Tubektomi merupakan proses sterilisasi pada wanita yang melibatkan langkah
pemotongan serta pengikatan saluran tuba falopi. Saat ini tubektomi banyak
digunakan dengan cara pengikatan saja sehingga dapat dibuka kembali bila sudah
tidak ingin melakukan penundaan kehamilan. Kekurangannya adalah melibatkan
prosedur operasi, berisiko menimbulkan infeksi dan pendarahan di dalam.
c. Implan Tuba
Implan tuba atau pemasangan implan yang terbuat dari logam atau silikon di
bagian tuba falopi. Kekurangannya adalah biayanya yang mahal dan memicu
ketidaknyamanan di area pinggul.

5. Cara Kontrasepsi Alami


Beberapa pasangan tidak menggunakan metode kontrasepsi di atas dikarenakan
berbagai faktor seperti agama, budaya, atau keluarga atau bila tidak dapat menggunakan cara
kontrasepsi yang lain yang telah disebut di atas. Cara kontrasepsi alami pilihan yang dapat
dilakukan antara lain yaitu :
a. Metode Sistem Kalender
Metode ini menggunakan penghitungan masa ovulasi atau masa subur wanita dan
menghindari berhubungan seksual pada masa subur tersebut. Kelebihannya adalah
tidak menggunakan alat atau hormon. Kekurangannya adalah kurang efektif dan
kegagalan metode ini mencapai 20% pada tahun pertama
b. Menyusui
Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif pembuahan tidak dapat terjadi
selama 10 minggu pertama sehingga kehamilan dapat dicegah. Kelebihannya adalah
tidak menggunakan alat atau hormon. Kekurangannya adalah kurang efektif
karena pasangan yang menggunakan metode ini menunggu haid pertama setelah
melahirkan untuk berhenti berhubungan seksual padahal masa pembuahan terjadi
sebelum adanya menstruasi. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan dari
masing masing alat kontrasepsi maka dapat disesuaikan alat kontrasepsi yang
dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

 Kontrasepsi merupakan penghindaran atau mengamankan terjadinya kehamilan sebagai


akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sel sperma.
 Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill adalah pil KB yang mengandung
dua hormon sintetik,yaitu hormon estrogen dan progesteron. yang mencegah kehamilan
dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur)
melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher
rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium.
 Pil progesteron atau pil progestin disebut juga POP (Progesterone only pills). Pil
progesteron mengandung hormon progesteron dalam jumlah kurang dari 1 mg. Pil
progesteron dikenal juga dengan pil mini. Pil mini tidak mengandung hormon esterogen
melainkan hanya hormon progesteron.
 Kontrasepsi non hormonal merupakan alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormone
sehingga penggunaannya tidak mempengaruhi kondisi hormonal dalam tubuh.
Kontrasepsi non hormonal memiliki banyak keuntungan dibanding kontrasepsi yang
mengandung hormon (Kontrasepsi Hormonal).

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas
DAFTAR PUSTAKA
 Budi, S. 2008. Pil Kontrasepsi. kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/
diakses 14 Maret 2019 pukul 21.38
 Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual Reproduktif.
Jakarta: EGC

 Hales, D., 2007. An Invitation Healt. 12th ed. USA: Thomson Watsworth.

 Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta:EGC
 MARIANA, Dina; ASTUTI, Tutik; LILIANA, Anita. HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMILIHAN ALAT
KONTRASEPSI HORMONAL DI PUESKESMAS NGEMPLAK 1 SLEMAN
YOGYAKARTA. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 2017, 4.3: 243-246.
 patient.co.uk/health/Combined-Oral-Contraceptive-Pill.htm diakses 14 Maret 2019 pukul
21.54
 PRATIWI, Adelina. ANALISIS PENGETAHUAN PASIEN TENTANG
KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG
BARI TAHUN 2017. Jurnal'Aisyiyah Medika, 2018, 1.2.
 Saifuddin, 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
PT. bina pustaka sarwono prawirohardjo
 Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 28 – MK 33).
 Sinsin, I., 2008. Masa Kehamilan dan Kehamilan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

 Diakses dari http://pionas.pom.go.id/monografi/levonorgestrel pada Kamis, 14 Maret


2019 pukul 14.30 WIB
 Diakses dari https://www.alodokter.com/komunitas/topic/telat-minum-pil-yg-k-2 pada
Kamis, 14 Maret 2019 pukul 14.54
 https://www.lusa.web.id/pil-kombinasi-combination-oral-contraceptive-pill/ diakses 14
Maret 2019 pukul 21.45

Anda mungkin juga menyukai