Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmasi Komunitas
Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti melawan atau
mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Pengertian kontrasepsi merupakan penghindaran
atau mengamankan terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur
dan sel sperma (Suratun, 2013).
Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk mencegah
terjadinya konsepsi atau pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam kandungan atau
rahim. Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan
atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu
menunda atau mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan dan
mengakhiri kehamilan atau masa kesuburan. Dalam kehidupan sehari – hari terdapat banyak
jenis alat dan obat kontrasepsi yang dipasarkan secara umum. Kontrasepsi dengan
menggunakan obat – obatan mempengaruhi tiga bagian proses reproduksi pria, yaitu proses
spermatogenesis, maturasi sperma dan transpormasi sperma. Sedangkan pada reproduksi
wanita berpengaruh pada penghambatan ovulasi, penghambatan penetrasi sperma,
penghambatan fertilisasi dan implantasi. Akibatnya, proses pembuahan dapat dicegah.
Saat ini, obat kontrasepsi oral yang terdapat di pasaran adalah golongan steroida yang
merupakan hasil sintesis yang dilakukan di laboratorium, sehingga dimungkinkan akan
menimbulkan beberapa efek samping dalam penggunaan jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud jenis kontrasepsi oral dengan pil
kombinasi.
2. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud jenis kontrasepsi oral dengan pil
progestin.
3. Pembaca dapat mengetahui jenis kontrasepsi non hormonal.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Conventional Pack, biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil
dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi
setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif.
2. Continuous Dosing atau Extended Cycle, Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil
dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat
kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang
dapat mencegah haid.
Jenis
Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:
1. Monofasik.
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
2. Bifasik.
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
3. Trifasik.
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
Cara Kerja
Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill mempunyai cara kerja sebagai
berikut:
1. Mencegah implantasi.
2. Menghambat ovulasi.
3. Mengentalkan lendir serviks.
4. Memperlambat transportasi ovum.
5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.
Efektifitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi
akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel,
artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa
langsung hamil dalam waktu 3 bulan.
Manfaat
Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:
Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.
2. Pengguna harus minum pil setiap hari.
3. Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
4. Mahal.
5. Repot.
Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:
Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah:
Keadaan Saran
Tekanan darah tinggi Sistolik lebih dari 160 mmHg, Pil tidak boleh digunakan
diastolik lebih dari 90 mmHg.
Nyeri dada hebat, batuk, nafas Serangan jantung atau bekuan darah
pendek dalam paru
Nyeri tungkai hebat (betis atau paha) Sumbatan pembuluh darah tungkai
Cara Minum Pil Kombinasi
Pil kombinasi terbagi dalam berbagai merk, dan biasanya di dalammya terdapat brosur
tentang cara pemakaiannya. Sebelum menggunakan pil kombinasi, baca dengan seksama dan
pahami bagaimana minum pil dalam keadaan khusus.
Catatan:
Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk mengikuti anak
panah (sesuai hari) yang menunjuk deretan pil berikutnya.
Petunjuk Umum
Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:
1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang
ada pada kemasan.
5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan
yang baru.
7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat
terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih
sama dengan aturan minum pil lupa.
10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
Pil progesteron atau pil progestin disebut juga POP (Progesterone only pills). Pil
progesteron mengandung hormon progesteron dalam jumlah kurang dari 1 mg. Pil
progesteron dikenal juga dengan pil mini. Pil mini tidak mengandung hormon esterogen
melainkan hanya hormon progesteron. (Sinsin, 2008) Mini pil adalah pil KB yang hanya
mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga
pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
Kelebihan :
Kekurangan :
Membutuhkan resep
Menigkatkan resiko kardiovaskular, terlebih untuk wanita berusia 35 tahun yang
merokok dan memliki tekanan darah tinggi atau gangguan kesehatan lainnya.
Harus diminum pada waktu yang sama setiap harinya
Efek samping lain seperti mual dan muntah, penurunan berat badan, bengkak pada
payudara.
Harus menggunakan alat kontrol kehamilan sekunder pada tujuh hari pemakaian awal.
(Hales, 2007)
Jika pasien lupa maka harus segera mengkonsumsi begitu teraingat. tetapi tidak perlu
menggandakan dosis ataupun mengulangi konsumsinya. Untuk selanjutnya jika memang
belum ingin hamil, sebaiknya gunakan alat kontrasepsi lainnya saja. Levonorgestrel tidak
dianjurkan untuk digunakan sebagai alat kontrasepsi jangka panjang.
Jika lupa meminum pil segera makan saat disadari, dan lanjutkan jadwal yang biasa.
Bila terlambat 3 jam makan pil, maka daya lindung pil hilang. Lanjutkan makan pil, tetapi
jangan lakukan sanggama selama 7 hari berikutnya atau gunakan kondom.
Cara kerja AKDR yaitu dengan menghambat sperma untuk masuk ke tuba falopi,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. AKDR bekerja terutama
untuk mencegah sperma dan ovum bertemu.
Kekurangan AKDR
Perubahan siklus haid
Haid lebih lama dan banyak
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Keuntungan AKDR
Efektivitasnya tinggi
AKDR dapat aktif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mengganggu hubungan seksual
Usia reproduktif
Keadaan nulipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
2. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan
penyakit kelamin pada saat melakukan hubungan suami istri. Kondom biasanya dibuat dari
bahan karet lateks dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita sebelum melakukan
hubungan suami istri.
Gambar. Kondom
Cara kerja kondom yaitu dengan menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.. Mencegah
penularan IMS HBV dan HIV / AIDS dari satu pasangan kepada pasangan lain.
Tipe atau jenis kondom
Kondom biasa
Kondom berkontur (bergerigi)
Kondom beraroma
Kondom tidak beraroma
Kekurangan kondom
Keuntungan kondom
Cara kerja IUD adalah mencegah sperma bergabung dengan sel telur dengan
menghalangi pergerakan sperma ke arah sel telur. IUD ini juga mengubah lapisan rahim.
Secara teori perubahan pada dinding uterus ini dapat menjaga sel telur yang telah dibuahi
melekat pada dinding rahim tetapi tidak ada bukti bahwa ini benar-benar terjadi.
Kekurangan IUD
Dapat terjadi perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama, dan akan berkurang setelah
3 bulan.
Darah haid bisa jadi akan keluar lebih lama dan lebih banyak.
Kadang-kadang terjadi pendarahan (spotting) di antara masa menstruasi
Beberapa pria juga mengeluhkan rasa sakit pada penis yang terkena sisa potongan
benang dari IUD ketika berhubungan seksual.
Kelebihan IUD
IUD hanya memerlukan satu kali pemasangan oleh tenaga kesehatan yaitu bidan atau
dokter spesialis kandungan
Tingkat efektivitasnya sampai 99,4 % dan dapat bertahan hingga 10 tahun, serta
kontrol minimal sekali dalam 1 tahun
Kontrasepsi ini aman bagi ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi ASI,
sekaligus mencegah kehamilan di luar rahim.
4. Cara Kontrasepsi Permanen
Cara kontrasepsi permanen dilakukan bila diputusan untuk tidak memiliki anak lagi.
Kontrasepsi permanen yang dibagi ke dalam 3 jenis yaitu:
a. Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur medis yang melibatkan penutupan saluran vas
deferens/saluran sperma pada pria. Kekurangan dari metode ini adalah melibatkan
prosedur operasi.
b. Tubektomi
Tubektomi merupakan proses sterilisasi pada wanita yang melibatkan langkah
pemotongan serta pengikatan saluran tuba falopi. Saat ini tubektomi banyak
digunakan dengan cara pengikatan saja sehingga dapat dibuka kembali bila sudah
tidak ingin melakukan penundaan kehamilan. Kekurangannya adalah melibatkan
prosedur operasi, berisiko menimbulkan infeksi dan pendarahan di dalam.
c. Implan Tuba
Implan tuba atau pemasangan implan yang terbuat dari logam atau silikon di
bagian tuba falopi. Kekurangannya adalah biayanya yang mahal dan memicu
ketidaknyamanan di area pinggul.
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas
DAFTAR PUSTAKA
Budi, S. 2008. Pil Kontrasepsi. kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/
diakses 14 Maret 2019 pukul 21.38
Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual Reproduktif.
Jakarta: EGC
Hales, D., 2007. An Invitation Healt. 12th ed. USA: Thomson Watsworth.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta:EGC
MARIANA, Dina; ASTUTI, Tutik; LILIANA, Anita. HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMILIHAN ALAT
KONTRASEPSI HORMONAL DI PUESKESMAS NGEMPLAK 1 SLEMAN
YOGYAKARTA. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 2017, 4.3: 243-246.
patient.co.uk/health/Combined-Oral-Contraceptive-Pill.htm diakses 14 Maret 2019 pukul
21.54
PRATIWI, Adelina. ANALISIS PENGETAHUAN PASIEN TENTANG
KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG
BARI TAHUN 2017. Jurnal'Aisyiyah Medika, 2018, 1.2.
Saifuddin, 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
PT. bina pustaka sarwono prawirohardjo
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 28 – MK 33).
Sinsin, I., 2008. Masa Kehamilan dan Kehamilan. Jakarta: Elex Media Komputindo.