Anda di halaman 1dari 11

NAMA: AMIDA NURIANTI TAFUY

NIM : 2010073

Merangkum

semua yang mana dimaksud metode kontrasepsi hormonal

Metode kontrasepsi hormonal

Salah satu metode kontrasepsi yang sudah digunakan sejak lama adalah dengan
melakukan intervensi pada sistem hormonal seorang wanita. Berdasarkan waktunya, kita bisa
membedakan menjadi kontrasepsi hormonal jangka pendek dan jangka panjang. Kontrasepsi
hormonal jangka pendek dapat berupa pil kontrasepsi yang harus diminum setiap hari.
Disebut sebagai jangka pendek karena memang kerja dari pil yang sudah dikonsumsi tersebut
hanya terjadi dalam waktu singkat. Seorang wanita harus setiap hari secara disiplin
mengkonsumsi pil tersebut. Jika terlewat, resiko terjadi kehamilan setelah berhubungan
seksual akan besar. Sementara itu, kontrasepsi hormonal jangka panjang dapat berupa injeksi
atau suntik KB serta implan. Kontrasepsi dengan injeksi dapat berlaku selama 1 bulan atau 3
bulan tergantung dari regimen yang diberikan. Mungkin memang lebih tepat jika disebut
sebagai jangka menengah daripada jangka panjang. Sementara untuk implan, masa kerjanya
dapat bervariasi dari 3 tahun hingga 5 tahun. Penggunaan metode kontrasepsi hormonal
sering digunakan dan cukup disukai karena tidak menimbulkan gangguan dalam berhubungan
seksual.
Hormon yang berperan penting dalam pengaturan pembuahan serta fungsi rahim maupun
lendir leher rahim adalah estrogen dan progesteron. Karena itulah, tidak heran jika metode
kontrasepsi hormonal yang digunakan melibatkan intervensi pada kedua hormon tersebut.
Secara garis besar, terdapat kontrasepsi yang berupa pemberian progesteron saja serta yang
berupa pemberian kombinasi antara progesteron dan estrogen.
Konsumsi Pil KB sebagai Metode Kontrasepsi
Sebagaimana disebutkan di atas, pil kontrasepsi dibedakan menjadi dua, yaitu pil kombinasi
dan minipil. Bedanya, pil kombinasi berisi progesteron dan estrogen sedangkan minipil hanya
berisi progesteron.
a. Pil Kombinasi
Kontrasepsi dengan pil kombinasi termasuk metode yang sangat efektif. Jika digunakan
secara tepat, angka keberhasilannya setara dengan efektifitas tubektomi. Dari 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan, hanya satu yang mengalami kegagalan. Dalam
menjalankan metode KB dengan pil, kedisiplinan adalah kunci yang penting sebab pil harus
diminum setiap hari. Dengan disiplin dalam mengkonsumsi pil, seorang wanita tidak perlu
khawatir akan hamil apabila berhubungan seksual dengan suaminya. Jika seorang wanita
ingin merencanakan kehamilan, pil dapat dihentikan. Selanjutnya, kesuburan wanita tersebut
akan segera kembali begitu pil tidak dilanjutkan.
Kerja utama dari pil ini adalah menekan pelepasan sel telur dari ovarium. Ditambah lagi,
sperma akan mengalami kesulitan untuk masuk rongga rahim karena lendir serviksnya
menjadi lebih kental. Pertemuan sperma dan ovum juga dihalangi dengan berkurangnya
pergerakan tuba sehingga transportasi ovum tidak optimal. Selain itu, gangguan implantasi
dari sel telur menambah kemampuan pil kombinasi mencegah kehamilan.
Berdasarkan kombinasi dari dosisnya, jenis dari pil kombinasi ada tiga, yaitu:
 Monofasik: kemasan 21 tablet dengan hormon aktif estrogen dan progesteron dalam
dosis yang sama, ditambah dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
 Bifasik: kemasan 21 tablet dengan hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua
dosis yang berbeda, ditambah dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
 Trifasik: kemasan 21 tablet dengan hormon aktif estrogen dan progesteron dengan
tiga dosis yang berbeda, ditambah dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Siapa saja yang cocok dan tidak cocok menggunakan pil kombinasi sebagai metode KB?
Pil kombinasi cocok digunakan oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah memiliki
anak maupun belum. Karena perlunya kedisiplinan dalam mengkonsumsi pil setiap hari, pil
KB dapat menjadi tidak cocok untuk wanita yang sibuk bekerja sehingga resiko lupa
meminum pil menjadi tinggi.
Wanita berusia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati jika ingin menggunakan pil kombinasi.
Wanita dengan kondisi tersebut sebaiknya mencoba metode kontrasepsi lain. Begitu juga
dengan wanita yang memiliki riwayat stroke, tekanan darah >180/110 mmHg dan gangguan
pembekuan darah pada vena. Pil kombinasi sebaiknya dihindari.
Adanya kandungan estrogen di dalamnya membuat pil kombinasi ini sebaiknya tidak
dikonsumsi oleh wanita yang ingin menyusui bayinya. Penggunaan pil kombinasi oleh wanita
yang sedang dalam masa menyusui membuat produksi ASI berkurang.
Wanita yang memiliki penyakit seperti tuberkulosis, epilepsi, depresi perlu mendapat
perhatian khusus karena obat-obatan seperti rifampisin, fenitoin, barbiturat, griseofulvin,
trisiklik antidepresan, ampisilin, dan penisilin, tetrasiklin dapat mengganggu efektivitas pil
KB kombinasi. Interaksi tersebut dapat meningkatan resiko kegagalan KB. Perlu dicermati
juga bahwa pada obat-obatan di atas terdapat antibiotik yang sering diresepkan seperti
ampisilin, penisilin dan tetrasiklin.
Selain itu, pil kombinasi tidak boleh digunakan oleh wanita yang hamil atau dicurigai hamil,
terdapat perdarahan dari vagina yang belum jelas penyebabnya, penyakit hati akut (hepatitis),
riwayat kencing manis >20 tahun, kanker payudara atau dicurigai kanker payudara, migrain
dan gejala neurologis fokal (seperti epilepsi atau riwayat epilepsi).
Apa efek tambahan yang dapat dialami seorang wanita yang menggunakan pil
kombinasi?
Efek samping yang berat jarang sekali terjadi. Beberapa keluhan yang dapat muncul di awal-
awal pemakaian antara lain adalah mual dan perdarahan bercak. Perdarahan bercak tersebut
bukanlah kondisi yang berbahaya dan segera akan hilang. Siklus haid pada wanita yang
menggunakan pil kombinasi menjadi cenderung teratur. Darah haid menjadi lebih sedikit,
begitu juga dengan nyeri haid. Kejadian henti haid pada pemberian pil kombinasi jarang
sekali terjadi. Pusing dan nyeri payudara terkadang dapat terjadi pada beberapa wanita.
Perlu diketahui juga bahwa penggunaan kontrasepsi dengan metode hormonal dapat
berdampak pada peningkatan berat badan. Sebagian orang mungkin merasa kurang nyaman
dengan hal tersebut.
Kapan pil kombinasi dapat mulai digunakan?
Pil kombinasi dapat dimulai setiap saat ketika sedang haid (memastikan pasien tidak hamil),
terutama hari pertama hingga hari ketujuh. Jika penggunaannya setelah hari ke-8, perlu
digunakan metode kontrasepsi lain seperti kondom dari hari ke-8 hingga 14 untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kehamilan. Jika sebelumnya pasien menggunakan
kontrasepsi injeksi dan ingin ganti, pil dapat segera diberikan tanpa menunggu haid.
Pada wanita yang baru melahirkan, pil kombinasi dapat diberikan setelah 3 bulan apabila
wanita tersebut tidak menyusui. Jika menyusui secara eksklusif, pil kombinasi dapat
diberikan setelah 6 bulan.
Apa yang perlu dilakukan jika lupa minum pil KB?
Bila pasien muntah dalam 2 jam setelah minum pil, seorang wanita perlu mengkonsumsi
kembali pil pengganti yang dimuntahkan sebelumnya. Bila lupa minum 1 pil pada hari 1
sampai 21, pil tersebut dapat diminum segera setelah ingat. Misalkan pada hari Senin, pil
tidak diminum karena lupa. Oleh karena itu, pada hari Selasa, wanita tersebut harus
mengkonsumsi 2 pil. Sementara itu, apabila pasien lupa hingga 2 pil, wanita tersebut perlu
mengkonsumsi 2 pil yang terlupa tersebut selama 2 hari. Misal, hari Senin dan Selasa pil
terlupa untuk diminum, maka pada hari rabu wanita tersebut harus mengkonsumsi 2 pil (pil
senin+rabu) dan hari kamis juga mengkonsumsi 2 pil (pil selasa+kamis). Jika lebih dari 2,
perlu dipertimbangkan penggunaan metode kontrasepsi lain sampai paket habis.
b. Minipil atau Pil Progestin
Minipil merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif. Angka keberhasilannya mencapai
98,5%. Berbeda dengan pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron, minipil
hanya mengandung progesteron saja. Oleh karena itu, efek tambahan yang disebabkan oleh
estrogen tidak ada pada minipil. Jika seorang wanita yang dalam masa menyusui tidak bisa
menggunakan pil kombinasi karena efeknya terhadap penurunan produksi ASI, minipil masih
tetap bisa dipakai. Minipil tidak menyebabkan penurunan produksi ASI. Contoh sediaan yang
mengandung minipil adalah Exluton yang mengandung 0,5 mg lynestrenol dan cerazette yang
mengandung 75 ug desogestrel. Ada minipil yang berisi 28 tablet, ada pula yang 35 tablet.
Cara kerja dari minipil dalam menghambat kehamilan adalah dengan menekan produksi dari
gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium. Namun, sebenarnya minipil ini juga
melakukan hambatan masuknya sperma ke rahim dengan pengentalan lendir serviks. Jika
sperma masih bisa lewat, fertilisasi dicegah dengan pengubahan motilitas tuba sehingga
sperma tidak dapat mencapai tempat di mana sel telur berada. Selain itu, dengan pengaruh
progesteron, endometrium mengalami transformasi dini. Akibatnya, apabila terjadi fertilisasi,
implantasi akan sulit terjadi.
Salah satu kunci keberhasilan kontrasepsi dengan menggunakan minipil adalah disiplin.
Meskipun efektif dan efek samping relatif lebih sedikit, tingkat kedisiplinan pengguna
minipil harus lebih baik dari pengguna pil kombinasi. Kemungkinan kehamilan sangat besar
apabila sampai terlupa satu dua tablet. Tablet juga perlu dikonsumsi pada jam yang sama,
pada malam hari. Hubungan seksual baru bisa dilakukan dalam waktu 3-20 jam pasca
penggunaan minipil.
Mereka yang menggunakan minipil bisa mendapatkan beberapa keuntungan non kontrasepsi
seperti berkurangnya nyeri dan darah haid. Keluhan premenstrual syndrom juga dapat
berkurang. Penderita endometriosis juga bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan
minipil. Apabila pil kombinasi beresiko menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri
kepala dan depresi serta peningkatan pembekuan darah, minipil memberikan resiko yang
lebih kecil dalam menyebabkan kondisi tersebut. Karena tidak terlalu mengubah metabolisme
karbohidrat, minipil cenderung aman jika digunakan pada wanita dengan diabetes yang
belum mengalami komplikasi.
Yang perlu diketahui oleh wanita yang menggunakan minipil di antaranya adalah adanya
resiko terjadi gangguan haid seperti perdarahan di antara masa haid, bercak-bercak dan
amenorea atau tidak datangnya haid. Hal ini berbeda dengan pil kombinasi yang justru
menyebabkan haid menjadi relatif teratur. Keluhan lain yang dapat muncul adalah payudara
menjadi tegang, mual, pusing dan jerawat. Sebagaimana pil kombinasi, minipil juga
terganggu efektifitasnya apabila akseptor mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis atau
epilepsi.
Mereka yang tidak boleh mengkonsumsi minipil di antaranya adalah wanita dengan kondisi
hamil atau dicurigai hamil, perdarahan dari liang kemaluan yang belum jelas penyebabnya,
tidak dapat menerima adanya gangguan haid, menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin)
atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat), kanker payudara atau riwayat kanker payudara,
sering lupa menggunakan pil, miom uterus dan riwayat stroke.
Kapan dapat mulai menggunakan minipil?
Secara umum, minipil dapat digunakan setiap saat asalkan akseptor tidak hamil. Minipil
dapat dimulai pada hari pertama hingga hari kelima siklus haid. Jika digunakan pada waktu
tersebut, tidak diperlukan adanya pencegah dengan kontrasepsi lain. Apabila minipil baru
dimulai setelah hari kelima haid, akseptor perlu menggunakan metode kontrasepsi lain
terlebih dahulu selama 2 hari atau jika memungkinkan tidak melakukan hubungan seksual
selama 2 hari.
Wanita yang belum haid karena memberikan ASI eksklusif pasca melahirkan dapat memulai
minipil setiap saat serta tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
Pengguna kontrasepsi hormonal lain yang hendak berganti menjadi minipil jgua dapat
memulai minipil setiap saat asalkan diyakini akseptor memang sedang tidak hamil, Termasuk
apabila akseptor sebelumnya sudah menggunakan metode kontrasepsi suntik. Minipil dapat
digunakan sebelum jadwal suntik berikutnya. Namun, apabila metode kontrasepsi
sebelumnya adalah spiral, pasien perlu memulai minipil pada hari pertama hingga kelima
siklus haid. AKDR dapat dilepas.
Bagaimana jika lupa minum minipil?
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa konsumsi minipil harus teratur dan tidak boleh
terlupa. Jika akseptor muntah dalam waktu 2 jam setelah meminum minipil, pil pengganti
harus segera diminum atau dapat digunakan metode kontrasepsi lainnya apabila akseptor
berniat melakukan hubungan seksual dalam 48 jam berikutnya. Pil terlambat 3 jam dari
jadwal harus segera diminum begitu akseptor ingat. Untuk amannya, dapat digunakan metode
pelindung dalam 48 jam berikutnya. Bila sampai terlupa satu atau dua pil, pil tersebut harus
segera diminum. Selanjutnya, dapat digunakan metode pelindung hingga akhir bulan.
Apabila paket sudah habis, paket berikutnya segera dimulai tanpa menunggu haid. Jika pasien
yang sebelumnya mengalami haid secara teratur selama menggunakan minipil, sebaiknya
dilakukan pemeriksaan apabila terlambat haid selama 1 siklus untuk memastikan ada
tidaknya kehamilan.
Suntik KB, Kontrasepsi Hormonal Bulanan
a. Suntikan Kombinasi
Suntik kombinasi cukup efektif dengan angka kegagalannya hanya sebesar 0,1-0,4 kehamilan
per 100 perempuan. Contoh dari suntikan kombinasi untuk KB adalah cyclofem yang berisi
50 mg medroksiprogesteron asetat dan 10 mg estradiol sipionat. Cyclofem memiliki masa
kerja selama 1 bulan. Suntik KB bekerja dengan penekanan ovulasi, pengentalan lendir
serviks, perubahan pada endometrium dan hambatan tranportasi gamet oleh tuba.
Sebagaimana pil kombinasi, suntikan kombinasi memiliki beberapa keuntungan seperti
berkurangnya jumlah perdarahan dan nyeri haid. Selain itu, suntikan kombinasi dipercaya
dapat mengurangi kejadian kanker ovarium dan endometrium serta mengurangi penyakit
paydara jinak dan kista ovarium. Namun, pola haid dapat menjadi tidak teratur, terdapat
perdarahan bercak serta perdarahan sela hingga 10 hari. Pil ini dapat mengurangi produksi
ASI apabila digunakan oleh wanita yang sedang menyusui.
Pada awal penggunaan, pasien dapat mengalami mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan
yang akan menghilang seiring semakin seringnya suntikan KB dilakukan. Pada suntikan
kedua dan ketiga, keluhan tersebut biasanya sudah tidak ada.
Sebagaimana pil kombinasi, obat tuberkulosis dan epilepsi dapat menurunkan efektifitas
akseptor. Oleh karena itu, sebaiknya tidak digunakan secara bersamaan. Efek samping yang
cukup serius di antaranya adalah serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru dan otak
serta ada kemungkinan timbulnya tumor hati. Mereka yang dapat dan tidak dapat
menggunakan suntikan kombinasi kurang lebih serupa dengan penggunaan pil kombinasi.
Kapan dapat mulai menggunakan suntikan kombinasi ?
Suntikan dapat dilakukan dalam waktu 7 hari siklus haid. Jika digunakan pada waktu
tersebut, akseptor tidak perlu menggunakan metode tambahan. Sementara jika diberikan
sesudah haid 7 hari, akseptor perlu menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari.
Pasien pasca persalinan yang belum haid dapat diberikan suntikan pertama kapan saja asal
dipastikan sedang tidak hamil. Apabila akseptor tidak ingin menyusui bayinya, suntikan
kombinasi dapat diberikan pascapersalinan 3 minggu.
Suntik KB diberikan pada lapisan otot, terutama otot pada bagian pantat. Selanjutnya,
akseptor dapat diminta untuk kembali datang setiap 4 minggu. Jika tidak bisa datang pada 4
minggu berikutnya, pasien dapat diberikan suntikan 1 minggu lebih awal. Asal pasien tidak
hamil, suntikan berikutnya dapat diberikan 7 hari setelah jadwal.
Kondisi yang perlu diwaspadai apabila terjadi pada wanita dengan metode KB suntik antara
lain adalah nyeru dada atau nafas pendek, sakit kepala berat, hebat atau gangguan
penglihatan, nyeri tungkai hebat, dan tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari
sebelum suntikan berikutnya karena adanya resiko terjadi kehamilan.
b. Suntikan Progestin
Suntik progestin merupakan contoh metode kontrasepsi yang efektif. Kembalinya kesuburan
terjadi lebih lambat yaitu sekitar 4 bulan setelah penghentian KB. Sebagaimana pil progestin,
suntikan ini tidak menyebabkan gangguan produksi ASI. Contoh dari suntikan progestin
adalah depo provera yang mengandung 150 mg medroksi progesteron asetat. Suntikan
tersebut digunakan secara intramuskular setiap 3 bulan. Alternatif lain adalah depo noristerat
yang mengandung 200 mg, norestisteron enantat, diberikan setiap 2 bulan secara
intramuskular.
Cara kerja suntikan progestin dalam mencegah kehamilan kurang lebih serupa dengan
suntikan kombinasi. Sementara itu, keuntungan dan keterbatasannya juga serupa dengan pil
KB. Angka kegagalannya hanya sekitar 0,3 kehamilan per 100 perempuan setiap tahunnya.
Tentunya, dengan syarat penyuntikan dilaksanakan sesuai jadwal.
Implan, Metode Hormonal Jangka Panjang
Kontrasepsi dengan implan termasuk dalam kontrasepsi jangka panjang karena dapat berlaku
masa kerjanya hingga 3-5 tahun. Norplant dapat efektif selama 5 tahun sedangkan janeda,
indoplant dan implanon dapat bertahan hingga 3 tahun. Norplant mengandung 36 mg
levonogestrel, implanon mengandung 68 mg ketodesogestrel sedangkan indoplant
mengandung 75 mg levonogestrel. Sebagai alat bantu mengatur jarak kelahiran, implan
cukup bagus karena masa kesuburan akan segera kembali setelah implan dicabut. Efektifitas
implan sangat tinggi, dengan angka kegagalan hanya sekitar 0,2-1 kehamilan per 100 wanita.
Selain masa pencegahan kehamilannya yang lama, hingga 5 tahun, implan bebas dari
pengaruh estrogen. Dengan begitu, implan tidak mengganggu produksi ASI serta efek
samping dari estrogen lainnya tidak ada. Kontrol ke klinik tidak perlu dilakukan secara rutin,
melainkan cukup apabila ada keluhan saja. Apabila akseptor sudah menginginkan
kehamilam, implan dapat segera dicabut kapan saja.
Nyeri haid dan jumlah haid berkurang dengan penggunaan implan. Selain itu, dipercaya
bahwa kejadian kanker endometrium berkurang pada penggunaan implan, begitu juga dengan
kelainan jinak payudara. Penderita endometriosis juga bisa mendapatkan manfaat dari
implan.
Efek yang kadangkala dikeluhkan oleh pasien antara lain adalah perdarahan bercak dan
amenorea. Meski secara umum mengurangi darah haid, ada pula kasus sebaliknya berupa
terjadinya hipermenorea yang merupakan peningkatan jumlah darah haid. Keluhan tambahan
antara lain adalah nyeri kepala, peningkatan atau penurunan berat badan, nyer payudara,
mual, pusing, perubahan mood dan kegelisahan. Obat-obatan seperti obat tuberkulosos dan
epilepsi juga mengurangi efektifitas implan sebagaimana metode kontrasepsi hormonal
lainnya.
Serupa dengan metode kontrasepsi hormonal lainnya, wanita hamil atau diduga hamil,
perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, benjolan/kanker payudara atau
riwayat kanker payudara, miom uterus, serta gangguan toleransi glukosa tidak boleh
menggunakan implan. Wanita dengan tekanan darah >180/110 mmHg sebaiknya tidak
menggunakan implan. Pemasangan implan sebaiknya dilakukan pada saat haid hari ke-2
hingga hari ke-7. Lebih dari itu, perlu adanya penggunaan kontrasepsi tambahan selama 7
hari.

Apa Itu Alat Kontrasepsi?

Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Seorang wanita bisa mendapatkan kehamilan apabila sperma bertemu
dengan sel telur. Penggunaan alat kontrasepsi akan mencegah sel telur dan sel sperma
bertemu, menghentikan produksi sel telur, menghentikan penggabungan sel sperma dan sel
telur yang telah dibuahi yang menempel pada lapisan rahim.
Kapan Alat Kontrasepsi Digunakan?

Alat kontrasepsi digunakan ketika hendak melakukan hubungan intim dengan pasangan.
Cara pemakaian alat kontrasepsi bergantung pada jenisnya. Setiap jenis alat kontrasepsi pun
memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
1. Kontrasepsi Alami

Cara ini dilakukan dengan menghitung masa subur wanita secara manual melalui
perhitungan siklus menstruasi. Metode ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan suhu tubuh,
perubahan pada cairan vagina, hingga menghitung menggunakan kalender.
2. Pil KB

Pil KB menjadi alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Pil ini mengandung
hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah terjadinya ovulasi. Ada
dua jenis yang bisa ayah bunda temui, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang hanya
mengandung progesteron.
3. Kondom Pria

Alat kontrasepsi ini dipasang pada alat kelamin pria untuk mencegah masuknya sperma ke
dalam vagina ketika sedang berhubungan. Kelebihan dari kondom adalah harganya yang
terjangkau, memberikan perlindungan dari bahaya penularan penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS), dan sangat mudah didapatkan. Namun, alat kontrasepsi ini hanya bersifat
sekali pakai.
4. Suntik

Alat kontrasepsi berupa suntik terbagi menjadi dua jenis, yaitu KB suntik yang memiliki
jangka waktu tiga bulan untuk mencegah terjadinya kehamilan, dan KB suntik yang hanya
bisa bertahan selama satu bulan. Metode ini disinyalir lebih efektif dibandingkan dengan
mengonsumsi pil KB. Akan tetapi, harganya relatif mahal dan tidak memberikan
perlindungan maksimal terhadap penyakit menular seksual.
5. Implan
Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api dan dimasukkan
ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB implan akan mengeluarkan
hormon progestin secara perlahan, dan bisa mencegah terjadinya kehamilan hingga tiga
tahun. Sama halnya dengan suntik, KB implan terbilang mahal dan memiliki beberapa efek
samping, seperti menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang
terpasang, dan tidak efektif untuk mencegah penularan IMS.
6. IUD

IUD merupakan singkatan dari intrauterine device, memiliki bentuk seperti huruf T. Alat
KB ini dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan. Secara
umum, IUD memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang dibuat dari tembaga, misalnya
ParaGard yang memiliki ketahanan hingga 10 tahun, dan IUD yang memiliki kandungan
hormon, seperti Mirena yang harus diperbarui setiap lima tahun.
7. Kondom Wanita

Kondom wanita merupakan alat kontrasepsi berupa plastik yang dipasang menyelubungi
vagina. Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk menyesuaikan posisi
alat kelamin pria ketika berhubungan. Sama halnya dengan kondom pria, kondom wanita
juga memberikan perlindungan dari IMS, tetapi kurang efektif dibandingkan dengan kondom
pria.
Siapa yang Harus Menggunakan Alat Kontrasepsi?
Menurut SDKI 2017 disebut married status atau status menikah pada wanita usia subur
yang sudah berusia antara 15-49 tahun. Cara menentukan alat kontrasepsi yang sesuai bagi
ayah bunda harus melalui konseling oleh tenaga kesehatan terlatih, setelah memahami
penjelasan konseling ayah bunda berhak untuk memilih dan menentukan metode
kontrasepsinya sendiri.
Dimana Mendapatkan Alat Kontrasepsi?

Alat kontrasepsi kondom pria bisa dibeli di apotek dan minimarket terdekat, untuk alat
kontrasepsi untuk wanita, bisa mendapatkannya di puskesmas, klinik, bidan, atau rumah sakit
terdekat.
Mitos atau Fakta ?
IUD dapat bergeser dan menimbulkan pendarahan. Faktanya IUD dipasang di rongga
rahim yang tidak memiliki lubang lain selain vagina. Apabila ada pergeseran hanya disekitar
rongga rahim dan tidak menimbulkan perdarahan yang massif.

Pil dan suntik dapat menyebab berat badan naik. Faktanya berat badan berubah secara
alami sejalan dengan perubahan kondisi kehidupan dan seiring bertambahnya usia. Jadi tidak
berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi.

Alat kontrasepsi dapat menyebabkan kemandulan. Faktanya, terdapat keterlambatan


kesuburan setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal, tetapi pada waktunya wanita
akan dapat kembali hamil dan perlu waktu agar pola menstruasi kembali seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai