Anda di halaman 1dari 10

Health Education

Kontrasepsi Hormonal

Oleh :
Nindy Pratami Husain
15014101078
Masa KKM: 7 Maret 15 Mei 2016

Residen Pembimbing
dr. Fransisca M. Hibono

Supervisor Pembimbing
Prof. Dr. dr. Eddy Suparman, SpOG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Health Education dengan Judul:


Kontrasepsi Hormonal
Telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada tanggal

Residen Pembimbing

dr. Fransisca M. Hibono

Maret 2016

PENDAHULUAN

Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat


pertemuan antara sel telir yang matang dengan sel sperma.upaya ini dapat bersifat sementara
maupun permanen dengan menggunakan alat dan obat-obatan.1
Menurut hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2012 terkait
dengan program keluarga berencana (KB) menunjukan bahwa perempuan usia 15-49 tahun
sebanyak 98% mengetahui alat/cara kontrasepsi modern. Sebanyak 62% wanita usia subur
berstatus kawin, usia 15-49 menggunakan suatu alat/cara kontrasepsi yaitu 58% menggunakan
alat kontraseosi modern dan 4% menggunakan kontrasepsi tradisional. Kontrasepsi modern
meliputi

sterilisasi wanita, pil, alat kontresepsi dalam rahim(AKDR), suntik,implan,

kondom,intravagina/diagragma, kontrasepsi darurat, metode amenore laktasi (MAL),


sedangkan alat kontrasepsi traditional meliputi pantang berkala dan senggama terputus. Di
antar cara kontrasepsi modern yang di gunakan, kontrasepsi suntik merupakan alat kontrasepsi
terbanyak di gunakan oleh wanita berstatus kawin ( 32%), di ikuti oleh pil KB sebanyak
hampir 14%.2
Menurut BKKBN pada tahun 2012, jenis metode KB paska persalinan terbagi menjadi
dua yaitu non hormonal dan hormonal. Jenis kontrasepsi non hormonal yaitu

MAL,

kondom,AKDR dan kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi),sedangkan jenis


kontrasepsi hormonal terbagi atas dua yaitu progesterone ( pil, injeksi, dan implan ) dan
kombinasi (pil, dan injeksi).3
Berdasarkan data BPS tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 252.164,8
ribu orang yang terdiri dari 125.715,2 laki-laki dan 125.449,6 perempuan. Rata-rata laju
pertumbuhan penduduk tahun 2010-2014 sekitar 1,40% pertahun. Diperkirakan penduduk
Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050.4 Oleh karena itu, sangat penting bagi
indobnesia untuk membenahi fasilitas publiknya. Tingkat pertumbukan tersebut di pengaruhi
oleh tiga faktor utama, yaitu fertilita,,mortilitas dan migrasi. Minimnya pengetahuan mengenai
pertumbuhan penduduk akan berdampak pada peningkatan angka kematian ibu hamil dan

bersalin, angka kehamilan yang tidak di inginkan, serta angka kejadian penyakit menular
seksual.5
Adapun kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak di gunakan
wanita di Negara- Negara maju. Para wanita menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Kecenderungan peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan
angka kelahiran dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak di atur akan mempengaruhi
tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga,sehingga akan bertolak belakang
dengan program pemerintah yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata
laksana untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat di perlukan,termaksud dalam
penggunaan kontrasepsi hormonal baik berupa estrogen saja maupun kombinasi estrogen dan
progesterone.6

A. Definisi Kontrasepsi Hormonal


Alat atau obat kontrasepsi berisi hormon estrogen dan progesterone yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi hormonal berisi 2 hormon
steroid yaitu hormone estrogen dan progesteron. Estrogen sintetik adalah etinil
estradiol, mestranol dan progesteron sintetik adalah progesteron, norethindron,
noretinodrel, etinodiol, norgestrel. Alasan utama untuk menggunakan estrogen dan
progesterone sintetik adalah bahwa hormone alami hampir seluruhnya akan di rusak
oleh hati dalam waktu singkat setelah diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam sirkulasi
porta.7,8
B. Jenis Kontrsepsi Hormonal
1. Kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi berupa pil yang berisi estrogen sintetik dan
progesterone sintetik.9
a. Jenis Kontrasepsi Oral
Tipe Kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil dan ada yang berisi 28 pil dimana setiap
pilnya berisi derivate estrogen dan progesterone dosis kecil,untuk
penggunaan satu siklus. Pil yang berjumlah 21-22 di mulai dari hari
ke-5 haid tiap hari satu terus-menerus dan kemudian berhenti jika isi
bungkus habis. Sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu,misalnya
malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil di hentikan,
biasanya terjadi withdrawal bleeding dan pil dalam bungkus kedua
diminum pada hari ke-5 dari permulaan perdarahan. Apabila tidak
terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam bungkus kedua mulai

diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis.9


Pil seknensial
pil ini tidak seefektif pil kombinasi dan pemakaiannya di
anjurkan pada hal-hal tertentu saja. Pil yang mengandung estrogen
saja diminum untuk 14-16 hari, selanjutnya merupakan pil kombinasi

yang diminum untuk 5-7 hari.9


Mini pil
Hanya berisi derivat progesterone dosis kecil ( 0,5 mg per hari)
terdiri dari 21-22 tablet. Minipil bukan menjadi pengganti dari pil oral
kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan, yang di gunakan

oleh wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang


menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh

sebab apapun.9,10
Pil pasca senggama (morning after pill)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg diminum 2 kali sehari dalam kurang
waktu 72 jam pasca senggama selam 5 hari berturut-turut.10

b. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi oral


Keuntungan:11
Efektivitas tinggi
Mini-pil dapat di berikan pada ibu yang masih menyusuikarena
tidak mengganggu ASI
Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
Frekuensi koitus tidak perlu di atur
Keluhan dismenorea menjadi berkurang
Kerugian:11
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
Efek sampan yang bersifat sementara seperti mual,muntah,pusing, dan

nyeri payudara.
Berat badan naik

Gambar 1. Contoh kontrasepsi oral11


2. Kontrasepsi suntik

a. jenis kontrasepsi suntik


suntikan setiap 3 bulan
depo provera adalah 6-alfa-medroksiprogesteron yang di gunakan
untuk tujuan kontrasepsi parental, mempunyai efek progesteron yang
kuat dan sangat efektif. Noristerat juga termaksud dalam golongan
kontrasepsi

suntikan.

Kontrasepsi

ini

di

suntikan

secara

intramuscular dalam dosis 150 mg/cc.9


suntikan setiap bulan
suntikan bulanan atau suntikan kombinasi mengandung 2 macam
hormon progestin dan estrogen seperti hormone alami pada tubuh
oerempuan. Preparat yang di pakai adalah medroxy progesterone
atau norethisterone. Berbagai nama telah beredar antara lain
cyclofem, cycloprovena, mesygna, dan norigynon. Kontrasepsi ini di
suntikkan secara intramuscular dalam dosis 25 mg/xcc.9,10

b. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi suntik


Keuntungan:11
1. Efektivitas sangat tinggi
2. Suntikkan setiap tiga bulan dapat di berikan pada ibu yang masih
menyusui karena tidak mengganggu ASI
3. Dapat di gunakan oleh permpuan usia <35 tahun sampai
perimenopause
4. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
5. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
Kerugian:11
1. Gangguan haid seperti siklus memndek atau memanjang,
perdrahan yang banyak atau sedikit, sporting, tidak haid sama
sekali
2. Kesuburan tidak langsung kembali setelah suntikan di hentikan
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Mual,sakit kepala, nyeri payudara ringan akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga
5. Penggunaan jangka pangjang dapat menurunkan kepadatan tulang
(densitas)
6. Penggunaan jangka pangjang dapat menimbulkan kekringan pada
vagina, menurunkan libido dan jerawat.

Gambar 2. Konstrasepsi suntik


3. Kontrasepsi implan
Implan adalah alat kontrasepsi yang di bawah kulit yang mengandung
progestin yang di bungkus dalam kapsul. Biasanya di letakkan di lengan atas.
Adapun cara kerjanya sama dengan kontrasepsi pil.10
a. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi implant
Keuntungan:11
1. Efektivitas sangat tinggi
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut
4. Tidak ada efek samping seperti mual, muntah, pusing, dan nyeri
payudara
5. Tidak mengganggu ASI
6. Mencegah terjadinya kanker endometrium dan penyakit radang

panggul
Kerugian:11
1. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan
2. Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan
3. Tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi, akan tetapi
harus pergi ke dokter untuk pencabutan.

Gambar 3. Kontrasepsi implant11

KESIMPULAN
Di bawah pengaruh hipotalamus, hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin
Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH). Kedua hormon ini dapat
merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progestron. Selanjutnya, estrogen dan
progesterone menumbuhkan endometrium pada waktu

daur haid sehingga dalam

keseimbangan tertentu menyebabkan ovulasi serta penurunan kadarnya mengakitkan


desintegrasi endometrium dan haid. Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa baik estrogen
maupun progesterone dapat mencegah ovulasi. Hal ini menjadi dasar untuk menggunakan
kombinasi estrogen dan progesterone sebagai cara kontrasepsi dengan jalan mencegah
terjadinya ovulasi.
Kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesterone merupakan
kontrasepsi hormonal, kontrasepsi hormonal ini memberikan kontribusi besar dalam
penurunan angka kelahiran. Adapun jenis dari kontrasepsi hormonal ini adalah kontrasepsi
dengan pil, suntik, implant, AKDR/IUD.

DAFTAR PUSTAKA
1. S
Handayani, Prawirohardjo. Buku ajar pelayanan keluarga berencana.
Yogyakarta : Pustaka Rihama. 2006.
2. Survei Demografi dan kesehatan Indonsia (SKDI). Jakarta : Indonesia. 2012.
Available from : http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil%20penelitian/SKDI

%202012/Laporan%20Pendahuluan%20SDKI%202012.pdf [diakses pada 22


maret 2016]
3. BKKBN. Laporan program KB Nasional tahun 2012. Available from:
www.bkkbn.go.id [diakses pada 22 Maret 2016]
4. BPS. Jumlah penduduk Indonesia menurut provinsi 2014. Available from:
www.bps.go.id
5. A Saifuddin. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan bina
pustaka sarwowono prawiroharjo. 2006.
6. H Hartanto. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: pustaka sinar.
7. LSM Omnia. Contraception. Clinical Faculty, Departement of Obstetrics and
Gynecology, Robert Wood Johnson University, Hamilton hospital. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview
8. E John, Hall, Buku ajar fisiologi kedokteran. Editor : MD Widjajakusumah. Edisi:
12. Jakarta:EGC:2014.
9. Anwar, Mochamad, Baziad, Ali, Prabowo, Prajitno. Ilmu Kandungan. Edisi: 3.
Cetakan 1. Jakarta: PT Bina pustaka sarwono prawirohardjo. 2011.
10. Kementrian Kesehatan. Pedoman pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
di fasilitas kesehatan. Jakarta. 2012
11. S Joice. Bahan ajar kuliah: Keluarga berencana & jenis-jenis metode konstrasepsi.
Universitas Sam Ratulangi: Manado. 2016.

Anda mungkin juga menyukai