Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia pada 2020, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif
tinggi. Maka dari itu perlunya pencanangan suatu program untuk mempertahankan
dan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Program yang dicanangkan pemerintah
untuk menekan tingginya laju pertumbuhan penduduk yaitu dengan program Keluarga
Berencana (KB). Menurut World Health Organization (WHO), KB merupakan
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan
objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mengatur interval di
antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak
1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka
kelahiran dengan bermakna. Program KB mempunyai misi yang sangat menekankan
pentingnya upaya menghormati hak - hak reproduksi dan sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana
adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,
menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan
keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Keluarga Berencana (KB) mencakup dua tujuan utama: Pengaturan jarak
kelahiran dan memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi menambah anak.
Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir semua metode medis teknis KB yang
dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB yaitu metode Modern
Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga,
yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan. Alat kontrasepsi
sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua
alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus
bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan (umur, gaya
hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode kontrasepsi
yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,

1
pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek
samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan
dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi
keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi
yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik menyusun makalah
mengenai “Program Keluarga Berencana menggunakan Kontrasepsi Implan”.
Kontrasepsi Implan dapat diartikan sebagai metode kontrasepsi yang diinversikan
pada bagian subdemal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja
panjang. Dosis rendah, dan reversible untuk wanita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa definisi kontrasepsi Implan?
2. Apa sajakakah jenis kontrasepsi Implan?
3. Bagaimana mekanisme kerja kontrasepsi Implan?
4. Apa keuntungan dan kekurangan kontrasepsi Implan?
5. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB Implan?
6. Waktu mulai menggunakan Implan?
7. Bagaimana cara pemasangan Implan?
8. Kapan jadwal kunjungan kembali setelah pemasangan Implan?
9. Bagaimana cara pencabutan Implan?
10. Efek samping apa saj yang dapat dialami setelah pemasangan Implan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi kontrasepsi Implan
2. Menguraikan jenis kontrasepsi Implan
3. Mendeskripsikan mekanisme kerja kontrasepsi Implan
4. Mengetahui keuntungan dan kekurangan kontrasepsi Implan
5. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi KB Implan
6. Mendeskripsikan waktu mulai menggunakan Implan
7. Mendeskripsikan cara pemasangan Implan
8. Mengetahui kunjungan kembali setelah pemasangan Implan
9. Mendeskripsikan cara pencabutan Implan
10. Mengetahui efek samping apa saj yang dapat dialami setelah pemasangan Implan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kontrasepsi Implan


Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas Implan adalah
metode kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, reversible untuk wanita (Handayani, 2010). Implan juga dapat diartikan sebagai
alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan
hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. (Hartanto,
Hanafi. 2004).
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kontrasepsi Implan adalah batang
silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan
pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan. Pemakaian kontrasepsi
Implan dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
B. Jenis Kontrasepsi Implan
Terdapat 3 jenis Implan yaitu:
1. Norplant
- Berisi 6 batang yang mengandung hormon levonorgestrel.
- Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg levonorgestrel
yang efektif mencegah kehamilan selama 5 tahun.

2. Implanon
- Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel
- Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun.

3
3. Indoplant dan Jadena
- Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
- Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun

C. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Implan


1. Mengentalkan lendir serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar
untuk penetrasi sperma.
2. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi Implanasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah
Implanasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai
fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.
3. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
4. Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH),
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.

4
D. Keuntungan dan Kekurangan Kontrasepsi Implan
1. Keuntungan kontrasepsi implan, meliputi :
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman
dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan Implan sangat mendekati efektivitas
teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling
pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa
kerja paling panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur
dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh
kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan.
Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka
kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha
untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.
Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan
kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan
waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan
implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon
progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat
tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan
pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada
efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal.

5
Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan
dapat diisersikan segera Postpartum.
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i. Dapat dicabut setiap saat
j. Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas
pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan
meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang
hilang.
2. Kekurangan kontrasepsi Implan, meliputi :
a. Menimbulkan gangguan menstruasi
Tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan bercak (spothing) dan perdarahan
tidak teratur. Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama
penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan
pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting
(bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak
sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan
memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih
jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan
pun.
b. Berat badan bertambah
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat
badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada
pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan.
Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas
androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai
dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75
wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya
peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan
yang tidak teratur dengan berat badan).
c. Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara

6
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan
kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh
aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung
dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon 5EKX
(SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid
bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan
kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen
pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam
androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat
mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan
menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal
(misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan
antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan
implan.
d. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan
yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau
menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang
mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi
paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan
pemasangan serta pencabutan implan. Klien tidak dapat menghentikan sendiri
pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus pergi ke
klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan
pengangkatan implan.
e. Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular sexual HIV/AIDS
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular
sexual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia.
Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular sexual harus
mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna
mencegah infeksi.
f. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
g. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau
obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

7
Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,
penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko
kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.

E. Indikasi dan Kontra Indikasi KB Implan


1. Indikasi
a. Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam minggu masa nifas).
b. Wanita pasca keguguran.
c. Wanita usia reproduksi.
d. Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat penggunaan
pil kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung estrogen.
e. Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat jadwal meminum pil atau
enggan melakukan manipulasi yang diperlukan pada metode sawar.
f. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia
bulan sabit.
g. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
h. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (misal Wanita yang masa
usianya suburnya telah berakhir, tetapi tidak menginginkan strelisasi).
i. Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya.
2. Kontra Indikasi
a. Hamil atau diduga hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e. Menderita mioma uterus dan kanker payudara.
f. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus.
g. Penyakit tromboemboli.
h. Gangguan toleransi glukosa.
F. Waktu Mulai Menggunakan Implan
1. Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode
kontrasepsi tambahan.

8
2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan .
Apabila insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan sexual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
3. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini
tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan sexual atau
menggunakan metode kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
4. Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat.
5. Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan sexual
selama tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
6. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan
implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrsepsi dengan benar.
7. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan
pada saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.
8. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan
klien ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan
syarat diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
9. Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak
melakukan hubungan 5EKXual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi
lain untuk tujuh hari saja. AKDR segera dicabut.
10. Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan.
G. Cara Pemasangan Implan
Pemasangan Implan biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada lengan
kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal), agar tidak menggangu kegiatan. Implan
dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan
yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan
juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap
bersih kering dan tidak boleh terkena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan
oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian
dan setelah 5 tahun Implan harus diambil atau di lepas. Saat pemsangan yang tepat

9
adalah pada waktu menstruasi atau 1-2 setelah menstruasi. Akseptor sebaiknya berbaring
horizontal atau duduk Selama pemasangan Implan untuk mempermudah pemsangan
(Noviawati Setya, 2009). Berikut Langkah-langkah pemasangan Implan:
1. Lengan yang tidak dominan (lengan kiri) diletakan lurus setinggi pundak. Tentukan
daerah pemsangan biasanya sekitar 8 cm hingga 10 cm di atas lipat siku. Lakukan
pembersihan di daerah tindakan dan sekitarnya.
2. Lakukan anestesi local di tempat insersi dan dengan arah seperti kipas sepanjang 4-4,5
cm dengan pembius local.
3. Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat suntikan, agar luka tidak dijahit
dan mengurangi kemugkinan infeksi.
4. Tusukkan trochar melalui sayatan ke bawah kulit, perhatikan tanda batasnya dan
tusukkan sampai tanda batas dekat pangkal trochar.
5. Keluarkan batang dalam trochar dan masukkan kapsul Implan ke dalam batang ke luar
trochar dengan memakai pinset anatomis, dorong pelan-pelan dengan batang
pendorong sampai terasa ada tahanan.
6. Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trochar perlahan-lahan sepanjang batang
pendorong sampai batas paling ujung. Implan terlepas dari trokar kalau tanda batas
paling ujung terlihat pada luka insisi dan dipastikan dengan meraba ujung trokar
dengan jari.
7. Raba Implan terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi sebelahnya
tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujungnya dari sayatan. Pasang seluruh Implan
dengan posisi menyerupai kipas, sehingga keenam kapsul terpasang baik. Olesi luka
sayatan dengan antisepstik, tutup dengan plester dan kasa steril dan balut dengan
perban.
H. Jadwal Kunjungan Kembali
Ibu yang memakai Implan dianjurkan kembali periksa bila ditemukan hal – hal
sebagia berikut :
1. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2. Perdarahan yang banyak darah kemaluan
3. Rasa nyeri pada lengan
4. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5. Ekspulsi dari batang impalant
6. Sakit kepala yang hebat atau penglihatan menjadi kabur
7. Nyeri dada hebat

10
8. Dugaan adanya kehamilan
I. Pencabutan Implan
1. Tentukan posisi Implan dengan palpasi. Lakukan desinfeksi di daerah tindakan dan
sekitarnya. Lakukan anastesi local pada tempat insersi dengan bentuk seperti kipas
dengan cairan pembius local.
2. Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan mengurangi kemungkinan
infeksi.
3. Tekan Implan dengan jari kea rah sayatan, setelah ujung tampak, jepit dengan pean
dan tarik keluar.
4. Bersihkan Implan dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan menggunakan
scalpel. Jepit ujung Implan yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik keluar
Implan perlahan-lahan sampai terlepas seluruhnya. Lakukan hal yang sama sampai
semua Implan (6 btg) dikeluarkan. Rapatkan luka, tutup dengan plester, kasa steril dan
balut dengan perban.
J. Efek Samping Implan
Terdapat beberapa efek samping dan penanganan Implan adalah sebagai berikut :
1. Amenorea
2. Perdarahan bercak (spotting) ringan
3. Ekspulsi
4. Infeksi pada daerah insersi
5. Berat badan naik / turun

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Implan adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet
silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan
silastic adhesive. Pemakaian kontrasepsi Implan dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun,
dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan.
Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Mekanisme kerja pemasangan KB Implan adalah dengan mengentalkan lendir
serviks, menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi Implanasi,
mengurangi transportasi sperma. Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan
sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma, dan menekan ovulasi.
Dalam pemakaian Implan, tidak semua wanita dapat menggunakan Implan seperti
wanita hamil, yang memiliki mioma, karena Implan merupakan alat kontrsepsi yang
mengandung hormone. Implan ini tidak dapat di pasang atau di cabut sendiri,
memerlukan tenaga medis yang berkompeten.

B. Saran
Dalam pemasangan Implan diperlukan orang yang berkompeten dalam
bidangnya, seperti perawat atau bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
perawat atau bidan dalam pemasangan Implan adalah teknik steril. Sebaiknya petugas
kesehatan yang akan memasang Implan sudah melakukan konselng kepada ibu dan
keluarga sehingga pilihan Implan merupakan pemilihan yang paling tepat untuk ibu dan
keluarga, kemudian ibu dapat mengetahui efek samping maupun keuntungan dari
pemakaian KB Implan ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Muliasari.

Handayani. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang


Digunakan. Bogor: ECG.

Noviawati. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Noviawati, Dyah. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

13
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
MENGGUNAKAN KONTRASEPSI IMPLAN

Oleh :
RAHMATIA
201906004

14
DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


NUSANTARA LASINRANG PINRANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tersebut dengan baik, Walaupun ada kesulitan

yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Shawat dan

salam tidak lupa disampaikan kepada Nabi junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan cahaya menuju jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Adapun judul makalah

ini yaitu “Program Keluarga Berencana menggunakan Kontrasepsi Implan”.

Walaupun demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat

kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh

karena itu, saran dan kritk yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan agar

dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.

Harapan penulis semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.

Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Wr.Wb

Pinrang, Mei 2020

15
Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi Implan.................................................................... 3
B. Jenis Kontrasepsi Implan........................................................................ 3
C. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Implan.................................................... 4
D. Keuntungan dan Kekurangan Kontrasepsi Implan.................................. 5
F. Indikasi dan Kontra Indikasi KB Implan................................................ 8
G. Waktu Mulai Menggunakan Implan....................................................... 9
H. Cara Pemasangan Implan........................................................................ 10
I. Pencabutan Implan.................................................................................. 10
J. Efek Samping Implan.............................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 13

16
17

Anda mungkin juga menyukai