KB IMPLANT
DISUSUN OLEH:
AFRILLIA KINANTI (PO.71.24.3.19.001)
ALLYA PUTRI PRATIWI (PO.71.24.3.19.002)
ANAGIA MAHARANI (PO.71.24.3.19.003)
ANI ASMARA DEWI (PO.71.24.3.19.004)
ANNISA ULFARIA (PO.71.24.3.19.005)
ATIKA SARI (PO.71.24.3.19.006)
DEPPRIZA PUTRI (PO.71.24.3.19.007)
DIAJENG TAKARINA (PO.71.24.3.19.008)
DINI MENIARTI (PO.71.24.3.19.009)
TINGKAT: II A
DOSEN PENGAJAR: SITI FATIMAH,SST.,M.Bmd
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga Kami berterima kasih kepada Dosen
yang telah memberikan tugas ini kepada Kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang.
Sekiranya hanya ini yang dapat Kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan,
akhir kata Kami ucapkan Terimakasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Profil Implant
2.3 Jenis Implant
2.4 Cara Kerja
2.5 Efektifitas
2.6 Keuntungan Kontrasepsi
2.7 Keuntungan Non Kontrasepsi
2.8 Keterbatasan
2.9 Yang Boleh Menggunakan Implant
2.10 Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant
2.11 Waktu Mulai Menggunakan Implant
2.12 Penapisan
2.13 Alat dan Bahan
2.14 Cara Pemasangan
2.15 Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik
2.16 Pencabutan
2.17 Rumor dan Fakta Tentang Kontrasepsi Implant
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang
sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana
adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,
menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan
keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul
atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon.
Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara
kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal
kunjungan.
1.3 Tujuan
4
Adapun Tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa
mampu:
BAB II
5
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah
kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon
tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai
kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan
susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil,
cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi
tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan
yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan
perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi
masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan
secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan
(Sarifiddin, 2006).
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan diameter
2.4cm yang diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.
6
2. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, diameter 2 mm,
yang diisi dengan 68 mg 3 – keto – desogestel dan lama kerjanya 3 tahun
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama kerjanya 3
tahun
2.5 Efektifitas
1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama
2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira – kira
2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil
3. Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama
7
7. Tidak mengganggu kegiatan senggama
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
2.8 Keterbatasan
1. Usia reproduksi
2. Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang
4. Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Pasca keguguran
8
7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
8. Riwayat kehamilan ektopik
9. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan
sabit (sickle cell)
10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
11. Sering lupa menggunakan pil
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan.
Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila di insersi
setelah hari ke-7 siklus haid,klien jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi
kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7
hari saja.
Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi dapat dilakukan setiap
saat. Bila menyusui penuh klien tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, Insersi dapat dilakukan
setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
9
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant,
Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan, atau klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,implant dapat diberikan pada
saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR),dan klien
ingin menggantinya dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini
tidak terjadi kehamilan.Tidak perlu menunggu hingga datangnya haid berikutnya
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, Implant dapat diinsersikan pada hari ke-7
dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Paska keguguran implant dapat segera diinsersikan.
2.12 Penapisan
Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan
implant.
Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis antiseptic
tertentu)
Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam
medic
10
7. Kasa 16. Tempat sampah di tutup plastik
8. Skapel no 11/15 17. Larutan klorin 0.5 %
9. Kapas 18. Template
1. Meminta klien untuk membersihkan seluruh lengan yang dipasang implant dengan sabun.
2. Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan handuk atau kain bersih
3. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan
jumlahnya.
4. Gunakan sarung tangan dengan benar
5. Melakukan antiseptik pada daerah pemasangan
6. Memasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan pasien.
7. Suntikkan anastesi local dengan benar
8. Menguji anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
9. Membuat insisi dangkal pada kulit selebar kurang lebih 2 mm.
10. Memasukkan trokar dengan benar
11. Memasukkan kapsul dengan benar
12. Melakukan perabaan perabaan pada kapsul yang telah terpasang
13. Menekan tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan (kalau ada)
14. Mendekatkan tepi luka dan menutupnya dengan plaster.
15. Memasang pembalut tekan
16. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka
17. Lakukan proses dekontaminasi
18. Melepaskan sarung tangan
11
19. Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkandengan handuk atau kain bersih
20. Buat rekam medik, lakukan pencatatan pada buku register/catatan akseptor
21. Observasi klien selama 5 menit sebelum mengijinkan klien pulang.
12
k. Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 2,5 – 4 cm (nomor 22).
l. Skalpel (pisau bedah) nomor 11.
m. Klem lengkung dan lurus (mosquito dan Crile).
n. Band aid atau kasa steril dengan plester.
o. Kasa pembalut.
p. Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu tersedia untuk keadaan darurat).
Cara pencabutan:
1. Persilakan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan air yang
mengalir, serta membilasnya.
2. Persilakan klien berbaring di tempat tidur, dengan lengan disangga untuk memudahkan
pencabutan.
3. Raba kapsul untuk menentukan lokasi pancabutan. (agar lebih mudah meraba kapsul,
basahkan sedikit ujung jari dengan air sabun atau larutan antiseptik).
4. Kemudian beri tanda pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol.
5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan. Kemudian pakai sarung tangan
steril atau DTT.
6. Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik.
7. Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml
obat anestesi. Memasukan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dibuat,
kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh
darah. Suntikkan sedikit anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai lebih kurang
13
sepertiga panjang kapsul (1 cm), tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikkan obat
anestesi (kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul.
8. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang lebih kurang 4 mm dengan
menggunakan skapel. Jangan membuat insisi yang besar.
9. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dari
tempat insisi.
10. Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada
luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung
(mosquito atau Crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung
kapsul dengan klem tersebut.
11. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-
gosok pakai kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
12. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua (gambar 20-34).
Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua
(gambar 20-35). Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang
mengelilinginya tidak melekat pada karet silicon. Bila kapsul sulit dicabut, pisahkan
secara hati-hati sisa jaringan ikat yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa
atau skapel.
13. Cari kapsul berikutnya, gunakan teknik yang sama (Langkah 10 sampai 12) untuk
mencabut kapsul berikutnya.
14
Fakta :Susuk dapat dicabut setiap saat,sedangkan jadwal penggantiannya sesuai
dengan jenis implant yang digunakan.
Rumor :Susuk/implant tidak perlu diganti
Fakta :Susuk perlu diganti secara berkala sesuai jenis implant yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di
isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. Jenis –
jenis implant seperti norimplan, implanon, jadena. Dalam pemakaian implant, tidak semua
wanita dapat menggunakan implant seperti wanita hamil, yang memiliki mioma, karena
implant merupakan alat kontrsepsi yang mengandung hormone. Implant ini tidak dapat di
pasang atau di cabut sendiri, memerlukan tenaga medis yang berkompeten.
3.2 SARAN
Dalam memasang implant di perlukan orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti
bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan dalam pemasangan implant adalah,
teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan memasang implant sudah melakukan konseling
kepada ibu dan keluarga sehingga pilihan implant merupakan pilihan yang tepat untuk ibu dan
keluarga, dan ibu mengetahui efek samping maupun keuntungan dari implant tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
16