Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

“ KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Device)”

Dosen Pengampu:
Ns.Reni Fitria, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH:
SUMARNI
( 1901012015 )
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang
berjudul “Kontrasepsi IUD”dengan baik tanpa adanya suatu halangan apapun.
Kami menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya dengan segala
kerendahan hati, penulis persembahkan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang
memerlukannya.

Merangin, 27 Nopember 2020

( Sumarni )

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi
kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia.
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan
fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam
UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitastahun
2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga Berencana Nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada
pelaksanaan Program Making Pregnancy Safer. Salah satu pesan kunci dalam

2
rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010
adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk
mewujudkan pesan kunci tersebut Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan utama.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam pemilihan menentukan jenis
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga
oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi
tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain
faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman
dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat
haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode
kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini
nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan
setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-
beda.
Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi,
misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau
dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini
telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman
dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan dibahas pada makalah ini adalah
tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).

B.   Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa pengertian kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)?
2. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi IUD?
3. Bagaimana cara kerja IUD?

3
4. Apa saja Keuntungan dan Kerugian IUD?
5. Apa indikasi dan kontara indikasi KB IUD?
6. Bagaimana cara pemasangan IUD?

C.   Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu: 
1. Mengetahui pengertian kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)?
2. Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi IUD?
3. Mengetahui bagaimana cara kerja IUD?
4. mengetahui Keuntungan dan Kerugian IUD?
5.  mengetahui indikasi dan kontara indikasi KB IUD?
6. mengetahui cara pemasangan IUD?

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Pengertian
IUD (Spiral) adalah Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim
terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
kehamilan. (BKKBN, 2003). Pemakai IUD adalah seorang wanita yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN,
2003).
IUD (intrauterine device) yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan
ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim
dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010).
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa
Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim.
Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien
berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah
pertemuan sperma dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009).

B. Alat pemasangan IUD

1. sarung tangan 2 pasang

2. spekulum cocor bebek

3. cunam tampon

4. tenakulum

5
5. sonde uterus

6. busi atau hegar

7. lampu sorot atau senter

8. gunting benang

9. kom berisi povidon iodin

10. kasa

11. klorin 0.5% (bayclin:air = 1:9) di dalam ember plastic dengan tutup

12. tempat sampah medis dan non medis.

Spekulum vagina atau cocor bebek merupakan alat bantu pembuka vulva /
vagina, karna bentuknya yang mirip seperti cocor bebek maka spekulum vagina juga
disebut cocor bebek. Dalam penggunaannya spekulum Vagina mempunyai fungsi
antara lain :
1. Untuk membuka vagina atau serviks uteri (leher rahim)
2. Sebagai alat bantu untuk mengetahui perobekan pada serviks uteri
3. Untuk memudahkan pengambilan lendir pada pemeriksaan kanker serviks

Cara Penggunaannya :
1. Pegang spekulum vagina pada bagian gagangnya,
2. Buka kunci baut spekulum,
3. Masukan dalam vagina, dimana spekulum masih dalam keadaan tertutup dan dalam
keadaan miring,
4. Setelah masuk putar spekulum, cocor bebek
5. Kemudiaan buka spekulum (bagian cocor bebek),
6. Kemudian kunci baut spekulum (kunci dengan paten, jangan sampai longar),

6
7. Selanjutnya, Pemeriksaan siap dilakukan
Cara perawatannya
Sterilisasi :
1. Direndam dalam larutan clorin atau disebut dengan kaporit (kalsium hipoklorit)
kegunaannya kalsium hipoklorit utamanya digunakan sebagai agen pemutih atau
disinfektan. Senyawa ini adalah komponen yang digunakan dalam pemutih
komersial, larutan pembersih, dan disinfektan untuk air minum, sistem pemurnian
air, dan kolam renang)
2. Setelah direndam, kemudian dibersihkan dengan bersih
3. Bilas hingga bersih, menggunakan air yang mengalir
4. Kemudian Dikeringkan
5. Setelah kering, direbus menggunakan air mendidih -/+ 30 menit.

C.   Jenis-jenis IUD
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
1.      Copper-T
Pada IUD copper T terdapat lilitan tembaga. lilitan tembaga tersebut akan
menjadi jalan bagi sperma untuk menuju saluran telur. Dengan menempuh beratus-
ratus lilitan, diharapkan sel sperma akan melemah sebelum mencapai sel telur yang
bersemayam di saluran telur. Sehingga seorang perempuan yang menggunakan IUD
akan terhindar dari kehamilan. IUD ini bertahan untuk jangka waktu yang sangat
lama, antara 8-10 tahun.

7
2.    Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.


Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan
tembaga halus pada IUD Copper-T

3. Multi load

IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm.
Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375

8
mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar,
small, dan mini

4. Lippes loop

Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung.Untuk


memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang
terjadi luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik
Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10
tahun lamanya.Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling
umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis
IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS =
Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk
mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin
(Kusmarjadi, 2010).
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai
selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1
tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat

9
(ILUNI FKUI, 2010) 

·     5. IUD Nova T

IUD ini terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD
bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang
IUD.

6. IUD Mirena

10
IUD ini  terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas
hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh
ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.

D. Persiapan pasien

1. Lakukan konseling pada pasien agar mantap. Minta pasien buang air kecil dulu
dan membersihkan kemaluan dengan sabun. Siapkan peralatan, cek tanggal
kedaluwarsa IUD.

2. Cuci tangan selama 15-30 detik dengan air mengalir. Bersihkan tangan dengan
handuk kering dan bersih.Kenakan sarung tangan dengan baik dan steril.

3. Periksa genitalia eksterna, awasi adanya luka bernanah, kelenjar bartholin yang
membesar, kelenjar getah bening yang membesar (jika ada, pemasangan harus
ditunda dan pasien diobati dulu).

4. Pasang speculum dengan jari telunjuk kiri menekan bagian bawah. Pada inspekulo
lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor yang ada norrnal atau tidak (bila ada,
pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu).Tutup spekulum, miringkan, dan
keluarkan.

5. Lakukan periksa dalam bimanual, awasi adanya nyeri goyang, besar dan arah
uterus, massa di adneksa (bila ada, pemasangan harus ditunda dan pasien diobati
dulu).

6. Bersihkan ujung sarung tangan dalam larutan klorin dalam ember, lepas, dan
masukkan kedalam ember.

11
E. Persiapan IUD

1. Siapkan bagian-bagian alat: leher biru, pendorong, kertas pengukur, kertas


transparan, kertas biasa, tabung, IUD. Yakinkan IUD berada pada tabung. Jika berada
di luar, dorong masuk. Jika tali IUD keluar seluruhnya dari tabung, IUD tidak dapat
dipakai. Letakkan di tempat bersih, keras, datar, dan IUD di sisi kiri.

2. Buka kertas transparan sepertiga bagian, angkat keatas vertikal, lipat bagian
belakang seperti membuka pisang. Keluarkan pendorong (ujung tabung dan
pendorong tidak boleh menyentuh apapun), masukkan kedalam tabung IUD.
Kembalikan kertas bagian belakang, letakkan di tempat datar lagi. Tahan kedua
lengan IUD dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Dorong kertas pengukur
keatas sampai terasa ada tahanan. Dorong tabung, sampai kedua lengan terlipat. Tarik
tabung kebawah sedikit, angkat ke atas. Masukkan kedua lengan kedalam tabung.

Cara kerja IUD


Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu:
1.      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.      AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).

Keuntungan

1.      Efektivitasnya tinggi  0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun


pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.
2.      Dapat efektif segera setelah pemasangan.

12
3.      Metode jangka panjang (10 th).
4.      Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).
5.      Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6.      Tidak ada efek samping hormonal.
7.      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
8.      Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.
9.      Dapat digubakan sampai dengan menopause.
10.  Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
11.  Membantu mencegah kehamilan ektopik.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-75)

Kerugian

1. Efek samping yang umum terjadi :


         Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
         Haid lebih lama dan banyak.
         Perdarahan antar menstruasi (spotting).
         Saat haid lebih sakit.

2. Komplikasi lain
         Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
         Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
         Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

3. Tidak mencegah IMS.

4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering


bergantian pasangan.

13
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, PRP dapat memicu infertilitas

6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD

7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari

8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih
yang harus melepas AKDR

9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan)

10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan normal

11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-75)

Indikasi Pemasangan IUD

1. Usia reproduktif

2. Keadaan nulipara

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

7. Risiko rendah dari IMS

8. Tidak menghendaki metoda hormonal

9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

14
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

11. Perokok

12. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terluhat adanya
infeksi

13. Gemuk ataupun kurus

14. Penderita tumor jinak payudara

15. Penderita kanker payudara

16. Pusing-pusing, sakit kepala

17. Tekanan darah tinggi

18. Varises di tungkai atau di vulva

19. Diabetes

20. Setelah kehamilan ektopik

Kontra indikasi pemasangan IUD


Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah :
1.      Sedang hamil
2.      Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3.      Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4.      Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik
5.      Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
6.      Penyakit trofoblas yang ganas
7.      Diketahui menderita TBC pelvik
8.      Kanker alat genital
9.      Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

15
Waktu Penggunaan

1.      Setiap waktu dalam siklus haid (dipastikan tidak hamil).


2.      Hari 1 – 7 siklus haid.
3.      Segera setelah melahirkan, (48 jam pertama/ 1 bulan pasca salin).
4.      Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi
5.      Selama 1 – 5 hari setelah senggama tidak terlindungi.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-80)

Petunjuk Bagi Klien

1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 – 6 minggu pasca pemasangan AKDR.

2. Selama 1 bulan pertama penggunaan AKDR, periksalah benang AKDR secara


rutin terutama setelah haid.

3. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan


benang setelah haid apabila mengalami:
         Kram/kejang perut bagian bawah.
         Perdarahan (spotting) diantara haid/setelah senggama.
         Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual

4. Masa copper T 380A perlu dilepas 10 tahun pemasangan, tetapi dapat


dilakukan lebih awal apabila diinginkan

5. Kembali ke klinik apabila:


         Tidak dapat meraba benang AKDR.
         Merasakan bagian keras dari AKDR.
         Adanya infeksi.

16
         AKDR terlepas.
         Siklus terganggu.
         Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
 (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-80)

F. Pemasangan IUD

   Prosedur sebelum pemasangan


1.      Lakukan prosedur asepsis secara ketat selama pemasangan .
2.      Lihatlah serviks dengan speculum dan bersihkan dengan larutan antiseptic .
Pegang bibir anterior dengan tenakulum .Menarik tenakulum dengan hati-hati
mengurangi sudut antara kanalis servikalis dan rongga uterus dan memudahkan
pemasangan sonda uterus.Tenakulum harus tetap terpasang sealama memasang Nova
T supaya serviks tetap tertarik.
3.      Masukkan sonda uterus melalui kanalis serviks ke dalam rongga uterus sampai
mencapai  fundus. Setelah menentukan arah serta panjang kanalis servikalis dan
rongga uterus, siapkan Nova T untuk dipasang.
4.      Lakukan pemasangan sesuai langkah 1-6.
   
Pemasangan
Langkah 1
Setelah uterus diukur, buka separuh dari kemasan .
Pegang kedua ujung benang dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung
insersi sampai knop di ujung lengan horizontal menutupi lubang tabung.Knop tidak
perlu ditarik ke dalam tabung.Benang bisa putus kalaau ditarik terlalu keras.
Langkah 2
Luruskan flens berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi
sampai ujung bawah flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.

17
Pegang benang lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger
(alat penghisap) ke dalam tabung insersi.Ini untuk memastikan bahwa benang tidak
tertekan pada alat oleh plunger.
Sebelum dipasang, tabungg dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi
uterus.Tetukan harus dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril setelah
memasukkan plunger kedalam tabung insersi.
Langkah 3
Pastikan bahwa flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di
dalam uterus.
Keluarkan tabung insersi yang telah terisi dari kemasan .
Masukkan tabung insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis
sampai flens menyentuh os servikal.
Langkah 4
Perhatikan bagian plunger yang kasar.Pegang plunger dengan erat dan
lepaskan lengan horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke bawah sampai
ujungnya menyentuh bagian yang kasar.
Jarak antara flens dan os servikal sekarang sekitar 1,5 cm.
Langkah 5
Pegang tabung dan plunger secara bersamaan, tekan alat secara hati- hati
sampai flens menyentuh os servikal lagi.
Langkah 6
Pegang plunger dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi seluruhnya
dengan menarik tabung ke bawah sampai cincin dari plunger.
Supaya alat tidak bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan plunger
sambil terus menahan tabung insersi, kemudian keluakan tabung insersi.
Gunting benang sampai tersisa 2-3 cm terlihat di luar serviks.

18
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kesimpulan umum yang dapat diambil tentang
AKDR/IUD adalah sebagai berikut :
         AKDR merupakan alat kontrasepsi modern
         AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang
         AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan yang benar
         AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa
bulan pertama
         Kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa hari setelah
pemasangan
         Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih banyak dan lama
         AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk Virus AIDS

B.   Saran
Bila Anda ingin menghentikan pemakaian spiral, segera kunjungi petugas
kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih.Jangan mencoba mencopot spiral
sendiri di rumah.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo Sarwono. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan


Maternal. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta.

2. BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera.


Jakarta : BKKBN.

3. ILUNI FKUI. 2010. Keluarga Berencana

4. Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD


Pada Peserta KB Non IUD

5. Maryani, Heti. 2004. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana
Bagi Wanita, (internet). 5th October.

6. Kusmarjadi, Didi. 2010. KB IUD

TERIMA KASIH

20
  

21

Anda mungkin juga menyukai