Nim : 1901012004
Mata Kuliah : Biostatistik
Tahap-tahap Kegiatan Statistik
Penyusunan data (organizing the data)
Penyajian data (presenting the data)
Analisis Data (analyzing the data)
Interpretasi data (interpreting the data)
1.Pengumpulan data
Pada tahap awal dilakukan pencarian informasi penting tentang suatu fenomena/gejala
yang akan dipelajari, tahap ini lebih dikenal sebagai pengumpulan data. Pencarian
informasi dapat dilakukan melalui pengamatan atau pengukuran yang nantinya
diharapkan akan diperoleh data berupa bilangan/angka-angka (data kuantitatif).
Pengamatan atau pengukuran disini tidak hanya diartikan melihat atau mengukur secara
fisik terhadap suatu fenomena/gejala, tetapi melalui observasi secara mendalam dengan
melibatkan cara-cara tertentu seperti perekaman kejadian, pencatatan, dan perhitungan.
Pengumpulan data dapat dilakukan menggunakan tes, kuisioner atau angket, wawancara,
dan lain sebagainya.
2. Pengolahan data
Pengolahan data adalah suatu proses untuk memperoleh data dengan rumusan tertentu,
bertujuan memperoleh informasi yang diperlukan. Pada hakikatnya pengolahan data
dilakukan agar data yang diperoleh pada akhirnya dapat membantu peneliti mencapai
tujuan penelitian. Pada pelaksanaannya kegiatan pengolahan data meliputi langkah-
langkah seperti: (1) editing/pemeriksaan yang berkaitan dengan kelengkapan data yang
diperoleh; (2) coding/pemberian tanda/pengkodean adalah klasifikasi/penggolongan data
yang bertujuan mempermudah proses analisis data; (3) pemrosesan/penyiapan untuk
dianalisis seperti pengentrian/pemasukan data pada program komputer; (4) pembersihan
data/cleaning untuk pengecekan kembali apakah ada kesalahan atau tidak; (5)
pengeluaran informasi/pengecekan informasi sesui dengan tujuan penelitian yang
dilakukan.
ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD
3. Penyajian data
Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data biasanya tidak beraturan dan sulit bagi
kita untuk membacanya, untuk itu perlu dilakukan penyajian data agar data lebih mudah
dipahami. Ketika data yang diperoleh mudah dipahami tentu kita dapat melakukan
analisis data dengan baik. Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
menggunakan tabel/daftar dan grafik/diagram. Teknik penyajian data akan dibahas pada
bab selanjutnya.
4. Penganalisisan data
Analisis data yang sifatnya kuantitatif (analisis kuantitatif) dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu analisa deskriptif dan analisa inferensial. Sesui dengan istilahnya, analisa
deskriptif melibatkan statistika deskriptif, sedangkan analisa inferensial melibatkan
statistika inferensial. Analisa deskriptif bertujuan mendeskripsikan fenomena/gejala
secara ringkas dan jelas sehingga lebih mudah ditangkap maknanya. Dengan demikian
analisa deskriptif sebenarnya hanya sampai pada tahap deskripsi saja, tidak melakukan
generalisasi yang lebih luas. Berbeda dengan analisa deskriptif, analisa inferensial
menggunakan syarat yang ketat pada masalah teknik sampling agar diperoleh sampel
yang representatif (menggambarkan keadaan sebenarnya tentang populasi), karena hasil
analisanya akan diberlakukan pada keseluruhan populasi.
Variabel Independen adalah suatu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (terikat), yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau
dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.
Dengan menggunakan skala pengukuran, maka alat ukur yang digunakan akan menghasilkan
data kuantitatif.
Setelah proses pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif yang berupa angka-angka tersebut
baru lah kemudian ditentukan analisis statistik yang cocok untuk digunakan.
Di dalam ilmu statistik, skala pengukuran dibagi menjadi 4, yaitu sebagai berikut:
Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana atau tingkatannya paling rendah di
dalam suatu penelitian.
Skala ini hanya digunakan untuk memberikan kategori saja. Misalnya digunakan untuk memberi
label, simbol, lambang, atau nama pada sebuah kategori sehingga akan mempermudah
pengelompokan data menurut kategorinya.
Pada skala nominal ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik individu atau pun kelompok
kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu.
Kemudian, angka yang diberikan kepada objek hanya memiliki arti sebagai label atau pembeda
saja dan bukan untuk menunjukkan adanya tingkatan.
Contoh kedua, misal nama kota lahir. Ada yang Bandung, Jakarta, Surabaya, Bogor, dan lain
lain. Hal ini hanya untuk pembeda saja, tidak menunjukkan tingkatan tertentu. Dengan kata lain,
orang yang lahir di Bandung bukan berarti lebih baik dari Bogor atau yang lainnya.
Contoh ketiga, misalnya menjelaskan agama, ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik. Ini
hanya bersifat membedakan saja
Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar tingkatan.
Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama.
Skala ordinal ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala nominal, karena skala ini
tidak hanya menunjukkan kategori saja tetapi juga menunjukkan peringkat.
Di dalam skala ordinal, objek atau kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari
tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya,
Di dalam sebuah penelitian, kategori tersebut bisa disimbolkan dengan angka, misal angka 5
untuk sangat setuju, angka 4 untuk setuju, angka 3 untuk biasa saja, angka 2 untuk tidak setuju,
dan angka 1 untuk sangat tidak setuju.
Contoh kedua, misal dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan, yaitu nilai A, B, C, D,
dan E. Pada nilai ini menunjukkan tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari B, dan seterusnya.
Skala Interval
Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan peringkat
untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak
memiliki nilai 0 (nol) mutlak.
Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan nominal. Besar interval atau
jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang sama. Besar interval ini bisa
saja di tambah atau dikurang.
Contoh kedua, jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada nilainya, karena jam
00.00 sendiri masih menunjukkan waktu dimana jam 00.00 sama dengan jam 12 malam.
Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan,
diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.
Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap dibanding skala-skala
lainnya. Jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.
Nilai nol mutlak berarti benar-benar menyatakan tidak ada.