Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu
intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga
dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia.
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya
ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif
tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas
yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya
meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan
peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera.
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga
berkualitastahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera,
sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga Berencana
Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas
penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat
dilihat pada pelaksanaan Program Making Pregnancy Safer. Salah satu pesan
kunci dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di
Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan
yang diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut Keluarga Berencana
merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam pemilihan menentukan
jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia
tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi
antara lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan,
pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status
kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat
pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari
suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan
program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih
memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi,
misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi,
atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel.
Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode
kontrasepsi yang lebih aman dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan
dibahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam
rahim).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa pengertian kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)?
2. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi IUD?
3. Bagaimana cara kerja IUD?
4. Apa saja Keuntungan dan Kerugian IUD?

1
5. Apa indikasi dan kontara indikasi KB IUD?
6. Bagaimana cara pemasangan IUD?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)?
2. Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi IUD?
3. Mengetahui bagaimana cara kerja IUD?
4. mengetahui Keuntungan dan Kerugian IUD?
5. mengetahui indikasi dan kontara indikasi KB IUD?
6. mengetahui cara pemasangan IUD?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
IUD (Spiral) adalah Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim
terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
kehamilan. (BKKBN, 2003). Pemakai IUD adalah seorang wanita yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN,
2003).
IUD (intrauterine device) yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan
ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim
dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010).
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa
Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim.
Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien
berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah
pertemuan sperma dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009).

B. Alat pemasangan IUD


1. Sarung tangan 2 pasang
2. Spekulum cocor bebek
3. Cunam tampon
4. Tenakulum
5. Sonde uterus
6. Busi atau hegar
7. Lampu sorot atau senter
8. Gunting benang

3
9. Kom berisi povidon iodin
10. Kasa
11. Klorin 0.5% (bayclin:air = 1:9) di dalam ember plastic dengan tutup
12. Tempat sampah medis dan non medis.

Spekulum vagina atau cocor bebek merupakan alat bantu pembuka vulva /
vagina, karna bentuknya yang mirip seperti cocor bebek maka spekulum vagina juga
disebut cocor bebek. Dalam penggunaannya spekulum Vagina mempunyai fungsi
antara lain :
1. Untuk membuka vagina atau serviks uteri (leher rahim)
2. Sebagai alat bantu untuk mengetahui perobekan pada serviks uteri
3. Untuk memudahkan pengambilan lendir pada pemeriksaan kanker serviks

Cara Penggunaannya :
1. Pegang spekulum vagina pada bagian gagangnya,
2. Buka kunci baut spekulum,
3. Masukan dalam vagina, dimana spekulum masih dalam keadaan tertutup dan
dalam keadaan miring,
4. Setelah masuk putar spekulum, cocor bebek
5. Kemudiaan buka spekulum (bagian cocor bebek),
6. Kemudian kunci baut spekulum (kunci dengan paten, jangan sampai longar),
7. Selanjutnya, Pemeriksaan siap dilakukan

Cara perawatannya
Sterilisasi :
1. Direndam dalam larutan clorin atau disebut dengan kaporit (kalsium
hipoklorit) kegunaannya kalsium hipoklorit utamanya digunakan sebagai agen
pemutih atau disinfektan. Senyawa ini adalah komponen yang digunakan

4
dalam pemutih komersial, larutan pembersih, dan disinfektan untuk air
minum, sistem pemurnian air, dan kolam renang)
2. Setelah direndam, kemudian dibersihkan dengan bersih
3. Bilas hingga bersih, menggunakan air yang mengalir
4. Kemudian Dikeringkan
5. Setelah kering, direbus menggunakan air mendidih -/+ 30 menit.

C. Jenis-jenis IUD
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
1. Copper-T
Pada IUD copper T terdapat lilitan tembaga. lilitan tembaga tersebut akan
menjadi jalan bagi sperma untuk menuju saluran telur. Dengan menempuh
beratus-ratus lilitan, diharapkan sel sperma akan melemah sebelum mencapai sel
telur yang bersemayam di saluran telur. Sehingga seorang perempuan yang
menggunakan IUD akan terhindar dari kehamilan. IUD ini bertahan untuk jangka
waktu yang sangat lama, antara 8-10 tahun.

2. Copper-7

5
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan


ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.

3. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah
3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2
atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small, dan mini

4. Lippes loop

6
Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung.Untuk
memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai
angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah
jarang terjadi luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik
Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10
tahun lamanya.Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling
umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua
jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan
IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga
untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin
(Kusmarjadi, 2010).
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan
cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat
dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya
efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat
(ILUNI FKUI, 2010)

5. IUD Nova T

7
IUD ini terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan
IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada
batang IUD.

6. IUD Mirena

IUD ini terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas
hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai
oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.

D. Persiapan pasien
1. Lakukan konseling pada pasien agar mantap. Minta pasien buang air kecil
dulu dan membersihkan kemaluan dengan sabun. Siapkan peralatan, cek
tanggal kedaluwarsa IUD.
2. Cuci tangan selama 15-30 detik dengan air mengalir. Bersihkan tangan
dengan handuk kering dan bersih.Kenakan sarung tangan dengan baik dan
steril.
3. Periksa genitalia eksterna, awasi adanya luka bernanah, kelenjar bartholin
yang membesar, kelenjar getah bening yang membesar (jika ada, pemasangan
harus ditunda dan pasien diobati dulu).

8
4. Pasang speculum dengan jari telunjuk kiri menekan bagian bawah. Pada
inspekulo lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor yang ada norrnal atau tidak
(bila ada, pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu).Tutup spekulum,
miringkan, dan keluarkan.
5. Lakukan periksa dalam bimanual, awasi adanya nyeri goyang, besar dan arah
uterus, massa di adneksa (bila ada, pemasangan harus ditunda dan pasien
diobati dulu).
6. Bersihkan ujung sarung tangan dalam larutan klorin dalam ember, lepas, dan
masukkan kedalam ember.

E. Persiapan IUD
1. Siapkan bagian-bagian alat: leher biru, pendorong, kertas pengukur, kertas
transparan, kertas biasa, tabung, IUD. Yakinkan IUD berada pada tabung. Jika
berada di luar, dorong masuk. Jika tali IUD keluar seluruhnya dari tabung,
IUD tidak dapat dipakai. Letakkan di tempat bersih, keras, datar, dan IUD di
sisi kiri.
2. Buka kertas transparan sepertiga bagian, angkat keatas vertikal, lipat bagian
belakang seperti membuka pisang. Keluarkan pendorong (ujung tabung dan
pendorong tidak boleh menyentuh apapun), masukkan kedalam tabung IUD.
Kembalikan kertas bagian belakang, letakkan di tempat datar lagi. Tahan
kedua lengan IUD dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Dorong kertas
pengukur keatas sampai terasa ada tahanan. Dorong tabung, sampai kedua
lengan terlipat. Tarik tabung kebawah sedikit, angkat ke atas. Masukkan
kedua lengan kedalam tabung.

Cara kerja IUD


Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu:
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

9
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).

Keuntungan
1. Efektivitasnya tinggi 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun pertama,
1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.
2. Dapat efektif segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (10 th).
4. Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6. Tidak ada efek samping hormonal.
7. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
8. Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.
9. Dapat digubakan sampai dengan menopause.
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
11. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
12. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-75)

Kerugian

1. Efek samping yang umum terjadi :


a. Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
b. Haid lebih lama dan banyak.
c. Perdarahan antar menstruasi (spotting).
d. Saat haid lebih sakit.

10
2. Komplikasi lain
a. Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
c. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
3. Tidak mencegah IMS.
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering
bergantian pasangan.

5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai


AKDR, PRP dapat memicu infertilitas

6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD

7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari

8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih
yang harus melepas AKDR

9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan)

10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan normal

11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-75)

Indikasi Pemasangan IUD

1. Usia reproduktif

2. Keadaan nulipara

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

11
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

7. Risiko rendah dari IMS

8. Tidak menghendaki metoda hormonal

9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

11. Perokok

12. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terluhat adanya infeksi

13. Gemuk ataupun kurus

14. Penderita tumor jinak payudara

15. Penderita kanker payudara

16. Pusing-pusing, sakit kepala

17. Tekanan darah tinggi

18. Varises di tungkai atau di vulva

19. Diabetes

20. Setelah kehamilan ektopik

Kontra indikasi pemasangan IUD


Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah :
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

12
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
6. Penyakit trofoblas yang ganas
7. Diketahui menderita TBC pelvik
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Waktu Penggunaan
1. Setiap waktu dalam siklus haid (dipastikan tidak hamil).
2. Hari 1 – 7 siklus haid.
3. Segera setelah melahirkan, (48 jam pertama/ 1 bulan pasca salin).
4. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi
5. Selama 1 – 5 hari setelah senggama tidak terlindungi.
6. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-80)

Petunjuk Bagi Klien

1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 – 6 minggu pasca pemasangan AKDR.


2. Selama 1 bulan pertama penggunaan AKDR, periksalah benang AKDR secara
rutin terutama setelah haid.
3. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang
setelah haid apabila mengalami:
a. Kram/kejang perut bagian bawah.
b. Perdarahan (spotting) diantara haid/setelah senggama.
c. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual

13
4. Masa copper T 380A perlu dilepas 10 tahun pemasangan, tetapi dapat
dilakukan lebih awal apabila diinginkan
5. Kembali ke klinik apabila:
a. Tidak dapat meraba benang AKDR.
b. Merasakan bagian keras dari AKDR.
c. Adanya infeksi.
d. AKDR terlepas.
e. Siklus terganggu.
f. Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-80)

F. Pemasangan IUD
Prosedur sebelum pemasangan
1. Lakukan prosedur asepsis secara ketat selama pemasangan .
2. Lihatlah serviks dengan speculum dan bersihkan dengan larutan antiseptic .
Pegang bibir anterior dengan tenakulum .Menarik tenakulum dengan hati-hati
mengurangi sudut antara kanalis servikalis dan rongga uterus dan
memudahkan pemasangan sonda uterus.Tenakulum harus tetap terpasang
sealama memasang Nova T supaya serviks tetap tertarik.
3. Masukkan sonda uterus melalui kanalis serviks ke dalam rongga uterus
sampai mencapai fundus. Setelah menentukan arah serta panjang kanalis
servikalis dan rongga uterus, siapkan Nova T untuk dipasang.
4. Lakukan pemasangan sesuai langkah 1-6.

Pemasangan
Langkah 1
Setelah uterus diukur, buka separuh dari kemasan. Pegang kedua ujung
benang dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung insersi sampai knop di

14
ujung lengan horizontal menutupi lubang tabung.Knop tidak perlu ditarik ke
dalam tabung.Benang bisa putus kalaau ditarik terlalu keras.

Langkah 2
Luruskan flens berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi
sampai ujung bawah flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.
Pegang benang lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger (alat
penghisap) ke dalam tabung insersi.Ini untuk memastikan bahwa benang tidak
tertekan pada alat oleh plunger.
Sebelum dipasang, tabungg dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi
uterus.Tetukan harus dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril
setelah memasukkan plunger kedalam tabung insersi.

Langkah 3
Pastikan bahwa flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di
dalam uterus. Keluarkan tabung insersi yang telah terisi dari kemasan. Masukkan
tabung insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis sampai flens menyentuh
os servikal.

Langkah 4
Perhatikan bagian plunger yang kasar.Pegang plunger dengan erat dan
lepaskan lengan horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke bawah
sampai ujungnya menyentuh bagian yang kasar. Jarak antara flens dan os servikal
sekarang sekitar 1,5 cm.

Langkah 5
Pegang tabung dan plunger secara bersamaan, tekan alat secara hati- hati
sampai flens menyentuh os servikal lagi.

15
Langkah 6
Pegang plunger dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi seluruhnya
dengan menarik tabung ke bawah sampai cincin dari plunger. Supaya alat tidak
bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan plunger sambil terus menahan
tabung insersi, kemudian keluakan tabung insersi. Gunting benang sampai tersisa
2-3 cm terlihat di luar serviks.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kesimpulan umum yang dapat diambil tentang
AKDR/IUD adalah sebagai berikut :
1. AKDR merupakan alat kontrasepsi modern
2. AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang
3. AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan yang benar
4. AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa
bulan pertama
5. Kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa hari setelah
pemasangan
6. Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih banyak dan lama
7. AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk Virus AIDS

B. Saran
Bila Anda ingin menghentikan pemakaian spiral, segera kunjungi petugas
kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih.Jangan mencoba mencopot
spiral sendiri di rumah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan


Bina Pustaka : Jakarta.

BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta :


BKKBN.

ILUNI FKUI. 2010. Keluarga Berencana

Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD


Pada Peserta KB Non IUD

Maryani, Heti. 2004. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana
Bagi Wanita, (internet). 5th October.

Kusmarjadi, Didi. 2010. KB IUD.

18

Anda mungkin juga menyukai