OLEH
SUGIANTO
NIM 1420121131
B. MACAM-MACAM IUD
IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang
sutera dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada
generasi plastik baik yang ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak
ditambahi obat (unmedicated).
1. Copper-T
2. Copper – 7
3. Multi Load
4. Lippes Loop
I. EFEK SAMPING
Menurut Sujiyantini dan Arum (2009), Efek samping IUD yaitu
a. Perdarahan (menorangia atau spotting menorangia)
b. Rasa nyeri dan kejang perut
c. Terganggunya siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama
pemakaian)
d. Disminore
e. Gangguan pada suami (sensasi keberadaan benang iud dirasakan sakit atau
mengganggu bagi pasangan saat melakukan aktifitas seksual)
f. Infeksi pelvis dan endometrium
Menurut Zahra (2008), Efek samping dari penggunaan IUD meliputi, pada
minggu pertama, mungkin ada pendarahan kecil. Ada perempuan - perempuan
pemakai spiral yang mengalami perubahan haid, menjadi lebih berat dan lebih lama,
bahkan lebih menyakitkan. Tetapi biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan
sendirinya sesudah 3 bulan.
b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada bagian
bawah abdomen
2) Pemeriksaan untuk mengetahui adanya nyeri tekan akibat CVA, jika
diindikasikan untuk diagnose banding
3) Tanda-tanda kemungkinan kehamil, jika ada indikasi.
c. Pemeriksaan pelvic
1) Pemeriksaan speculum
a) Benang terlihat
b) Panjang benang: pemotongan benang bila ada indikasi
c) Rabas vagina: catat karakteristik dan lakukan kultur dan apusan basah bila
diindikasikan.
2) Pemeriksaan bimanual
a) Nyeri ketika serviks atau uterus bergerak
b) Nyeri tekan pada uterus
c) Pembesaran uterus
d) Nyeri tekan pada daerah sekitar
e) Tanda-tanda kemungkinan kehamilan bila diindikasikan
d. Laboratorium
1) Hemoglobin atau hematokrit
2) Urinalis rutin sesuai indikasi untuk diagnosis banding
3) Kultur serviks dan apusan basah, jika ada indikasi
4) Tes kehamilan, jika ada indikasi
Apabila hasil pemeriksaan diatas memuaskan, maka klien akan mendapatkan
jadwal untuk melakukan pemeriksaan fisik rutinnya. Pada kunjungan tersebut bidan
akan melakukan hal-hal seperti mengkaji riwayat penapisan umum yaitu
pemeriksaan fisik dan pelvic, pap smear, kultur klamedia dan gonorea, tes
laboratorium rutin lain dan pengulangan kunjungan ulang IUD seperti dijelaskan
diatas. Pengarahan supaya klien memeriksakan IUD nya, kapan harus menghubungi
bila muncul masalah atau untuk membuat perjanjian sebelum kunjungan tahunnya
dapat ditinjau kembali bersama klien selama kunjungan ulang ini.
L. WAKTU PEMASANGAN IUD
Menurut Manuaba, 2010 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
waktu pemasangan IUD yaitu :
1. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak
melebar dan kemungkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit kurang dan
perdarahan tidak begitu banyak
2. Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah sakit.
Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu dipulangkan.
Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari 3 bulan pasca
persalinan atau keguguran.
3. Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah sakit.
4. Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah beku dari
kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.
M. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH AKSEPTOR KB IUD
Menurut BKKBN tahun 2010 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan
Kontrasepsi:
1. Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi dan
setiap selesai haid.
g. Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi jongkok
h. Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama sampai
menjangkau rahim.
i. Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan
ditarik.
2. Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh
melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.
3. Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama,
rasa sakit atau kram.
4. Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
a. Terlambat haid, perdarahan abnormal.
b. Nyeri abdomen, disparenmia.
c. Vaginal discargo abnormal.
d. Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang, ujung
IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.
5. Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual) beritahu
dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.
6. Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil kembali setelah IUD dilepas dan gunakan
kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan ektopik.
7. IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya
dan bagian perut tidak boleh dipijat.
8. Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan oleh
benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.
9. Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat meskipun
daya kerjanya belum habis.
Dukungan Emosional
Observasi
Identifikasi fungsi maarah,
frustasi, dan amuk bagi pasien
Identifikasi hal yang telah
memicu emosi
Terapeutik
Fasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah, atau
sedih
Buat pernyataan suportif atau
empati selama fase berduka
Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan (mis.
Merangkul, menepuk-nepuk)
Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas, jika perlu
Kurangi tuntutan berpikir saat
sakit atau lelah
Edukasi
Jelaskan konsekuensi tidak
menghadapi rasa bersalah dan
malu
Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami (mis.
Ansietas, marah, sedih)
Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola respons
yang biasa digunakan
Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan yang
tepat
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC.
Tim pogja SDKI DPP PPNI. 2017.standar diagnosa keperawatan indonesia. Dewan pengurus
pusat PPNI jakarta selatan
Tim Pogja SIKI DPP PPNI. 2018 Standar intervensi keperawatan indonesia. Dewan pengurus
pusat PPNI Jakarta selatan
Tim pogja SLKI. 2019.Standar Luaran keperawatan indonesia. Dewan pengurus pusat PPNI.
Jakarta selatan
Tim pogja
Manuaba, Ida Bagus. 2010. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Mochtar, Pustam. 2008. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC.
Saifudin,A. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.