Anda di halaman 1dari 123

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS ANDALAS PADANG

Penelitian Keperawatan Komunitas

ANNISA MIRDA
BP. 1511314003

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
SKRIP

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS ANDALAS PADANG

Penelitian Keperawatan Komunitas

ANNISA MIRDA
BP. 1511314003

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019

i
SKRIP

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS ANDALAS PADANG

Penelitian Keperawatan Komunitas

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas

Oleh

ANNISA MIRDA
BP. 1511314003

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019

i
ii
i
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat Nya yang

selalu dicurahkan kepada seluruh makhluk Nya. Shalawat beserta salam

dikirimkan kepada tauladan umat islam yakninya nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah Dengan berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti telah dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas

Andalas Padang”.

Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada Ibu Fitra

Yeni, S.Kp, MA dan Bapak Ns. Yonrizal Nurdin, S.Kp, M.Biomed, sebagai

pembimbing peneliti yang telah dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing

peneliti dalam menyusun skripsi ini. Terimakasih yang tak terhingga juga

disampaikan kepada Pembimbing Akademik, Ibu Ns. Hermalinda, M.Kep,

Sp.Kep. An yang telah banyak memberi motivasi, nasehat dan bimbingan selama

peneliti mengikuti perkuliahan di Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

Selain itu peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes., FISPH., FISCM. selaku Dekan

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas,

v
2. Ibu Ns. Yanti Puspita Sari, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas,

3. Seluruh Staf dan Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang telah

memberikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan.

4. Kepala Dinas Kesahatan Kota Padang yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian ini,

5. Kepala Puskesmas Andalas Kota Padang yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian ini,

6. Seluruh teman seangkatan dan seperjuangan di Fakultas Keperawatan Universitas

Andalas,

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya.

Akhirnya harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Padang, 30 September 2019

Peneliti

v
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
SEPTEMBER 2019

Nama : Annisa Mirda


No. BP 1511314003

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet


pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Di Puskesmas Andalas Padang

ABSTRAK

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang prevalensinya terus meningkat.


WHO memprediksi bahwa Diabetes akan menjadi 6 besar penyakit yang akan
menyebabkan kematian di tahun 2045. Dalam Mengelola Diabetes Melitus tipe 2,
salah satu cara adalah dengan perencanaan makan melalui terapi diet Diabetes
Melitus, kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam pengelolaannya membutuhkan
waktu yang lama dan diperlukannya dukungan keluarga sebagai pendamping utama
dalam penatalaksanannya sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya komplikasi
pada diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet Diabetes Millitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas,
Padang. Penelitian ini menggunakan desain descriptive corelation dengan
pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 57 pasien Diabetes Melitus tipe 2
dengan teknik purposive sampling. Kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan diet
digunakan sebagai alat pengumpulan data, kemudian menggunakan uji chi-square
untuk menganalisis data. Hasil uji dengan chi square dengan tingkat kemaknaan 5%
(α = 0,05) menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan diet penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Andalas,
Padang yaitu p=0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini diharapkan Puskesmas membuat
program pembinaan bagi keluarga yang tinggal bersama pasien Diabetes Melitus tipe
2 dan Puskesmas memberikan promosi kesehatan dengan menggunakan teknologi
komunikasi telenursing untuk meningkatkan dukungan keluarga penderita Diabetes
Melitus Tipe 2.

Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe 2, Dukungan Sosial Keluarga, Kepatuhan


Diet
Daftar Pustaka: 69 (2006-2019)

v
FACULTY OF NURSING
ANDALAS UNIVERSITY
SEPTEMBER, 2019

Name : Annisa Mirda


Register Number 1511314003

The Correlation Between Family Social Support and Dietary


Adherence in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus at
Public Health Center of Andalas Padang

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a chronic disease whose prevalence continues to increase. WHO


predicts that diabetes will be 6 major diseases that will cause the death in 2045. In
managing Diabetic Mellitus type 2, one way is diet planning with Diabetes Mellitus
diet therapy. The patient’s adherence for manage diet planning needs a long time and
needs family support as the main companion in its management to reduce the risk of
complications in diabetes. This study aims to determine the correlation between
family support and dietary adherence in patients with diabetes mellitus type 2 at
public health center of Andalas, Padang. This reaserch used a descriptive correlation
design with cross sectional approach. The sample consisted of 57 patients Diabetes
Mellitus type 2, which were taken with purposive sampling technique. The Dietary
Adherence Questionnaires and the Family Support Questionnaires were used for data
collection and chi-square test was performed to analyze the data. The chi-square test
results with significance level of 5% (α = 0,05) showed that there was a significant
relationship between family support and dietary adherence in patients with Diabetes
Mellitus type 2 at Andalas Public Health Center, Padang which is p=0,000 (p<0,05).
The results of this study are expected public health center would create a coaching
program for families who live with diabetes patients type 2 and public health center
would provide health promotion by utilizing telenursing communication technology
to increase the family support of Type 2 Diabetes Melitus.

Keyword : Diabetes Mellitus Type 2, Family Support, Dietary Adherence


Bibliography : 69 (2006-2019)

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL..........................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI............................................iii
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................iv
ABSTRAK................................................................................................................vi
ABSTRACT..............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................9
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................9
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................12
A. Diabetes Melitus Tipe 2..................................................................................12
B. Kepatuhan........................................................................................................20
C. Dukungan Sosial Keluarga..............................................................................27
D. Dinamika Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2...........................................................33
BAB III KERANGKA KONSEP............................................................................36
A. Kerangka Teori................................................................................................36
B. Kerangka Konsep............................................................................................39

i
C. Hipotesis Penelitian.........................................................................................39
BAB IV METODE PENELITIAN.........................................................................40
A. Jenis Penelitian................................................................................................40
B. Populasi dan Sampel........................................................................................40
C. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................42
D. Variabel dan Definisi Operasional..................................................................42
E. Instrumen Penelitian........................................................................................43
F. Etika Penelitian................................................................................................45
G. Metode Pengumpulan Data.............................................................................46
H. Teknik Pengolahan Data.................................................................................48
I. Analisis Data.....................................................................................................48
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian..........................................................................50
B. Analisis Univariat..........................................................................................50
C. Analisis Bivariat.............................................................................................53

BAB VI PEMBAHASAN
A. Gambaran Dukungan Sosial Keluarga...........................................................55
B. Gambaran Kepatuhan Diet.............................................................................58
C. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet....................61

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan....................................................................................................68
B. Saran..............................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................70

x
DAFTAR

Tabel 4.1 Defenisi Operasional..................................................................................43


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden..........................................51
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Keluarga.......................................52
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet.........................................................53
Tabel 5.4 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet................53

x
DAFTAR

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian…...............................................................77


Lampiran 2. Anggaran Dana Penelitian….................................................................78
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian…..........................................................................79
Lampiran 4. Kartu Bimbingan Proposal…................................................................82
Lampiran 5. Lembar Permohonan Menjadi Responden…........................................84
Lampiran 6. Informed Consent..................................................................................85
Lampiran 7. Kisi-Kisi Kuisioner................................................................................86
Lampiran 8. Kuisioner Penelitian…..........................................................................87
Lampiran 9. Master Tabel…......................................................................................94
Lampiran 10. Dokumentasi…....................................................................................97
Lampiran 11. Hasil Uji Statistik…............................................................................98
Lampiran 12. Analisis Kuesioner..............................................................................98
Lampiran 13. Curriculum Value…............................................................................105

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin, atau kedua-duanya (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia,

2015). Penyakit Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia.

Insidens dan prevalens penyakit ini terus meningkat terutama di negara sedang

berkembang dan negara yang telah memasuki budaya industrialisasi (Arisman,

2013).

Global Report on Diabetes (2016) melaporkan bahwa diabetes melitus

menyebabkan 1,5 juta orang meninggal pada tahun 2012. Diabetes melitus

bertanggung jawab dalam 2,2 juta kematian sebagai akibat dari peningkatan

risiko penyakit kardiovaskuler dan lainnya, dengan total 3,7 juta orang

meninggal dimana sebesar 43% meninggal sebelum usia 70 tahun (WHO, 2016).

Menurut Internasional of Diabetic Federation, bahwa telah terjadi peningkatan

kasus Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2013 sampai tahun 2017 terjadi

peningkatan. Dimana pada tahun 2013 terdapat sekitar 382 juta kasus Diabetes

Melitus. Tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi 415 juta kasus Diabetes

Melitus. Lalu pada tahun 2017 terjadi peningkatan kasus Diabetes Melitus

menjadi 425 juta kasus (IDF, 2013, 2015, dan 2017).


2

Menurut Internasional of Diabetic Federation (IDF) (2017) tingkat

prevalensi global penderita diabetes melitus di Asia Tenggara pada tahun 2017

adalah sebesar 8,5%. Diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 11,1%

pada tahun 2045 dimana Indonesia menempati urutan ke-6 setelah Cina, India,

Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico dengan jumlah penderita diabetes melitus

sebesar 10,3 juta penderita (IDF, 2017).

Menurut Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan

bahwa Diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia

dengan persentase sebesar 6,7%, setelah penyakit Jantung Koroner (12,9%) dan

Stroke (21,1%). Bila tidak ditanggulangi, kondisi ini dapat menyebabkan

penurunan produktivitas, disabilitias, dan kematian dini. Penderita diabetes

terjadi pada rentang usia yang beragam, dimana yang masih berumur <40 tahun

sebanyak 1.671.000 orang, penderita yang berusia 40-59 tahun sebanyak

4.651.000 orang, sedangkan pada usia 60-79 tahun diperkirakan sebanyak

2.000.000 orang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Usia

diatas 40 tahun merupakan usia yang beresiko tinggi terjadinya DM tipe 2. Hal

ini disebabkan resistensi insulin pada DM tipe 2 cenderung meningkat pada

lansia (usia 40-65 tahun), disamping adanya riwayat obesitas dan adanya faktor

keturunan (Smeltzer & Bare, 2008).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 secara nasional

menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus adalah 2,0%. Prevalensi


3

diabetes melitus berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur

≥15 tahun yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 10,6%. Prevalensi

diabetes melitus di Sumatera Barat berdasarkan hasil Riskesdas 2018 adalah

1,6% (Riskesdas, 2018). Menurut hasil laporan tahunan dari Dinas Kesehatan

Kota (DKK) Padang tahun 2018 jumlah kasus diabetes melitus sebanyak

33.439 kasus. Angka kunjungan tertinggi penderita Diabetes Melitus berada

pada puskesmas Andalas (3892 orang) dan kunjungan terendah ditemukan pada

puskesmas Seberang Padang (105 orang) (DKK, 2019).

Diabetes Melitus umumnya diklasifikasi menjadi dua tipe yaitu

Diabetes Melitus (DM) tipe 1, yang disebabkan keturunan dan Diabetes Melitus

(DM) tipe 2 disebabkan life style atau gaya hidup. Sekitar 90-95% dari

keseluruhan pasien diabetes merupakan pengidap Diabetes Melitus tipe 2

(Syamsiyah, 2017). Diabetes Melitus tipe 1 atau insulin dependent diabetes

mellitus (IDDM) merupakan diabetes yang tergantung pada insulin, pada

diabetes tipe 1 ini sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal

menghasilkan hormon insulin, yang kemudian dihancurkan oleh suatu proses

autoimun (Smeltzer & Bare, 2008). Sedangkan Diabetes Melitus tipe 2 atau

disebut juga sebagai penyakit non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)

diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau

akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Faktor utama penyebabnya

yaitu kegemukan (obesitas) dan gaya hidup tidak sehat yang bisa diatasi dengan

diet dan olahraga teratur (Damayanti, 2015).


4

Penderita Diabetes Melitus cenderung mengalami hiperglikemi yang

akan menyebabkan komplikasi. Komplikasi diabetes melitus diklasifikasikan

sebagai mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi yang termasuk dalam

komplikasi mikrovaskuler yaitu diantaranya meliputi mata (retinopati), ginjal

(nefropati), dan kulit (dermopati). Sedangkan komplikasi yang termasuk dalam

komplikasi makrovaskuler yaitu antara lain penyakit jantung, infark miokard,

stroke, hipertensi, neuropati, dan penyakit vaskuler (Lewis et al., 2011).

Pencegahan komplikasi dan keparahan yang terjadi akibat penyakit

Diabetes Melitus dapat dilakukan dengan 4 pilar yaitu obat (terapi

farmakologi), latihan jasmani yang teratur, perencanaan makanan (diet) dan

edukasi (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015). Gaya hidup yang sehat

dengan mengatur pola makan (diet) dan aktivitas fisik merupakan bagian dari

terapi penderita Diabetes Melitus tipe 2. Pentingnya memiliki diet yang sehat

dan seimbang bertujuan untuk mempertahankan berat badan normal dan

menghindari kelebihan berat badan, sehingga dapat menjaga kadar gula darah

dalam batas normal dan terkendali (Benhalima & Mathieu, 2009).

Pemberian diet pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 diusahakan dapat

memenuhi kebutuhan penderita Diabetes Melitus, sehingga pelaksanakan diet

Diabetes Melitus hendaknya mengikuti pedoman 3J (Jumlah, Jadwal, dan Jenis)

(Susanti, Sulistyarini, & Kediri, 2013). Kendala utama pada penanganan diet

DM yaitu kejenuhan yang dirasakan penderita Diabetes Melitus dalam

mengikuti terapi diet (Hestiana, 2017).


5

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Magdalena (2016),

menunjukkan bahwa kepatuhan diet Diabetes Melitus di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat yang dilihat dari masing-masing aspek kepatuhan

memiliki jumlah penerapan makanan lebih rendah (59,5%) dibandingkan

kepatuhan pemilihan jenis makanan (64,3%) dan kepatuhan jadwal makanan

(90,5%). Walaupun penderita sudah mendapatkan edukasi mengenai

perencanaan makan, lebih dari 50% penderita tidak patuh dalam

melaksanakannya. Hal ini diketahui karena kurangnya variasi makanan dan

dukungan keluarga terhadap diet yang diberikan, sehingga sebagian besar

penderita Diabetes Melitus tipe 2 mengalami kebosanan dalam melaksanakan

program diet (Waspadji, 2007 dalam Feriana & Supratman, 2016). Hal ini

membuat pelaksanaan diet merupakan kebiasaan yang paling sulit diubah dan

paling rendah tingkat kepatuhannya dalam manajemen diri seorang penderita

Diabetes Melitus (Uchena, Ijeoma, Pauline, & Sylvester, 2010). Kepatuhan diet

merupakan masalah besar yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2

(Ayele et al., 2018).

Kepatuhan diet pasien merupakan suatu perubahan perilaku yang positif

dan diharapkan, sehingga proses kesembuhan penyakit lebih cepat dan

terkontrol. Pengaturan diet yang seumur hidup bagi penderita Diabetes Melitus

menjadi sesuatu yang sangat membosankan dan menjemukan, jika dalam diri

penderita tidak timbul pengertian dan kesadaran yang kuat dalam menjaga

kesehatannya. Perubahan perilaku diet bagi penderita Diabetes Melitus yang


6

diharapkan adalah mau melakukan perubahan pada pola makannya dari yang

tidak teratur menjadi diet yang terencana (Sintowati, 2013).

Menurut Fauzia, Sari, & Artini (2013), adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor

internal meliputi pengetahuan dan sikap sedangkan pada faktor ekternal

meliputi dukungan sosial keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Menurut

Susanti dan Sulistyarini (2013), bahwa pelaksanaan diet Diabetes Melitus

sangat dipengaruhi oleh adanya dukungan dari keluarga. Dukungan dapat

digambarkan sebagai perasaan memiliki atau keyakinan bahwa seseorang

merupakan peserta aktif dalam kegiatan sehari-hari.

Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat prefentif dan

secara bersamasama merawat anggota keluarga yang sakit karena keluarga

merupakan unit terkecil dari masyarakat yang paling dekat hubungannya

dengan penderita. Keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan

penderita Diabetes Melitus sehingga memungkinkan mereka untuk memantau

dan mengingatkan setiap saat mengenai program pengobatan yang harus

dilakukan oleh penderita tersebut (Niman, 2017).

Dukungan sosial keluarga menurut Friedman (2010) merupakan sikap,

tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional meliputi informasi, nasehat, pengarahan dan ide-ide yang

dibutuhkan; dukungan penilaian meliputi sambutan positif dari orang sekitar,

dorongan, pernyataan terhadap ide-ide atau perasaan individu; dukungan


7

instrumental meliputi bantuan tenaga, dana dan penyediaan waktu; dan

dukungan emosional meliputi rasa kasih sayang, dihormati, dihargai dan

kepercayaan diri dari anggota keluarga.

Hal tersebut konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Efendi

(2009), bahwa dukungan sosial keluarga sangat berperan terhadap kepatuhan

yaitu pada penderita yang didukung oleh keluarga akan memiliki percaya diri

dan motivasi untuk sembuh. Seseorang dengan dukungan sosial keluarga yang

tinggi memungkinkan lebih berhasil menghadapi dan menjalankan program diet

dibanding yang tidak memiliki dukungan. Menurut Hensarling (2009), bahwa

dukungan keluarga didefinisikan sebagai suatu faktor yang penting dalam

kepatuhan manajemen penyakit kronik untuk remaja maupun dewasa.

Dukungan keluarga merupakan indikator yang kuat yang dapat memberikan

suatu dampak positif terhadap perawatan diri pada pasien dengan Diabetes.

Menurut penelitian Yusfita (2014), menunjukkan bahwa dukungan

sosial keluarga dapat meningkatkan kepatuhan diet Diabetes Melitus. Dengan

adanya dukungan sosial dari keluarga sangat membantu penderita DM untuk

meningkatkan keyakinan dari dalam dirinya untuk mengelola penyakitnya

dengan baik. Selain itu juga dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman

sehingga akan meningkatkan motivasi untuk menjalani pola makan yang

seimbang. Sedangkan menurut penelitian cross sectional yang dilakukan oleh

(Dewi et al., 2018) mengenai “Kepatuhan Diet Pasien DM Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan dan Dukungan Keluarga di Wilayah Puskesmas Sudiang Raya”


8

menunjukkan bahwa sebagian besar (87.5%) penderita Diabetes Melitus di

wilayah Puskesmas Sudiang Raya mendapatkan dukungan dari keluarga.

Namun, dalam penelitian tersebut diketahui pula bahwa pada umumnya

(91,7%) penderita Diabetes Melitus tidak patuh dalam melaksanakan diet yang

dilihat berdasarkan kecukupan asupan energi. Hal ini menunjukkan bahwa

dukungan dari keluarga tidak mempunyai hubungan dengan kepatuhan diet

yang dijalankan oleh penderita Diabetes Melitus.

Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kota Padang

prevalensi pasien diabetes melitus di puskesmas yang berada di wilayah Kota

Padang didapatkan jumlah kunjungan terbanyak berada di puskesmas Andalas

berjumlah 3982 orang (DKK, 2018). Berdasarkan data dari puskesmas Andalas

Padang, pada tahun 2018 pasien diabetes melitus sebanyak 733 orang, pada

tahun 2019 dari bulan Januari-maret pasien diabetes melitus tipe 2 sebanyak 66

orang (Data Base Puskesmas Andalas Padang 2019).

Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan peneliti dengan 5 orang

penderita DM tipe 2 di puskesmas Andalas pada tanggal 23, 25 dan 26 April

2019, didapatkan data 3 dari 5 penderita mengatakan kesulitan mentaati aturan

makan atau diet Diabetes Melitus karena penderita merasa melakukan diet

menyusahkan mereka, penderita mengatakan kadang-kadang merasa bosan

terhadap diet yang dijalankan, sehingga penderita tidak memperhatikan jenis

makanan dan jadwal makan. Penderita merasa belum mendapat dukungan dari

keluarga dalam menjalankan diet, seperti keluarga tidak menyediakan makanan


9

sesuai diet yang disebabkan oleh keterbatasan materi dan kebutuhan lain yang

juga harus dipenuhi dan keluarga jarang mengingatkan penderita untuk

mematuhi aturan makan yang dijalani. Sedangkan 2 dari 5 penderita

mengatakan mengikuti jadwal dan makan makanan yang sesuai anjuran petugas

kesehatan. Penderita merasa mendapat dukungan dari keluarganya, seperti

mendapat dorongan keluarganya agar menjalankan diet, keluarga menyediakan

makanan yang sesuai diet dan keluarga mengingatkan jadwal diet.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud melakukan penelitian

mengenai hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet terhadap

penderita DM tipe 2 di puskesmas Andalas Padang tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan sosial

keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita DM Tipe 2 di Puskesmas

Andalas Padang Tahun 2019?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet pada

penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2019.


1

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan sosial keluarga pada penderita

DM tipe 2 di puskesmas Andalas Padang tahun 2019.

b. Mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan diet pada penderita DM tipe 2

di puskesmas Andalas Padang tahun 2019.

c. Mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet

pada penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi instansi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan informasi dan

referensi kepustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang

hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita

DM Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2019.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi bagi Puskesmas

untuk peningkatan pelaksanaan penyuluhan kesehatan mengenai dukungan

sosial keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus.

3. Bagi Klien

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi klien yang

menderita diabetes melitus tipe 2, serta diharapkan dapat meningkatkan


1

kesadaran bagi penderita agar lebih memperhatikan dan menjaga pola makan

atau diet pada penderita diabetes melitus tipe 2.

4. Bagi Peneliti

Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk memperluas pengetahuan dan

wawasan secara langsung, merencanakan, melaksanakan penelitian, dan

menyusun laporan hasil penelitian, serta meningkatkan keterampilan

peneliti dalam menyajikan data secara jelas dan sistematis. Penelitian ini

juga diharapkan mampu menambah dan memperkaya ilmu dalam

keperawatan, serta dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus Tipe 2

1. Pengertian Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit karena ketidakseimbangan

antara ketersediaan insulin dengan kebutuhan insulin yang disebabkan oleh

adanya gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Gangguan

tersebut dapat berupa defisiensi insulin absolut, gangguan pengeluaran insulin

oleh sel beta pankreas, ketidakadekuatan atau kerusakan pada reseptor insulin,

produksi insulin yang tidak aktif dan kerusakan insulin sebelum bekerja

(Syamsiyah, 2017).

Diabetes melitus tipe 2 merupakan akibat dari defisiensi sekresi

insulin progresif diikuti dengan resistensi insulin yang umumnya berhubungan

dengan obesitas (Black & Hawk, 2014). Diabetes Melitus tipe 2 juga dikenal

sebagai non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM). Pada DM tipe 2 ini

pankreas bekerja dengan baik, kondisi insulin cukup, tetapi justru reseptor

insulin yang jelek. Diabetes melitus tipe 2 merupakan diabetes melitus yang

paling sering ditemukan pada pasien diabetes. Sekitar 90% dari penderita

diabetes melitus merupakan diabetes melitus tipe 2. DM tipe 2 biasanya


1

terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum pada orang dewasa tua,

dewasa yang obesitas, dan etnik serta ras tertentu (Black & Hawk, 2014).

2. Tanda dan Gejala

Menurut Lanywati (2011) keluhan yang sering terjadi pada pasien Diabetes

Melitus adalah:

a. Poliura (banyak kencing)

Poliura merupakan gejala umum pada penderita diabetes melitus.

Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula darah dalam darah

berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya

melalui ginjal bersama air dan kencing. Gejala banyak kencing ini terutama

menonjol pada waktu malam hari, yaitu pada saat kadar gula dalam darah

relatif tinggi.

b. Polidipsi (banyak minum)

Polidipsi merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyak kencing

tersebut. Untuk menghindari tubuh dari kekurangan cairan (dehidrasi),

maka secara otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan

timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula dalam darah

belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian, akan terjadi banyak

kencing dan banyak minum.

c. Poliphagi (banyak makan)

Poliphagi merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya banyak


1

makan ini disebabkan berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun

kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh berusaha

untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang diterima.

3. Faktor resiko

Menurut Sudoyo (2006) di dalam Damayanti (2015), faktor-faktor resiko

terjadinya Diabetes Melitus antara lain:

a. Faktor keturunan (genetik)

Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus tipe 2, akan mempunyai

peluang menderita DM sebesar 15% dan resiko mengalami intoleransi

glukosa yaitu ketidakmampuan dalam metabolisme karbohidrat secara

normal sebesar 30%. Faktor genetik dapat langsung mempengaruhi sel beta

dan mengubah kemampuannya untuk mengenali dan menyebarkan rangsang

sekretoris insulin. Keadaan ini meningkatkan kerentanan individu tersebut

terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat mengubah integritas dan

fungsi sel beta pankreas secara genetik. Faktor genetik yang dapat

meningkatkan resiko DM tipe 2 biasanya terjadi pada ibu dari neonatus

yang beratnya lebih dari 4 Kg, individu dengan gen obesitas, ras atau etnis

tertentu yang mempunyai insiden tinggi terhadap Diabetes Melitus.

b. Obesitas

Kelebihan berat badan ≥20% dari berat ideal atau BMI (Body Mass

Index) ≥27kg/m2 merupakan pengertian dari obesitas atau kegemukan.


1

Kegemukan dapat menyebabkan berkurangnya jumlah reseptor insulin yang

bekerja di dalam sel pada otot skeletal dan jaringan lemak. Hal ini

dinamakan resistensi insulin perifer. Kegemukan juga merusak kemampuan

sel beta untuk melepas insulin saat terjadi peningkatan glukosa darah.

c. Usia

Perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia merupakan faktor resiko

penyebab penderita Diabetes Melitus tipe 2 diatas usia 30 tahun. Perubahan

dimulai dari tingkat sel, kemudian berlanjut pada tingkat jaringan dan

akhirnya pada tingkat organ yang dapat mempengaruhi hemeostasis. Setelah

seseorang mencapai umur 30 tahun, maka kadar glukosa darah naik 1-2%

tiap tahun saat puasa dan akan naik 6-13% pada 2 jam setelah makan, hal

tersebut menunjukkan bahwa umur merupakan faktor utama terjadinya

kenaikan relevansi diabetes serta gangguan toleransi glukosa. Menurut

WHO, penderita usia terbagi atas dua golongan yaitu usia pertengahan (45-

59 tahun) dan lanjut usia (60-74 tahun).

d. Tekanan darah

Pada umumnya penderita Diabetes Melitus dapat mempunyai tekanan

darah tinggi (Hypertensi) yaitu tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Hipertensi

yang tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kerusakan pada ginjal

dan kelainan kardiovaskular. Sebaliknya apabila tekanan darah dapat

dikontrol maka akan memproteksi terhadap komplikasi mikro dan

makrovaskuler yang disertai pengelolaan hiperglikemia yang terkontrol.


1

e. Aktivitas fisik

Salah satu yang merupakan faktor penyebab rsistensi insulin pada

Diabetes Melitus tipe 2 adalah kurangnya aktivitas fisik. Individu yang aktif

memiliki insulin dan profil glukosa yang lebih baik daripada individu yang

tidak aktif. Mekanisme aktivitas fisik yang aktif dapat mencegah atau

menghambat perkembangan Diabetes Melitus tipe 2 yaitu, penurunan

resisten insulin/ peningkatan sensitivitas insulin, peningkatan toleransi

glukosa, penurunan lemak adiposa tubuh secara menyeluruh, pengurangan

lemak sentral, serta perubahan jaringan otot.

f. Kadar Kolesterol

Obesitas dan Diabetes Melitus erat kaitannya dengan kadar abnormal

lipid darah. Kurang lebih penderita hiperkolesterolemia adalah 38% pasien

dengan BMI 27. Kadar HDL kolesterol ≤ 35 mg/dL (0,09 mmol/L) dan atau

kadar trigliserida ≥ 259 mg/dl (2,8 mmol/L), pada kondisi ini perbandingan

antara HDL (High Density Lipoprotein) dengan LDP (Low Density

Lipoprotein) cenderung menurun (di mana kadar trigliserida secara umum

meningkat) sehingga memperbesar resiko atherogenesis (Sudoyo, 2009).

Terjadinya pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat yang berasal

dari suatu lemak visceral yang membesar merupakan salah satu mekanisme

yang diduga menjadi presdisposisi Diabetes tipe 2. Proses ini menerangkan

bahwa kemampuan hati untuk mengikat dan mengestrak insulin dari darah

menjadi berkurang karena terjadinya sirkulasi tingkat tinggi dari asam-asam


1

lemak bebas di hati. Hal ini dapat mengakibatkan hiperinsulinemia dan

glukosa darah meningkat. Peningkatan asam-asam lemak bebas juga akan

mengakibatkan pengambilan glukosa terhambat oleh sel otot.

g. Stres

Respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau

beban diatasnya merupakan pengertian dari stres. Stres akan muncul ketika

seseorang sedang memiliki beban atau tugas berat dan orang tersebut tidak

dapat mengatasi tugas yang dibebankan, sehingga orang tersebut dapat

mengalami stres. Penderita Diabetes yang mengalami stres dapat tanpa

sengaja merubah pola makan, latihan, penggunaan obat yang biasanya

dipatuhi dan hal ini menyebabkan terjadinya hiperglikemi.

h. Riwayat Diabetes Gestasional

Riwayat keluarga, obesitas, dan glikosuria merupakan faktor resiko

DM gestasional. Pada populasi ibu hamil dijumpai 2-5 % DM tipe ini.

Wanita yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan ≥ 4 kg

akan memiliki resiko untuk menderita Diabetes Melitus tipe 2. Pada ibu

hamil biasanya tekanan darah akan kembali normal setelah melahirkan

namun dikemudian hari resiko untuk mendapatkan Diabetes Melitus tipe 2

cukup besar.
1

4. Komplikasi Diabetes Melitus tipe 2

Komplikasi Diabetes Melitus tipe 2 digolongkan menjadi komplikasi

akut dan komplikasi kronis. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari

ketidakseimbangan glukosa darah. Jenis komplikasi akut DM tipe 2 yaitu

diabetik ketoasidosi, hiperglikemia hiperosmolar non ketotik, dan

hipoglikemia. Komplikasi krois (menahun) dibedakan menjadi 2 yaitu

komplikasi mikrovaskuler yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah

halus (mikroangiopati) yang meliputi mata (retinopati), ginjal (nefropati), dan

kulit (dermopati). Sedangkan komplikasi makrovaskuler yang diakibatkan

karena perubahan ukuran diameter pembuluh darah. Komplikasi

makrovaskuler yang meliputi penyakit jantung, infark miokard, stroke,

hipertensi, neuropati, dan penyakit vaskuler (Lewis et al., 2011).

5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Penatalaksanaan dan pengelolaan penderita Diabetes Melitus

dilakukan bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah, sehingga kondisi

penderita diabetes dapat terus stabil dan mencegah terjadinya komplikasi

(Sutanto, 2013). Ada empat komponen dalam penatalaksanaan Diabetes

Melitus tipe 2, yaitu terapi nutrisi (diet), latihan fisik, terapi farmakologi dan

edukasi (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015).

a. Manajemen diet

Tujuan umum penatalaksanaan diet penderita Diabetes Melitus tipe 2


1

yaitu untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam

rentang normal, mencapai dan mempertahankan berat badan dalam batas-

batas normal dari berat badan idaman, mencegah komplikasi akut

(Suyono, 2009). Prinsip pengaturan makan pada penyandang Diabetes

Melitus hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum,

yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat

gizi masing-masing individu. Penyandang Diabetes Melitus perlu

diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan,

jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang

menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin

itu sendiri (Syamsiyah, 2017).

b. Latihan fisik

Pada saat berolahraga resisten insulin berkurang, sebaliknya

sensitivitas insulin meningkat, hal ini menyebabkan kebutuhan insulin

pada Diabetes Melitus tipe 2 akan berkurang. Respon ini hanya terjadi

setiap kali berolahraga, tidak merupakan efek yang menetap atau

berlangsung lama, oleh karena itu olahraga harus dilakukan terus menerus

dan teratur (Soegondo, 2009).

c. Penyuluhan

Edukasi Diabetes Melitus merupakan pendidikan dan pelatihan

mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi penderita Diabetes Melitus

guna menunjang perubahan perilaku, meningkatkan pemahaman penderita


2

tentang penyakitnya, sehingga tercapai kesehatan yang optimal,

penyesuaian keadaan psikologis dan meningkatkan kualitas hidup

(Soegondo, 2009).

d. Manajemen Obat

Pengelolaan Diabetes Melitus dimulai dengan pengaturan makan dan

latihan jasmani selama beberapa waktu (2–4 minggu). Bila kadar glukosa

darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan

pemberian obat hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin. OHO saat

ini terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 1) obat yang memperbaiki kerja

insulin, 2) obat yang meningkatkan produksi insulin. Obat-obatan seperti

metformin, glitazone, dan akarbose adalah obat-obatan kelompok pertama.

Mereka bekerja pada hati, otot, jaringan lemak, dan usus. Sulfonil,

Repaglinid, Nateglinid dan insulin yang disuntikkan adalah obat-obatan

kelompok kedua, yang bekerja meningkatkan pelepasan insulin yang

disuntikkan sehingga menambah kadar insulin disirkulasi darah

(Damayanti, 2015).

B. Kepatuhan

1. Defenisi Kepatuhan

Kepatuhan (adherence) merupakan adanya keterlibatan pasien secara

sukarela dan aktif dalam pengelolaan penyakitnya, serta terdapat pembagian


2

tugas antara tenaga kesehatan dan pasien sehingga keduanya memiliki peran

yang sama dalam pengelolaan penyakit (Rahman & Sukmarini, 2017).

Kepatuhan merupakan sejauh mana perilaku penderita sesuai dengan

ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Perilaku tersebut dapat

meliputi berobat, mengikuti diet yang dianjurkan dan merubah gaya hidup

(Niman, 2017).

2. Aspek-aspek kepatuhan diet

Dalam melaksanakan diet diabetes sehari-hari hendaknya diikuti pedoman

3J (Jumlah, Jadwal, dan Jenis) (Sutanto, 2013):

a. Perhatikan Jadwal Makan

Jadwal makan menunjukkan keteraturan dalam mengkonsumsi

makanan. Hal ini penting, Diabetes harus memiliki jadwal makan yang

teratur. Jadwal makan untuk Diabetes yang dianjurkan adalah sebanyak 6

kali, yaitu 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan diantara makanan

utama. Berikut contoh jadwal makan untuk diabetes, yaitu:

1) Jam 05.30-07.00 : Sarapan pagi

2) Jam 09.00-10.00 : makan selingan

3) Jam 12.00-14.00 : makan siang

4) Jam 15.00-16.00 : makan selingan

5) Jam 18.00-19.00 : makan malam

6) Jam 21.00 : makan selingan


2

Yang perlu diperhatian dalam jadwal makan Diabetes yaitu tepat waktu,

karena telat makan dapat menimbulkan kondisi hipoglikemi (rendahnya

kadar gula darah) dengan gejala seperti pusing, mual, dan pingsan (Sutanto,

2013).

b. Jumlah Makan

Jumlah makan (kalori) yang dianjurkan bagi penderita Diabetes adalah

makan lebih sering dengan porsi kecil. Tidak dianjurkan bagi penderita

Diabetes makan dalam porsi banyak atau besar sekaligus. Tujuan cara

makan ini agar jumlah kalori terus merata sepanjang hari, sehingga beban

kerja organ-organ tubuh tidak berat, terutama organ pankreas. Cara makan

yang berlebihan (banyak) tidak menguntungkan bagi fungsi pankreas.

Asupan makanan yang berlebihan merangsang pankreas bekerja lebih keras

(Sutanto, 2013).

Kebutuhan kalori untuk masing-masing orang berbeda-beda. Sangat

terkait dengan berat badan dan aktivitas fisik (olahraga) yang dilakukan.

Untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan kalori seseorang per hari, bisa

menggunakan rumus berikut:

1) Kebutuhan kalori (wanita) = (BBI x 25 kalori) ditambah 20% untuk

aktivitas.

2) Kebutuhan kalori (pria) = (BBI x 30 kalori) ditambah 20% untuk

aktivitas.

3) BBI merupakan berat badan ideal. Rumus menentukan Berat Badan


2

Ideal (BBI) adalah = (tinggi badan dalam cm – 100) x 90%.

c. Jenis Makanan

1) Karbohidrat

Anjuran mengkonsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di

Indonesia adalah 45-65% total asupan energi, terutama karbohidrat yang

berserat tinggi. Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak

dianjurkan (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015).

2) Asupan Protein

Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi. Sumber

protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam

tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan

tempe (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015).

3) Asupan lemak

Asupan lemak dianjurkan < 7% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih

10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari

lemak tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di indonesia adalah

20-25% (Suyono, 2009).

4) Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan

untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35g

serat makanan dari berbagai sumber makanan (Suyono, 2009).


2

3. Elemen Pendukung

Terdapat beberapa elemen pendukung yang dapat meningkatkan kepatuhan

diet menurut Niman (2017), yaitu:

a. Pendidikan

Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan dengan catatan

pendidikan tersebut merupakan pendidikan aktif. Program pendidikan

yang diberikan pada klien dan keluarga akan lebih optimal bila variabel

yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan seseorang diidentifikasi dan

dipadukan dalam rencana pengajaran. Pendidikan klien merupakan salah

satu intervensi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kepatuhan.

b. Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu usaha yang harus dilakukan untuk

memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan.

c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Membangun kelompok-kelompok pendukung dari keluarga dan teman-

teman untuk membantu kepatuhan terhadap program-program pengobatan.

d. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien

Memberikan umpan balik pada klien merupakan hal yang penting setelah

menentukan diagnosa. Pasien membutuhkan penjelasan tentang kondisi

penyakitnya.
2

4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Fauzia et al (2015) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal meliputi

pengetahuan dan sikap sedangkan pada faktor ekternal meliputi dukungan

sosial keluarga dan dukungan tenaga kesehatan

Faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan menurut Niman, (2017)

yaitu :

a. Demografi; meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio-

ekonomi, pendidikan, kurang social support network yang efektif, belief,

dan budaya tentang penyakit / treatment.

b. Penyakit; meliputi keparahan atau beratnya suatu penyakit, hilangnya

gejala akibat terapi, tingkat ketidakmampuan (fisik, psikologis, sosial, dan

pekerjaan), dan adanya terapi yang efektif.

c. Faktor yang berhubungan dengan program terapeutik; yaitu kompleksitas

program, efek samping yang tidak menyenangkan, efektifitas dan

toleransi obat, durasi dan terapi, kegagalan terapi sebelumnya dan

frekuensi perubahan terapi.

d. Faktor yang berhubungan dengan sistem perawatan kesehatan dan

provider (pemberi layanan kesehatan); meliputi sistem distribusi medikasi

yang buruk, asuransi kesehatan yang kurang baik, sistem farmasi yang

kurang menguntungkan, adanya barrier dari provider (kurang pegetahuan

atau keterampilan dari provider), hubungan klien provider yang kurang


2

baik (gaya komunikasi), waktu yang disediakan oleh provider dan

monitoring dari provider.

e. Faktor yang berhubungan dengan klien; meliputi pengetahuan tentang

penyakit dan cara perawatan yang kurang, persepsi klien mengenai

diagnosa dan resiko kesehatan yang berkaitan dengan penyakit serta

perawatan, tidak memahami petunjuk perawatan dan follow-up secara

rutin, serta sikap klien.

f. Faktor psikososial; meliputi intelegensi, sikap terhadap tenaga kesehatan,

penerimaan atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau

budaya dan biaya financial dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti

regimen.

5. Cara Mengatasi Ketidakpatuhan

Niman (2017) menyampaikan upaya yang dapat dikembangkan untuk

mengatasi ketidakpatuhan, yaitu:

a. Mengembangkan tujuan kepatuhan

b. Mengembangkan strategi mengubah perilaku dan mempertahankan

perubahan tersebut. Sikap pengontrolan diri membutuhkan pemantauan

terhadap diri sendiri, evaluasi dan penghargaan terhadap diri sendiri

terhadap perilaku yang baru tersebut.

c. Keyakinan diri dengan menggunakan pernyataan pertahanan diri.


2

C. Dukungan Sosial Keluarga

1. Pengertian Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Andarmoyo (2012) keluarga merupakan suatu sistem sosial

yang terdiri dari individu-individu yang bergabung dan berinteraksi secara

teratur antara satu dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling

ketergantungan dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga

adalah dua atau lebih manusia yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan

dan ikatan emosional yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari

kesatuan tersebut. Tugas perkembangan keluarga dalam masa lansia adalah

memelihara dan mengatur kehidupan yang memuaskan merupakan tugas

paling penting dari keluarga dengan lansia (Friedman, 2010).

Dukungan sosial keluarga menurut Friedman (2010) merupakan suatu

proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Dukungan

sosial keluarga mengacu pada dukungan sosial yang dirasakan oleh anggota

keluarga, dipandang sebagai suatu yang dapat diakses untuk keluarga.

Dukungan sosial diperoleh dari hasil interaksi individu dengan orang lain

dalam lingkungan sosialnya, dan bisa berasal dari siapa saja, keluarga,

pasangan (suami/istri), teman, maupun rekan kerja (Sarafino, 2006).

2. Sumber Dukungan Sosial

Sumber dukungan sosial menurut Azizah (2011), antara lain:

a. Dari keluarga
2

Keluarga merupakan kelompok sosial utama yang mempunyai emosi yang

paling besar dan terdekat dengan pasien. Keluarga dipandang sebagai

kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang

dibutuhkan. Keluarga bisa disebut sebagai faktor atau kelompok sosial

yang memberikan pengaruh besar dan paling utama dalam kehidupan

manusia. Sehingga seorang individu mendapatkan sebuah harapan baru

terhadap solusi permasalahannya (Friedman dkk., 2010).

b. Berasal dari teman dekat

Ada kalanya seseorang lebih dekat dan terbuka kepada teman terdekatnya,

sehingga memungkinkan untuk bisa tercapainya tujuan pemberian

dukungan sosial, seperti berbagi pengalaman dan curhat. Pasien DM dapat

memperoleh sokongan dari teman terdekat,berbagi kekhawatiran serta

mendapatkan informasi dan saran mengenai penyakit yang dideritanya,

sehingga mampu mengurangi frekuensi tingkat stress yang dialami

(Friedman dkk., 2010).

Sumber dukungan keluarga dimana dukungan keluarga mengacu kepada

dukungan yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat

diakses atau diadakan untuk keluarga, tetapi anggota keluarga memandang

bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa

dukungan internal seperti dukungan dari suami atau istri atau dukungan

dari saudara kandung atau dukungan keluarga eksternal (Friedman, 2010).


2

c. Berasal dari orang yang memiliki ikatan emosi

Misalnya dengan orang profesional seperti Ners, Dokter, Pekerja sosial,

rohaniawan. Ikatan profesional tersebut dapat menimbulkan minat untuk

memberikan dukungan secara langsung kepada klien ketika mengalami

persoalan. Misalnya dalam memberikan informasi tentang pengobatan dan

latihan.

3. Dimensi Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Friedman (2010), menyatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai

sistem pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan. Terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu:

a. Dukungan Penghargaan

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami

kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping

yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga

merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif

terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara

tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengharapan positif

individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide

atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang

lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat


3

membantu meningkatkan strategi koping individu dengan startegi-strategi

alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang

positif.

b. Dukungan Instumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti

pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata

(Instrumental support material support), suatu kondisi dimana benda atau

jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk didalamnya

bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang,

membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan

transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi

yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif

bila dihargai oleh individu dan dapat mengurangi depresi individu. Pada

dukungan nyata, keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis

dan tujuan nyata.

c. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari maslah,

memberikan nasehat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa yang

dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan

menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan

spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami


3

depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan

dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan

informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberian

informasi.

d. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara

emosional, sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi

perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai, dukungan

emosional dapat memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai,

empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya

merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan

tempat istirahat dan memberikan semangat.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Purnawan (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial

keluarga adalah:

a. Faktor internal

1) Tahap Perkembangan

Tahap perkembangan artinya dukungan keluarga dapat ditentukan oleh

faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan

dimana setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan

respon terhadap perubahan kesehatan berbeda-beda.


3

2) Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh

variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang

pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan

membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk

memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan

menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga

kesehatan dirinya.

3) Faktor emosional

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya

dukungan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami

respon stress dalam perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap

berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara menghawatirkan

bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya.

4) Faktor Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, menyangkut nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,

hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari

harapan dan arti dalam hidup.

b. Faktor eksternal

1) Praktik di keluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya


3

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya. Misalnya

klien juga akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarga

melakukan hal yang sama.

2) Faktor sosio-ekonomi

Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari

kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan dan cara

pelaksanaannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang maka akan

lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan, sehingga

segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada

kesehatannya.

3) Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan

individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan

kesehatan pribadi.

D. Dinamika Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet

Keberhasilan dari pengendalian pengobatan DM tergantung pada tingkat

kepatuhan dari penderita terhadap terapi yang telah ditentukan. Tujuan dari

terapi gizi adalah untuk memperbaiki kebiasaan makan dan mendapatkan

kontrol metabolik yang diinginkan. Selain untuk mempertahankan berat badan

normal selama menjalani terapi diabetus, pengaturan diet juga bertujuan

mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal (Sukardji, 2009).


3

Kendala utama pada penanganan diet diabetus mellitus adalah

kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk

mencapai keberhasilan. Pelaksanaan diet diabetus mellitus sangat dipengaruhi

adanya dukungan keluarga. Dukungan keluarga dapat digambarkan sebagai

perasaan memiliki atau keyakinan bahwa seseorang merupakan peserta aktif

dalam kegiatan sehari-hari. Perasaan saling terikat dengan orang lain

menimbulkan kekuatan dan membantu menurunkan perasaan terisolasi

(Brunner& Suddart., 2002 dalam Susanti et al., 2013).

Dukungan sosial keluarga menurut Friedman (2010) merupakan sikap,

tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa

dukungan informasional meliputi informasi, nasehat, pengarahan dan ide-ide

yang dibutuhkan; dukungan penilaian meliputi sambutan positif dari orang

sekitar, dorongan, pernyataan terhadap ide-ide atau perasaan individu;

dukungan instrumental meliputi bantuan tenaga, dana dan penyediaan waktu;

dan dukungan emosional meliputi rasa kasih sayang, dihormati, dihargai dan

kepercayaan diri dari anggota keluarga.

Keterlibatan keluarga sejak awal merupakan langkah yang harus

ditempuh untuk memberi dukungan yang akan berdampak positif terhadap

kelangsungan pengobatan (Sarafino, 2008). Dukungan sosial keluarga dapat

meningkatkan kepatuhan diet Diabetes Melitus. Adanya dukungan sosial dari

keluarga sangat membantu penderita DM untuk meningkatkan keyakinan dari

dalam dirinya untuk mengelola penyakitnya dengan baik. Selain itu juga
3

dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman sehingga akan meningkatkan

motivasi untuk menjalani pola makan yang seimbang (Delianty., 2015),.

Menurut Hisni, Widowati, & Wahidin (2017), bahwa dalam diri

manusia mempunyai hasrat dan keinginan untuk melakukan sesuatu, tetapi

untuk melakukan tindakan itu perlu adanya dorongan internal (dorongan dari

diri sendiri) dan juga dorongan eksternal seperti keadaan, lingkungan yang

mendukung dan juga dukungan dari orang lain. Ketika penderita diabetes selalu

diberikan dukungan berupa informasi, emosi, penghargaan dan juga

instrumental maka dorongan itu akan mempengaruhi psikisnya, sehingga akan

mendorong fisiknya untuk melakukan sesuatu yang akan dicapai yaitu

kesehatan.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya

gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak,

dan juga protein dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan

kurangnya produksi hormon insulin, yang diperlukan dalam proses

pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak (Lanywati, 2011).

Terdapat dua jenis penyakit Diabetes Melitus, yaitu Diabetes Melitus tipe 1

(insulin-dependen diabetes melitus) dan Diabetes Melitus tipe 2 (non-insulin-

dependen diabetes melitus) (Soegondo, 2009). Diabetes melitus tipe 2 adalah

diabetes melitus yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin yang

progresif karena resistensi insulin.

Terdapat 4 pilar dalam pengelolaan Diabetes Melitus adalah yaitu obat

(terapi farmakologi), latihan jasmani yang teratur, perencanaan makanan dan

edukasi (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015). Dimana penerapan diet

merupakan salah satu komponen utama dalam keberhasilan penatalaksanaan

diabetes (Setyorini, 2017).

Menurut Fauzia et al., (2015) adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor


3

internal meliputi pengetahuan dan sikap sedangkan pada faktor ekternal

meliputi dukungan sosial keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Menurut

Susanti dan Sulistyarini (2013), bahwa pelaksanaan diet Diabetes Melitus

sangat dipengaruhi oleh adanya dukungan dari keluarga. Dukungan dapat

digambarkan sebagai perasaan memiliki atau keyakinan bahwa seseorang

merupakan peserta aktif dalam kegiatan sehari-hari.

Dimana keluarga memainkan peranan yang paling dominan, dimana

keluarga merupakan kelompok sosial utama yang memiliki ikatan emosional

dengan pasien dan yang paling dekat dengan pasien (Sarafino, 2008).

Penderita Diabetes Melitus mendapatkan dukungan sosial keluarga berupa

dukungan instrumental, emosional, penghargaan, dan informasi (Friedman,

2010).

Dukungan keluarga yang kuat dan kosisten menggambarkan

kepatuhan pada pengobatan Diabetes Melitus. Dukungan keluarga merupakan

salah satu faktor yang paling penting dari dukungan sosial untuk kepatuhan

(Anjani, 2017). Berdasarkan uraian tentang teori diatas, maka dapat dibuat

kerangka teori sebagai berikut:


3

Diabetes Melitus

Diabetes Melitus tipe 1 Diabetes Melitus tipe 2

Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Terapi farmakologi
Latihan jasmani
Edukasi
Perencanaan makanan

Faktor internal
Pengetahuan
Sikap
Faktor ekternal
Dukungan tenaga kesehatan 2)

Dukungan sosial keluarga

Dukungan Sosial Keluarga:

Dukungan Instrumental
Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Tipe 2
Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi

Bagan 3.1 Kerangka Teori

Sumber: (Lanywati, 2011, Soegondo, 2009, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia,


2015, Setyorini, 2017, Fauzia et al., 2015, Susanti dan Sulistyarini, 2013, Sarafino,
2008, Harnilawati, 2013, Anjani, 2017)
3

B. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Dukungan Sosial Keluarga Kepatuhan Diet Diabetes Melitus


Dukungan Instrumental
Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka konsep dan hubungan antar variabel-variabel penelitian,

maka hipotesis penelitian ini adalah:

Ha: Ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet

pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas 2019.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode

penelitian deskriptif korelasional (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini

menggunakan pendekatan waktu cross sectional.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat dan hubungan antara data variabel independen dan variabel

dependen (Nursalam, 2014). Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet

pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di puskesmas Andalas Padang tahun

2019.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan bagian dari keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoadmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah penderita

diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di puskesmas Andalas

Padang pada bulan januari-maret 2019 sebanyak 66 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Notoadmodjo, 2010). Teknik


4

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling dengan mengambil kasus/responden yang kebetulan ada di puskesmas

Andalas Padang. Agar sampel tidak menyimpang maka perlu ditentukan kriteria

inklusi dan kriteria ekslusi.

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah :

a) Bersedia untuk mengikuti penelitian dengan mengisi informed consent

b) Usia 45-74 tahun.

c) Lama terdiagnosa diabetes melitus minimal 1 tahun

d) Dapat berkomunikasi verbal dengan baik

e) Tinggal bersama keluarga

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah

a) Penderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi yang tidak

memungkinkan untuk menjadi responden.

b) Penderita dengan penurunan kesadaran.

Peneliti menetapkan besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin

N
n=
1 + N.e2

66
n=
1 + 66 (0,05)2

n = 56,65
n = 57 orang

Keterangan :
n = Besar sampel
4

N = Jumlah total populasi


e = margin error, dalam penelitian ini menggunakan e sebesar 5% atau
0,05

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 57 orang.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2019.

Waktu penelitian dan pengambilan data dilaksanakan mulai dari bulan April

sampai dengan bulan Agustus 2019.

D. Variabel dan Defenisi Operasional

1. Variabel

a) Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Nursalam, 2014). Pada

penelitian ini variabel independen adalah dukungan sosial keluarga.

b) Variabel dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas (Nursalam, 2014). Pada penelitian ini variabel

dependen adalah kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2.


4

2. Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional


Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Opersional Ukur
Variabel Dukungan yang Wawancara Kuesioner 1. Dukungan Ordinal
Dependen diberikan keluarga terpimpin keluarga
Dukungan kepada pasien DM rendah :
sosial tipe 2 yang Skor ≤ 38
keluarga meliputi empat
dimensi, yaitu 2. Dukungan
dimensi keluarga
emosional, Tinggi :
penghargaan, Skor >39
instrumental dan
informasi. Sumber:
Lestari
(2012)

Variabel Penilaian terhadap Wawancara Kuesioner 1. Tidak Ordinal


Independen ketaatan dalam terpimpin patuh:15-
Kepatuhan menjalankan 37
diet anjuran diet bagi 2. Patuh: 38-
penderita DM satu 60
bulan terakhir
yang terdiri dari Sumber:
jumlah, jenis dan Susanti
jadwal diet DM. (2018)

E. Instrumen Penelitian

1. Kuisioner Karakteristik Responden

Kuesioner karakteristik responden terdiri dari 5 item pertanyaan

yaitu; umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lama terdiagnosis

diabetes. Data arakteristik responden diisi dengan cara menuliskan jawaban


4

singkat dan tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang dipilih oleh

responden.

2. Kuesioner dukungan sosial keluarga

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial keluarga

diadopsi dari kuesioner yang telah digunakan oleh (Lestari, 2012).

Komponen kuesioner terdiri dari dukungan emosional, dukungan spiritual,

dukungan informasi dan dukungan instrumental. Jumlah pertanyaan 16 item

pertanyaan menggunakan skala likert yang diadopsi dari dengan skor 1-4

yaitu “Tidak Pernah” dengan poin 1, “Jarang” dengan poin 2, “Sering”

dengan poin 3, “Selalu” dengan poin 4. Kuesioner dukungan sosial keluarga

berisi pertanyaan mendukung (favorable) sebanyak tiga belas pertanyaan

yaitu pada nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, dan 15. Sedangkan

pertanyaan negatif (unfavourable) empat pertanyaan yaitu pada nomor 3, 4,

10, dan 16. Kuesioner dukungan sosial keluarga telah dilakukan uji validitas

dengan uji pearson product moment. Hasil uji validitas, nilai r hitungnya

lebih kecil dari pada r tabel (0,444). Hasil uji reabilitas instrument ini

menggunakan uji cronbach alpha dengan nilai keandalan sebesar 0,833.

Hasil uji validitas intrument adalah r 0,469-0,770. Hasil uji validitas, nilai r

hitungnya lebih kecil dari pada r tabel (0,444), sehingga kuesioner tersebut

dapat dinyatakan valid (Lestari, 2012).


4

3. Kuesioner kepatuhan diet

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur kepatuhan diet penderita

diabetes melitus merupakan kuesioner yang telah digunakan oleh Susanti

(2018). Kuesioner terdiri 3 aspek, kepatuhan jumlah, jenis dan jadwal diet.

Jumlah pertanyaan 15 item pertanyaan menggunakan skala likert dengan

skor 1-4 yaitu “Tidak Pernah” dengan poin 1, “Jarang” dengan poin 2,

“Sering” dengan poin 3, “Selalu” dengan poin 4. Kuesioner kepatuhan diet

berisi pertanyaan positif (favorable) sebanyak delapan pertanyaan yaitu pada

nomor 1, 2, 8, 9, 10, 13, 14 dan 15. Sedangkan pertanyaan negatif

(unfavourable) tujuh pertanyaan yaitu pada nomor 3, 4, 5, 6, 7, 11 dan 12.

Untuk mengetahui keandalan instrument dilakukan uji reabilitas intrumen.

Hasil uji reabilitas instrument ini menggunakan uji cronbach alpha dengan

nilai keandalan sebesar 0,926. Hasil uji validitas intrument kepatuhan diet

dengan koefisien cronbach alpha 0,967 (Susanti, 2017)

F. Etika Penelitian

Berikut ini beberapa etika penelitian yang harus diperhatikan dalam melakukan

penelitian (Notoadmodjo, 2010) :

1. Informed Consent (persetujuan Responden)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Lembar persetujuan diberikan kepada responden, tujuanya adalah agar


4

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang diteliti

selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2014).

2. Anonymity ( Tanpa nama)

Anonymity merupakan jaminan untuk menjaga kerahasiaan identitas

responden, dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur. Lembar tersebut hanya diberi kode

(Hidayat, 2014).

3. Confidential (kerahasiaan)

Confidential merupakan jaminan kerahasiaan hasil dari penelitian,

baik informasi maupun masalah-masalah lainya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok tertentu

akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2014).

G. Metode Pengumpulan Data

1. Data yang dikumpulkan

a) Data primer

Data primer yaitu data yang berkaitan dengan variabel yang dikumpulkan

melalui kuisioner. Data primer meliputi dukungan sosial keluarga dari rendah

dan tinggi. Kepatuhan diet dibagi atas dua yaitu patuh dan tidak patuh.
4

b) Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang

dan puskesmas Andalas Kota Padang.

2. Cara pengumpulan data

a) Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta surat

permohonan izin pengambilan data dan penelitian kepada instansi Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas, kemudian surat tersebut peneliti tujukan

kepada Dinas Kesehatan Kota Padang. Setelah itu Dinas Kesehatan Kota

Padang mengeluarkan surat izin pengambilan data dan penelitian.

b) Setelah mendapatkan izin, peneliti mendatangi Puskesmas dan mengambil

data responden yang akan diteliti.

c) Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan kuesioner. Penelitian menjelaskan tujuan dan hak-hak

responden kemudian peneliti memberikan lembaran persetujuan (informed

consent) yang akan diisi oleh responden.

d) Ketika responden telah setuju dan menandatangani lembar persetujuan maka

peneliti memulai penelitian dengan menjelaskan tentang kuesioner yang

akan diberikan.

e) Responden yang bersedia diberikan pertanyaan sesuai isi kuisioner dan

diminta untuk menjawabnya dan diisi oleh peneliti.


4

H. Teknik Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Koding merupakan pembuatan atau pemberian kode numerik (angka) pada

tiap tiap data yang termasuk kategori yang sama. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer.

3. Skoring merupakan pemberian skor pada jawaban yang telah diisi oleh

responden.

4. Tabulating merupakan pembuatan tabel yang berisikan data yan telah diberi

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

I. Analisa Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel penelitian. Adapun variabel yang diteliti yaitu

variabel independen (dukungan sosial keluarga) dan variabel dependen

(kepatuhan diet)

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi yaitu pada penelitian ini pada dukungan sosial
4

keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus tipe 2.

Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

uji statistik Chi-Square. Untuk uji Chi-Square, data dapat diolah dengan

program SPSS secara komputerisasi. Jika nilai (p) <0,05 maka secara statistik

disebut bermakna dan jika nilai (p) ≥0,05 maka hasil perhitungan tidak

bermakna (Dahlan,2012).
5

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Andalas Padang dari

tanggal 22 Juli-8 Agustus 2017. Responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki yang menderita Diabetes

Melitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2019 dengan teknik

purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara terpimpin

menggunakan kuesioner dukungan sosial keluarga dan kepatuhan diet yang

terdiri dari 31 pertanyaan kepada 57 responden yang memenuhi kriteria

inklusi sampel. Data yang dikumpulkan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

karakteristik responden, dukungan sosial keluarga dan kepatuhan diet. Hasil

penelitian ini disajikan dalam dua bagian yaitu hasil analisis univariat dan

bivariat.

B. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Karakteristik dari 57 responden terdiri dari umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan lama menderita Diabetes Melitus. Penjelasan dari

karakteristik responden pada penelitian ini yang meliputi umur, jenis


5

kelamin, pendidikan terakhir dan lama menderita Diabetes Melitus dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan


karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan
dan lama menderita DM, di puskesmas Andalas Padang
(n=57)

Karakteristik f %
Responden
Umur
45-59 tahun 44 77,2%
60-74 tahun 13 22,8%
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 31,6%
Perempuan 39 68,4%
Pendidikan
SD 7 12,3%
SMP 6 10,63%
SMA 31 54,4%
Perguruan Tinggi 13 22,8%
Pekerjaan
PNS 13 22,8%
Pegawai Swasta 8 14%
Wiraswasta 7 12,3%
Pensiunan 5 8,8%
Ibu Rumah Tangga 24 42,1%
Lama Menderita DM
≤5 Tahun 40 70,2%
>5 Tahun 17 29,8%

Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa dari 57 responden sebagian besar

(77,2%) responden berumur 45-59 tahun, sebagian besar (68,4%) responden

berjenis kelamin perempuan, sebagian besar (54,4%) responden mempunyai

pendidikan terakhir SMA, sebagian besar (42,1%) responden merupakan ibu

5
5

rumah tangga dan lebih dari separuh (70,2%) responden menderita Diabetes

selama ≤5 tahun.

2. Dukungan Sosial Keluarga Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Analisis univariat variabel dukungan sosial keluarga pada penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang diperoleh hasil yang

disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Keluarga pada


Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas
Tahun 2019

Dukungan Sosial Keluarga f %


Rendah 23 40,4%
Tinggi 34 59,6%
Jumlah 57 100%

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh responden

(59,6%) yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi di

puskesmas Andalas tahun 2019.

3. Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Analisis univariat variabel Kepatuhan Diet pada penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang diperoleh hasil yang disajikan

dalam bentuk tabel berikut.

5
5

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet pada Penderita


Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas Tahun 2019

Kepatuhan Diet f %
Tidak Patuh 24 42,1%
Patuh 33 57,9%
Jumlah 57 100%

Pada tabel 5.3 memperlihatkan bahwa sebagian besar (57,9%)

responden patuh dalam menjalankan diet Diabetes Melitus di puskesmas

Andalas tahun 2019.

C. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

signifikan antara variabel independen (Dukungan Sosial Keluarga) dengan

variabel dependen (Kepatuhan Diet). Hasil analisis bivariat dengan

menggunakan chi-square dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.4 Hubungan dukungan sosial keluarga dengan Kepatuhan


diet pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di puskesmas
Andalas tahun 2019 (n=57)

Dukungan Kepatuhan Diet


Sosial Tidak Patuh Patuh Jumlah P OR
Keluarga f % f % f %
Rendah 18 78,3 5 21,7 23 100 0.000 16.800
Tinggi 6 17 28 82,4 34 100

5
5

Dari tabel 5.4 dapat dilihat hubungan dukungan sosial keluarga dengan

kepatuhan diet responden, diketahui bahwa dari 23 responden yang

mendapatkan dukungan sosial keluarga rendah, terdapat 18 (78,3%)

responden yang tidak patuh terhadap diet dan 5 (21,7%) responden yang patuh

terhadap diet Diabetes Melitus. Selain itu dari 34 responden yang

mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi, terdapat 28 (82,4%)

responden yang patuh terhadap diet dan 6 (17,6%) responden yang tidak patuh

terhadap diet Diebets Melitus. Hasil didapatkan adanya hubungan yang

bermakna antara variable dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet

responden di puskesmas Andalas Padang (p) 0,000.

Selain itu berdasarkan hasil analisis data dari tabel 5.4 didapatkan

bahwa penderita yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi

berpeluang 16,8 kali lebih patuh terhadap diet Diabetes Melitus daripada

yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang rendah.

5
5

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Dukungan Sosial Keluarga pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di


Puskesmas Andalas Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dukungan sosial keluarga pada

penderita Diabetes Melitus tipe 2 di puskesmas Andalas didapatkan 34 dari 57

responden merasakan dukungan keluarga yang dinilai “Tinggi”. Sedangkan 23

dari 57 responden yang merasakan dukungan keluarga yang dinilai “Rendah”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (59,6%) responden

Diabetes Melitus tipe 2 mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Damayanti, Nursiswati, & Kurniawan (2014) yang juga menunjukkan hasil

bahwa sebagian besar (55,1%) dukungan sosial keluarga terhadap penderita

Diabetes Melitus dengan kategori tinggi. Kemudian, penelitian yang dilakukan

Arifin & Damayanti (2015) juga menunjukkan bahwa dari 49 responden, 27

orang yang mendapatkan dukungan sosial keluarga terhadap kepatuhan diet

Diabetes Melitus berada pada kategori baik dan mendukung.

Alasan dibalik tingginya dukungan keluarga terhadap penderita Diabetes

Melitus adalah faktor karekteristik masyarakat Indonesia yang memiliki ikatan

kekeluargaan yang erat dan akrab membuat sumber dukungan keluarga akan

mudah diperoleh oleh penderita DM tipe 2 khususnya (Damayanti, Nursiswati, &


5

Kurniawan, 2015). Selain itu, dukungan keluarga juga dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

tahap perkembangan, pendidikan atau tingkat pengetahuan, faktor emosi dan

spiritual. Sedangkan faktor eksternal meliputi praktik dikeluarga, sosial ekonomi

dan latar belakang budaya (Setiadi, 2008).

Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap jawaban responden pada

kuisioner didapatkan bahwa dukungan instrumental yang paling rendah dirasakan

responden adalah Keluarga menyediakan makanan yang sesuai diet saya

(pertanyaan no 13). Penelitian Mayberry (2012) bahwa dukungan instrumental

berupa tindakan nyata yang diberikan kepada pasien dalam menghadapi

penyakitnya adalah yang paling umum dari dukungan sosial. Menurut Sarafino

(2006) Dukungan instrumental keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan

keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun penyediaan

waktu untuk mendengarkan keluarga yang sakit dalam menyampaikan

perasaannya.

Menurut Hisni, Widowati, & Wahidin (2017), bahwa upaya untuk

mempertahankan dan meningkatkan dukungan instrumental adalah dimana

keluarga ikut mendukung untuk mempermudah pasien melakukan aktifitas yang

berkaitan dengan soal yang dihadapinya, dapat berupa keluarga mengingatkan dan

menyediakan makanan sesuai diet, membantu dalam biaya pengobatan pasien,

mengantar pasien ke tempat pelayanan kesehatan dan lain-lain.

5
5

Dukungan informasi yang paling rendah didapatkan responden adalah

pada pertanyaan keluarga memberi saran supaya saya mengikuti edukasi

(pendidikan kesehatan) tentang diabetes dan mengingatkan saya untuk

mengontrol gula darah. Menurut House (1994, dalam Setiadi 2008), bantuan

informasi yang disediadakan dapat digunakan oleh seseorang dalam

menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat,

pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini

dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang

sama atau hampir sama.

Pada dukungan keluarga berdasarkan dimensi informasi, keluarga

berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pasien DM. Bentuk dari dukungan

keluarga pada dimensi informasi ini antara lain keluarga menyarankan responden

untuk mengikuti edukasi serta memberikan informasi baru kepada penderita

Diabetes Melitus dengan harapan penderita Diabetes Melitus mendapatkan

informasi baru tentang penyakitnya dan bisa menambah pengetahuan pasien

terutamanya, dan mengurangi kemungkinan yang akan memperburuk kedaan

pasien atau pasien dapat mengatasi terkait penyakit Diabetes Melitus dengan

informasi yang diberikan oleh keluarga terkait penyakit Diabetes Melitus

khususnya (Damayanti, Nursiswati, & Kurniawan, 2015).

Menurut Haastrup, Daki, & Tejani (2014), bahwa upaya yang dilakukan

untuk mempertahankan dan meningkatkan dukungan informasional adalah

keluarga selalu mencari infomasi yang tepat terhadap masalah anggota keluarga

5
5

yang sakit dan keluarga menfasilitasi pasien untuk mengurangi kecemasan yang

timbul pada anggota keluarga yang sakit Diabetes Melitus.

B. Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas


Andalas Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa dari

57 responden diantaranya sebagian besar (57.9%) atau 33 responden patuh pada

diet Diabetes Melitus. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari

Haastrup, Daki, & Tejani (2014), bahwa dari 120 responden, 95 pasien (79,2%)

patuh menjalani diet yang diberikan dan sisanya 25 pasien (20,8%) tidak patuh

menjalani diet yang diberikan.

Selain berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden tidak

patuh (42,1%) dalam menjalankan kepatuhan diet. Hal ini sejalan dengan

penelitian Phitri & Widiyaningsih (2013) yang menunjukkan bahwa sebagian

besar (57,4%) tidak patuh terhadap dalam menjalankan diet Diabetes Melitus.

Menurut El-abbassy (2015) alasan utama rendahnya kepatuhan responden dalam

menjalankan diet yaitu kendala keuangan, kontrol diri yang buruk, situasi

dirumah, dan keinginan diri. Selain itu menurut ADA (2017) dalam El-Abbassy

(2015), menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang baik terhadap penderita

Diabetes Melitus dapat berkontribusi dalam meningkatkan pelaksanaan diet

Diabetes Melitus. Ini tejadi karena kepatuhan terhadap diet memerlukan

dukungan yang lebih kuat dari anggota keluarga.

5
5

Kepatuhan diet merupakan suatu aturan perilaku yang disarankan oleh

perawat, dokter atau tenaga kesehatan lain yang harus diikuti oleh pasien.

Perilaku yang disarankan yaitu berupa pola makan dan ketepatan makan

penderita Diabetes Melitus. Diet penderita Diabetes Melitus harus

memperhatikan jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makan agar kadar

glukosa darahnya tetap terkontrol (Magdalena, 2016).

Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap kuesioner kepatuhan diet

responden terhadap jumlah makan yang paling tinggi adalah pernyataan saya

mengontrol kadar gula darah ke puskesmas untuk menentukan jumlah makanan

sesuai kebutuhan diet saya (pertanyaan nomor 13). Sedangkan pernyataan

responden yang rendah terhadap jumlah makan adalah saya kesulitan mentaati

aturan jumlah makanan karena menyusahkan (pertanyaan nomor 3).

Masih banyaknya responden yang kesulitan dalam menerapkan jumlah

makanan dipengaruhi oleh adanya peningkatan rasa lapar atau yang disebut

polyphagia. Polyphagia ini menyebabkan penderita Diabetes Melitus tipe 2 akan

selalu merasa lapar karena kalori yang dihasilkan dari makanan akan

dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah dan tidak seluruhnya dapat

dimanfaatkan dalam tubuh (Subekti, 2011). Aturan jumlah makanan sesuai

standar diet yaitu karbohidrat 45-65% dari kebutuhan energi, protein 10-20% dari

kebutuhan energi, lemak 20-25% dari kebutuhan energi, dan gula murni <5%

dari kebutuhan energi (Perkeni, 2015).

5
6

Berdasarkan kepatuhan terhadap jenis makanan, jawaban responden yang

patuh berada pada pernyataan saya makan sayur dan buah sesuai dengan anjuran

ahli gizi (pertanyaan nomor 10). Sedangkan jawaban responden tidak patuh

berada pada pernyataan saya memakai gula pengganti seperti gula jagung pada

saat ingin mengkonsumsi minuman atau makanan yang manis (pernyataan nomor

15).

Sayuran cenderung aman untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes

Melitus. Semua jenis sayuran memiliki kalori yang rendah, dan kaya akan serat,

bagus sebagai makanan penderita Diabetes Melitus. Adapun sayuran yang bebas

dimakan tanpa memperhatikan kandungan kalori, seperti baligo, mentimun,

lettuce, oyong, jamur kuping, labu air, lobak, selada air, dan tomat. Buah-buahan

berkalori tinggi seperti durian, nanas, mangga, sirsak, pisang, dan sawo

sebaiknya dibatasi (Nurrahmani, 2015). Salah satu jenis gula yang tidak boleh

digunakan lebih dari 5% total asupan energi adalah sukrosa (gula murni)

(Perkeni, 2015).

Berdasarkan kepatuhan terhadap jadwal makan, jawaban responden yang

patuh berada pada pernyataan jadwal aturan makan atau diet yang dianjurkan

terasa berat bagi saya (pernyataan nomor 12). Sedangkan jawaban responden

tidak patuh berada pada pernyataan saat saya terlalu sibuk dengan urusan saya,

saya makan tidak sesuai waktu yang sudah ditentukan (pernyataan nomor 4).

Menurut Magdalena (2016), bahwa responden belum terbiasa dengan

jadwal makan yang memiliki interval 3 jam dan jam yang sudah ditentukan dari

6
6

standar diet DM. Belum terbiasanya responden dengan jadwal makan standar diet

DM dikarenakan responden memiliki kesibukan pekerjaan atau aktivitas lain

seperti mengantar anak ke sekolah, melakukan aktivitas rumah tangga, dan

melakukan persiapan seperti menjual makanan dan pekerjaan lainnya. Selain itu,

mayoritas responden menghindari makan malam dan selingan.

Penderita Diabetes Melitus dianjurkan makan tiga kali sehari, bila perlu

dapat diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan lain sebagai bagian

dari kebutuhan kalori, pasien harus mengkonsumsi makanan besar atau makanan

ringan setiap 3-4 jam. Waktu makan sesuai standar diet DM yaitu makan pagi

jam 06.30-07.30 WIB, Jadwal makan selingan pagi jam 09.31-10.30 WIB,

makan siang jam 12.30-13.30 WIB, jadwal makan selingan siang 15.31-16.30

wib, makan malam jam 18.30-19.30 WIB, jadwal makan selingan malam 20.31-

21.30 WIB (Perkeni, 2015).

C. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada


Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 34 responden

(59,6%) yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi dimana 28

responden (82,4%) menunjukkan patuh terhadap diet Diabetes Melitus.

Sedangkan 23 responden (40,4%) yang mendapatkan dukungan sosial keluarga

yang rendah dimana 18 responden (78,3%) tidak patuh terhadap diet Diabetes

Melitus.

6
6

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh p value =0,000 ( p<0,05) berarti

terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial keluarga dengan

kepatuhan diet pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di puskesmas Andalas

Padang tahun 2019. Selain itu didapatkan bahwa penderita yang mendapatkan

dukungan sosial keluarga yang tinggi berpeluang 16,8 kali lebih patuh terhadap

diet Diabetes Melitus daripada yang mendapatkan dukungan sosial keluarga

yang rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hisni, Widowati, &

Wahidin (2017) yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga mempunyai

hubungan bermakna dengan kepatuhan diet karena dukungan keluarga juga

dapat menurunkan hambatan dalam menjalankan diet tersebut. Selain itu,

sebuah penelitian yang dilakukan Haastrup, Daki, & Tejani (2014) di Nigeria

menyatakan bahwa perhatian dan dukungan dari keluarga yang positif dapat

membuat mereka lebih mematuhi diet. Penelitian Arifin & Damayanti (2015)

menyatakan bahwa dukungan keluarga juga berhubungan dengan kepatuhan

diet pada pasien DM tipe 2 usia 46-65 tahun di RSUP Dr. Soeradji

Tirtonegoroklaten. Penderita yang mendapat dukungan positif dari

keluarganya (66,7%) lebih patuh diet dibandingkan yang mendapat dukungan

keluarga negative.

Selain itu berdasarkan hasil analisis penelitian diketahui bahwa dari 34

responden (59,6%) yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi

terdapat 6 responden (17%) tidak patuh terhadap diet Diabetes Melitus.

6
6

Sedangkan 23 responden (40,4%) yang mendapatkan dukungan sosial keluarga

yang rendah dimana 5 responden (21,7%) menunjukkan patuh terhadap diet

Diabetes Melitus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rinto (2008), bahwa

motivasi diri dari penderita diabetes tersebut yang mempengaruhi kadar gula

darah bukan dari partisipasi keluarga. Hasil tersebut didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Wardani dan Isfandiari (2014) yang meneliti tentang

hubungan keluarga dengan pengendalian kadar gula darah mendapatkan hasil

bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dan pengendalian gula

darah. Hal ini dikarenakan banyak responden yang tidak mendapatkan

dukungan keluarga dengan baik tetapi pengendalian terhadap gula darah juga

baik. Menandakan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi pengendalian

gula darah (diet) dari pada dukungan keluarga.

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang

masa kehidupan dukungan yang diberikan oleh keluarga akan membuat pasien

semakin mudah memecahkan suatu persoaalan, sifat dan jenis dukungan

berbeda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan (Friedman, 2010). Salah

satu manfaat dari dukungan keluarga adalah memberikan rasa nyaman. Rasa

nyaman tersebut akan dirasakan oleh anggota keluarga yang sakit yang diberi

dukungan oleh anggota keluarga lainya. Keluarga merupakan lingkungan

orang-orang yang dapat meningkatkan keyakinan dan kepatuhan dalam

melakukan tindakan perawatan diri pasien DM tipe 2. Karena keberadaan

keluarga dalam setiap proses perawatan pasien DM, akan dapat menimbulkan

6
6

perasaan nyaman dan aman sehingga meningkatkan motivasi pasien untuk

patuh terhadap pengobatan yang dijalani (Affusim, 2018). Dukungan keluarga

merupakan salah satu faktor yang memiliki hubungan erat dengan kepatuhan

terapi. Dukungan keluarga yang diberikan berupa dukungan informasional,

dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan

(Friedman, 2010)

Menurut Friedman (2010), aspek-aspek dari dukungan emosional

meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Menurut Bennich et al., (2017),

bahwa penerimaan keluarga pada kondisi apapun merupakan dukungan

emosional yang sangat penting dan termasuk dalam fungsi afektif keluarga.

Dukungan emosional ini akan membuat penderita Diabetes Melitus tipe 2 untuk

selalu waspada dan mengendalikan emosi terhadap komplikasi yang ada serta

dapat mengurangi perasaan rendah diri terhadap kondisi keterbatasan fisik yang

dialami.

Sedangkan menurut House dan Khan (1985) dikutip dari Friedman

(2010) dukungan instrumental sangat perlu diberikan kepada pasien karena dapat

mengurangi stres dan dapat langsung memecahkan masalah yang berhubungan

dengan materi. Menurut Hafid (2014), keluarga memberikan dukungan

intrumental meliputi bantuan yang diberikan secara langsung atau nyata, seperti

melayani, bantuan secara financial atau bantuan atas benda-benda yang

dibutuhkan pasien.

6
6

Selanjutnya yaitu dukungan penghargaan, menurut Damayanti,

Nursiswati, & Kurniawan (2014), pemberian dukungan berupa pujian, dorongan

ataupun ekspresi yang positif akan meningkatkan rasa percaya diri dan harapan

pasien DM tipe 2. Hasil penelitian dari Affusim (2018), mengungkapkan bahwa

penghargaan yang diberikan kepada pasien DM memiliki efek perlindungan

terhadap gangguan emosional seperti depresi, cemas dan putus asa yang sering

dialami oleh penderita penyakit kronik.

Sedangkan dukungan informasi merupakan dukungan yang diberikan

berupa pemberian saran ataupun informasi yang dibutuhkan oleh penderita

Diabetes Melitu (Sarafino, 2006). Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi

yang dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan–

persoalan yang dihadapi, meliputi pemberi nasehat, pengarahan, ide–ide, atau

informasi yang dapat disampaikan kepada penderita Diabetes Melitus. Pada

dukungan keluarga berdasarkan dimensi informasi, keluarga telah melaksanakan

tugas kesehatan keluarga dengan maksimal, dimana keluarga mengenal masalah

yang terjadi pada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan dukungan dari

keluarga yang dilihat dari keluarga sering memberikan saran untuk kontrol

kedokter dan keluarga sering memberikan informasi terbaru tentang DM

(Friedman, 2010).

Pada penelitian sebelumnya, telah banyak penelitian yang mendukung

bahwa inovasi telenursing sangat berdampak positif bagi pelayanan keperawatan.

Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Fard, et al (2015), didapatkan hasil

6
6

bahwa follow up pasien dengan Non-Alcoholic fatty liver disease (NAFLD)

menggunakan metode telenursing memberikan efek positif dalam pengurangan

enzim hati (ALT, AST). Sedangkan menurut hasil penelitian Rahmawati (2017),

menunjukkan bahwa Telenursing berpengaruh terhadap kenaikan nilai dukungan

keluarga penderita DM Tipe 2 dalam menjalankan terapi di wilayah kerja

Puskesmas Indralaya. Diharapkan Puskesmas Indralaya dapat memberikan

promosi kesehatan tentang penanganan pasien Diabetes Melitus Tipe 2 tidak

hanya berfokus pada penderita saja, akan tetapi juga ke keluarganya dengan

memanfaatkan teknologi komunikasi telenursing untuk meningkatkan dukungan

keluarga penderita DM Tipe 2.

Pada pelaksanaannya, telenursing dapat dilakukan menggunakan berbagai

teknologi informasi dan komunikasi seperti aplikasi di smartphone atau

komputer dengan memanfaatkan koneksi internet, atau bisa dimulai dengan

peralatan sederhana seperti telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat

tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan

atau keperawatan. Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring,

pendidikan, follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi,

memberikan dukungan pada keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif

serta kolaborasi (Fard, et al., 2015).

Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan dari keluarga menjadi faktor

yang penting dalam kepatuhan diet pada pendeita diabetes melitus tipe 2 di

Puskesmas Andalas Padang. Dengan adanya dukungan yang diberikan oleh

6
6

keluarga akan memberikan rasa nyaman, memberikan rasa keperdulian dan

pasien merasa diperhatikan sehingga dorongan untuk melakukan diet diabetes

akan tercapai. Oleh karena itu semakin besar dukungan yang diberikan oleh

keluarga maka akan semakin patuh pengelolaan diet yang dilakukan oleh pasien

diabetes melitus tipe 2.

6
6

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Hubungan

Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus

tipe 2 di Puskesmas Andalas Padang tahun 2019” dapat dilihat kesimpulan

sebagai berikut :

1. Lebih dari separuh 50,3% penderita Diabetes Melitus tipe 2 patuh dalam

menjalankan diet di puskesmas Andalas tahun 2019.

2. Lebih dari separuh (59,6%) keluarga mendukung penderita Diabetes

Melitus tipe 2 dalam dalam menjalankan diet di puskesmas Andalas tahun

2019.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan sosial

keluarga dengan kepatuhan diet penderita Diabetes Melitus tipe 2 di

Puskesmas Andalas Padang dengan nilai p= 0,000.


6

B. Saran

1. Bagi instansi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan

literasi dan bacaan serta dapat menjadi data awal bagi penelitian berikutnya

serta dapat dijadikan acuan untuk memberikan promosi kesehatan.

2. Bagi Puskesmas

Bagi puskesmas diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan

berupa penyuluhan tentang pentingnya menjaga pola makan bagi keluarga

dan penderita Diabetes Melitus, sehingga penderita mau melaksanakannya

dan rutin menjaga pola makan dirumah maupun saat bekerja. Puskesmas juga

diharapkan membuat program pembinaan bagi keluarga yang tinggal bersama

penderita Diabetes Melitus dan memberikan informasi kepada keluarga

dengan menggunakan Telenursing (program follow up dengan cara memberikan

short message service (SMS) dan telepon efektif) sebagai salah satu metode

dalam memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang penanganan diet

Diabetes Melitus Tipe 2.

3. Bagi klien

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penderia

dengan Diabetes Melitus tipe 2, serta diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran bagi pendrita agar lebih memperhatikan dan menjaga pola makan

atau diet Diabetes Melitus.

6
7

DAFTAR PUSTAKA

Alhariri, A., Daud, F., Almaiman, A., Ayesh, S., & Saghir, M. (2017). Factors
associated with adherence to diet and exercise among type 2 diabetes patients in
Hodeidah city , Yemen. Diabetes Manag, 7(3), 264–271.
https://doi.org/10.1007/s11240-013-0295-1

Affusim, C. C., & Francis, E. (2018). The Influence of Family/Social Support on


Adherence to Diabetic Therapy. International Journal of Advances in Scientific
Research and Engineering, 4.

Anjani, D. B., & Gayatri, D. (n.d.). Family Support and Dietary Adherence in
Diabetes Mellitus Type 2 Patients in a Public Health Center ( Puskesmas )
Depok. 3, 13–16.

Arifin, & Damayanti, S. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan


Dietdiabetes Melitus Tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam. Jurnal Keperawatan
Respati, II(September), 1–18.

Ayele, A. A., Emiru, Y. K., Tiruneh, S. A., Ayele, B. A., Gebremariam, A. D., &
Tegegn, H. G. (2018). Level of adherence to dietary recommendations and
barriers among type 2 diabetic patients: a cross-sectional study in an Ethiopian
hospital. Clinical Diabetes and Endocrinology, 4(1), 1–7.
https://doi.org/10.1186/s40842-018-0070-7.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses


danPraktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Azizah, Lilik Ma’ rifatul, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1.Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Benhalima, K., & Mathieu, C. (2009). Challenges in the management of


hyperglycemia in type 2 diabetes.

Bennich, B. B., Røder, M. E., Overgaard, D., Egerod, I., Munch, L., Knop, F. K., …
Konradsen, H. (2017). Supportive and non - supportive interactions in families
with a type 2 diabetes patient : an integrative review. Diabetology & Metabolic
Syndrome, 1–9. https://doi.org/10.1186/s13098-017-0256-7

Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.Singapore :
Elsevier

7
7

Dahlan, Sopiyudin M. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan EdisiKelima.


Jakarta: Salemba Medika

Damayanti, S. (2015). Diabetes Mellitus &PenatalaksanaanKeperawatan.Yogyakarta


: Nuha Medika

Damayanti, S., & Kurniawan, T. (n.d.). Dukungan Keluarga pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 dalam Menjalankan Self-Management Diabetes Family Support
of Patients Type 2 Diabetes Mellitus in Performing Diabetes Self-management.
2(April 2014), 43–50.

Delianty, A. P. (2015). Hubungan Antara Dukungan Pasangan Terhadap Kepatuhan


Diet pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayag Kerja Puskesmas
Munjul.

Dewi, T., Amir, A., Gizi, J., Kemenkes, P. K., D-iv, A. P., Gizi, J., & Kemenkes, P.
K. (2018). Kepatuhan Diet Pasien DM Berdasarkan Tingkat. 25, 55-63

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2019). Data penyakit tidak menular KotaPadang
tahun 2018. Padang

El-abbassy, A. (2015). Non-Adherence to lifestyle Modification Recommendations of


Diet & Exercise amongst Diabetic Patients. 4(4), 7–18.
https://doi.org/10.9790/1959-04470718

Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, Bu. (2013). Gambaran Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah
Puskesmas Pakis Surabaya. Keperawatan, 4(2).

Fard, S.J., Ghodsbin, F., Kaviani, M.J., Jahanbin, I., & Bagheri, Z. (2015). The Effect
of Follow up (Telenursing) on Liver Enzymes in Patients with Nonalkoholic
Fatty Liver Disease: A Randomized Controlled Clinical Trial. Iran JCBNM, July
2016; Vol.4, No.3

Feriana, E., & Supratman. (2016). Penatalaksanaan Diet Untuk Mengurangi


Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus Di.

Fisher, E. B., Boothryod, R. I., Coufal, M. M., Baumann, L. C., Mbanya, J. C., &
Rotheram, M. J. (2012). Peer support for self-management of diabetes improved
outcomes in international settings. Medical Management & Care, 130-139.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan


Praktek.Edisi ke-5. Jakarta: EGC
7

GutirrezMata, R., MynezOcn, S., GamerosGardea, R., ArriagaGonzlez, A., &


LpezHernndez, E. (2017). Family functioning is related to health behaviors in
patients with type 2 diabetes mellitus. Medicine Science | International Medical
Journal, 6(July 2015), 1. https://doi.org/10.5455/medscience.2017.06.8635

Hafid, I. (2014). Hubungan Sosial Support Dengan Self Care Pada Penderita Diabetes
Mellitus (Dm) Di Desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Mojokerto.

Haastrup, Daki, & Tejani. (2014). Family Support as Predictor of Adhernce to Diet
Regimen among People with Type II Diabetes in Lagos State. IOSR Journal of
Nursing and Health Science, 3(3), 15–21. https://doi.org/10.9790/1959-
03341521

Hensarling, J. 2009. Development and Psychometric Testing of Hensarling’s


Diabetes Family Support Scale, a Disssertation. Degree of Doctor of Philosophy
In The Graduate School of The Texa’s Women’s University.

Hestiana, D. W. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan dalam


Pengelolaan Diet pada Pasien Rawat Jalan DIabetes Mellitus Tipe 2 di Kota
Semarang. Journal of Health Education, 2(2), 138–145. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/

Hisni, D., Widowati, R., & Wahidin, N. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas Limo Depok. Jurnal Ilmu Dan Budaya, 6659–6668.
Retrieved from http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/view/429

Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis


data.Jakarta : Salemba Medika

International Diabetes Federation (IDF). (2017). Eighth edition 2017. In IDF


Diabetes Atlas, 8th edition. https://doi.org/http://dx.doi. org/10.1016/S0140-
6736(16)31679-8.

Jadawala, H. D., Pawar, A. B., Patel, P. B., Patel, K. G., Patel, S. B., & Bansal, R. K.
(2017). Factors Associated With Non Adherence to Diet and Physical Activity
among Diabetes Patients : A Cross Sectional Study. 8(2).

Jaworski, M., Panczyk, M., Cedro, M., & Kucharska, A. (2018). Adherence to dietary
recommendations in diabetes mellitus: Disease acceptance as a potential
mediator. Patient Preference and Adherence, 12, 163–174.
https://doi.org/10.2147/PPA.S147233
7

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Tekan Angka Kematian Melalui


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Artikel Kemenkes RI, 1–
2.

Lanywati, E. 2011. Buku Ajar Diabetes Mellitus : Penyakit Kencing Manis.


Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI).

Lestari, T. S. (2012). Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Dengan KeTri
Suci Lestari. (2012). Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Dengan
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di Rsup Fatmawati
Tahun 2012. Hubungan Psikososial Dan Penyuluh. Hubungan Psikososial Dan
Penyuluhan Gizi Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus.
https://doi.org/10.1002/cctc.201403005

Lewis. Sharon L. Dirksen. Shannon R, Heitkemper. Margaret M., Buncher.Linda.,


Camera. (2011). Medical Surgical Management of Clinical Problems,Eighth
Edition volume: 2. United States of America: ELSEVIERMOSBY.

Magdalena, C. (2016). Hubungan Penerapan 3J dan Aktivitas Fisik Terhadap Status


Kadar Gula Darah Pada Penerita Diabetes Mellitus Tipe II. 1.

Mayberry, L. S., & Osborn, C. Y. (2012). Family Support, Medication Adherence,


and Glycemic control among adults with type 2 diabetes. Diabetes Care , 1239-
1245.

Niman S. (2017). Promosi dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media
(Anggota IKAPI)

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Nurhidayat, I. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan


Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Mlati I
Sleman Yogyakarta

Nurrahmani, U. (2015). Stop! Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Familia

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


KeperawatanProfesional. Jakarta: Salemba Medika

PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 diIndonesia,


7

PERKENI, Jakarta

Phitri, H. E. (n.d.). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Penderita Diabetes


Melitus dengan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus di RSUD AM. Parikesit
Kalimantan Timur. 1(1), 58–74.

Priharianto, A. (2017). Hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol


gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas
bendosari sukoharjo.

Purnawan. (2008). Dukungan Keluarga. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Rahayu, R. (2017). Perbedaan Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus


yang Baru dan Sudah Lama Terdiagnosa diPuskesmas Kasihan I Bantul
Yogyakarta

Rahman, H. F., & Sukmarini, L. (2017). Efikasi Diri , Kepatuhan , dan Kualitas
Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 ( Self Efficacy , Adherence , and Quality
of Life of Patients with Type 2 Diabetes ). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2, 108–
113.

Rahmawati, F., Idriansari, A., Muharyani, P.W. (2018). Upaya Meningkatkan


Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dalam Menjalankan
Terapi Melalui Telenursing. 5(2355), 1–8.

Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia, 1(1), 1–200. https://doi.org/1 Desember 2013

Rizani, H. K., Rizani, A., Dependent, I., Mellitus, D., Dependent, I., & Mellitus, D.
(2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Ketaatan Pola Makan Penderita
Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Besar Banjarbaru. Jurnal
Skala Kesehatan, 5(2), 1–5

Sarafino, E. P. (2006). Health Psychology : Biopsychosocial Interactions.


FifthEdition. USA: John Wiley & Sons

Sarafino, E. P. (2008). HealthPsychology: Biopsychosocial InteractionsSixth Ed.


United States: John Willey & Sons

Sarwono, S.W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

Schneider, S., Ianotti, R. J., nansel, T. N., Haynie, D. l., soble, D. O., & Morton, B. S.
(2009). Assessment of an illness-specific dimension of self-esteem in youths
7

with type 1 diabetes. Journal of Pediatric Psychology , 283-293.

Shofiyah S, Kusuma H. Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhanpenderita Diabetes Mellitus Dalam Pelaksannanya Di Wilayah Kerja
Puskemas Srondol Kecamatan Banyumanik. Jurnal Keperawatan. 2014:308-
3014.

Smeltzer, Suzane C., and Bare, Brenda G., (2008). Buku Ajar Kesehatan
MedicalBedah, Volume 2, Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Subekti, Imam. 2011. Apa itu Diabetes: Patofisiologi, Gejala dan Tanda? Dalam
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI

Sugandi, A., & N, Y. H. (2013). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Diet


Diabetes pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Ario Sugandi 1 , Yesi Hasneli N
2 , Bayhakki 3.

Sugondo S (2009). Obesitas. Dalam Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata


M, Setiadi S. editor. Buku ajar penyakit dalam jilid III edisi ke 4. Jakarta: Pusat
penerbiatan departemen ilmu penyakit dalam FK universitas andalas, pp: 1973-
1983

Sukardji, 2009 : Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Edisi II Cetakan Ke-7.


Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Susanti, M. L., Sulistyarini, T., & Kediri, S. R. B. (2013). Dukungan Keluarga


Meningkatkan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Di Ruang Rawat Inap
Rs. Baptis Kediri Family Support Increasing the Diet Compliance Diabetes
Mellitus Patients in Inpatient Ward of Kediri Baptist Hospital Ward. Jurnal
STIKES, 6(1).

Sutanto, 2013. Diabetes Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Buku Pintar. Yogyakarta.

Suyono, S., 2009. Diabetes Melitus di Indonesia : Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam
Jilid III Edisi V. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas
Indonesia, Jakarta. 1134 hlm

Syamsiyah, N. (2017). Berdamai dengan Diabetes. Jakarta: Bumi Medika

Uchena, E., Ijeoma, E., Pauline, E., & Sylvester, O. (2010). Contributory factors to
diabetes dietary regimen non-adherence in adults with diabetes. International
Journal of Psychological and Behavioral Science, 4(9), 743–751.
https://doi.org/10.1016/j.energy.2008.10.002
7

Wardani, A.K., & Isfandiari M.A (2014). Hubungan dukungan keluarga dan
pengendalian gula darah dengan gejala komplikasi mikriovaskuler. Depok: JBE
vol. 2 no 1 hal. 8

Waspadji, Sarwono. 2011. Diabetes Mellitus: Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya


yang Rasional dalam: Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI

Wicaksono, (2012). The Relationship Between Diabetic Knowledge and Sosial


Support With The Behavior Retinopati Prevention At DM Sufferers In Prof. DR.
Margono Soekarjo General Hospital Of Purwokerto.Diakses

WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization; 2016


LAMPIRAN 1

Nama : Annisa Mirda No.BP : 1511314003


Judul : Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Padang Tahun 2019

Februari Marer April Mei Juni Juli Agustus September


N
Kegiatan
o Januari 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019

12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Penelitian Penyusunan Proposal
Penelitian
Seminar Proposal Perbaikan
Proposal
Pelaksanaan
Penelitian Pengolahan dan
Analisa Data
Penyusunan Hasil
Penelitian Ujian Hasil
Penelitian
Perbaikan dan Penggandaan
Skripsi

77
LAMPIRAN 2

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Keterangan Biaya
1 Penyusunan Proposal Rp. 250.000,-
Penggandaan proposal, instrumen penelitian dan ujian
2 proposal Rp. 400.000,-
3 Perbaikan proposal Rp. 100.000,-
4 Pelaksanaan penelitian Rp. 200.000,-
5 Pengolahan dan analisa data Rp. 150.000,-
6 Penyusunan Skripsi dan ujian hasil Rp. 450.000,-
7 Perbaikan dan penggandaan skripsi Rp. 300.000,-
8 Lain-lain Rp. 1.850.000,-

Padang, September 2019

Peneliti

Annisa Mirda

78
KP 'tEN’£ERlAN RISET, TEKNOLOCI, DAN PF.NEifDlKAN TINGG 1
UNlVERSITAS ANDALAS
FA KULTAS KEPERAH'ATAN
Ala it D'ekartât Fakultas Nepétawaitn o nand xarn put Limzu l•lanis. Padany - 2S
i63 Tetp. 0751-779 233, Fa . 075 I -77 9233
Laman: htjo//fkejn imand ac id — Emai{ : scliretafinl lkec nut xc id

Nomor: R- 3q g .' UN16. J 3. wIsppT 0 Lin/20 ig


Lamp

Kepado yth
Bapak/fbu Dinas Eesehat«n
di

Dengan hnrmst,
Be.rsama it» disaHtpltLan, bahwa mahasisw* Fakull9s Kepcru\vatan \JnivursilBv wdalas ’ang
namanya tcrscb t dirty Wah in›, mwcrlLkan data dari iflstansi bapaL‘ihti unl\iL memenuhi
persyaratan.tugaS akhir pcnyusunan skrtpsi

Ar rna ’ AMisa Mirda


No. DP 15 1 IN I4U0?
Judul yro{T0$4l H\ihrtnggn dukun¿an sosial fieluarga dengan kepat«han dicl ndcnta DM tipu

Oleh karenz ttu dimohon bantuan Bapak&u agar yang bersangLutan d&pat melaksanakan
tugasnya sebagaimana mestjnyg.

r. n. Deken
6'akiI Dc?an 1

.'. Reuta Malini, MN. PtD


HIP.' 19760204 2D(DOS 2
001
PEMERINTAH KOTA PADANG
DINAS KE9EHATAN

Un&od

TonpA

051993033004

2.Xa.Puak............................,..yota Padaxtg
3.Azaip
PEMERINTAH KOTA PAOANG
DINA6 KE6EH1TAN KOTA PADANG
PU5KESMA8 ANDALA9
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Nomor : ‘M] /HC I \A 1 2019

Nama : Hardla MeBana, IKfig, M. 1. KOm


NIP : 1974052M 160803 2002
Par§$cat/Gal : Penata Tk I / III.d
Jabatan : Kapaie Tata Usaha Puskesrnas Andalac

Menaranqbari bahwa:
Nat»a ANNISA MIRDA
HIM 1511314003
Juruaan S1 Fekultas Kspere iatan Uniyersitae Anda!ae.
Judul Penelitian Hubungan Dtdsunqan Sosiet Keluwga Dengan
Kapatuhari Dlat Pada Perziarlta Dlabalaa Meztus
T§›s 2 Di Puskesrnas Andalas Tahun 2019.

Talah rrnnyeleezgkan penqambi&n data untuk paneiltiau di Puakesrnas Andalw pada


bulan h€aret s/d Aguetus 2010.
D‹ daanksh surat ka1erarlgsn lni bbuat, untiA dapat dlpergunalcan aebaga ana
mestlnye.

Padanq 28 Seotember 2019


2b Muharram 14d1 H

Tabt Usaha
- Lembar inl dlbawa setiap kall korteultael
- Lernbaran ini disarahkan saat mendaftar
untuk ujian Bkripai ( ealah ealu syarat
untuk ljj|an skr!psI ).
LAMPIRAN
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth.
Bapak/Ibu responden
Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Fakultas Keperawatan


Universitas Andalas Padang,

Nama : Annisa Mirda


No. BP : 1511314003

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial Keluarga


dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesma Andalas
Padang Tahun 2019” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Keperawatan di institusi pendidikan tersebut. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan kerugian apapun bagi anak Bapak/Ibu sebagai responden,
kerahasiaan sesuai informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian.

Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk


menandatangani surat persetujuan dan mengizinkan menjawab pertanyaan yang
akan saya ajukan. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu serta anak sebagai
responden, saya ucapkan terimakasih.

Padang, 2019
Peneliti,

Annisa Mirda
LAMPIRAN

SURAT PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN PENELITI

(Informed Consent)

Saya yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan kesediaan saya untuk


menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudari suci rahma
yuni, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas dengan judul
“Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesman Andalas Padang Tahun 2019”

Setelah saya mendapati informasi dan membaca penjelasan, saya


memahami tujuan dan maksud penelitian ini. Saya yakin dalam penelitian ini
peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden.
Saya mengetahui bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar
manfaatnya bagi pelayanan keperawatan terutama di Rumah Sakit.

Dengan ditandatanganinya surat persetujuan ini, maka saya menyatakan


bersedia menjadi responden dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Padang, 2019

Responden,

85
LAMPIRAN
Kisi-Kisi Kuesioner

No Tujuan Variabel Aspek yang dinilai No.item Pertanyaan


Favourable Unfavourable
1 Mengetahui Data  Umur
karakteristik demografi  Jenis kelamin
demografi umum  Pendidikan
responden  Lama menderita
DM
2 Mengetahui Dukungan Dimensi dukungan
dukungan Keluarga keluarga yaitu :
keluarga 1. Dukungan 5,6,12 10
yang Emosional
diterima 2. Dukungan 3,8,14 3
oleh penghargaan
responden 3. Dukungan 9,13,15 16
Diabetes instrumental
Melitus tipe 4. Dukungan 1,2,7,11 4
II informasi
3 Mengetahui Kepatuhan Penatalaksanaan diet
kepatuhan diet diabetes melitus
diet yang dengan prinsip 3J :
dijalani oleh 1. Jumlah makanan 9,13 3
responden
(pasien 2. Jenis makanan 2,8,10,14,15 5,6,7,11
diabetes
melitus tipe 3. Jadwal makan 1, 4,12
II)
LAMPIRAN
KUESIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS ANDALAS PADANG TAHUN 2019

Tanggal :

1. Karakteristik Responden
Petunjuk Pengisian

Isilah data di bawah ini sesuai dengan kondisi Anda saat ini dan berilah tanda
checklist (√) pada kotak yang disediakan pada masing-masing data berikut :

1. Umur...........tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan

3. Pendidikan : SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan : PNS Pegawai

Swasta Wiraswasta Pensiunan

Ibu Rumah Tangga

5. Lama Terdiagnosis Diabetes...........tahun


2. Dukungan Keluarga

Jawablah pertanyaan dibawah ini denga memberikan tanda cek list (√) pada kolom
yang tersedia.

Pilihan jawaban :
Selalu : Jika pernyataan tersebut rutin dilakukan oleh keluarga
Sering : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh keluarga dalam rentang/
jarak waktu dekat namun tidak rutin
Jarang : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh keluarga dalam rentang /
jarak waktuyang lama
Tidak pernah : Jika pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan oleh keluarga

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


Pernah
1 Keluarga memberitahu saya
semua informasi tentang tujuan,
manfaat dan efek dari aturan
makan/diet yang dijalani

2 Keluarga memberi saran supaya


saya mengikuti edukasi
(pendidikan kesehatan) tentang
diabetes
3 Keluarga makan makanan
pantangan saya didekat saya
4 Keluarga tidak memberitahu
saya makanan apa saja yang
harus dihindari
5 Saya merasakan kemudahan
dalam mendapatkan informasi
dari keluarga tentang diet saya
6 Keluarga mendengarkan jika
saya bercerita tentang
diabetes
7 Keluarga mengingatkan saya
untuk mengontrol gula darah
8 Keluarga memberikan dorongan
untuk mengikuti rencana
diet/makan
9 Keluarga membantu saya
untuk menghindari makanan
yang manis
10 Keluarga membiarkan saya
memakan apa saja yang saya
sukai
11 Keluarga mengingatkan saya
tentang keteraturan waktu
/jadwal diet saya
12 Saya merasakan kemudahan
meminta bantuan kepada
keluarga dalam mengatasi
masalah diet
13 Keluarga menyediakan makanan
yang sesuai diet saya
14 Keluarga mendukung usaha saya
untuk makan sesuai diet
15 Keluarga mengantar atau
mendampingi saya ketika
berobat ke pelayanan kesehatan
16 Keluarga tidak mau membantu
memenuhi kebutuhan saya
Jumlah
3. Kepatuhan Diet

Jawablah pertanyaan dibawah ini denga memberikan tanda cek list (√) pada
kolom yang tersedia.

Pilihan jawaban :
Selalu : Jika pernyataan tersebut rutin dilakukan oleh keluarga
Sering : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh keluarga dalam
rentang / jarak waktu dekat namun tidak rutin
Jarang : Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh keluarga dalam
rentang /jarak waktuyang lama
Tidak pernah : Jika pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan oleh keluarga

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


pernah
1 Saya makan tepat waktu
sesuai jadwal yang
disarankan oleh ahli
gizi.
2 Saya makan makanan
yang sesuai dengan jenis
yang dianjurkan oleh
ahli gizi.
3 Saya kesulitan mentaati
aturan jumlah makanan
penderita Diabetes
Melitus karena
menyusahkan.

90
4 Saat saya terlalu terlalu
sibuk dengan urusan
saya, saya makan tidak
sesuai waktu yang sudah
ditentukan
5 Saya mengkonsumsi
makanan dan minuman
yang terasa manis /
banyak mengandung
gula.
6 Saya mengkonsumsi
makanan yang banyak
mengandung minyak /
tinggi lemak seperti
makanan siap saji (fast
food) dan gorengan.
7 Saya memakan makanan
utama (nasi) lebih dari
tiga kali dalam sehari
8 Saya mengkonsumsi
makanan yang
mengandung vitamin dan
mineral sesuai dengan
rekomendasi ahli gizi.
9 Saya mengkonsumsi
makanan yang
mengandung protein,
seperti, ikan, telur,
daging sesuai dengan
jumlah yang dianjurkan
Oleh ahli gizi.
10 Saya makan sayur dan
buah sesuai dengan
anjuran ahli gizi.
11 Saya banyak memakan
makanan kecil /ngemil
12 Jadwal aturan makan /
diet yang dianjurkan
terasa berat bagi saya
13 Saya mengontrol kadar
gula darah ke
puskesmas/pelayanan
kesehatan yang lain
untuk menentukan
jumlah makanan sesuai
kebutuhan diet saya.
14 Saya melakukan variasi
makanan pada jadwal
diet makan saya agar
tidak terjadi kebosanan
15 Saya memakai gula
pengganti seperti gula
jagung pada saat ingin
mengkonsumsi minuman
/ makanan yang manis
Jumlah
LAMPIRAN 9

MASTER TABEL

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELIARGA DAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
ANDALAS PADANG TAHUN 2019

L
P a Dukungan Sosial Keluarga S Kepatuhan Diet S
K P K K K
Na Um J d m k k
e k e e e
ma ur K d a o o
t j t 1 1 1 1 1 1 1 t 1 1 1 1 1 1 t
k D r r
M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
3 3
J 66 2 2 2 5 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 1 2 2 2 4 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 9 2
3 3
y 52 1 2 3 1 5 1 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 2 3 3 1 4 3 1 1 2
5 4
J 53 1 2 2 5 7 2 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 6 2 4 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 4 2 2 1 4 2
3 2
A 47 1 1 4 1 4 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 1 1 1 2 2 1 2 4 2 2 3 1 2 3 2 1 9 2
1 5 3
Y 51 1 2 4 5 5 2 3 3 3 1 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 1 8 2
3 3
K 49 1 1 1 3 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 4 2 4 1
6 4
Z 54 1 2 4 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 4 2 4 4 2
3 3
Y 61 2 2 3 4 8 2 2 2 1 1 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 4 1 2 1
6 5
M 49 1 2 3 5 2 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2
3 2
N 65 2 1 2 5 4 1 2 2 2 3 2 3 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 8 1 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 9 1
5 4
A 59 1 1 3 4 1 1 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 5 2
3 2
S 51 1 2 1 5 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 1 6 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 8 1
4 3
P 45 1 2 4 2 2 1 2 3 4 4 4 2 4 2 4 3 3 2 2 3 4 3 9 2 2 2 2 3 1 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 7 1
2 3
S 48 1 2 3 2 3 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 2 1 2 2 2 9 1 2 2 2 1 4 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 1
5 5
M 59 1 1 4 4 7 2 3 4 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 2 4 0 2 4 3 4 3 4 3 3 1 4 4 3 3 3 4 4 0 2
3 3
A 51 1 1 1 3 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 1 4 2 3 3 2 1 3 3 1 2 1
2 5 5
S 70 2 1 3 5 0 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2
4 3
D 56 1 2 3 4 2 1 3 2 1 3 2 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 7 2 2 2 2 1 4 2 3 1 3 2 3 4 3 2 3 7 1

94
5 4
M 68 2 2 3 5 3 1 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 8 2
4 2
N 63 2 1 3 5 4 1 4 1 1 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 9 2 2 3 1 1 2 1 3 2 2 2 1 3 2 1 2 8 1
4 2
I 49 1 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 8 1
3 3
B 62 2 1 1 3 3 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 5 1
1 6 5
I 64 2 2 3 5 1 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 0 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 7 2
3 3
K 60 2 2 3 5 2 1 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 7 1
5 4
E 45 1 2 3 3 1 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 9 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2
2 3
F 50 1 2 3 5 3 1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 8 1 2 2 2 2 2 2 4 1 2 3 3 3 4 3 2 7 1
1 5 4
B 49 1 1 3 5 4 2 3 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4 3 7 2
3 3
G 45 1 1 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 9 2
6 5
K 49 1 2 4 5 2 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 3 4 1 4 4 4 3 3 4 4 2 0 2
2 3
L 47 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 7 1 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 3 1 4 1
1 5 5
M 57 1 1 4 1 2 2 4 4 1 1 1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 1 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 1 2
3 3
D 50 1 2 3 5 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 5 1
4 3
R 48 1 2 3 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 0 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1
3 3
D 63 2 2 3 5 6 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 0 1 2 3 1 1 2 2 3 2 3 4 3 3 4 3 1 7 1
5 5
R 51 1 1 4 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 8 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 6 2
3 3
C 49 1 2 4 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 1 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3 1 2 1
5 5
R 60 2 2 1 5 7 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 8 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 2
2 3
L 52 1 1 3 1 7 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 7 1 2 2 2 2 1 2 4 2 3 3 1 3 4 3 2 6 1
2 2
S 46 1 2 4 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 7 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 1 8 1
4 4
H 49 1 2 3 2 2 1 4 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 2 9 2 4 4 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 4 4 3 8 2
6 5
N 47 1 2 3 2 8 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2
4 4
I 51 1 1 3 3 1 1 2 3 4 4 4 2 4 2 4 3 3 2 2 3 4 3 9 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 5 2
1 3 3
I 58 1 2 1 5 3 2 2 2 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 9 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 6 1
4 4
B 48 1 1 4 1 4 1 3 2 1 3 1 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 9 2 4 4 1 1 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 6 2
5 4
L 47 1 2 3 1 7 2 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4 3 7 2
4 4
H 61 2 2 1 5 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2
4 4
B 49 1 2 2 2 7 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 9 2
3 3
M 54 1 2 3 5 3 1 2 2 2 2 2 1 2 3 4 3 2 2 1 2 2 2 4 1 3 2 3 2 1 2 2 2 3 4 2 2 3 4 2 7 1
3 3
L 48 1 2 3 5 4 1 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 8 2
5 5
D 46 1 2 3 1 5 1 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 7 2
5 4
H 50 1 2 3 1 6 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 0 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 4 4 3 4 7 2
5 4
R 50 1 2 2 3 1 1 1 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 3 0 2 2 3 2 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 9 2
4 4
H 47 1 2 3 5 2 1 2 4 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 5 2 4 4 3 3 4 2 3 3 2 1 2 2 4 4 1 2 2
4 4
A 64 2 2 2 4 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 2
3 2
G 51 1 1 4 1 4 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 0 1 1 1 2 2 2 1 1 3 2 3 3 2 2 1 2 8 1
6 5
T 59 1 2 3 5 6 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 1 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 2 2
3 3
A 46 1 2 3 5 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 5 1
JU
M
L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A 5 4 4 6 5 4 6 5 4 4 6 7 5 5 5 4 7 5 5 5 5 4 3 5 4 7 4 6 7 4 5 8 7 3
H 1 3 7 8 2 7 8 2 7 5 5 9 6 4 3 1 5 7 6 0 7 4 0 0 1 8 7 5 1 2 7 0 4 8

Keterangan

Umur Responden Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Lama Menderita DM Dukungan Sosial Keluarga Kepatuhan Diet

Usia Pertengahan (45-59 tahun) = 1 Laki-laki = 1 SD = 1 PNS = 1 ≤5 tahun = 1 Dukungan Rendah(≤ 38) = 1 Tidak Patuh (15-37) = 1

Lanjut Usia (60-74) = 2 Perempuan = 2 SMP = 2 Pegawai Swasta = 2 >5 tahun = 2 Dukungan Tinggi (>39 ) = 2 Patuh (38-60 ) = 2

SMA = 3 Wiraswasta = 3

Perguruan Tinggi = 4 Pensiunan = 4

Ibu Rumah Tangga = 5


LAMPIRAN
DOKUMENTASI

97
LAMPIRAN
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Andalas

Karakteristik Responden

1. Umur

Frequencies

Statistics

Umur

N Valid 57

Missing 0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 45-59 tahun 44 77.2 77.2 77.2

60-74 tahun 13 22.8 22.8 100.0

Total 57 100.0 100.0


2. Jenis Kelamin

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin

N Valid 57
Missing 0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 18 31.6 31.6 31.6

Perempuan 39 68.4 68.4 100.0

Total 57 100.0 100.0

3. Pendidikan

Frequencies

Statistics
Pendidikan

N Valid 57

Missing 0
Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 7 12.3 12.3 12.3

SMP 6 10.5 10.5 22.8

SMA 31 54.4 54.4 77.2

Perguruan Tinggi 13 22.8 22.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

4. Pekerjaan

Frequencies

Statistics

Pekerjaan

N Valid 57

Missing 0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PNS 13 22.8 22.8 22.8

Pegawai Swasta 8 14.0 14.0 36.8

Wiraswasta 7 12.3 12.3 49.1

Pensiunan 5 8.8 8.8 57.9

Ibu Rumah Tangga 24 42.1 42.1 100.0

Total 57 100.0 100.0


5. Lama Menderita DM

Frequencies

Statistics

Lama Menderita DM

N Valid 57
Missing 0

Lama Menderita DM
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ≤5 40 70.2 70.2 70.2

>5 17 29.8 29.8 100.0

Total 57 100.0 100.0


Analisis
1. Dukungan Sosial Keluarga

Statistics

Dukungan Sosial Keluarga

N Valid 57

Missing 0

Dukungan Sosial Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Dukungan Rendah 23 40.4 40.4 40.4

Dukungan Tinggi 34 59.6 59.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

2. Kepatuhan Diet

Statistics

Kepatuhan Diet

N Valid 57

Missing 0

Kepatuhan Diet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Patuh 24 42.1 42.1 42.1

Patuh 33 57.9 57.9 100.0

Total 57 100.0 100.0


Analisis

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan Sosial Keluarga * 57 100.0 0 .0% 57 100.0


% %
Kepatuhan Diet

Dukungan Sosial Keluarga * Kepatuhan Diet Crosstabulation


Kepatuhan Diet Tidak PatuhPatuh

Total

Dukungan Sosial Dukungan Rendah Count 18 5 23


Keluarga Expected Count 9.7 13.3 23.0

% within Dukungan 78.3% 21.7% 100.0%


Sosial Keluarga

Dukungan Tinggi Count 6 28 34

Expected Count 14.3 19.7 34.0

% within Dukungan 17.6% 82.4% 100.0%


Sosial Keluarga

Total Count 24 33 57

Expected Count 24.0 33.0 57.0

% within Dukungan 42.1% 57.9% 100.0%


Sosial Keluarga
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 20.678a 1 .000


b
Continuity Correction 18.266 1 .000
Likelihood Ratio 21.819 1 .000
Fisher's Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association 20.315 1 .000

N of Valid Cases 57

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,68.
Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Dukungan 16.800 4.460 63.289


Sosial Keluarga (Dukungan
Rendah / Dukungan Tinggi)
For cohort Kepatuhan Diet = 4.435 2.079 9.458
Tidak Patuh

For cohort Kepatuhan Diet = .264 .120 .582


Patuh

N of Valid Cases 57
LAMPIRAN 12

Kuesioner Dukungan Sosial Keluarga

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


Pernah
1 Keluarga memberitahu saya
semua informasi tentang tujuan,
manfaat dan efek dari aturan 10,5% 38,6% 26,3% 24,6%
makan/diet yang dijalani
2 Keluarga memberi saran
supaya saya mengikuti
edukasi (pendidikan 21,1% 29,8% 26,3% 22,8%
kesehatan) tentang diabetes
3 Keluarga makan makanan
pantangan saya didekat saya 14% 33,3% 33,3% 19,3%
4 Keluarga tidak memberitahu
saya makanan apa saja yang 1,8% 36,8% 26,3% 35,1%
harus dihindari
5 Saya merasakan kemudahan
dalam mendapatkan informasi 8,8% 36,8% 33,3% 21,1%
dari keluarga tentang diet saya
6 Keluarga mendengarkan jika
saya bercerita tentang 28,1% 19,3% 19,3% 33,3%
diabetes
7 Keluarga mengingatkan saya 19,3% 29,8% 28,1% 22,8%
untuk mengontrol gula darah
8 Keluarga memberikan dorongan
untuk mengikuti rencana 1,8% 35,1% 35,1% 28,1%
diet/makan
9 Keluarga membantu saya
untuk menghindari makanan 5,3% 17,5% 35,1% 42,1%
yang manis
10 Keluarga membiarkan saya
memakan apa saja yang saya 1,8% 43,9% 33,3% 21,1%
sukai
11 Keluarga mengingatkan saya
tentang keteraturan waktu 1,8% 52,6% 19,3% 26,3%
/jadwal diet saya
12 Saya merasakan kemudahan
meminta bantuan kepada 7% 42,1% 26,3% 24,6%
keluarga dalam mengatasi
masalah diet
13 Keluarga menyediakan
makanan yang sesuai diet saya 17,5% 38,6% 22,8% 21,1%
14 Keluarga mendukung usaha saya
untuk makan sesuai diet 0% 26,3% 40,4% 33,3%
15 Keluarga mengantar atau
mendampingi saya ketika 1,8% 52,6% 14% 31,6%
berobat ke pelayanan kesehatan
16 Keluarga tidak mau membantu
memenuhi kebutuhan saya 8,8% 38,6% 22,8% 29,8%
Jumlah 149,4% 571,7% 442% 437%

Kuesioner Kepatuhan Diet

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


pernah
1 Saya makan tepat waktu
sesuai jadwal yang 10,5% 43,9% 17,5% 28,1%
disarankan oleh ahli
gizi.
2 Saya makan makanan
yang sesuai dengan jenis 5,3% 40,4% 28,1% 26,3%
yang dianjurkan oleh
ahli gizi.
3 Saya kesulitan mentaati
aturan jumlah
makanan penderita 12,3% 42,1% 26,3% 19,3%
Diabetes Melitus
karena menyusahkan.
4 Saat saya terlalu
terlalu sibuk dengan
urusan saya, saya 22,8% 35,1% 33,3% 8,8%
makan tidak sesuai
waktu yang sudah
ditentukan
5 Saya mengkonsumsi
makanan dan minuman
yang terasa manis / 10,5% 38,6% 28,1% 22,8%
banyak mengandung
gula.
6 Saya mengkonsumsi
makanan yang banyak
mengandung minyak /
tinggi lemak seperti 8,8% 43,9% 38,6% 8,8%
makanan siap saji (fast
food) dan gorengan.
7 Saya memakan makanan
utama (nasi) lebih dari 3,5% 17,5% 42,1% 36,8%
tiga kali dalam sehari
8 Saya mengkonsumsi
makanan yang
mengandung vitamin dan 7% 42,1% 36,8% 14%
mineral sesuai dengan
rekomendasi ahli gizi.
9 Saya mengkonsumsi
makanan yang
mengandung protein,
seperti, ikan, telur, 0% 28,1% 54,4% 17,5%
daging sesuai dengan
jumlah yang dianjurkan
Oleh ahli gizi.
10 Saya makan sayur dan
buah sesuai dengan 1,8% 26,3% 42,1% 29,8%
anjuran ahli gizi.
11 Saya banyak memakan
makanan kecil /ngemil 8,8% 40,4% 43,9% 7%
12 Jadwal aturan makan /
diet yang dianjurkan 7% 31,6% 40,4% 21,1%
terasa berat bagi saya
13 Saya mengontrol kadar
gula darah ke
puskesmas/pelayanan
kesehatan yang lain 0% 33,8% 38,6% 38,6%
untuk menentukan
jumlah makanan sesuai
kebutuhan diet saya.
14 Saya melakukan variasi
makanan pada jadwal
diet makan saya agar 5,3% 21,1% 36,8% 36,8%
tidak terjadi kebosanan
15 Saya memakai gula
pengganti seperti gula
jagung pada saat ingin 24,6% 29,8% 24,6% 21,1%
mengkonsumsi
minuman / makanan
yang manis
Jumlah 128,2% 514,7% 521,6% 336,8%
LAMPIRAN 13

Curiculum Vitae

A. Biodata Pribadi
1. Nama : Annisa Mirda
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat Tanggal Lahir: Pekanbaru, 28 Agustus 1997
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Jurusan : Ilmu Keperawatan
6. Fakultas : Keperawatan
7. Institusi : Universitas Andalas
8. Agama : Islam
9. Alamat
 Alamat Asal : Jln. Ikan Mas Nomor 13, RT 03/RW 08, Kecamatan
Marpoyan Damai, Kelurahan Tangkerang Tengah,
Kota Pekanbaru, Riau.
 Alamat Sekarang: Jln. Muhammad Hatta Nomor 17, RT 04/RW 01,
Kecamatan Pauh, Kelurahan Cupak Tengah, Padang
10. No. HP : 085264431711
11. Email : Annisamirda@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan
1. TK : TK Bhayangkari (2002-2003)
2. SD : SD Bhayangkari (2003-2009)
3. SMP : SMP Negeri 14 Pekanbaru (2009-2012)
4. SMA : SMA Negeri 9 Pekanbaru (2012-2015)

C. Riwayat Organisasi
1. Anggota PASSUS SMA Negeri 9 Pekanbaru (2013-2014)
2. Koordinator HUJAN (Hubungan dan Jaringan) Nursing Islamic Center
Fakultas Keperawatan UNAND (2017-2018

Anda mungkin juga menyukai