Anda di halaman 1dari 40

asuhan kebidanan keluarga berencana IUD

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang
Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas tidak memadai merupakan salah satu
penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari masalah
pengangguran, kesehatan, pendidikan, kekurangan pangan, sampai dengan
kerusakan lingkungan dan bencana alam akhir-akhir ini sering terdengar. Oleh
karena itu, disamping upaya pembangunan di bidang ekonomi yang semakin
ditingkatkan, pengendalian jumlah penduduk agar tidak bertambah terlalu cepat
harus tetap menjadi perhatian (Anonim, 2010).

Isu kependudukan merupakan isu yang mendesak, mengingat jumlah penduduk


Indonesia pada tahun 2008 yang mencapai 219 juta jiwa, mengharuskan pemerintah
untuk memberikan perhatian khusus pada masalah ini. Selain itu, Indonesia
menyandang peringkat 111 dari 117 negara pada Human development Indeks (HDI)
2008 yang membuktikan bahwa peningkatan jumlah penduduk tersebut tidak diikuti
oleh peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu cara yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk ini melalui Program
Keluarga Berencana (KB) (Anonim, 2010).

Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2010,


penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak keempat di dunia.
Dari segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat 35,2% pengguna kontrasepsi
suntikan, 28,1% pengguna kontrasepsi pil, 18,8% pengguna IUD, 14,2% pengguna
implant, 5,5% sterilisasi, dan 1,0% pengguna kontrasepsi lain (Anonim, 2010).

Pengaturan kelahiran melalui program KB berdampak signifikan terhadap


peningkatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB
telah diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program
safe motherhood and child survival (Gunadarma, 2011).

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab,
harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga
berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak–hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan
masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaan
dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan
meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (Subijakto, 2011).

Macam-macam KB secaraumum meliputi : pil kombinasi, pil progestin, suntik


progestin, suntik kombinasi, implan, tubektomi, vasektomi, kondom, diafragma,
spermisida, AKDR, kelender, metode amenorea laktasi, abstinensi (Saifuddin, 2006).

Dalam program KB dapat menggunakan AKDR yang merupakan alat kontrasepsi


yang terbuat dari plastic halus terbentuk spiral (lipper lopp) atas terbentuk lain
(copper T Cu 2510, T 220 atau N LLC 250) yang dipasang didalam rahim dengan
memakai alat. Khusus oleh dokter atau bidan atau paramedic yang lain yang sudah
terlatih. Cara kerja AKDR menyebabkan bertambah tingginya daya kontrasepsi
karena kawat tembaga dapat menghalangi mobilitas spermatozoa, kontra indikasi
AKDR antara lain dicurigai ada kehamilan, peradangan diletak rahim dicurigai
adanya kanker rahim, perdarahan yang tidak normal dari kemaluan, perdarahan
yang hebat, kelainan rahim dan alergi terhadap logam (Handayani, 2010).

Pengetahuan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang tepat merupakan hal
penting dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan reproduksi perempuan.
Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan angka
kematian ibu hamil dan bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka
kejadian penyakit menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan
akibat efek samping kontrasepsi (Anonim, 2010).

Pada umumnya masyarakat masih merasa takut untuk menggunakan AKDR, karena
metode pemasangannya yang menggunakan berbagai macam alat-alat medis yang
diperlukan. Sehingga menimbulkan rasa takut pada sebagian dari masyarakat yang
akan mengunakannya (Saifuddin, 2006).

Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode kontresepsi yang
benar-benar 100% ideal/ sempurna. Setiap metode kontrasepsi memiliki keunggulan
dan kelemahan, pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode
kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafetarian atau supermarket, dimana
calon akseptor memilih sendiri kontrasepsi yang diinginkan, padahal dalam
kontrasepsi tidak ada satupun metode yang sesuai untuk semua pemakai, dan
sebagian tertentu seyogyanya tidak digunakan oleh sekelompok tertentukarena ada
kontraindikasi (Hartanto, 2003).
Peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga
berencana salah satu kewenangannya adalah melakukan konseling atau KIE untuk
memberikan gambaran tentang berbagai macam metode alat kontrasepsi sehingga
klien dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi yang diyakini (Manuaba,
2002).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk memilih kasus dengan judul
Asuhan Kebidanan Pada ny.s umur 39 tahun P3A0 Dengan KB IUD di BPS. Dyah
Sumarmo kuncen tanjungsari banyudono boyolali.

1. B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah pembelajaran klinik penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam Asuhan
Kebidanan secara komprehensif pada Keluarga Berencana dengan metode
pendekatan 7 langkah varney.

1. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
2. Mampu mengatahui diagnosa kebidanan pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
3. Mampu mengetahui diagnosa potensial pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
4. Mampu melakukan tindakan segera pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
5. Mampu memberikan rencana tindakan pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
6. Mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
7. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada
Ny.S P3A0 di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono
Boyolali 2011.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. A. Pengertian
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat atau benda yang dimasukan
ke dalam rahim yang efektif, reversible, dan berajngka panjang, dapat dipakabi oleh
semua perempuan usia produktif (saifuddin, 2006).

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukaan ke dalam rahim
wanita untuk tujuan kontrasepsi. AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan
dengan menggunakan secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukan ke
dalam rongga panggul. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang
terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung
hormon dan dimasukan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang
(Handayani, 2010).

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) adalah suatu alat kontrasepsi yang
dimasukkan dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic, ada
dililit (CU), ada pula yang tidak tapi ada pula yang dililit tembaga bercampur dengan
perak, selain itu ada pula yang dibatangnya berisi hormone progesterone (Saifiddin,
2006).

1. B. Konseling pra pemasangan


Profil IUD

1. Sangat efektif
2. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
4. Dapat dipakai semua pasangan usia reproduktif
5. Tidak boleh dipakai pada perempuan yang tertular IMS
6. Penggolongan IUD
1. Un. Medicated devicer
1. Inert devicer
2. First generation devicer
Misalnya :

1. Brafenberg ring
2. Ota ring
3. Marqulles cell
4. Lippes loop (dianggapa sebagai IUD sementara)
5. Sraf T. Coil
6. Delta loop: medifiel lipper loop D: penambahan benang cronic catgut pada
lengan atas, terutama untuk insersi post partum.
7. Medicoted devices
1. Bio octive devices
2. Secon generation devices
3. IUD Yang Mengandung Logam :
1. AKDR – CU generasi pertama
2. CUT -200
3. CU-7
4. MCCU 250
5. AKDR –CU generasi kedua
6. CU-T 380 A
7. CU-T380 Ag
8. CU-T 220 C
9. Nova –T
10. Micu-375
11. IUD Yang Mengandung hormone : progesterone/levonorgesterol
1. Progestagent : AL 2a T dengan daya kerja 1 tahun
2. ING -20 : mengandung levonorgenal
Penggolongan lain dari IUD berdasarkan

1. Kontigurasi
2. Regiditas
3. Luas permukaan
4. Membahan awal
5. Cara Kerja IUD
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

1. Keuntungan IUD
1. Sebagai kontrasepsi efektif tinggi
2. AKDR segera efektif setelah pemasangan
3. Metode angka panjang
4. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat lagi
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksualitas
6. Meningkatkan kenyaman sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan CU AKDR (CUT- 380 A)
8. Tidak mempengaruhi ASI
9. Dapat dipasang segera setelah persalinan atau abortus
10. Dapat digunakan sampai menopause dan tidak ada interaksi dengan
obat- obat.
9. Kerugian IUD

1. Perubahan siklus haid


2. Haid lebih lama dan banyak
3. Tidak mencegah IMS
4. Sedikit nyeri dan perdarahan
5. Tidak dapat di gunakan wanita IMS
6. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
7. Tidak mencegah kehamilan Ektopik
10. Persyaratan Pemakaian IUD

1. Yang dapat menggunakan IUD


1. Usia produktif
2. Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang
3. Tidak menghendaki metode hormonal
4. Resiko rendah IMS
5. Tidak menyukai untuk mengingat- ingat minum pil setiap hari
6. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3. Sedang menderita infeksi alat genetalia
4. Kelainan bawaan uterus yang abnormal
5. Kanker alat genetalia
6. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
2. Waktu Penggunaan IUD
1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang bisa dipastikan klien tidak hamil
2. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pasca persalina. Setelah 6 bulan apabila menggunakan metode
amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada
pemasangan segera atau selama 48 jam pasca persalinan.
4. Setelah abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi.
5. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
3. Petunjuk bagi klien
1. a. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan
AKDR.
2. b. Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang
AKDR secara rutin terutama setelah haid.
3. c. Setelah bulan pertama pasca pemasangan, hanya perlu memerikasa
keberadaan benang setelah haid apabila mengalami :
1. Kram/kejang di perut bagian bawah.
2. Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah senggama
3. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami
tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.

d. Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi


padat dilakukan lebih awal apabila diinginkan.

e. Kembali ke klinik apabila :

1.Tidak dapat meraba benang AKDR.

2. Merasakan bagian yang keras dari AKDR.

3.AKDR terlepas.

4. Siklus terganggu atau meleset.

5. Terjadi pengeluaran dari vagina yang mencurigakan.

6. adanya infeksi
1. Penapisan pasien
Tabel 2.1
AKDR (Semua jenis Pelepasan Tembaga Dan progestin) Ya Tidak
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.
Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain.
Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS).
Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau
kehamilan ektopik.
Apakah pernah mengalami haid banyak (> 1-2 pembalut tiap 4
jam).
Apakah pernah mengalami haid lama (> 8 hari).
Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang
membutuhkan analgetik dan/ istirahat baring.
Apakh pernah mengalami perdarahan/bercak antara haid atau
setelah sanggama.
Apakah pernah mengalami gejala jantung valvular atau
kongenital.

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemakaian suatu metode kontrasepsi (


misalnya pil, suntik, atau AKDR) adalah untuk menentuka apakah ada :

1. Kehamilan
2. Keadaan yang mebutuhkan perhatian khusus
3. Masalah (misalnya DM, atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan
pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.
Untuk sebagia besar klien keadaan ini dapat diselesaikan dengan cara anamnesis
terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat
disingkirkan. Sebagiab besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi
mantap tidak membutuhkan pemerikasaan fisik maupun panggul. Pemeriksan
laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak
diperluka karena :

1. Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (umur 16-35


tahun) dan umumnya sehat.
2. Pada wanita, masalah kesehatan peproduksi yang membutuhkan perhatian
(misalnya kanker genitalia dan payudara, fibroma uterus) jarang didapat
sebelum umur 35 atau 40 tahun.
3. Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi estrogen dan
progestin) lebih baik dari produk sebelumnya karena efeksampingnya lebih
sedikit dan jarang menimbulkan masalah medis.
4. Pil progestin, suntikan, atau susuk bebas dari efek yang berhubungan
dengan estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan perhari bahkan
lebih rendah dari pil kombinasi.
Tanyakan kepada klien hal-hal dibawah ini, bila semua jawaban klien adalah TIDAK,
klien yang bersangkutan boleh atau bisa memakai kontrasepsi yang dipilih.

1. C. Konseling pasca pemasagan


1. Efek Samping

1. Amenore
Periksa apakah sedang hamil jika tidak, jangan dilepas AKDR,lakukan konseling dan
selidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.apabila hamil,jelaskan dan
sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13
minggu, apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR
jangan dilepas.apabila klien sedang hamil dan inginmempertahankan kehamilanya
tanpa melepas AKDR, jelaskan akan adanya kemungkinan terjadinya kegagalan
kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.

1. Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari
kekejangan. Tanggulangi penyebab apabila ditemukan.apabila tidak ditemukan
berikan analgesik untuk sedikit meringankan. Pabila klien mengalami kejang yang
berat, lepas AKDR dan bantu klien menentukan alat kontrasepsi yang lain.

1. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur


Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak
ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan
konseling dan pemantauan. Beri ibu profen (800 mg, 3x sehari selama satu minggu)
untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-
3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apbila klien menghendaki. Apabila klien
menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan
diketahui menderita anemi (Hb< 7g/%) anjurkan untuk melepas AKDR dan bantuan
memilih metode lain yang sesuai.

1. Benang yang hilang


Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila
tidak hamil dan AKDR tidak lepas,berikan kondom. Periksa talinya di dalam
endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga
terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah kedokter,
lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound, apabila tidak hamil dan AKDR yang
hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan
metode lain.

1. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/di curigai adanya PRP.


Pastiakn pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita
atau dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang
memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR
dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.

1. Komplikasi
1. Merasakan sakit/kejang selama 3 hari setelah pemasangan
2. Perdarahan berat atau anemi
3. Perforasi :
1. IUD ditarik kembali
2. Observasi KU dan VS evaluasi perdarahan
3. Anjurkan masuk RS dan beri antibiotic
4. Segera rujuk
2. Kunjungan Ulang
Setelah 1-2 minggu pemasangan, dilakukan pemeriksaan pertama, 3 bulan
pemeriksaan kedua, setiap 6 bulan sampai dengan 1 tahun dan bila ada keluhan
atau masalah (saifuddin, 2006).

1. D. Pemasangan IUD
2. Persiapan alat
1. Steril
1. Speculum cocor bebek
2. Tenakulum
3. Sonde uterus
4. Korentang/forcep
5. Gunting
6. Mangkuk berisi larutan antiseptik
7. Sarung tangan
8. Cairan antiseptic
9. Kain kasa atau kapas
10. Copper T 380 A IUD
11. Tidak steril :
1. Senter
2. Tempat sampah
3. Waskom berisi larutan clorin 0,5 %
3. Pemasangan IUD T 380 A
1. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan
klien mengajukan pertanyaan
2. Memastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya
3. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan genetalia
eksterna untuk melihat adanya ulkus, pembengkakan kelenjar getah
bening, pembengkakan kelenjar bartolini dan kelenjar skene
4. Melakukan pemeriksaan speculum untuk memeriksa adanya cairan
vagina, serviks dan pemeriksaan mikroskopis (bila diperlukan)
5. Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan besar, posisi,
konsistensi dan mobilitas uterus, adanya nyeri goyang servik dan tumor
pada adneksa atau kavum doublasi.
6. Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril
7. Memasukkan speculum dan mengusap vagina dan servik dengan larutan
antiseptic sebanyak 2 kali/lebih
8. Memasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-hati pada posisi
vertical am 10` atau jam 2, jepit dengan pelan hanya pada satu tempat
untuk mengurangi sakit.
9. Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi resiko infeksi
dan untuk mengukur posisi uterus serta panjang uterus (tidak menyentuh
dinding vagina)
10. Memasang IUD yang telah diatur letak leher sesuai panjang atau
kedalam uterus
11. Menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks dan vagina
berada dalam satu garis lurus
12. Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan mempertahankan posisi
leher biru dalam arah horizontal
13. Mendorong tabung inserter sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri
14. Memegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
15. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung
inserter dengan pelan dan hati-hati sampai ada tahanan fundus
16. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, pada
waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis
sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan menggunakan
gunting untuk mengurangi resiko IUD tercabut keluar.
17. Melepas tenakulum, bila ada perdarahan banyak dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai perdarahan berhenti.
18. Membuang alat-alat pakai pada tempat dan rendam dalam larutan klorin
19. Mencuci tangan
20. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah
pemasangan IUD
21. E. Informed Choice
Klien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, karena :

1. 1. Informed choice adalah suatu kondisi peserta atau calon peserta KB


yang memilih kontrasepsi di dasari oleh pengetahuan yang cukup setelah
mendapat informasiyang lengkap melalui KIP/K.
2. 2. Memberdayakan klien untuk melakukan informed choice adalah kunci
yang baik untuk menuju pelayanan Kb yang berkualitas.
3. 3. Bagi calon peserta KB baru, informed choice merupakan proses
memahami kontrasepsi yang akan dipakai.
4. 4. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efeksamping,
komplikasi dan kegagalan tidak terkejut karena sudah mengerti tentang
kontrasepsi yang akan dipilihnya.
5. 5. Bagi peserta KB tidak akan terpengaruh oleh rumoryang timbul dari
kalangan masyarakat.
6. 6. Bagi peserta KB yang mengalami gangguan efeksamping, komplikasi
akan cepat berobat ketempat pelayanan.
7. 7. Bagi peserta KB yang informed choice berarti akan terjaga pemakaian
kontrasepsinya.
1. F. Informed consent
Setiap pemasangan alat kontrasepsi harus memperhatikan hak-hak reproduksi
individu dan pasangannya,sehingga harus diawali dengan pemberian informasi yang
lengkap. Informasi ynga diberikan kepada calon atau klien KB tersebut.
Dalampemberian informasi ini penting adanya komunikasi verbal antara
dokter/bidan dan klien. Ada anggapan banyak klien sering melupakan informasi lisan
yang telah diberikan oleh dokter/bidan. Oleh karena itu untuk mencegah hal tersebut
perlu diberikan pula informasi tertulis dan jika perlu di bacakan kembali.
Pengertian persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang diberikan oleh klien
atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis
yang akan dilakukan terhadap klien tersebut. Setiap tindakan medis yang
mengandung resiko harus dengan persetujuan tertulis yang diandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan dalam keadaan
sadar atau sehat mental.

1. G. Menejemen Kebidanan 7 Langkah Varney


Menejemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2010).

Menejemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan seperti berikut :

1. Pengkajian data
Bidan mengumpulkan semua informasi dari hasil anamnesa dengan klien, suami,
keluarga. Untuk memper oleh data dapat dilakukan dengan cara :

1. Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan


kombinasi psikososial.
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan.
3. Pemeriksaan khusus.
4. Pemeriksaan menunjang.
5. Melihat catatan rekam medis klien.
6. Merumuskan diagnosa/masalah kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh dari data pada langkah pertama,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan
diagnosa atau masalah kebidanan.

Rumusan diagnosa merupakan kesimpulan dari kondisi klien :

1. Apakah dalam keadaan hamil, inpartu, nifas, bayi baru lahir?


2. Apakah kondisinya dalam keadaan normal?
Diagnosa ini dirumuskan dengan menggunakan nomenklatur (diagnosa yang sudah
disepakati oleh profesi).

Contoh :

Data : ibu datang mengatakan umurnya 35 tahun sudah mempunyai 3


orang anak.

ibu mengatakan bahwa ingin berkonsultasi dan ingin

menggunakan alat kontrasepsi

Diagnosa : Ny.w umur 35 tahun P3A0 calon aseptor KB.

Masalah : Tidak ada

1. 3. Mengantisipasi diagnosa/masalah potensial


Langkah ini merupakan antisipasi,sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan,
bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi
yang sudah ada/terjadi.

Sehingga bidan harus dapat merumuskan tindakan yang perlu diberikan untuk
mencegah atau menghindari masalah/ diagnosa potensial yang akan terjadi.

Contoh :

Data : Ny.w umur 35 tahun P4A0, telah menggunakan KB IUD sejak 5


tahun yang lalu, ibu mengatakan semenjak menggunakan KB tersebut haidnya
menjadi lebih banyak dan lebih sering terjadi keputihan sebelum dan sesudah haid.

Diagnosa : Ny.W umur 35 tahun P4A0 aseptor KB IUD.

Potrensial : terjadi infeksi Dan keputihan menjadi patologis

Tindakan antisipasi : menjaga personal hygiene

1. 4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera


Bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi, tindakan
konsultasi, kolaborasi dengan dokter, atau rujukan berdasarkan kondisi klien.

Lngkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan


dalam kondisi emergensi, berdasarkan hasil analisa data bahwa klien membutuhkan
tindakan segera yang bersifat observasi atau pengkajian kembali.

Contoh :

1. Melakukan pelepasan IUD saat terjadi lepasnya IUD dengan sendirinya.


2. Penghentian pemakaian KB suntik 3 bulan yang menyebabkan terjadinya
kenaikan berat badan secara siknifikan.
3. 5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh
Pada langkah ini direncanakanasuhan yang menyeluruhyang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, yang
sifatnya segera ataupun rurin.

Contoh : Rencana komprehensif pada kasus pemasangan KB IUDseperti disebut


dibawah ini :

1. Beri tahu kondisi klien dan hasil pemeriksaan


2. Berikan dukungan bagi ibu dan keluarga
3. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
4. Siapkan alat dan bahan
5. Pasang IUD
6. Implementasi

Melaksanankan rencana tindakan yang telah di rencanakan dalam langkah ke 5.


pelaksanaan dapat seluruhnya dilksanakan oleh bidan atau bersama-sama dengan
klien, atau anggota tim kesehatan lain.

1. Mengevaluasi
Evaluasi dari keefektifan dari asuhan yang telah diberikan, meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesui dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah.

1. H. Metode Pendokumentasian SOAP


S : Subjektif

Data yang diperoleh dari hasil anamnesa kepada pasien.

O : Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, atau data pasien.

A : Assesment

Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan yang kemudian disimpulkan menjadi

diagnosa

P : Planning

Data dari langkah 5,6,7 dari 7 langkah varney.


1. Keuntungan model pendokumentasian SOAP
1. Terstruktur,informasi konsisten
2. Mencakup seluruh proses asuhan
3. Terintegrasi dengan catatan medik
4. Mudah untuk pengendalian mutu
5. Kerugian model pendokumentasian SOAP
1. Tidak mencatat sedetel naratif
2. Si pencatat perlu data latihan
3. Perlu ada akompetensi untuk membuat diagnosa analisa masalah
4. Perlu ada kemampuan untuk pencatatan
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. P A

DENGAN METODE IUD DI …………………

Tanggal/jam masuk :

Tempat :

1. I. Pengkajian
2. Data subyektif ( Desember 2019/10.00 WIB)
1. Identitas Pasien

Nama klien : Ny. S Nama suami : Tn. D

Umur : 39 tahun Umur : 45 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Gumuk Rejo Alamat : Gumuk rejo

Alasan masuk : ibu mengatakan ingin konsultasi alat kontrasepsi dan ingin
menggunakan alat kontrasepsi.

2. Data Keluarga

Kawin berapa kali : 1 kali

Lama perkawinan : 20 tahun


Jumlah anak : 3 anak

Berapa kali hamil : 3 kali

Persalinan terakhir : 8 tahun

3. Data kebidanan

1. Haid :
Menarche : 13 tahun

17

Banyak : 2-3 x ganti pembalut

Lamanya : + 7 hari Keluhan : Tidak ada

Siklus : 28 hari Amenorhea : Tidak ada

1. Riwayat haid bulan lalu:


Tanggal : 8 november 2011 Banyaknya :2- 3 x ganti pembalut

Lamanya : ± 7 hari Keluhan : Tidak ada

1. Riwayah haid sekarang:


Tanggal : 10 desember 2011 Banyaknya :2- 3 x ganti pembalut

Lamanya : ± 7 hari Keluhan : Tidak ada


4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu:

Tabel 3.1
Persalinan Anak Nifas
NO Kehamilan
Kom
pli
TM Peno BB Keadaan
kasi long PB Lahir
G UK JP JK US Lactasi Perdarahan Infeksi
Spon 3 kg
Tan 56 cm 18
1 1 39 bps Tidak ada bidan L baik thn 2 thn 400 cc tidak
Spon
Tan 12
2 2 40 bps Tidak ada bidan L 3,5 kg baik thn 2 thn 500 cc tidak
Spon
Tan
3 3 39 bps Tidak ada bidan L 3,5 kg baik 8 thn 1 thn 500 cc tidak

5. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang


1. Keluhan utama : Ibu mengatakan tidak merasakan sakit saat ini dan
sekarang sedang haid hari ke- 6
2. Riwayat penyakit yang diderita : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menular, dan menahun, seperti:
3. Jantung dengan gejala : Sesak nafas,jantung berdebar-debar,nyeri
didada
4. HIV dengan gejala : nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri
dada, demam, hilang nafsu makan, mual muntah, kerap mengalami
penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.
5. DM dengn gejala : banyak minun,banyak makan tapi kurus,berat badan
turun,banyak kencing dimalam hari saat waktu tidur,gejala lain yang
mungkin dikeluhkan : kesemutan,gatal,mata kabur,impotensi pada
pria,prupitus vulva pada wanita.
6. TBC dengn gejala : Batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
seputum,malaise, gejala flu,demam derajat rendah,nyeri dada, batuk
darah.
7. Hepatitis dengan gejala : kuning, keletihan, demam, hilang selera makan,
muntah-muntah, pusing dan kencing berwarna hitam pekat.
8. Hypertensi dengan gejala : Pusing, emosional tinggi,lemes,
9. Epilepsi dengan gejala : Tiba-tiba kehilangan kesadaran, kejang, keluar
busa dari mulut
10. Asma dengan gejala : bising mengi (weezing) yang terdengar tanpa atau
dengan stetoskop,batuk produktif sering pada malam hari,napas atau
dada terasa seperti tertekan.dan gejala bersifat paroksimal (membaik
pada sieng hari dan menburuk pada malam hari).
1. Pengobatan yang pernah didapat :
Ibu mengatakan tidak pernah mendapatkan

pengobatan yang serius.

1. Alergi terhadap obat :


Ibu mengatakan tidak alergi terhadap obat

1. Riwayat kesehatan yang lalu:


Ibu mengatakan bahwa tidak pernah menderita Penyakit menular, menahun, dan
menurun seperti :

1. Jantung dengan gejala : Sesak nafas,jantung berdebar-debar,nyeri didada


2. HIV dengan gejala : nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada,
demam, hilang nafsu makan, mual muntah, kerap mengalami penyakit
jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.
3. DM dengn gejala : banyak minun,banyak makan tapi kurus,berat
badan turun,banyak kencing dimalam hari saat waktu tidur,gejala lain yang
mungkin dikeluhkan : kesemutan,gatal,mata kabur,impotensi pada
pria,prupitus vulva pada wanita.
4. TBC dengn gejala : Batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
seputum,malaise, gejala flu,demam derajat rendah,nyeri dada, batuk darah.
5. Hepatitis dengan gejala : kuning, keletihan, demam, hilang selera makan,
muntah-muntah, pusing dan kencing berwarna hitam pekat.
6. Hypertensi dengan gejala : Pusing, emosional tinggi,lemes,
7. Epilepsi dengan gejala : Tiba-tiba kehilangan kesadaran, kejang, keluar
busa dari mulut
8. Asma dengan gejala : bising mengi (weezing) yang terdengar tanpa atau
dengan stetoskop,batuk produktif sering pada malam hari,napas atau dada
terasa seperti tertekan.dan gejala bersifat paroksimal (membaik pada sieng
hari dan menburuk pada malam hari).
9. Operasi yang pernah didapat: Ibu mengatakan belum pernah operasi
apapun
10. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit

menular, menurun, dan menahun seperti :

1. Jantung dengan gejala : Sesak nafas,jantung berdebar-debar,nyeri didada


2. HIV dengan gejala : nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada,
demam, hilang nafsu makan, mual muntah, kerap mengalami penyakit
jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.
3. DM dengn gejala : banyak minun,banyak makan tapi kurus,berat
badan turun,banyak kencing dimalam hari saat waktu tidur,gejala lain yang
mungkin dikeluhkan : kesemutan,gatal,mata kabur,impotensi pada
pria,prupitus vulva pada wanita.
4. TBC dengn gejala : Batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
seputum,malaise, gejala flu,demam derajat rendah,nyeri dada, batuk darah.
5. Hepatitis dengan gejala : kuning, keletihan, demam, hilang selera makan,
muntah-muntah, pusing dan kencing berwarna hitam pekat.
6. Hypertensi dengan gejala : Pusing, emosional tinggi,lemes,
7. Epilepsi dengan gejala : Tiba-tiba kehilangan kesadaran, kejang, keluar
busa dari mulut
8. Asma dengan gejala : bising mengi (weezing) yang terdengar tanpa atau
dengan stetoskop,batuk produktif sering pada malam hari,napas atau dada
terasa seperti tertekan.dan gejala bersifat paroksimal (membaik pada sieng
hari dan menburuk pada malam hari).
9. Operasi yang pernah dialami: Ibu mengatakan belum pernah mengalami
operasi apaun
10. Keturunan Kembar :Ibu mengatakan tidak ada keturunan kembar
11. Data Keluarga Berencana
Persalinan terakhir : 8 tahun yang lalu

Jenis persalinan : spontan

Apakah pernah memakai kontrasepsi : ya

Tabel 3.2
No. Jenis Kontrasepsi Lama Penggunaan Kapan Drop out Alasan Drop out

Kondom 3 tahun 1bulan yang lalu Ganti IUD


1
Sekarang
2
Metode apa yang diyakini sekarang : IUD

Pasien datang atas petunjuk : Sendiri

Datang pertama mendapatkan pelayanan KB : IUD

Perencanaan anak dalam keluarga : 3 anak

Tanggapan Suami : Ibu mengatakan suami sangat mendukung

1. Data psiko- Sosio- Spiritual


Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi :

Ibu mengatakan sudah mengetahui macam- macam alat kontrasepsi

Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang :

Ibu mengatakan sudah mengetahui IUD TCu 380A

Dukungan suami atau keluarga:

Ibu mengatakan suami sangat mendukung dengan KB IUD


1. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Bomposmentis

Tanda-tanda vital:

Tensi : 120/80 mmHg Suhu : 36,30C


Nadi : 80x/menit Pernafasan : 24x/menit

2. Pengukuran fisik

Tinggi badan : 152 cm

Berat badan sebelum KB : 52kg

Berat badan sekarang : 52 kg

Lila : 24 cm

3. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala dan Wajah


2. Rambut:
Warna : Hitam Pertumbuhan rambut : Baik

Lesi : Tidak ada Oedema kepala : Tidak ada

Kotor : Tidak ada Bau :Tidak bau

1. Pipi :
Hiperpigmentasi : Tidak ada

1. Mata :
Konjungtiva : Tidak pucat

Secret : Tidak ada

Sclera : Tidak kuning

1. Hidung :
Secret : Tidak ada

Perdarahan : Tidak ada


Polip : Tidak ada

1. Telinga :
Bentuk : Normal

Secret/ cairan : Tidak ada

1. Mulut :
Radang : Tidak radang

Warna : Merah muda

1. Gigi :
Karang gigi : Tidak ada

Caries : Tidak ada

1. Gusi :
Warna : Merah muda

Oedema : Tidak ada

1. Bibir :
Warna : Coklat muda

Simetris : ya

Kelembapan : Baik

Lesi : Tidak ada

1. Leher :
Simetris : ya

Massa : Tidak ada

Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar Parotis : Tidak ada pembesaran

1. Dada
Bentuk : Datar

Jantung : Normal

Paru : Normal

Payudara:

Pembesaran : Tidak ada Bentuk/ Ukuran : Baik

Putting Susu: Menonjol Hyperpigmentasi : Tidak ada

Pengeluaran : Tidak ada Jenis : Bulat

KGB axila : Tidak ada pembesaran

1. Abdomen:
Pembesaran : Tidak ada Bentuk : Simertis

Hyperpigmentasi : Tidak ada Bekas luka OP : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada

1. Extremitas
Oedema : Kaki Tidak ada Kuku jari : Tidak pucat

Tangan Tidak ada Varices : Tidak ada

1. Anus : Tidak hemoroid


2. Genetalia eksterna
Kelainan : Tidak ada

Vagina :

Varices : Tidak ada

Infeksi : Tidak ada

Cairan : Tidak ada

Kelenjar bartholini :

Edema : Tidak ada


Massa/kista : Tidak ada

Cairan : Ada

1. Pemeriksaan inspekulo
Keadaan servik :

Cairan : Ada

Luka : Tidak ada

Pembukaan : Tidak ada

Keadaan dinding vagina :

Cairan : Ada berupa darah haid

Luka : Tidak ada

1. II. Intepretasi Data


Tanggal : 12 Desember 2011/ 16.10 WIB

1. 1. Diagnosa kebidanan
Ny. S umur 39 tahun P3A0 akseptor baru KB IUD jenis Tcu 380A

Dasar :

S : Ibu mengatakan namanya Ny.S umur 39 tahun, pernah melahirkan 3 kali

dan belum pernah mengalami abortus.

Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi yang praktis dan

nyaman serta efek sampingnya sedikit.

O :

Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg Berat Badan sekarang : 52 Kg

Suhu : 36,30C Tinggi Badan : 152 cm

Nadi : 80x/mnt Respirasi : 24x/mnt


Lila : 25 cm

Inspeksi :vagina tidak ada infeksi, Vulva bersih, tidak ada kelainan

Palpas :

Payudara : Tidak ada massa

Abdomen : Tidak ada pembesara

Inspekulo :

Cervik : Tidak ada kelainan, Tidak ada luka infeksi, Tidak ada pembukaan,
Ada darah menstruasi

1. III. Diagnosa Potensial


Tidak ada

1. IV. Tindakan Segera


Tidak ada

1. V. Perencanaan
Tanggal/ jam : 12 Desember 2010/ 16.15 WIB

1. Berikan informasi pada ibu tentang kondisi kesehatannya


2. Berikan KIE kepada ibu tentang KB IUD
3. Berikan dukungan mental dan fisik pada ibu
4. Tandatangani lembar inform concent
5. Pasang KB IUD
6. Berikan terapi
7. Amoxilin 500 mg 3 x 1 tablet
8. Asam mefenamat 500 mg, 3 x 1 tablet
1. Berikan konseling paska pemasangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan kedalam buku register KB

1. VI. Pelaksanaan Tindakan


Tanggal/Jam : 12 desember 2011/16.20 WIB

1. Memberi informasi pada ibu tentang kondisi kesehatannya


Vital Sign : dalam keadaan normal
TD : 120/90 mmHg, N : 80x/mnit,

S : 364°C, R : 20x/mnit.
PPV : ada pengeluaran berupa darah haid

1. Memberi KIE kepada ibu tentang KB IUD

1. Sangat efektif
2. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
4. Dapat dipakai semua pasangan usia reproduktif
5. Tidak boleh dipakai pada perempuan yang tertular IMS
6. Penggolongan IUD
7. Cara kerja IUD
8. Keuntungan penggunaan IUD
9. Kerugian penggunaan IUD
10. Efeksamping penggunaan IUD
11. Memberi dukungan mental dan fisik pada ibu
Mengatakan bahwa ibu tidak usah takut karna untuk pemasangan IUD nanti tidak
akan terasa sakit walaupun peralatan yang digunakan itu banyakjadi ibu tidakusah
merasa kawatir,dan jangan merasa tegang ibu rileks saja.

1. Menandatangani lembar inform consent


2. Memasang KB IUD
3. Persiapan alat
1. Steril
1. Speculum cocor bebek
2. Tenakulum
3. Sonde uterus
4. Korentang/forcep
5. Gunting
6. Mangkuk berisi larutan antiseptik
7. Sarung tangan
8. Cairan antiseptic
9. Kain kasa atau kapas
10. Copper T 380 A IUD
11. Tidak steril :
1. Senter
2. Tempat sampah
3. Waskom berisi larutan clorin 0,5 %

1. Pemasangan IUD T 380 A


1. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan
klien mengajukan pertanyaan
2. Memastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya
3. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan genetalia
eksterna untuk melihat adanya ulkus, pembengkakan kelenjar getah
bening, pembengkakan kelenjar bartolini dan kelenjar skene
4. Melakukan pemeriksaan speculum untuk memeriksa adanya cairan
vagina, serviks dan pemeriksaan mikroskopis (bila diperlukan)
5. Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan besar, posisi,
konsistensi dan mobilitas uterus, adanya nyeri goyang servik dan tumor
pada adneksa atau kavum doublasi.
6. Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril
7. Memasukkan speculum dan mengusap vagina dan servik dengan larutan
antiseptic sebanyak 2 kali/lebih
8. Memasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-hati pada posisi
vertical am 10` atau jam 2, jepit dengan pelan hanya pada satu tempat
untuk mengurangi sakit.
9. Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi resiko infeksi
dan untuk mengukur posisi uterus serta panjang uterus (tidak menyentuh
dinding vagina)
10. Memasang IUD yang telah diatur letak leher sesuai panjang atau
kedalam uterus
11. Menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks dan vagina
berada dalam satu garis lurus
12. Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan mempertahankan posisi
leher biru dalam arah horizontal
13. Mendorong tabung inserter sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri
14. Memegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
15. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung
inserter dengan pelan dan hati-hati sampai ada tahanan fundus
16. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, pada
waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis
sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan menggunakan
gunting untuk mengurangi resiko IUD tercabut keluar.
17. Melepas tenakulum, bila ada perdarahan banyak dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai perdarahan berhenti.
18. Membuang alat-alat pakai pada tempat dan rendam dalam larutan klorin
19. Mencuci tangan
20. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah
pemasangan IUD
21. Memberikan Terapi:
Amoxilin 500 mg 3 x 1 tablet

Asam mefenamat 500 mg, 3 x 1 tablet

1. Memberikan konseling pasca pemasangan


1. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi yablet Fe setiap kali haid
2. Haid: Terjadi perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama
dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, saat
haid lebih sakit.
3. Efektifitas: Sangat efektif untuk mencegah kehamilan hingga 10 tahun,
dengan cara mencegah bertemunya antara sel telur dan sperma.
4. Efek samping: Amenore, Kejang, Perdarahan pervaginam yang hebat
dan tidak teratur, Benang hilang, Adanya pengeluaran cairan dari vagina
5. Mengajarkan ibu cara mengontrol benang
Memasukan jari tengah atau jari telunjuk ke dalam vagina, dan mencari benang
apakah masih ada apa tidak.

1. Menganjurkan Ibu untuk control 1 – 2 minggu lagi atau bila ada keluhan
2. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam kartu kunjungan ibu dan
register bidan.

VII. Evaluasi

Tanggal/Jam : 12 desember 2011/ 16.30 WIB


1. Kondisi kesehatan ibu memenuhi syarat untuk dilakukan pemasangan KB
IUD
2. Ibu sudah paham dan mengerti tentang KB IUD
3. Ibu sudah diberi dukungan mental dan fisik
4. Inform consent sudah ditanda tangani
5. IUD sudah dipasang dalam uterus ibu
6. Ibu sudah diberi terapi
7. Konseleng pasca pemasangan IUD telah diberikan
8. Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan dibuku register KB dan buku
kunjungan ibu
BAB IV

PENUTUP

1. A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. S selama 1 hari maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa :

1. Mampu melakukan pengkajian data pada Ny.S P3A0


di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
S:

Ibu mengatakan ingin konsultasi tentang KB IUD.

Keadaan ibu :

1. ibu tidak sedang hamil


2. ibu tidak pernah menderita IMS
3. ibu atau pasangan tidak mempunyai pasangan seks yang lain
4. ibu tidak pernah mengalami haid yang banyak sampai ganti pembalut 4x
dalam setengah jam.
5. Ibu tidak pernahmengalami disminorea yang membutuhkan analgatik dan
istirahat tirah baring
6. Ibu tidak perbah mengalami pardarahan/bercak diantara hain atau setelah
berhubungan seks.
O:

KU : baik

Kesadaran komposmentis

Vital Sign :

Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 36 °C

Respirasi : 24x/menit Nadi :80x/menit


1. Mampu melakukan interpretasi data kebidanan pada Ny.S
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
Dengan diagnosa :
Ny.S umur 39 tahun aseptor baru KB IUD.

1. Diagnosa potensian dan antisipasi Tidak ada


2.

30

3. Tindakan segera Tidak ada

1. Mampu melakukan perencanaan tindakan kebidanan pada ny.s. di BPS.


Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
1. Beri informasi pada ibu tentang kondisi kesehatannya
2. Beri KIE kepada ibu tentang KB IUD
3. Beri dukungan mental dan fisik pada ibu
4. Penandatanganan inform concent
5. Pasang KB IUD
6. Pemberian terapi
Amoxilin 500 mg 3 x 1 tablet

Asam mefenamat 500 mg, 3 x 1 tablet

1. Pemberian konseling paska pemasangan


2. Dokumentasikan hasil tindakan
3. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny.S P3A0 di BPS Dyah
Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali2011.
1. Memberi informasi pada ibu tentang kondisi kesehatannya
2. Memberi KIE kepada ibu tentang KB IUD
3. Memberi dukungan mental dan fisik pada ibu
4. Menandatangani lembar inform consent
5. Memasang KB IUD
6. Memberikan Terapi
7. Memberikan konseling pasca pemasangan
8. Mendokumentasikan hasil tindakan
4. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada Ny.S
P3A0 di BPA.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali
2011.
1. Kondisi kesehatan ibu memenuhi syarat untuk dilakukan KB IUD
2. Ibu mengerti tentang KB IUD
3. Ibu sudah diberi dukungan mental dan fisik
4. Inform consent sudah ditanda tangani
5. IUD sudah dipasang dalam uterus ibu
6. Ibu sudah diberi terapi
7. Konseling pasca pemasangan IUD telah diberikan
8. Dokumentasi hasil tindakan telah dilakukan

1. 1. Saran
2. Diharapkan bidan bisa lebih menjaga kebersihan dan kesterilan alat-alat
yang digunakan dalam pelayanan KB.
3. Diharapkan klien lebih tepat dalam menentukan alat kontrasepsi yang akan
digunakan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. BKKBN Jatim. http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-


jatim/html/susuk.html. Diakses pada tanggal 14 Januari 2012 jam 19.55 WIB
Anonim. 2011. Teori Manajemen Kebidanan. http://teori-manajemen-
kebidanan.blogspot.com/2011/02/kebidanan.html. Diakses pada tanggal 13
November 2011 jam 20.00 WIB
Glaisier, A. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama

Hartanto, H. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan
_____________. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :


Pustaka Rihama.

Manuaba, I. 2002. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obtsetri Ginekologi Dan


KB. Jakarta : EGC

Mansjoer, A. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1.Jakarta : FKUI

Muslihatun, N. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

Saifuddin, A. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifudin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Speroff, L. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC

38

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. S P3A0

DENGAN METODE IUD DI BPS. DYAH SUMARMO

KUNCEN, TANJUNGSARI, BANYUDONO

BOYOLALI

Disusun Guna Memenuhi Targer Asuhan Kebidanan Kelurga Berencana


Disusun Oleh :

Dyah Ayu Triwinarsih

(2010.014)

AKADEMI KEBIDANAN MAMBA’UL’ULUM

SURAKARTA

2011

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.S P3A0

DI BPS DYAH SUMARMO, KUNCEN TANJUNGSARI

BANYUDONO BOYOLALI

Disususn guna memenuhi target Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Disusun Oleh :

Nama : Dyah ayu triwinarsih

NIM : 2010.014

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui sebagai satu tugas target kasus.

Pada tanggal :

Pembimbing kasus

Dwi lestari, SST., M.Kes.


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.S Dengan Metode IUD
di BPS.Dyah Sumarmo Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali “.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat disusun atas bantuan berbagai
pihak,oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Henik Istikhomah,SST., selaku direktur Akademi Kebidanan


Mamba’ul‘Ulum Surakarta.
2. Dwi lestari,SST.,M.Kes., selaku pembimbing kasus.
3. Dyah Sumarmo,SST., selaku pembimbing lahan.
4. Bapak /ibu staf dosen akademi kebidanan mamba’ul’ulum surakarta yang
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama selama praktek.
6. Bapak, ibu,adik yang selalu mendo’akan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kasus ini masih jauh dari sempurna. oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.

Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Karanganyar, Desember 2011

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………………..

LEMBAR
PENGESAHAN…………………………………………………………………………….
i

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
… ii

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………….
. iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar
Belakang……………………………………………………………………………
…….. 1
2. Tujuan………………………………………………………………………………
……………… 3
BAB II TINJAUAN TEORI

1. Pengertian…………………………………………………………………………
……………… 5
2. Profil
IUD…………………………………………………………………………………
……… 5
3. Menejemen Kebidanan 7 Langkah
Varney…………………………………………… 13
4. Mengapa Informed Choice
Penting……………………………………………………… 15
5. Persetujuan Tindakan
Medis………………………………………………………………. 16
6. Metode Pendokumentasian
SOAP……………………………………………………….. 16
BAB III TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian
Data…………………………………………………………………………………
18
2. Interpretasi
Data………………………………………………………………………………..
25
3. Diagnosa
Potensi………………………………………………………………………………
. 25
4. Tindakan
Segera……………………………………………………………………………….
. 25
5. Perencanaan………………………………………………………………………
……………… 26
6. Penatalaksanaan…………………………………………………………………
……………… 26
7. Evaluasi……………………………………………………………………………
……………… 29
8. Data
perkembangan……………………………………………………………………
……… 30
BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan…………………………………………………………………………
……………. 32
2. Saran………………………………………………………………………………
……………….. 37
3. DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………….
38

iii

Share this:

 Twitter
 Facebook11

Tandai permalink.
Tinggalkan Balasan

Search
Arsip

 April 2013
Meta

 Daftar
 Masuk
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
 Facebook
 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai