BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas tidak memadai merupakan salah satu
penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari masalah
pengangguran, kesehatan, pendidikan, kekurangan pangan, sampai dengan
kerusakan lingkungan dan bencana alam akhir-akhir ini sering terdengar. Oleh
karena itu, disamping upaya pembangunan di bidang ekonomi yang semakin
ditingkatkan, pengendalian jumlah penduduk agar tidak bertambah terlalu cepat
harus tetap menjadi perhatian (Anonim, 2010).
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab,
harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga
berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak–hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan
masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaan
dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan
meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (Subijakto, 2011).
Pengetahuan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang tepat merupakan hal
penting dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan reproduksi perempuan.
Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan angka
kematian ibu hamil dan bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka
kejadian penyakit menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan
akibat efek samping kontrasepsi (Anonim, 2010).
Pada umumnya masyarakat masih merasa takut untuk menggunakan AKDR, karena
metode pemasangannya yang menggunakan berbagai macam alat-alat medis yang
diperlukan. Sehingga menimbulkan rasa takut pada sebagian dari masyarakat yang
akan mengunakannya (Saifuddin, 2006).
Kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode kontresepsi yang
benar-benar 100% ideal/ sempurna. Setiap metode kontrasepsi memiliki keunggulan
dan kelemahan, pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode
kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafetarian atau supermarket, dimana
calon akseptor memilih sendiri kontrasepsi yang diinginkan, padahal dalam
kontrasepsi tidak ada satupun metode yang sesuai untuk semua pemakai, dan
sebagian tertentu seyogyanya tidak digunakan oleh sekelompok tertentukarena ada
kontraindikasi (Hartanto, 2003).
Peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga
berencana salah satu kewenangannya adalah melakukan konseling atau KIE untuk
memberikan gambaran tentang berbagai macam metode alat kontrasepsi sehingga
klien dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi yang diyakini (Manuaba,
2002).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk memilih kasus dengan judul
Asuhan Kebidanan Pada ny.s umur 39 tahun P3A0 Dengan KB IUD di BPS. Dyah
Sumarmo kuncen tanjungsari banyudono boyolali.
1. B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah pembelajaran klinik penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam Asuhan
Kebidanan secara komprehensif pada Keluarga Berencana dengan metode
pendekatan 7 langkah varney.
1. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
2. Mampu mengatahui diagnosa kebidanan pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
3. Mampu mengetahui diagnosa potensial pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
4. Mampu melakukan tindakan segera pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
5. Mampu memberikan rencana tindakan pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
6. Mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada Ny.S P3A0
di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali 2011.
7. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada
Ny.S P3A0 di BPS.Dyah Sumarmo, Kuncen Tanjungsari Banyudono
Boyolali 2011.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. A. Pengertian
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat atau benda yang dimasukan
ke dalam rahim yang efektif, reversible, dan berajngka panjang, dapat dipakabi oleh
semua perempuan usia produktif (saifuddin, 2006).
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukaan ke dalam rahim
wanita untuk tujuan kontrasepsi. AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan
dengan menggunakan secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukan ke
dalam rongga panggul. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang
terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung
hormon dan dimasukan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang
(Handayani, 2010).
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) adalah suatu alat kontrasepsi yang
dimasukkan dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic, ada
dililit (CU), ada pula yang tidak tapi ada pula yang dililit tembaga bercampur dengan
perak, selain itu ada pula yang dibatangnya berisi hormone progesterone (Saifiddin,
2006).
1. Sangat efektif
2. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
4. Dapat dipakai semua pasangan usia reproduktif
5. Tidak boleh dipakai pada perempuan yang tertular IMS
6. Penggolongan IUD
1. Un. Medicated devicer
1. Inert devicer
2. First generation devicer
Misalnya :
1. Brafenberg ring
2. Ota ring
3. Marqulles cell
4. Lippes loop (dianggapa sebagai IUD sementara)
5. Sraf T. Coil
6. Delta loop: medifiel lipper loop D: penambahan benang cronic catgut pada
lengan atas, terutama untuk insersi post partum.
7. Medicoted devices
1. Bio octive devices
2. Secon generation devices
3. IUD Yang Mengandung Logam :
1. AKDR – CU generasi pertama
2. CUT -200
3. CU-7
4. MCCU 250
5. AKDR –CU generasi kedua
6. CU-T 380 A
7. CU-T380 Ag
8. CU-T 220 C
9. Nova –T
10. Micu-375
11. IUD Yang Mengandung hormone : progesterone/levonorgesterol
1. Progestagent : AL 2a T dengan daya kerja 1 tahun
2. ING -20 : mengandung levonorgenal
Penggolongan lain dari IUD berdasarkan
1. Kontigurasi
2. Regiditas
3. Luas permukaan
4. Membahan awal
5. Cara Kerja IUD
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
1. Keuntungan IUD
1. Sebagai kontrasepsi efektif tinggi
2. AKDR segera efektif setelah pemasangan
3. Metode angka panjang
4. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat lagi
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksualitas
6. Meningkatkan kenyaman sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan CU AKDR (CUT- 380 A)
8. Tidak mempengaruhi ASI
9. Dapat dipasang segera setelah persalinan atau abortus
10. Dapat digunakan sampai menopause dan tidak ada interaksi dengan
obat- obat.
9. Kerugian IUD
3.AKDR terlepas.
6. adanya infeksi
1. Penapisan pasien
Tabel 2.1
AKDR (Semua jenis Pelepasan Tembaga Dan progestin) Ya Tidak
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.
Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain.
Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS).
Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau
kehamilan ektopik.
Apakah pernah mengalami haid banyak (> 1-2 pembalut tiap 4
jam).
Apakah pernah mengalami haid lama (> 8 hari).
Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang
membutuhkan analgetik dan/ istirahat baring.
Apakh pernah mengalami perdarahan/bercak antara haid atau
setelah sanggama.
Apakah pernah mengalami gejala jantung valvular atau
kongenital.
1. Kehamilan
2. Keadaan yang mebutuhkan perhatian khusus
3. Masalah (misalnya DM, atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan
pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.
Untuk sebagia besar klien keadaan ini dapat diselesaikan dengan cara anamnesis
terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat
disingkirkan. Sebagiab besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi
mantap tidak membutuhkan pemerikasaan fisik maupun panggul. Pemeriksan
laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak
diperluka karena :
1. Amenore
Periksa apakah sedang hamil jika tidak, jangan dilepas AKDR,lakukan konseling dan
selidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.apabila hamil,jelaskan dan
sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13
minggu, apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR
jangan dilepas.apabila klien sedang hamil dan inginmempertahankan kehamilanya
tanpa melepas AKDR, jelaskan akan adanya kemungkinan terjadinya kegagalan
kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
1. Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari
kekejangan. Tanggulangi penyebab apabila ditemukan.apabila tidak ditemukan
berikan analgesik untuk sedikit meringankan. Pabila klien mengalami kejang yang
berat, lepas AKDR dan bantu klien menentukan alat kontrasepsi yang lain.
1. Komplikasi
1. Merasakan sakit/kejang selama 3 hari setelah pemasangan
2. Perdarahan berat atau anemi
3. Perforasi :
1. IUD ditarik kembali
2. Observasi KU dan VS evaluasi perdarahan
3. Anjurkan masuk RS dan beri antibiotic
4. Segera rujuk
2. Kunjungan Ulang
Setelah 1-2 minggu pemasangan, dilakukan pemeriksaan pertama, 3 bulan
pemeriksaan kedua, setiap 6 bulan sampai dengan 1 tahun dan bila ada keluhan
atau masalah (saifuddin, 2006).
1. D. Pemasangan IUD
2. Persiapan alat
1. Steril
1. Speculum cocor bebek
2. Tenakulum
3. Sonde uterus
4. Korentang/forcep
5. Gunting
6. Mangkuk berisi larutan antiseptik
7. Sarung tangan
8. Cairan antiseptic
9. Kain kasa atau kapas
10. Copper T 380 A IUD
11. Tidak steril :
1. Senter
2. Tempat sampah
3. Waskom berisi larutan clorin 0,5 %
3. Pemasangan IUD T 380 A
1. Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan
klien mengajukan pertanyaan
2. Memastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya
3. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan genetalia
eksterna untuk melihat adanya ulkus, pembengkakan kelenjar getah
bening, pembengkakan kelenjar bartolini dan kelenjar skene
4. Melakukan pemeriksaan speculum untuk memeriksa adanya cairan
vagina, serviks dan pemeriksaan mikroskopis (bila diperlukan)
5. Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan besar, posisi,
konsistensi dan mobilitas uterus, adanya nyeri goyang servik dan tumor
pada adneksa atau kavum doublasi.
6. Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril
7. Memasukkan speculum dan mengusap vagina dan servik dengan larutan
antiseptic sebanyak 2 kali/lebih
8. Memasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-hati pada posisi
vertical am 10` atau jam 2, jepit dengan pelan hanya pada satu tempat
untuk mengurangi sakit.
9. Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi resiko infeksi
dan untuk mengukur posisi uterus serta panjang uterus (tidak menyentuh
dinding vagina)
10. Memasang IUD yang telah diatur letak leher sesuai panjang atau
kedalam uterus
11. Menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks dan vagina
berada dalam satu garis lurus
12. Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan mempertahankan posisi
leher biru dalam arah horizontal
13. Mendorong tabung inserter sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri
14. Memegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
15. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung
inserter dengan pelan dan hati-hati sampai ada tahanan fundus
16. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, pada
waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis
sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan menggunakan
gunting untuk mengurangi resiko IUD tercabut keluar.
17. Melepas tenakulum, bila ada perdarahan banyak dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai perdarahan berhenti.
18. Membuang alat-alat pakai pada tempat dan rendam dalam larutan klorin
19. Mencuci tangan
20. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah
pemasangan IUD
21. E. Informed Choice
Klien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, karena :
Menejemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan seperti berikut :
1. Pengkajian data
Bidan mengumpulkan semua informasi dari hasil anamnesa dengan klien, suami,
keluarga. Untuk memper oleh data dapat dilakukan dengan cara :
Contoh :
Sehingga bidan harus dapat merumuskan tindakan yang perlu diberikan untuk
mencegah atau menghindari masalah/ diagnosa potensial yang akan terjadi.
Contoh :
Contoh :
1. Mengevaluasi
Evaluasi dari keefektifan dari asuhan yang telah diberikan, meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesui dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah.
O : Objektif
A : Assesment
Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan yang kemudian disimpulkan menjadi
diagnosa
P : Planning
TINJAUAN KASUS
Tanggal/jam masuk :
Tempat :
1. I. Pengkajian
2. Data subyektif ( Desember 2019/10.00 WIB)
1. Identitas Pasien
Alasan masuk : ibu mengatakan ingin konsultasi alat kontrasepsi dan ingin
menggunakan alat kontrasepsi.
2. Data Keluarga
3. Data kebidanan
1. Haid :
Menarche : 13 tahun
17
Tabel 3.1
Persalinan Anak Nifas
NO Kehamilan
Kom
pli
TM Peno BB Keadaan
kasi long PB Lahir
G UK JP JK US Lactasi Perdarahan Infeksi
Spon 3 kg
Tan 56 cm 18
1 1 39 bps Tidak ada bidan L baik thn 2 thn 400 cc tidak
Spon
Tan 12
2 2 40 bps Tidak ada bidan L 3,5 kg baik thn 2 thn 500 cc tidak
Spon
Tan
3 3 39 bps Tidak ada bidan L 3,5 kg baik 8 thn 1 thn 500 cc tidak
5. Riwayat kesehatan
Tabel 3.2
No. Jenis Kontrasepsi Lama Penggunaan Kapan Drop out Alasan Drop out
Tanda-tanda vital:
2. Pengukuran fisik
Lila : 24 cm
3. Pemeriksaan Fisik
1. Pipi :
Hiperpigmentasi : Tidak ada
1. Mata :
Konjungtiva : Tidak pucat
1. Hidung :
Secret : Tidak ada
1. Telinga :
Bentuk : Normal
1. Mulut :
Radang : Tidak radang
1. Gigi :
Karang gigi : Tidak ada
1. Gusi :
Warna : Merah muda
1. Bibir :
Warna : Coklat muda
Simetris : ya
Kelembapan : Baik
1. Leher :
Simetris : ya
1. Dada
Bentuk : Datar
Jantung : Normal
Paru : Normal
Payudara:
1. Abdomen:
Pembesaran : Tidak ada Bentuk : Simertis
1. Extremitas
Oedema : Kaki Tidak ada Kuku jari : Tidak pucat
Vagina :
Kelenjar bartholini :
Cairan : Ada
1. Pemeriksaan inspekulo
Keadaan servik :
Cairan : Ada
1. 1. Diagnosa kebidanan
Ny. S umur 39 tahun P3A0 akseptor baru KB IUD jenis Tcu 380A
Dasar :
O :
Inspeksi :vagina tidak ada infeksi, Vulva bersih, tidak ada kelainan
Palpas :
Inspekulo :
Cervik : Tidak ada kelainan, Tidak ada luka infeksi, Tidak ada pembukaan,
Ada darah menstruasi
1. V. Perencanaan
Tanggal/ jam : 12 Desember 2010/ 16.15 WIB
S : 364°C, R : 20x/mnit.
PPV : ada pengeluaran berupa darah haid
1. Sangat efektif
2. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
4. Dapat dipakai semua pasangan usia reproduktif
5. Tidak boleh dipakai pada perempuan yang tertular IMS
6. Penggolongan IUD
7. Cara kerja IUD
8. Keuntungan penggunaan IUD
9. Kerugian penggunaan IUD
10. Efeksamping penggunaan IUD
11. Memberi dukungan mental dan fisik pada ibu
Mengatakan bahwa ibu tidak usah takut karna untuk pemasangan IUD nanti tidak
akan terasa sakit walaupun peralatan yang digunakan itu banyakjadi ibu tidakusah
merasa kawatir,dan jangan merasa tegang ibu rileks saja.
1. Menganjurkan Ibu untuk control 1 – 2 minggu lagi atau bila ada keluhan
2. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam kartu kunjungan ibu dan
register bidan.
VII. Evaluasi
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. S selama 1 hari maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
Keadaan ibu :
KU : baik
Kesadaran komposmentis
Vital Sign :
30
1. 1. Saran
2. Diharapkan bidan bisa lebih menjaga kebersihan dan kesterilan alat-alat
yang digunakan dalam pelayanan KB.
3. Diharapkan klien lebih tepat dalam menentukan alat kontrasepsi yang akan
digunakan
DAFTAR PUSTAKA
38
BOYOLALI
(2010.014)
SURAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
BANYUDONO BOYOLALI
Disusun Oleh :
NIM : 2010.014
Telah memenuhi persyaratan dan disetujui sebagai satu tugas target kasus.
Pada tanggal :
Pembimbing kasus
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.S Dengan Metode IUD
di BPS.Dyah Sumarmo Kuncen Tanjungsari Banyudono Boyolali “.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat disusun atas bantuan berbagai
pihak,oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Karanganyar, Desember 2011
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………………..
LEMBAR
PENGESAHAN…………………………………………………………………………….
i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
… ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………….
. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang……………………………………………………………………………
…….. 1
2. Tujuan………………………………………………………………………………
……………… 3
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Pengertian…………………………………………………………………………
……………… 5
2. Profil
IUD…………………………………………………………………………………
……… 5
3. Menejemen Kebidanan 7 Langkah
Varney…………………………………………… 13
4. Mengapa Informed Choice
Penting……………………………………………………… 15
5. Persetujuan Tindakan
Medis………………………………………………………………. 16
6. Metode Pendokumentasian
SOAP……………………………………………………….. 16
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Data…………………………………………………………………………………
18
2. Interpretasi
Data………………………………………………………………………………..
25
3. Diagnosa
Potensi………………………………………………………………………………
. 25
4. Tindakan
Segera……………………………………………………………………………….
. 25
5. Perencanaan………………………………………………………………………
……………… 26
6. Penatalaksanaan…………………………………………………………………
……………… 26
7. Evaluasi……………………………………………………………………………
……………… 29
8. Data
perkembangan……………………………………………………………………
……… 30
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………
……………. 32
2. Saran………………………………………………………………………………
……………….. 37
3. DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………….
38
iii
Share this:
Twitter
Facebook11
Tandai permalink.
Tinggalkan Balasan
Search
Arsip
April 2013
Meta
Daftar
Masuk
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Facebook
Ikuti