Disusun Oleh :
INDAH FEBRIANA
B10.146
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes
3. Ibu Eni Rumiyati, SST, selaku pembimbing yang telah membantu dan
ini.
4. Ibu Siti Nuraini, Amd.Keb, selaku Pimpinan BPM Siti Nuraini Ngunut
kesempatan dan ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dan
penelitian.
5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII STIKes Kusuma Husada Surakarta yang
7. Ny. F dan keluarga yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membantu penulis
dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya
Tulis ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan
Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Indah Febriana
B10.146
INTISARI
MOTTO
❖ Awali dan Akhiri Dengan Do’a Sebelum dan Sesudah Melakukan
Sesuatu Hal.
❖ Mensyukuri Apa adanya, Tetap Berusaha dan Berdo’a Menuju Yang
Lebih Baik Dari Sebelumnya Harus Tetap Sabar dan Rendah Hati.
❖ Hadapi Semua Cobaan Yang Datang Karena Cobaan Itu Adalah
Pengalaman Yang Paling Berharga.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan
teruntuk :
1. Allah SWT, Nabi Muhammad SAW serta
rosul- rosulNya yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan karuniaNya sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Untuk Ayah, Ibu dan adikku tercinta yang telah
memberikan kasih sayang, do’a serta dukungan
yang tulus sepanjang hidupku.
3. Sahabat-sahabatku (Rizka, Diva, Budi, Eka,
Putri, Eva, Lusi, Kiki, Weni dll) yang selalu
menyanyangiku dan menemaniku di saat
senang maupun duka.
4. Seseorang yang paling istimewa yang telah
memberi semangat untuk ku.
5. Semua teman-teman seperjuangan di STIKes
Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010.
6. Almamaterku tercinta.
CURICULUM VITAE
BIODATA
NIM : B10.146
Agama : Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
INTISARI......................................................................................................vi
CURICULUM VITAE...............................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................3
F. Sistematika Penulisan..............................................................7
A. Teori Medis..............................................................................9
1. Kontrasepsi......................................................................9
2. IUD................................................................................14
3. Erosi Portio....................................................................23
B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................. 27
B. Pembahasan ....................................................................... 67
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 73
B. Saran .................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode
yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat
dan efisien dan menurut para ahli semua alat kontrasepsi efektif bila dipakai
mahal
dan berdampak lama dalam mencegah kehamilan dan pada Data Survey
IUD 4,8%, implant 2,8%, MOW 3,1%, MOP 0,2%, pantang berkala 1,5%,
Sampai saat ini jumlah akseptor di Jawa Tengah tahun 2005 telah
38,8%, AKDR 23,4%, Implant 22,1%, MOW 20,3% (Dinkes Jateng, 2010).
menempati urutan ketiga setelah alat kontrasepsi Suntik dan Pil, IUD
merupakan suatu alternatif pilihan bagi klien yang ingin menunda kehamilan
dengan jarak lebih dari 2 tahun, keunggulan dari IUD adalah dapat diterima
sulit, kontrol medis ringan, penyulit tidak terlalu berat, pulihnya kesuburan
yang sering terjadi adalah erosi portio. Erosi portio adalah merupakan
pengikisan lapisan mulut rahim. Hal ini dapat terjadi karena lamanya
merah (radang) dengan disertai gejala infeksi seperti suhu yang meningkat,
Data yang diperoleh dari studi pendahuluan di BPM Siti Nuraini dari
yang tidak ada keluhan sebesar 94 (83,8%), yang mengalami erosi portio
IUD 3 (2,5%).
2013”.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
erosi portio.
2. Bagi profesi
3. Bagi institusi
a. BPM
b. Pendidikan
asuhan kebidanan pada Akseptor KB IUD dengan erosi porsio yang pernah
dilakukan oleh :
3 x 500 mg
dan Metronidazol 3 x 500 mg 3 x 1 tablet sehari dan Albothyl
Konsentrasi 36% setiap hari sekali. Evaluasi akhir di dapat erosi dapat
Pada Ny. S Akseptor IUD Tipe Copper T 380 A dengan Erosi Porsio di
dan tentang erosi portio. Sedangkan perbedaan studi kasus dengan keaslian
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi 5 BAB, yang
meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
hukum.
Berisi tentang jenis studi, lokasi studi kasus, subjek studi kasus,
data berupa data primer dan data sekunder, serta alat-alat yang
tentang masalah atau kesenjangan yang ada antara teori dan kasus
BAB V PENUTUP
dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kontrasepsi
a. Pengertian
(Saifuddin, 2008).
(Mochtar, 2011).
b. Syarat Kontrasepsi
pemakaiannya.
a) Umur
b) Gaya hidup
c) Frekuensi senggama
a) Status kesehatan
b) Riwayat haid
c) Riwayat keluarga
a) Efektivitas
b) Efek samping
c) Biaya
1) Tujuan Umum
(Hartanto, 2004).
2) Tujuan
Pokok
(PUS) dengan usia istri kurang dari 20 tahun, fase ini meliputi :
alasan.
(a) Pil
(b) IUD
(a) IUD
(b) Suntik
(c) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan
(b) IUD
(c) Implant
(d) Suntik
(e) Pil
e. Macam-macam kontrasepsi
a) Tanpa Alat
b) Dengan Alat
a) Kontrasepsi hormonal
2. IUD
a. Pengertian
IUD (Intra Uterine Devices) adalah alat yang terbuat dari benang
1) Copper-T
2) Copper-7
3) Multi load
AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan
mini.
4) Lippes loop
benang pada ekornya. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila
kerja IUD masih belum jelas. Telah banyak teori yang dikemukakan
mukosa rahim.
intrauterin.
d. Efektivitas IUD
berkisar antara 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun
Angka kehamilan pada pemakaian IUD berkisar antara 1,5 – 3 per 100
wanita pada tahun pertama, dan angka tersebut menjadi lebih rendah
fertilisasi.
menopouse.
(2006) adalah :
septik.
endometrium.
7) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
2) Ibu dalam masa post haid, post partum post SC, post abortus.
memakai IUD.
h) Perempuan harus memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu.
Manuaba (2008) :
1) 1 minggu
2) 1 bulan
3) 3 bulan
4) 6 bulan
5) 12 bulan
dua, yaitu :
1) Pada Saat Insersi/Pemasangan
a) Rasa nyeri
c) Perforasi uterus
pengeluaran IUD.
2) Setelah Insersi
c) Infeksi
yang tidak ditangani dengan baik. Tanda dan gejala adalah sebagai
berikut :
a) Dismenorhoe (sakit saat haid)
a) Diagnosa dini
b) Pengangkatan IUD
c) Terapi antibiotik
3. Erosi Porsio
a. Pengertian
istilah medis untuk mulut rahim. Jadi erosi portio adalah terjadinya
akibat rangsangan dari luar dan digantikan dengan epitel gepeng pada
kanalis servikalis, erosi ini nampak sebagai tempat merah menyala dan
sebagai berikut :
3) Perdarahan post-coitus
4) Lendir berwarna kecoklatan
yaitu :
koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari
Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non
1) Anamnesa
a) Perdarahan
b) Keputihan
c) Rasa nyeri di daerah abdomen
d) Kehamilan
e) Benjolan
a) Pemeriksaan Konjungtiva
b) Pemeriksaan nadi
c) Pemeriksaan Suhu
d) Pemeriksaan abdomen
f) Pemeriksaan Inspekulo
mikroorganisme lainnya.
f. Terapi
berikut :
banyak.
1. Pengertian
(Varney, 2004).
Tahap ini meliputi :
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang dikatakan oleh pasien atau orang
a) Biodata
b) Keluhan utama
(Ferry, 2005).
c) Riwayat Menstruasi
perdarahan antar menstruasi haid lebih lama dan banyak dan saat
d) Riwayat Perkawinan
g) Riwayat Kesehatan
2006).
h) Kebiasaan sehari-hari
2008).
Pola Istirahat : Mungkin terganggu karena adanya rasa yang
(Susilawati, 2008).
Aktivitas : Aktivitas akan terganggu karena kondisi
(Hartanto, 2004).
i) Riwayat Psikologis
(Rachmawati, 2006).
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan Fisik
normal pada
atau paling sedikit pengukuran
(Wiknjosastro, 2007).
(Proverawati, 2010).
(Varney, 2004).
a) Inspeksi
(Wiknjosastro, 2006).
(3) Mata : Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik
(Wiknjosastro, 2006).
2005).
(Wiknjosastro, 2006).
(Varney, 2007).
(Rahmawati, 2006).
dini
keganasan, perawatan ikutan dari keganasan, interpretasi hormonal
(Varney, 2004)
4) Diagnosa kebidanan
Dasar :
a) Data Subyektif :
(5) Adanya rasa nyeri saat buang air kecil (Susilowati, 2008).
b) Data Obyektif
2006).
2) Masalah
(Ferry, 2008).
3) Kebutuhan
(Hartanto, 2003).
mefenamat 3 x
(Hartanto, 2003).
yang telah diantisipasi dan yang terbaru dan juga melibatkan usaha
(Varney, 2004).
mengusap luka erosi portio dengan kapas yang telah diberi albothyl
36%.
ada keluhan.
menggunakan SOAP
S : Subyektif
melalui anamnesa.
O : Obyektif
A : Assesment / Analisa
P : Plan
dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 Bidan yang menjalankan
kontrasepsi bawah kulit hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih.
BAB III
METODOLOGI
Jenis studi kasus Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus
dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan
suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus
studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilakukan di BPM Siti
Subyek studi kasus adalah sumber utama data studi kasus, yaitu
pada studi kasus ini adalah Ny. F P 1 A0 Akseptor KB IUD dengan erosi portio
Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis untuk
Dalam menyusun studi kasus ini yang digunakan sebagai metode untuk
1. Data primer
a. Pemeriksaan fisik
apakah ada erosi, ada fluxus darah dan ostium (Ferry, 2008).
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
b. Wawancara
c. Observasi
2. Data sekunder
a. Studi dokumentasi
Karanganyar.
b. Studi kepustakaan
2010). Bahan pustaka pada kasus ini, penulis mengambil dari buku-
b. Buku tulis
c. Ballpoint
a. Spighmomanometer
b. Stetoskop
c. Thermometer
f. Speculum
g. Tampon Tang
i. Lampu sorot
k. Handscoon
BAB IV
A. TINJAUAN KASUS
1) Alasan Kunjungan
2) Riwayat perkawinan
tahun.
pembalut / hari.
4) Riwayat Obstetri
5) Riwayat KB
tidak gatal dan tidak bau, dan keluar flek-flek sejak tanggal 19
Maret 2013.
6) Riwayat Penyakit
warna putih jernih, tidak gatal dan tidak bau serta keluar flek-
flek dan ibu mengatakan saat ini tidak sedang sakit seperti batuk,
BAK.
mulutnya.
menular seksual.
e) Riwayat operasi
hari.
sendiri.
sehari.
Status Generalis
b) Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
d) TB : 155 cm
e) BB : 52 kg
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
cloasma.
(3) Mata
polip.
Leher
limfe.
(3) Mammae
(4) Axilla
tekan Abdomen
(2) Inspeculo
berbau.
3 cm.
Ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar :
Data Subjektif
berwarna putih, tidak gatal dan tidak berbau sejak 3 hari yang lalu.
seksual.
Data Objektif
2) Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
nyeri tekan dan tidak ada luka bekas operasi pada perut bagian
bawah.
6) Pemeriksaan inspeculo
+ 3 cm.
tidak berbau.
b. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan yang dialaminya saat ini
dan merasa tidak nyaman karena keluar keputihan dan sedikit flek.
c. Kebutuhan
kemaluan.
3. Diagnosa Potensial
5. Perencanaan
hubungan seksual
e. Anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu sampai luka erosi sembuh
a. Pukul 10.30 WIB memberitahu ibu tentang erosi portio yang sedang
b. Pukul 10.35 WIB merawat luka erosi dengan albothyl konsentrasi 36%
dengan cara mengusap luka erosi portio dengan kapas yang telah
vagina dengan cara melakukan cebok dari arah depan ke belakang dan
sampai luka erosi sembuh dan membaik atau bila ada keluhan.
7. Evaluasi
dengan kapas yang telah diberi albothyl 36% luka pada portio tampak
penyakitnya sembuh.
(Kunjungan Ulang)
Subjektif
kecoklatan dan keluar keputihan yang tidak berbau dari alat kelaminnya
genetalianya.
penyakitnya sembuh.
sudah habis.
Objektif
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik
Palpasi abdomen : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan atau tumor.
3. Pemeriksaan inspekulo
a. Portio / serviks : portio lunak, luas erosi pada sepertiga portio berwarna
merah menyala.
dan tidak berbau serta keputihan berwarna putih dan tidak berbau.
Assesment
Planning
1. Pukul 09.00 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu masih
erosi portio yang tidak dapat langsung sembuh tetapi harus dengan
3. Pukul 09.10 WIB melakukan pengobatan erosi portio dengan kapas yang
telah diberi albothyl konsentrasi 36% dan kemkudian dioleskan pada luka
1. Ibu paham dan mengerti bahwa ibu masih mengalami erosi portio tapi
sudah berkurang.
pada luka portio, didapatkan hasil luas erosi portio berkurang, warna
tidak berbau serta keputihan berwarna putih, tidak berbau dan rasa gatal
sudah berkurang.
7. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari lagi, yaitu pada
(Kunjungan Ulang)
Subjektif
1. Ibu mengatakan keputihan dan flek sudah tidak keluar sejak tanggal 28
Maret 2013.
sembuh.
4. Ibu mengatakan sudah tidak memakai pembalut karena flek dan keputihan
sudah berhenti.
Objektif
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik
Palpasi abdomen : tidak ada nyeri tekan dan benjolan atau tumor.
3. Pemeriksaan inspekulo
a. Portio / servik : portio lunak, luas erosi pada portio berwarna merah
tinggal sedikit.
Ny. F P1 A0 umur 28 tahun, akseptor KB IUD dengan erosi portio hari ke 10.
Planning
2. Pukul 09.35 WIB melakukan pengobatan erosi portio dengan kapas yang
telah diberi albothyl konsentrasi 36% dan kemkudian dioleskan pada luka
3. Pukul 09.40 WIB menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan
daerah genetalia.
kontrasepsi IUD.
5. Pukul 09.50 WIB menganjurkan ibu agar tidak menggaruk daerah vagina
bila terasa gatal untuk menghindari terjadinya luka supaya terhindar dari
infeksi.
Evaluasi
1. Ibu paham dan mengerti bahwa ibu masih mengalami erosi portio tapi
sudah berkurang.
konsentrasi 36%, luka pada erosi portio tampak berwarna putih dan
setelah beberapa detik kembali berwarna merah, luas erosi portio sudah
genetalianya.
5. Ibu bersedia untuk tidak menggaruk daerah genetalia bila terasa gatal
(Kunjungan Ulang)
Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan dan sudah merasa nyaman.
Objektif
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik
Palpasi abdomen : tidak ada nyeri tekan dan benjolan atau tumor.
3. Pemeriksaan inspekulo
Portio tampak merah jambu, masih tampak benang IUD + 3 cm, tidak ada
Assesment
Planning
1. Pukul 09.10 WIB memberitahu ibu kalau penyakit erosi portio sudah
sembuh.
2. Pukul 09.20 WIB memberitahu pada ibu boleh berhubungan seksual secara
4. Pukul 09.40 WIB memberitahu ibu untuk kontrol 3 bulan sekali untuk
Evaluasi
4. Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang 3 bulan sekali atau bila ada
keluhan.
B. PEMBAHASAN
dengan cara membandingkan teori yang ada dengan praktek yang dilakukan
dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien khususnya
1. Pengkajian
sejak tanggal 19 Maret 2013 dan keluar keputihan agak banyak, tidak
berbau, tidak gatal, warna putih jernih, melahirkan satu kali dan belum
benjolan, nyeri tekan dan tidak ada luka bekas operasi pada perut bagian
pemeriksaan
inspeculo portio lunak, luas erosi pada sepertiga portio berwarna merah
menyala, terlihat benang IUD + 3 cm, tidak terdapat tanda Chadwick dan
dan kadang juga bercampur dengan nanah dan adanya rasa sakit yang
menyertai pergerakan dari rahim apabila erosi portio tidak diobati dengan
2. Interpretasi data
diagnosa kebidanan yaitu Ny. F P1A0 akseptor KB IUD dengan erosi portio.
Masalah yang timbul pada Ny. F adalah ibu merasa cemas dengan
keadaan yang dialaminya saat ini dan merasa tidak nyaman karena keluar
keputihan dan sedikit flek. Dari masalah yang timbul maka kebutuhan
yang diberikan yaitu beri dukungan moril pada ibu, beri penjelasan
tentang efek samping dari KB IUD, beri penkes tentang personal hygiene
terutama pada daerah kemaluan dan beri terapi untuk penyembuhan erosi
portio.
pengobatan pada erosi porsio (Ferry, 2005). Pada langkah ini penulis
tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan.
3. Diagnosa Potensial
4. Antisipasi
yang dilakukan adalah pemberian amphicillin 500 mg/oral tiap 6 jam dan
ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek
5. Perencanaan
merupakan salah satu efek samping dari kontrasepsi IUD, rawat luka
erosi dengan albothyl konsentrasi 36% dengan cara mengusap luka erosi
portio, beri penkes tentang personal hygiene daerah vagina dengan cara
melakukan cebok dari arah depan ke belakang dan beri penkes tentang
hubungan seksual yang benar, anjurkan pada ibu untuk minum obat
anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu sampai luka erosi sembuh atau
membaik.
portio dengan kapas yang telah diberi albothyl 36%, beri informasi
dari arah depan ke belakang, anjurkan pada ibu untuk minum obat
ampicillin 500 mg 3 x
sehari dan asam mefenamat 500 mg x 3 sehari, anjurkan pada ibu untuk
6. Pelaksanaan
tentang erosi portio yang sedang dialaminya merupakan salah satu efek
konsentrasi 36% dengan cara mengusap luka erosi portio dengan kapas
yang telah diberi albothyl 36%, memberi penkes tentang personal hygiene
daerah vagina dengan cara melakukan cebok dari arah depan ke belakang
dierencanakan secara efisien dan aman. Pada kasus dimana bidan harus
7. Evaluasi
inspekulo tidak ada fluor albus, erosi sembuh, pasien bersedia melakukan
kunjungan ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan dan ibu bersedia
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
1. Pengkajian pada kasus Ny. F P1A0 Akseptor KB IUD dengan Erosi Portio
flek sejak tanggal 19 Maret 2013 dan keluar keputihan agak banyak, tidak
berbau, tidak gatal, warna putih jernih. Sedangkan pada data objektif
inspeculo portio lunak, luas erosi pada sepertiga portio berwarna merah
KB IUD dengan erosi portio. Masalah yang timbul pada Ny. F adalah ibu
merasa cemas dengan keadaan yang dialaminya saat ini dan merasa tidak
nyaman karena keluar keputihan dan sedikit flek. Dari masalah yang
timbul maka kebutuhan yang diberikan yaitu beri dukungan moril pada ibu,
beri penjelasan tentang efek samping dari KB IUD, beri penkes tentang
personal hygiene terutama pada daerah kemaluan dan beri terapi untuk
4. Pada kasus Ny. F akseptor KB IUD dengan erosi portio antisipasi yang
dilakukan adalah pemberian amphicillin 500 mg/oral tiap 6 jam dan asam
5. Pada langkah ini rencana tindakan yang diberikan adalah periksa keadaan
salah satu efek samping dari kontrasepsi IUD, rawat luka erosi dengan
albothyl konsentrasi 36% dengan cara mengusap luka erosi portio, beri
cebok dari arah depan ke belakang dan beri penkes tentang hubungan
seksual yang benar, anjurkan pada ibu untuk minum obat ampicillin 500
benar, ibu
bersedia tetap menjaga kebersihan daerah genetalianya dan ibu bersedia
untuk melakukan kontrol ulang 3 bulan sekali dan kembali bila ada
keluhan.
B. Saran
1. Bagi Bidan
professional.
2. Bagi Institusi
a. BPM
diberikan.
b. Bagi Pendidikan
teori
yang telah didapatkan di bangku kuliah sehingga tetap tidak ada
3. Bagi Pasien