Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN, RESUME DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATA KULIAH: PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

“ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. M DENGAN


KONTRASEPSI IUD”

Oleh :
Devi Hana Purnama Sari 220170100011044

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi tuhan yang maha kuasa atas berkat dan hikmat
yang diberikan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas praktik profesi
keperawatan maternitas ini dengan judul “asuhan keperawatan maternitas pada ny.
M dengan Kontrasepsi IUD”.
Penulisan asuhan keperawatan ini untuk memenuhi penugasan dalam praktik
profesi keperawatan maternitas. Pada kesempatan ini tak lupa penulis
menyampaikan terima kasih kepada ibu/bapak dosen yang telah memberikan tuga
sini kepada kami, dan pihak-pihak yang terlibat yang telah membantu dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini saya menyadari jika masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh kesempurnaan. Oleh karena itu kami berharap
kepada para pembaca untuk memberikan masukan berapa kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan asuhan keperawatan saya ini.

Malang , Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun
2015 mencatat angka kematian ibu sebanyak 305 per 100.000 kelahiran yang artinya
lebih tinggi dari rasio kematian menurut WHO. Program keluarga berencana berperan
kuat dalam penurunan angka kematian tersebut. Perencanaan kehamilan yang baik
dapat menurunkan resiko kehamilan yang tidak diinginkan.
Kasus kehamilan yang tidak diinginkan sering kali kita temui disekitar
lingkungan kita, baik karena kecerobohan maupun faktor lain. Hal tersebut akan
berdampak buruk pada kesehatan, tindakan aborsi yang dapat membahayakan jiwa
maupun keadaan ekonomi yang sulit. Mealui program keluarga berencana masalah
tersebut dapat diminimalisir.
b. Tujuan
1. Memaparkan pengkajian keperawatan pada kasus kontrasepsi IUD Ny.M di
Puskesmas Pakis.
2. Memaparkan hasil analisa data pada kasus kontrasepsi IUD Ny.M di Puskesmas
Pakis
3. Memaparkan hasil intervensi keperawatan pada kasus kontrasepsi Ny.M di
Puskesmas Pakis
4. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada kasus kontrasepsi Ny.M di
Puskesmas Pakis
5. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada kasus kontrasepsi Ny.M di
Puskesmas Pakis
c. Manfaat
Sebagai acuan dan wawasan dalam pemberian asuhan keperawatan pada ibu dengan
kasus kontrasepsi IUD..
BAB II

a. Definisi
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra Uterin
Devices (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usi produktif. IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke
dalam rahim yang bentuknya bermacam -macam, terdiri dari plastik (polythyline),
ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit
dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi
hormon progesterone.

b. Macam-macam iud
IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutera
dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada generasi
plastik baik yang ditambah obat (medicated), maupun yang tidak ditambahi obat
(unmedicated). Jenis alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:
1) Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan
konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian
menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah
tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

2) Copper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan


pemasangan. fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis
Copper-T.

3) Multi Load IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.

4) Lippes Loop IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral
atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya,

c. Mekanisme kerja iud


AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur, cara kerja
IUD sebagai berikut:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
d. Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan:

1) Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

2) Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat


implantasi.

3) Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-
sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat
bernidasi.

4) Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron)
yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat
menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak
sperma.

5) IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang


menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma
ke kavum uteri.

6) Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak


spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas iud


Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi, Efektifitas dari
IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama
IUD tetap tinggal di uretra tanpa:
1) Ekspulsi spontan
2) Terjadinya kehamilan
3) Pengangkatan atau pengeluaran
4) karena alasan-alasan medis atau pribadi.
Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya: Jenis,
ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis bergantung
pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang terkandung dan lama penggunaan.
Akseptor: Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi
senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan
akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui:
1) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan
atau pengeluaran IUD.
2) Makin muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka ekspulsi dan
pengangkutan atau pengeluaran IUD.
Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan medis,
termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari
pihakakseptor, kemampuan akseptoruntuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan
kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis

f. Keuntungan dan kerugian IUD


Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, 2006 keutungan dari pemakaian KB IUD:
1) Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1%
2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan. c. Metode jangka panjang (10
tahun proteksi dari CuT 380A dan tidak perlu diganti). d. Sangat efektif karena
tidak perlu lagi mengingat-ingat.
3) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
4) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. g.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
5) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
6) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obat

Sedangkan kerugian dari pemasangan KB IUD adalah sebagai berikut:


1) Resiko penyakit radang panggul meningkat.
2) Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada
berbagai pemakai IUD.
3) Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
4) Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu hubungan
sseksual pada sebagian pemakai.
5) Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.

g. Indikasi pemasangan IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita
yang :
1) Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
2) Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
3) Ukuran rahim tidak kurang dari 15 cm.
4) Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
5) Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
6) Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (mengidap
penyakit jantung, hipertensi, hati).
7) Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
8) Tidak ada kontra indikasi.

h. Kontraindikasi pemasangan IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain:
1) Diketahui dan curiga hamil.
2) Infeksi panggul (pelvis)
3) Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
4) Dicurigai atau diketahui adanya kanker rahim.
5) Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
6) Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
7) Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.

h. Waktu pemasangan IUD


Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, waktu pemasangan IUD yaitu:
1) Sedang Haid Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis
agak melebar dan kemungkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit
kurang dan perdarahan idak begitu banyak
2) Pasca Persalinan Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan
dari rumah sakit. Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu
dipulangkan. Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari 3
bulan pasca persalinan atau keguguran.
3) Pasca Keguguran Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu
pulang dari rumah sakit.
4) Masalah Interval, yaitu antara dua haid bila dipasang setelah masa ovulasi,
harus dipastikan wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain
mencegah (kondom, sistem kalender, dan sebagainya).
5) Sewaktu Seksio Sesaria Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu
dikeluarkan darah-darah beku dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan
pada bagian fundus.

i. Hal-hal yang harus diketahui oleh akseptor KB iud


Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan
Kontrasepsi:
1) Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi
dan setiap selesai haid.
a) Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi jongkok
b) Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama sampai
menjangkau rahim.
c) Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan
ditarik.
2) Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh
melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.
3) Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama,
rasasakit atau kram.
4) Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
a) Terlambat haid, perdarahan abnormal.
b) Nyeri abdomen, disparenmia.
c) Vaginal discargo abnormal.
d) Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD temba tambah panjang,
ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.
5) Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual) beritahu
dokterbahwa metode KB yang dipakai IUD.
6) Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil embali setelah IUD dilepas dan
gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan
ektopik.
7) IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya
dan bagian perut tidak boleh dipijat.
8) Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan
oleh benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol
9) Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat
meskipun daya kerjanya belum habis.

j. Pathway KB iud
IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi radang di kavum Terjadi efek mekanik Kurang pengetahuan


uteri tentang prosedur
pemasangan dan efek yang
terjadi

Fagosit Meningkat Kontraksi uterus

Perubahan endometrium Iskemia otot uterus Ansietas

Keputihan Meningkat Pelepasan Mediator


inflamasi

Stimulasi saraf simpatis &


Infeksi Pelvis parasimpatis

Hipertermi Persepsi Nyeri

Nyeri

\
k. Masalah keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman (D.0074)


Data dukung : mengeluh tidak nyaman, gelisah, mengeluh sulit tidur, mengeluh
mual, mengeluh lelah, tidak mampu rileks, tampak merintih, iritabilitas
b. Konstipasi (D. 0049)
Data dukung : defekasi kurang dari 2 kali seminggu, pengeluaran feses lama
dan sulit, feses keras, peristaltic usus menurun, mengejan saat defekasi, teraba
massa pada rektal
c. Kesiapan meningkatkan pengetahuan (D. 0113)
Data dukung : mengungkapkan minat dalam belajar, mengungkapkan
pengetahuan tentang suatu topik, perilaku sesuai dengan pengetahuan
l. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan agen pencendera fisik
2) Konstipasi berhubungan dengan kebiasaan menahan dorongan
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
m. Intervensi keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan agen pencendera fisik
Manajemen Nyeri
Observasi
● Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
● Identifikasi skala nyeri Identifikasi respons nyeri non verbal
● Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
● Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
● Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
● Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
● Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
● Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
● Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
● Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
● Fasilitasi Istirahat dan tidur
● Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
● Jelaskan strategi meredakan nyeri
● Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
● Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
● Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2) Konstipasi berhubungan dengan kebiasaan menahan dorongan


Manajemen eliminasi fekal
Observasi
● Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
● Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
● Monitor buang air besar (mis. warna, frekuensi, konsistensi, volume)
● Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
Terapeutik
● Berikan air hangat setelah makan
● Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
● Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
● Jelaskan Jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan
peristaltik usus
● Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
● Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
● Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan
gas
● Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
● Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu.

3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi


Tingkat Pengetahuan
Observasi
● Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
● Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku

Terapeutik
● Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
● Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
● Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
● Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
● Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
● Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

BAB III
PENGKAJIAN KONTRASEPSI
Nama mahasiswa : Devi Hana Purnama Sari,
Tanggal pengkajian : 28/2/2023 ,
Jam : 12.30
NIM : 215070209111059
Ruangan/ RS/ PKM : Ruangan KB Puskesmas Pakis

DATA UMUM KLIEN DAN PASANGAN


Initial klien : Ny. M No.RM:
Status Obstetrik : P1Ab000
Diagnosa Medis :
Usia : 18 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Muslim
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Bonangan Sumber Kradenan Pakis RT 2
Inisial Suami : Tn S
Usia : 25 Tahun
Agama : Muslim
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Bonangan Sumber Kradenan Pakis RT 2

KELUHAN UTAMA :
Pasien mengeluh nyeri didaerah panggul
RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

Pasien dipasangkan KB IUD 1 minggu yang lalu, setelah 1 minggu pasien merasa
nyeri didaerah panggul dan pasien kembali lagi tanggal 28 februari untuk meminta
dilepas.

RIWAYAT KESEHATAN UMUM :


1. Riwayat Operasi : Tidak ada riwayat operasi
2. Riwayat Penyakit, Trauma, dan infeksi (TORCH): Tidak ada riwayat
3. Riwayat alergi : ikan laut
4. Riwayat penggunaan obat-obatan: Tidak ada
5. Riwayat penyakit keluarga :
a. Riwayat penyakit keturunan (DM, HT, Asma, dll) : Tidak ada
b. Riwayat gangguan psikiatri : Tidak ada

RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI


Riwayat Obstetric
1. Usia saat Menarche : 14 tahun.
2. Lama Menstruasi : 3-4 Hari
3. Siklus Menstruasi : 1 kali perbulan, teratur
4. Keluhan saat menstruasi : Tidak ada
5. Kebiasaan ganti pembalut dalam sehari 2 kali.
Riwayat ginekologi:
1. Riwayat keputihan sebelumnya: tidak ada
2. Gatal (tidak)
3. Perdarahan diluar siklus haid: (tidak)
4. Penyakit ginekologi: (tidak)
5. Riwayat Kuretase: (Tidak), Jika ya, sebanyak
Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu

Masalah Usia Masalah


Jenis Jenis Lama
No Th Penolong selama anak dalam
kelamin persalinan menyusui
kehamilan sekarang menyusui
1 2022 L normal Bidan Tidak ada 7 bulan 7 bulan Tidak ada
2
3
4
5

RIWAYAT PENGGUNAAN KONTRASEPSI


(alamiah/hormonal/mekanik/operasi) :
Lama Pemakaian Alasan Efek
No Jenis KB
(tahun) pemakaian/pelepasan Samping/Keluhan
1
2
3
4

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Keadaan umum : Sedang , tampak meringis
Kesadaran : Compos Mentis
a. Tanda – tanda vital
TD saat ini : 116/70 mmHg
Nadi : 91 x/mnt
Suhu : 36,5 ˚C
Pernafasan : 14 x/mnt
b. Golongan darah : B
c. Antrophometri
BB : 68 Kg, TB : 150 cm
d. PEMERIKSAAN FISIK
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
1. Kepala Leher
• Kepala : Kesimetrisan(ya), Sebaran rambut: merata
nyeri kepala (tidak)
• Wajah : (tidak ada gangguan)
• Mata : Ketajaman visual (normal), konjungtiva (normal).
• Hidung : Simetris (ya), deformitas (tidak), perdarahan (tidak)
• Mulut dan gigi : mukosa bibir (lembab), warna mukosa
(merah), caries dentis (tidak), stomatitis (tidak).
• Telinga : bentuk (normal), kebersihan (bersih), gangguan
pendengaran (tidak)
• Leher : pembesaran vena jugularis (tidak), posisi trakea
(simetris), pembesaran kelenjar tiroid (tidak), nyeri telan (tidak).
Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik kepala leher: Tidak ada

2. Thorak
• Jantung : suara Jantung (normal)
• Paru : Suara nafas (bersih), jenis suara tambahan : Tidak ada
• Payudara
o Puting susu :
Kanan : menonjol
Kiri : menonjol
Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik thorak: Tidak ada

3. Abdomen
Fungsi pencernaan
✓ Mual : tidak
✓ Muntah : tidak,
✓ Bising Usus : 6 kali/mnit
✓ Eliminasi
BAK
Di rumah
Frekuensi 5-10x /hari
Jumlah urin 1600 cc
Warna Urin kuning jernih
BAB
Di rumah
Frekuensi 1 kali
Konsistensi keras
Konstipasi ya

✓ Nutrisi dan cairan perhari


Asupan nutrisi
Di rumah
Nafsu Makan baik
Pola Makan Pagi, siang, malam
Jenis makanan Nasi, lauk dan sayur

Asupan cairan
Di rumah
Jumlah minum (cc) 1800 cc/hari
Jenis minuman Air putih

Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik abdomen:

4. Perineum dan genital


• Kebersihan vagina: Bersih
• Keluaran vagina: tidak ada
• Kebersihan
• Hemorrhoid: tidak,
Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik perineum dan genital:
Konstipasi

5. Ekstremitas
• Ekstremitas atas :
✓ Kesimetrisan : simetris
✓ Edema : tidak
• Ekstremitas bawah
✓ Kesimetrisan : simetris
✓ Edema : tidak
✓ Reflex patella: + , jika positif : +1
Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik ekstrimitas: Tidak ada

6. Istirahat dan kenyamanan


• Kebiasaan tidur : lama 7 jam, frekuensi 1 kali, pola tidur
saat ini: hanya malam hari
• Keluhan ketidaknyamanan : ya. Jika Ya, maka lokasi: dipanggul
• Waktu muncul keluhan :
Masalah khusus dalam istirahat dan kenyamanan: Nyeri dipanggul

7. Keadaan mental (jelaskan)


• Perasaan ibu dengan pemasangan KB saat ini : Baik
Masalah khusus dalam keadaan mental: Tidak ada

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG: -

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN


1. Metode/ jenis kontrasepsi yang dipilih : IUD
2. Tanggal dilayani : 21/02/2023
3. Tanggal kontrol ulang : 21/04/2023
4. Pendidikan kesehatan yang diberikan : Konseling tentang KB IUD
5. Masalah keperawatan : Defisit Pengetahuan
Rangkuman Pengkajian

Kategori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif

Fisiologis Respirasi S : pasien tidak sesak O : pernafasan 14x/menit, tekanan darah : 116/70
mmHg,N: 91x/menit, T:36,5
Sirkulasi S : pasien tidak pusing
O : SPO2 = 99%, TD: 116/70 mmHg, N; 91x/menit, T;36,5, CRT< 2 detik,warna kulit
sawo dan lembab

Nutrisi dan S: pasien tidak ada keluhan


Cairan O: -

Eliminasi S : pasien tidak bisa BAB selama seminggu


O: -
Aktivitas S: pasien mengatakan pola tidur tidak berubah
dan Istirahat O : pasien tidur 7 jam/hari

Neurosensori S: pasien mengatakan tidak ada sakit kepala hebat dan tidak ada gangguan menenlan
O: pasien dapat merasakan nyeri superfisial,suhu dingin/panas, sentuhan ringan,jarak
dua titik,tajam tumpul sesuai rangsangan yang diberikan, kesadaran compos mentis,
GCS :E4V5M6
Reproduksi S:tidak ada masalah dalam hubungan dengan suami
dan O : Suami menemani istri kontrol
Psikologis Nyeri dan S : Pasien mengatakan nyeri dipanggul
Kenyamanan O : pasien meringis, N :91x/menit
Integritas Ego S : pasien mengatakan takut IUD nya bergeser
O: pasien sering bertanya

Pertumbuhan S: pasien tidak ada keluhan


dan O : BB sebelum hamil :65 kg , BB sekarang : 68 Kg, TB : 150 cm, LILA : 24,5 cm
Perkembangan

Perilaku Kebersihan Diri S : pasien mengatakan setiap hari mandi


O : Pasien tampak bersih,
Penyuluhan S : pasien belum memahami tentang kondisinya
dan O: Pasien cemas dan sering bertanya
Pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial S :pasien membahas bersama keluarga jika ada masalah
O: klien berinterkasi baik dengan perawat,keluarga dan lingkungan sekitar
Lingkungan Keamanan dan S : pasien mengatakan dia sangat aman
Proteksi O:pasien tidak marah-marah dan tenang

Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI (BAGAN) MASALAH
(DS & DO) KEPERAWATAN
1 DS : pasien Pemasangan IUD AN Akut
Nyeri
mengeluh masih
nyeri di daerah
Pelepasan mediator
pinggul setelah
pemasangan IUD. nyeri( merangsang reseptor nyeri)

DO : skala nyeri 6,
pasien tampak Dihantarkan serabut tipe A dan
meringis, TD : serabut tipe C
116/70 mmHg,
N:91x/mnt ,
RR:14x/mnt, Otak (korteks sensorik)
T: 36,5 C
Persepsi Nyeri

Nyeri Akut
2 DS: pasien Nyeri pada daerah panggul Konstipasi
mengatakan belum
bab dalam satu
Kolon kehilangan tonus
minggu takut
mengejan karena
sakit setelah Memperpanjang waktu transit
pemasangan IUD
dikolon
DO: Distensi dan
nyeri abdomen ,
Feses Mengeras
peristaltik usus
menurun (6x/mnt)
Konstipasi
3 DS: Pasien Nyeri Defisit Pengetahuan
mengatakan bingung
dengan apa yang
Perubahan pada kesehtan
terjadi padanya
karena setelah
pemeriksaan IUD Defisit Pengetahuan
sangat nyeri

DO: pasien berniat


untuk melepas IUD
nya karena merasa
tidak cocok
Diagnosa Keperawatan

NO. DIAGNOSA TANGGAL TTD


KEPERAWATAN MUNCUL PERAWAT
1 Nyeri berhubungan dengan agen 28/2/2023
pencendera fisik ditandai dengan

DS : pasien mengeluh masih


nyeri di daerah pinggul setelah
pemasangan IUD.

DO : skala nyeri 6, pasien


tampak meringis, TD : 116/70
mmHg, N:91x/mnt ,
RR:14x/mnt,
T: 36,5 C

2 Konstipasi berhubungan dengan 28/2/2023


kebiasaan menahan dorongan
defekasi ditandai dengan

DS: pasien mengatakan belum bab


dalam satu minggu takut mengejan
karena sakit setelah pemasangan
IUD

DO: Distensi dan nyeri abdomen ,


peristaltik usus menurun
(6x/menit)
3 Defisit pengetahuan berhubungan 28/2/2023
dengan kurang terpaparnya
informasi ditandai dengan

DS: Pasien mengatakan bingung


dengan apa yang terjadi padanya
karena setelah pemeriksaan IUD
sangat nyeri

DO: pasien berniat untuk melepas


IUD nya karena merasa tidak
cocok
Intervensi Keperawatan

NO. DIAGNOSA KEP. TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL

1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakanManajemen Nyeri


dengan agen pencendera keperawatan 1x24 jam Observasi
● Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
fisik ditandai dengan diharapkan tingkat nyeri ● Identifikasi skala nyeri Identifikasi respons nyeri non verbal
menurun dengan kriteria hasil ● Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
DS : pasien mengeluh ● Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
masih nyeri di daerah ● Keluhan nyeri ● Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
● Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
pinggul setelah menurun
● Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
pemasangan IUD. ● Wajah tampak ● Monitor efek samping penggunaan analgetik
meringis menurun
DO : skala nyeri 6, ● Gelisah menurun Terapeutik
pasien tampak meringis, ● Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
● Sikap protektif musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
TD : 116/70 mmHg, menurun bermain)
N:91x/mnt , ● Pola nafas membaik ● Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan)
RR:14x/mnt, ● Fasilitasi Istirahat dan tidur
● Tekanan darah ● Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
T: 36,5 C membaik
Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
● Jelaskan strategi meredakan nyeri
● Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
● Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
● Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
NO. DIAGNOSA KEP. TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
2 Konstipasi berhubungan Setelah dilakukan tindakanManajemen eliminasi fekal
dengan kebiasaan keperawatan 1x24 jamObservasi
menahan dorongan diharapkan eliminasi fekal ● Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
defekasi ditandai dengan membaik dengan kriteria hasil ● Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
● Monitor buang air besar (mis. warna, frekuensi, konsistensi, volume)
DS: pasien mengatakan  keluhan defekasi lama dan
● Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
belum bab dalam satu sulit menururn
Terapeutik
minggu takut mengejan  Distensi abdomen
● Berikan air hangat setelah makan
karena sakit setelah menurun
● Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
pemasangan IUD  Nyeri abdomen menurun
● Sediakan makanan tinggi serat
 Peristaltik usus membaik
DO: Distensi dan nyeri Edukasi
abdomen , peristaltik ● Jelaskan Jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik
usus menurun usus
(6x/menit) ● Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
● Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
● Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas
● Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
● Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu.
NO. DIAGNOSA KEP. TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakanTingkat Pengetahuan
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam
kurang terpaparnya diharapkan tingkat
Observasi
informasi ditandai denganpengetahuan meningkat
● Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
dengan kriteria hasil
● Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
DS: Pasien mengatakan
bingung dengan apa yang  Pertanyaan tentang perilaku
terjadi padanya karena masalah yang dihadapi
menurun Terapeutik
setelah pemeriksaan IUD
 Persepsi keliru terhada ● Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
sangat nyeri
masalah menurun ● Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
DO: pasien berniat untuk  Perilaku sesuai anjuran ● Berikan kesempatan untuk bertanya
melepas IUD nya karena meningkat
merasa tidak cocok Edukasi
● Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
● Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
● Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Implementasi dan Evauasi

NO. DIAGNOSA KEP. IMPLEMENTASI EVALUASI


1 Nyeri berhubungan dengan agen ● Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S :Pasien mengatakan nyeri berkurang
pencendera fisik ditandai dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri O: kesaadaran compos mentis, SPO2 : 99 %,
● Mengidentifikasi skala nyeri Identifikasi
DS : pasien mengeluh masih nyeri di 96%, TD: 120/80 mmHg, N; 91x/menit,
respons nyeri non verbal
daerah pinggul setelah pemasangan ● Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan T;36,5, skala nyeri 5
IUD. memperingan nyeri A:Masalah teratasi sebagian
DO : skala nyeri 6, pasien tampak ● Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan
P : Pertahankan Intervensi
meringis, TD : 116/70 mmHg, tentang nyeri
N:91x/mnt , RR:14x/mnt, ● Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan  Mengevaluasi teknik relaksasi nafas dalam
T: 36,5 C kompres hangat dan kompres hangat
● Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
● Kolaborasi pemberian obat nyeri : Asam
Mefenamat 3x1

NO. DIAGNOSA KEP. IMPLEMENTASI EVALUASI


2 Konstipasi berhubungan dengan ● Menanyakan tentang buang air besar pasien S :Pasien mengatakan akan mengkonsumsi
kebiasaan menahan dorongan defekasi (warna, frekuensi, konsistensi, volume) maanan tinggi serat dirumah
ditandai dengan ● Memonitor tanda dan gejala konstipasi
O: kesaadaran compos mentis, SPO2 : 99 %,
● Menganjurkan minum air hangat setelah makan
DS: pasien mengatakan belum bab ● Menganjurkan konsumsi makanan tinggi serat 96%, TD: 120/80 mmHg, N; 91x/menit,
dalam satu minggu takut mengejan ● Menjelaskan jenis makanan yang membantu T;36,5, skala nyeri 5
karena sakit setelah pemasangan IUD meningkatkan peristaltik usus
A:Masalah teratasi sebagian
● Menganjurkan meningkatkan aktifitas fisik,
DO: Distensi dan nyeri abdomen , sesuai toleransi P : Pertahankan Intervensi
peristaltik usus menurun (6x/menit) ● Menganjurkan pengurangan asupan makanan
● Menganjurkan minum air hangat setelah
yang meningkatkan pembentukan gas makan
● Menganjurkan meningkatkan asupan cairan ● Menganjurkan konsumsi makanan tinggi serat
● Menjelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan peristaltik usus
● Menganjurkan meningkatkan aktifitas fisik,
sesuai toleransi
● Menganjurkan pengurangan asupan makanan
yang meningkatkan pembentukan gas
● Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
NO. DIAGNOSA KEP. IMPLEMENTASI EVALUASI

3 Defisit pengetahuan berhubungan  Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S :Pasien mengatakan sudah mengerti tentang
dengan kurang terpaparnya informasi menerima informasi efek samping pemasangan IUD
ditandai dengan  Mengdentifikasi faktor-faktor yang dapat
O: Pasien akan kontrol IUD lagi 2 bulan
meningkatkan dan menurunkan motivasi
DS: Pasien mengatakan bingung dengan perilaku kemudian
apa yang terjadi padanya karena setelah  Menyediakan materi dan media konseling KB A:Masalah teratasi
pemeriksaan IUD sangat nyeri  Memberikan konseling KB sesuai kesepakatan P : Hentikan Intervensi
DO: pasien berniat untuk melepas IUD  Memberikan kesempatan untuk bertanya
nya karena merasa tidak cocok
BAB IV

RESUME KEPERAWATAN

Inisial Pasien : Ny M
Dx Medis : P2A0
Tanggal Pengkajian : 28 – 2-2023

S O A P I E

Pasien mengeluh masih skala nyeri 6, pasien Masalah teratasi Tujuan Mengajarkan teknik Pasien memahami

nyeri di daerah tampak meringis, TD : Setelah dilakukan relaksasi dalam dan penjelasan perawat dan
116/70 mmHg, tindakan keperawatan kompres hangat dapat melakukan relaksasi
pinggul setelah N:91x/mnt , 1x24 jam diharapkan nafas dalam secara
pemasangan IUD. RR:14x/mnt, tingkat nyeri menurun mandiri
T: 36,5 C dengan kriteria hasil

● Keluhan nyeri
menurun
● Wajah tampak
meringis
menurun
● Gelisah
menurun
● Sikap protektif
menurun
● Pola nafas
membaik
● Tekanan darah
membaik

S O A P I E

Pasien mengeluh masih skala nyeri 6, pasien Masalah teratasi Tujuan Mengajarkan teknik Pasien memahami

nyeri di daerah tampak meringis, TD : Setelah dilakukan relaksasi dalam dan penjelasan perawat dan
pinggul setelah 116/70 mmHg, tindakan keperawatan kompres hangat dapat melakukan relaksasi

pemasangan IUD. N:91x/mnt , 1x24 jam diharapkan nafas dalam secara


RR:14x/mnt, tingkat nyeri menurun mandiri
T: 36,5 C dengan kriteria hasil

● Keluhan nyeri
menurun
● Wajah tampak
meringis
menurun
● Gelisah
menurun
● Sikap protektif
menurun
● Pola nafas
membaik
● Tekanan darah
membaik

S O A P I E

Pasien mengatakan Distensi dan nyeri Masalah teratasi Setelah dilakukan Menganjurkan konsumsi Pasien memahami
belum bab dalam satu abdomen , peristaltik tindakan keperawatan tinggi serat dan cairan penjelasan perawat
minggu takut 1x24 jam diharapkan
usus menurun
mengejan karena sakit eliminasi fekal
setelah pemasangan (6x/menit) membaik dengan
IUD kriteria hasil
 Pasien memahami
yang dianjurkan
perawat
 keluhan defekasi
lama dan sulit
menururn
 Distensi abdomen
menurun
 Nyeri abdomen
menurun
 Peristaltik usus
membaik
S O A P I E

Pasien mengatakan Pasien berniat untuk Masalah teratasi Setelah dilakukan Memberikan edukasi pada Pasien memahami
bingung dengan apa melepas IUD nya tindakan pasien tentang IUD penjelasan perawat
yang terjadi padanya karena merasa tidak keperawatan 1x24
karena setelah cocok jam diharapkan
pemeriksaan IUD tingkat pengetahuan
sangat nyeri meningkat dengan
kriteria hasil

 Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
menurun
 Persepsi keliru
terhada masalah
menurun
 Perilaku sesuai
anjuran
meningkat
BAB V
PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
pentingnya memahami berbagai macam kontrasepsi serta efek sampingnya, sehingga
pasien dapat merencanakan jarak kehamilan dengan baik dan siap untuk menghadapi
kehamilan berikutnya. Hal ini akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

b. Saran
Bagi mahasiswa keperawatan sangat penting untuk memahami berbagai macam
keuntungan dan kerugian kontrasepsi serta efek samping dari kontrasepsi agar edukasi
pada ibu yang akan menggunakan kontrasepsi lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Y. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima press

Anita, H. 2012. Pendidikan Akseptor KB. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai