Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hunungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009).
Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,
melainkan juga untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk
membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).
Intenational Conference on Population and Development (ICPD) diKairo tahun 1994,
menempatkan setiap individu mempunyai hak dalam mencapai tujuan reproduksinya
(Tukiran dkk, 2010).
Indonesia mempunyai kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk
diantaranya melalui program KB, akan tetapi beberapa tahun terakhir program yang
dilakukan melalui KB stagnan.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices(IUD) merupakan
pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi sebagian wanita. IUD merupakan
metode kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan di seluruh dunia dengan
pemakaian mencapai sekitar 100 juta wanita, sebagian besar berada di Cina. Generasi
terbaru AKDR memiliki efektivitas lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan pada
pemakaian satu tahun atau lebih (Glasier dan Gebbie, 2012). Di Jawa Timur juga
mendapatkan rekor muri pelayanan kb IUD serentak di 38 Kabupaten sebanyak 29.306
akseptor pada tahun 2012. Di kabupaten seniri menymbang 1000 lebih asptor.
Pemakaian IUD terhadap penurunan fertilitas mempunyai efektifitas dan tingkat
kembalinya yang cukup tinggi. Risiko kegagalan IUD khususnya Tcu-380A sebanyak 0,8%
tiap 100 wanita bahkan bisa 1:170 wanita pada pemakaian tahun pertama (Siswosudarmo
dkk, 2001).
2.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari IUD ?
2. Apa saja jenis jenis IUD?
3. Bagaimana cara kerja IUD ?
4. Apa keuntungan menggunakan IUD?
5. Apa kerugian menggunakan IUD?
6. Bagaimana mekanisme kerja IUD?
7. Apa indikasi pemasangan IUD?
8. Bagaimana kontra indikasi dari IUD
9. Apa komplikasi dari penggunaan IUD?
10. Bagaimana pemasangan IUD?

2.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari IUD
2. Mengetahui jenis jenis IUD
3. Mengetahui cara kerja IUD
4. Mengetahui keuntungan menggunakan IUD
5. Mengetahui kerugian menggunakan IUD
6. Mengetahui mekanisme kerja IUD
7. Mengetahui indikasi pemasangan IUD
8. Mengetahui kontra indikasi dari IUD
9. Mengetahui komplikasi dari penggunaan IUD
10. Mengetahui pemasangan IUD
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IUD


Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),
diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan
menyulitkan telur berimplementasi dalam uterus (Hidayati, 2009)
Pengertian AKDR atau IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone dan
dimasukkan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010)
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula
yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga yang bercampur perak (Ag). Selain
itu ada pula yang batangnya berisi hormone progesterone. (Kusmarjati, 2011).

2.2 Jenis-jenis IUD


Jenis-jenis IUD yang dipakai di indonesia antara lain :
a. Copper-T
Menurut imbarwati, (2009). IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini
mempunyai efek anti fertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. Menurut ILUNI FKUI
(2010). Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
mengganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama
10 tahun.
b. Nova T
Terbentuk dari rangka plastic dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya
melengkung tanpa tembaga. Tembaga berada pada batang IUD.
c. Progestasert IUD
(melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk
kontrasepsi darurat Copper-7. Menurut Imbarwati (2009). IUD ini berbentuk angka 7
dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter
batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200
mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
d. Multi load
Menurut imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah
3,6 cm. batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada tiga jenis kuran multi load yaitu standart,
small, dan mini.
e. Lippes loop
Menurut imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau
huruf S bersambung. Untuk memedahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya lippes
loop terdiri dari 4 jens yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atanya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30
mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benag putih). Lippes loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini
adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab
terbuat dari bahan plastic.

2.3 Cara Kerja


Menurut Saifudin (2010), Cara kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kevum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah spermadan ovum beertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Keefektivitasan IUD adalah : sangat efektif yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100
perempuan selama 1 tahun pertama penggunaan (Sujiyantini dan Arum, 2009).

2.4 Keuntungan
Menurut Saifudin (2010), keuntungan IUD yaitu :
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
Sangat efektif, kemungkinan terjadi kehamilan antara 0,6 -0,8 / 100 perempuan
dalam 1 tahun pertama.
b. AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT – 380A dan tidak perlu diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
h. Dapat dipasang segera setelah meahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
i. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik

2.5 Kerugian
Menurut Saifudin (2010), kerugian IUD :
a. Efek samping yang mungkin terjadi :
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkuran setelah
3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
2.6 Mekanisme Kerja
Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah :
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavu uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR
membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur kedalam uterus

2.7 Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Keadaan Nulipara
3. Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang
4. Tidak menyukai mengingat minum pil setiap hari
5. Tidak menghendaki metode hormonal

2.8 Kontra Indikasi


Menurut Kusumaningrum (2009), kontraindikasi dari IUD :
1. Hamil atau diduga hamil
2. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
3. Pernah menderita radang rongga panggul
4. Penderita perdarahan pervagina yang abnormal
5. Riwayat kehamilan ektopik
6. Penderita kanker alat kelamin

2.9 Komplikasi
Menurut Sujiantini dan arum (2009), efek samping IUD :
1. Perdarahan (menoragia atau spotting menoragia)
2. Rasa nyeri dan kejang perut
3. Terganggunya siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemakaian.
4. Disminorea
5. Gangguan pada suami (sensasi keberadaan benang IUD dirasakan sakit atau
mengganggu bagi pasangan saat melakukan aktivitas seksual)
6. Infeksi pelvis dan endometrium

2.10 Pemasangan IUD


Menurut Prawirohardjo (2008), IUD dapat dipasang dalam keadaan:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung Karena keuntungannya pemasangan lebih mudah oleh
karena servik pada waktu agak terbuka dan lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras,
perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan,
kemungkinana pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.
b. Sewaktu post partum Pemasangan IUD setelah melahirkan dapat dilakukan:
1. Secara dini yaitu dipasang pada wanita yang melairkan sebelum dipulangkan dari
rumah sakit
2. Secara langsung yaitu IUD dipasang dalam masa 3 bulan setelah partus atau
abortus
3. Secara tidak langsung yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga bulan setelah partus
atau abortus
c. Sewaktu abortus
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
WOC

Pencegahan kehamilan

Pemasangan IUD

Masuknya benda asing dari vagina menuju


Menderita
terus / beresiko menderita PMS

Dispareunia

Proses infeksi Mengeluh sakit karena benang terlalu panjang

Perangsangan Kurang paparan Perubahan


reseptor nyeri informasi pola seksual

Nyeri Defisit Pola seksual


pengetahuan tidak efektif
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN I
“ PEMASANGAN KONTRASEPSI IUD ”

3.1 ILUSTRASI KASUS


Tn.G dan Ny.H datang ke RS. Ny.H mengatakan jika ia datang untuk pemasang AKDR IUD
untuk menunda kehamilannya, tetapi ia mengatakan takut dan merasa cemas karena ia belum
pernah sama sekali melakukan pemasangan IUD. Keluhan sekarang Setelah berkonsultasi
dengan dokter spesial kandungan pasien ingin pemasangan AKDR IUD segera dilakukan
meskipun pasien sedikit takut dengan tindakan ini.
3.2 PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Ny H
Umur : 35 thn
Agama : Islam
Alamat : Bandar Lor , rt 09 rw 13,Mojoroto
Diagnosa Medis : Pemasangan AKDR IUD
Tanggal/waktu MRS : 2 desember 2017 07.00 wib
Tanggal/waktu Pengkajian : 2 desember 2017 11.00 wib

3.3 RIWAYAT KESEHATAN


a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasa takut dan cemas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan setelah berkonsultasi dengan dokter pasien ingin segera melakukan
pemasangan AKDR IUD meski merasa sedikit takut dengan tindakan yang akan
dilakukan.
c. Riwayat Penyakit terdahulu
Pasien mengatakan belum pernah melakukan pemasangan IUD
d. Riwayat Penyakit keluarga
Pasien mengatakan dulu ada keluarga yang pernah melakukan pemasangan IUD
3.4 RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche : umur 17 Siklus : teratur ( √ ) tidak ( ) Banyaknya
: 2-4 pembalut/hr Lamanya : 7 hari
HPHT : Keluhan : -
2. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
N TAHUN Umur Penyulit Jenis Penolon Peny Laser Infek Perdar Je BB Pj
O kehamilan g ulit asi si a nis
. han
1 6 thn 38 Minggu - nor Bidan - - - - L 3,2 46
mal Kg Cm
-
- - - - - - - - -
-

3.5 RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


Imunisasi : TT 1 – sudah √ belum
TT 2 – sudah √ belum
ANC berapa kali :
Keluhan selama hamil :
– mual – muntah – pusing
Lainnya :
1. Trimester I :-
2. Trimester II :-
3. Trimester III : -
Pengobatan selama hamil – ya – tidak
Pergerakan janin : – ya – tidak
Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain lain
Kesangggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
1. Breast care : ( ) Ya ( ) Tidak
2. Perineal care : ( ) Ya ( ) Tidak
3. Nutrisi : ( ) Ya ( ) Tidak
4. Senam nifas : ( ) Ya ( ) Tidak
5. KB : ( ) Ya ( ) Tidak
6. Menyusui : ( ) Ya ( ) Tidak

3.6 STATUS PERKAWINAN


1. Berapa kali menikah : 1 kali
2. Usia saat menikah : 21 tahun
3. Lama perkawinan : 14 tahun

3.7 RIWAYAT KELUARGA BERENCANA


1. Melaksanakan KB : ( √ ) ya ( ) tidak
2. Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( √ ) IUD ( ) Pil ( ) suntik ( ) Implant
( ) lain – lain. Sebutkan ……………………………………..
3. Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : masih ingin melakukan pemasangan kontrasepsi
IUD
4. Masalah yang terjadi : -
Masalah Keperawatan : tidak ada

3.8 KEBUTUHAN DASAR KHUSUS


1. Pola nutrisi
a. Frekwensi makan : 1-2 x/hari
b. Nafsu makan : ( √ ) baik ( ) tidak nafsu , alasan: -
c. Jenis makanan rumah : nasi, lauk pauk,sayur dan kadang buah
d. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : ( ) ada ( √ ) tidak ada
Bila ada sebutkan sebutkan : -
2. Pola eliminasi
a. BAK
Frekwensi : 6-7 kali
Warna : kuning jernih
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : -
b. BAB
Frekwensi : 1 kali
Warna : kuning
Bau : khas
Konsistensi : lunak
Keluhan :-
3. Pola personal Hygiene
a. Mandi
Frekwensi : 2 x/hari
Sabun : ( √ ) Ya ( ) tidak
b. Oral hygiene
Frekwensi : 3 x/hari
Waktu : ( √ ) Pagi ( √ ) sore ( √ ) Setelah makan
c. Cuci rambut
Frekwensi : 2-3 x/minggu
Shampo : ( √ ) ya ( ) tidak
4. Pola istirahat dan tidur
a. Lama tidur : ±8 Jam /hari
b. Kebiasaan sebelum tidur : berdo’a
Keluhan :-
5. Pola aktifitas dan latihan
a. Kegiatan dalam pekerjaan : mengerjakan pekerjaan rumah
b. Waktu bekerja :( ) Pagi ( ) sore ( ) Malam
c. Olah raga : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Jenisnya : lari pagi
Frekwensi : 1-2 x seminggu
d. Kegiatan waktu luang : mengajari anak pertama, dan nonton TV
e. Keluhan dalam aktifitas : -
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Merokok : ( ) Ya , sebutkan ……………… ( √ ) Tidak
b. Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ………………. ( √ ) Tidak
c. Ketergantungan obat : ( ) Ya , sebutkan ……………… ( √ ) Tidak.

3.9 PEMERIKSAAN FISIK


1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : sehat Kesadaran : composmentis
Tekanan darah :120/70 mmHg Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/mnt Suhu : 36,5oC
Berat badan : 54 kg Tinggi badan : 156 cm

3.10 DATA PENUNJANG


Tidak melakukan pemeriksaan lanjutan
3.11 ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Nyeri Akut
DS : Pemasangan IUD
 Klien mengeluh nyeri
diarea genitalia.
Masuknya benda
 Klien mengatakan asing dari vagina
melakukan KB dengan
pemasangan IUD
beberapa waktu yang Terinfeksi
lalu.

DO : Reaksi peradangan

 Klien tampak
kesakitan. Nyeri
 Klien memegangi area
genitalia yang sakit.
 Muncul tanda-tanda
infeksi genitalia.
- SKALA NYERI :
P : aktivitas
bersenggama.
Q : terasa tertekan.
R : nyeri pada area
genitalia.
S : skala 4
TTV
 TD :120/70 mmH
 Nadi :84 x/menit
 RR : 20 x/mnt
 Suhu : 36,5oC

2
DS : Pemasangan IUD Pola seksual tidak
efektif
 Klien mengeluh sakit
ketika melakukan Dispareunia
berhubungan intim
dengan suami.
 Klien mengatakan Sakit saat
aktivitas seksual berhubungan
berubah
DO :
 Klien tampak cemas Pola seksual tidak
efektif
 TD :120/70 mmH
 Nadi :84 x/menit
 RR : 20 x/mnt
 Suhu : 36,5oC

3.12 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi).
2. Pola seksual tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
seksualitas.

3.13 INTERVENSI

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. 1. Membantu
Nyeri akut Setelah dilakukan Pain manajemen:
mengurangi rasa
b.d agen tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian
takut pasien
pencedra diharapkan rasa takut nyeri secara
2. Menambah
fisiologis pasien saat melakukan komprehensif
pengetahuan
hubungan seksual hilang 2. Kaji kultur yang
klien tentang cara
atau berkurang dengan mempengaruhi respon
hubungan seksual
kriteria hasil : nyeri
yang baik
3. Kurangi faktor
1. Mampu mengontrol
presipitasi nyeri.
nyeri (tahu
4. Pilih dan lakukan
penyebab nyeri)
penanganan nyeri.
2. Malaporkan bahwa
5. Berikan anagetik
nyeri berkurang
untuk mengurangi
dengan mengunakan
nyeri.
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
Analgesik administration
nyeri (skala :
intensitas frekuensi 6. Tentukan lokasi,
dan tanda nyeri) karakteristik, kualitas
4. Menyatakan rasa dan derajat nyeri
nyaman setelah sebelum pemberian
nyeri berkurang obat.
7. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
8. Berikan analgesik
tepat waktu.

2
Pola seksual Setelah dilakukan Sexual counseling : 1. Mendeteksi
tidak efektif tindakan keperawatan di 1. Sediakan privasi dan kemungkinan
b.d kurang harapkan dapat menjamin IUD keluar dari
terpapar mengurangi atau kerahasiaan. rahim tanpa
informasi mencegah infeksi dengan 2. Berikan informasi diketahui
tentang kriteria hasil : tentang fungsi seksual 2. Mengurangi
kesehatan yang sesuai. resiko abortus
1. Menunjukan
3. Diskusikan efek dari yang terjadi
beradapatasi dengan
situasi penyakit atau akibat IUDmasih
ketidakmampuan
kesehatan pada dalam rahim
fisik.
seksualitas. 3. Adanya alergi
2. Mampu mengontrol
4. Dorong pasien untuk tembaga
kecemasan.
ferbalisasi ketakutan menyebabkan
3. Pengunaan
dan mengajukan adanya ruam
kontrasepsi yang
pertanyaan. 4. Mendeteksi dini
efektif.
5. Anjurkan pasien adanya
4. Meminta informasi
tentang pengunaan
yang dibutuhkan obat-obatan untuk komplikasi
tentang perubahan menungkatkan
fungsi seksual. kemampuan
melakukan hubungan
seksual.
6. Sertakan dalam
konseling

3.14 IMPLEMENTASI

No Diagnosa Implementasi

1 Nyeri akut b.d agen 1. Melakukan pengkajian nyeri


pencedra fisiologis secara komprehensif
2. Mengkaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
3. Mengurangi faktor presipitasi
nyeri.
4. Memilih dan lakukan
penanganan nyeri.
5. Memberikan anagetik untuk
mengurangi nyeri.
6. Menentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum pemberian
obat.
7. Memonitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
8. Memberikan analgesik tepat
waktu.

2 Pola seksual tidak 1. Menyediakan privasi dan


efektif b.d kurang menjamin kerahasiaan.
terpapar informasi 2. Memberikan informasi tentang
fungsi seksual yang sesuai.
3. Mendiskusikan efek dari situasi
penyakit atau kesehatan pada
seksualitas.
4. Mendorong pasien untuk
ferbalisasi ketakutan dan
mengajukan pertanyaan.
5. Menganjurkan pasien tentang
pengunaan obat-obatan untuk
menungkatkan kemampuan
melakukan hubungan seksual.
6. Menyertakan dalam konseling
7. Menggunakan humor dan
mendorong pasien untuk
menggunakan humor agar
meringankan kecemasan atau
rasa malu.

No Tanggal /jam Diagnosa Evaluasi


1 3 Desember 2017 Nyeri akut b.d agen S :
pencedra fisiologis
 Klien mengatakan nyeri di
area genitalia berkurang

O:

 Klien tampak tidak kesakitan


 Nadi : 90 x/mnt.
 Suhu 37,0c.
 RR : 20 x/mnt.
 TD : 120/80 mmHg.
 Muncul tanda-tanda infeksi
genitalia.

A : Masalah teratasi

P : Iintervensi dihentikan

2 3 Desember 2017 Pola seksual tidak S :


efektif b.d kurang
terpapar informasi  Klien mengatakan sudah tidak
cemas dengan keadaannya.

O:

 Klien tampak tidak gelisah


 Nadi : 90 x/mnt.
 1Suhu 37,0c.
 RR : 20 x/mnt.
 TD : 120/80 mmHg.

A : Masalah Teratasi

P : Intervensi dihentikan

BAB IIII
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah
spiral. Terdapat beberapa jenis IUD, namun yang paling sering digunakan adalah IUD
dengan jenis coper-T.

IUD dapat dipasang saat sedang menstruasi atau sesaat setelah persalinan. Ada beberapa
efek samping yang ditimbulkan IUD mulai dari amenorea sampai dengan pengeluaran cairan
pervaginam yang dicurigai adanya penyakit radang panggul.
4.2 Saran

1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR


Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai
dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
  2. Bagi tenaga kesehatan
a.       Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang
AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b.      Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent
pada klien.

Anda mungkin juga menyukai