PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari IUD
2. Mengetahui jenis jenis IUD
3. Mengetahui cara kerja IUD
4. Mengetahui keuntungan menggunakan IUD
5. Mengetahui kerugian menggunakan IUD
6. Mengetahui mekanisme kerja IUD
7. Mengetahui indikasi pemasangan IUD
8. Mengetahui kontra indikasi dari IUD
9. Mengetahui komplikasi dari penggunaan IUD
10. Mengetahui pemasangan IUD
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Keuntungan
Menurut Saifudin (2010), keuntungan IUD yaitu :
a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
Sangat efektif, kemungkinan terjadi kehamilan antara 0,6 -0,8 / 100 perempuan
dalam 1 tahun pertama.
b. AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT – 380A dan tidak perlu diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
g. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
h. Dapat dipasang segera setelah meahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
i. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik
2.5 Kerugian
Menurut Saifudin (2010), kerugian IUD :
a. Efek samping yang mungkin terjadi :
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkuran setelah
3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
2.6 Mekanisme Kerja
Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah :
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavu uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR
membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur kedalam uterus
2.7 Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Keadaan Nulipara
3. Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang
4. Tidak menyukai mengingat minum pil setiap hari
5. Tidak menghendaki metode hormonal
2.9 Komplikasi
Menurut Sujiantini dan arum (2009), efek samping IUD :
1. Perdarahan (menoragia atau spotting menoragia)
2. Rasa nyeri dan kejang perut
3. Terganggunya siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemakaian.
4. Disminorea
5. Gangguan pada suami (sensasi keberadaan benang IUD dirasakan sakit atau
mengganggu bagi pasangan saat melakukan aktivitas seksual)
6. Infeksi pelvis dan endometrium
Pencegahan kehamilan
Pemasangan IUD
Dispareunia
DO : Reaksi peradangan
Klien tampak
kesakitan. Nyeri
Klien memegangi area
genitalia yang sakit.
Muncul tanda-tanda
infeksi genitalia.
- SKALA NYERI :
P : aktivitas
bersenggama.
Q : terasa tertekan.
R : nyeri pada area
genitalia.
S : skala 4
TTV
TD :120/70 mmH
Nadi :84 x/menit
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36,5oC
2
DS : Pemasangan IUD Pola seksual tidak
efektif
Klien mengeluh sakit
ketika melakukan Dispareunia
berhubungan intim
dengan suami.
Klien mengatakan Sakit saat
aktivitas seksual berhubungan
berubah
DO :
Klien tampak cemas Pola seksual tidak
efektif
TD :120/70 mmH
Nadi :84 x/menit
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36,5oC
3.13 INTERVENSI
1. 1. Membantu
Nyeri akut Setelah dilakukan Pain manajemen:
mengurangi rasa
b.d agen tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian
takut pasien
pencedra diharapkan rasa takut nyeri secara
2. Menambah
fisiologis pasien saat melakukan komprehensif
pengetahuan
hubungan seksual hilang 2. Kaji kultur yang
klien tentang cara
atau berkurang dengan mempengaruhi respon
hubungan seksual
kriteria hasil : nyeri
yang baik
3. Kurangi faktor
1. Mampu mengontrol
presipitasi nyeri.
nyeri (tahu
4. Pilih dan lakukan
penyebab nyeri)
penanganan nyeri.
2. Malaporkan bahwa
5. Berikan anagetik
nyeri berkurang
untuk mengurangi
dengan mengunakan
nyeri.
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
Analgesik administration
nyeri (skala :
intensitas frekuensi 6. Tentukan lokasi,
dan tanda nyeri) karakteristik, kualitas
4. Menyatakan rasa dan derajat nyeri
nyaman setelah sebelum pemberian
nyeri berkurang obat.
7. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
8. Berikan analgesik
tepat waktu.
2
Pola seksual Setelah dilakukan Sexual counseling : 1. Mendeteksi
tidak efektif tindakan keperawatan di 1. Sediakan privasi dan kemungkinan
b.d kurang harapkan dapat menjamin IUD keluar dari
terpapar mengurangi atau kerahasiaan. rahim tanpa
informasi mencegah infeksi dengan 2. Berikan informasi diketahui
tentang kriteria hasil : tentang fungsi seksual 2. Mengurangi
kesehatan yang sesuai. resiko abortus
1. Menunjukan
3. Diskusikan efek dari yang terjadi
beradapatasi dengan
situasi penyakit atau akibat IUDmasih
ketidakmampuan
kesehatan pada dalam rahim
fisik.
seksualitas. 3. Adanya alergi
2. Mampu mengontrol
4. Dorong pasien untuk tembaga
kecemasan.
ferbalisasi ketakutan menyebabkan
3. Pengunaan
dan mengajukan adanya ruam
kontrasepsi yang
pertanyaan. 4. Mendeteksi dini
efektif.
5. Anjurkan pasien adanya
4. Meminta informasi
tentang pengunaan
yang dibutuhkan obat-obatan untuk komplikasi
tentang perubahan menungkatkan
fungsi seksual. kemampuan
melakukan hubungan
seksual.
6. Sertakan dalam
konseling
3.14 IMPLEMENTASI
No Diagnosa Implementasi
O:
A : Masalah teratasi
P : Iintervensi dihentikan
O:
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IIII
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah
spiral. Terdapat beberapa jenis IUD, namun yang paling sering digunakan adalah IUD
dengan jenis coper-T.
IUD dapat dipasang saat sedang menstruasi atau sesaat setelah persalinan. Ada beberapa
efek samping yang ditimbulkan IUD mulai dari amenorea sampai dengan pengeluaran cairan
pervaginam yang dicurigai adanya penyakit radang panggul.
4.2 Saran