Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KONTRASEPSI IUD DENGAN SPOTTING

A. DEFINISI IUD
Kontrasepsi adala obat yang digunakan untuk menunda, menjarangkan
kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Kontrasepsi bersala dari kata “
kon-tra” dan “konsepsi”. Kontra berarti mencegah atau melewati, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antarasel telur (ovum) yang matang dengan
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
dengan sperma tersebut (Manjoer, 2010).
Iud ( intra uterine device ) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan
kedalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang dapat
dipakai oleh perempuan usia produktif ( saifudding 2008). AKDR ataumIUD
adalah suatu benda kecil yang etrbuat dari plastic yang lentur, mempunyai
lilitan tembaga atau juga mengandung hormone dan dimasukkan dalan rahim
melalui vagina dan mempunyai benang ( BKKBN, 2007).
B. JENIS IUD
Jenis Iud yang di Indonesia antara lain adalah :
1. Coppet T
Iud berbentuk T, terbuat dai bahan poliythelon dimana pada bagian
vertikalnya ada diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus
ini mempunyai efek anti fertilisasi ( anti pembuahan ) yang cukup baik (
Imbrawati, 2009 ).
2. Copper 7
Iud ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memeudahkan
pemasangan, jenis iud copper 7 ini mempunyai ukuran diameter batang
vertical 22 mm dan ditambahakan gulungan kawat tembaga. Luas
permukaan 200 mm2, mempunyai fungsi yang sama dengan lilitan
tembaga halus pada iud copper 7 ( imbrawati, 2009).
3. Multi Load
Iud ini terbuat dari plastic (poleythelon) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 6
cm. batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250
mm2, atau 375 mm2 untuk menambah efektivias, ada juga jenis ukuran
multi load yaitu : standar , small, dan mini ( imbrawati, 2009).
4. Lipeer Loop
Iud ini etrbuat dari pleythelon, berbentuk huruf spirsl atau huruf s
bersambung. Lipper loop mempunyai angka kagagalan yang rendah.
Keuntungan dari pemakaian iud jenis ini adalah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan penyumbatan usus sebab terbuatdari bahan plastic (
imbrawati, 2009)
Spiral bisa bertahan dalam rahim dan bisa menghambat pembuahan
sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus di keluarkan dan diganti.
Bahan spiral yang paling umum digunakan alaha bahan plastic atau plastic
yang bercampur dengan tembaga.
C. CARA KERJA IUD
Cara kerja kontrasepsi iud sebgai berikut :
1. Mengambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi dnegan cara
mengganggu pergerakan sperma untuk bisa mencapai rongga rahim.
2. Mempengaruhi fertilisasi setelah ovum mencapai kavum uteri.
3. Iud bekerja terutama bisa mncegah sperms dan ovum bertemu, iud
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi.
(Muhammad, 2008)
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN IUD
1. Kelebihan intra uterine device ( IUD ), yaitu :
a. Sangat efektif mencegah kehamilan
Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama ( 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
b. Pencegahan kehamilan untukjangka yang panjam 5-10 tahun
c. Iud dapat efektif segera setalah pemasangan
d. Dapat digunakan sampai menopause ( 1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
e. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
f. Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
g. Relative dan tidak mahal
2. Kelemahan kontrasepsi iud yaitu :
a. Efektif samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama
dan banyak, perdahan antara menstrusi saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain : merasa sakit dan kejang selama 2 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau di
antaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding
uterus ( sangat jarang apabila pemasangan benar).
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan.
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, dan dapat memicu invertilitas.
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam
pemasangan iud.
g. Se dikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan iud.
h. Klien tidak dapat melepas iud oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih
yang dapat melepas. ( Muhammad, 2008).
i. Mungkin iud keluar dari uterus berupa diketahui ( sering terjadi
apabila iud dipasang segera setelah melahirkan).
E. EFEK SAMPING IUD
1. Spotting
Spotting adalah keluarnya bercak-bercak darah di luar haid. Spotting akan
muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami
spotting jika menggunakan kontrasepsi iud.
2. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan iud siklus menstruasi lebih pendek. Siklus menstruasi
yang muncul lebih cepat dan siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan
lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid brubah menjadi 21 hari.
3. Amenore amenore adalah tidk didapatnya haid selama 3 bulan atau lebih.
Penanganannya yaitu periksa sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
iud, lakukan konseling dan sedikit penyebab amenore apabila diketahui.
Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas iud bila tahunya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak
terlihat, atau lebih dari 13 minggu, iud jangan dilepas,. Apabila klien
sedang hamil dan ingin tetap memperthankan kahamilannya tanpa
melepas iud jelaskan ada resiko kemungkinan terjadi kegagalan kehamilan
dn infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih dipantau dan
diperhatikan.
4. Dismenore
Dismenore adalah menculnya rasa nyeri pada saat menstruasi
5. Monorrhagea
Monorrhagea alaha perdarhan berat secara eksosif selama masa haid yang
lebih banyak.
6. Flour Albus
Penggunan iud akan memicu rekuransi vaginasis hasterial yaitu keadaan
abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya
pertumbuhan flora vagina, bakteri anaerob menggantikan lactobacillus
yang mem[unyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
7. Benang yang hilang
Penanganannya yaitu pastikan adanya kehamilan atau tidak, tanyakan
apakah iud terlepas. Apabila tidak hamil dan iud tidak terlepas, berikan
kondom. Periksa talinya di dalam saluran endoserviks dan kavum uteri
(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tangga terlatih). Setelah
masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuk ke dokter, lakukan
x-ray atau lakukan pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan iud
yang hilang tidak ditentukan, pasangkan iud baru atau bantulah klien
menentukan metode lain (saiffudin, 2006).
F. JENIS PERDARAHAN
Perdarahan dibagi menjadi dua yaitu perdarahan yang fisiologis dan
perdarahan yang patologis, yaitu :
1. Perdarahan yang fisiologis
Perdarahan yang fisiologis adalah perdarahan yang disebabkan adanya
perlukaan pada dindinh uterus setekah pemasangan iud. Iud ini berbahan
dasar padat, maka pada saat dinding rahim bersentuhan dengan iud bisa
saja terjadi perlukaan. Hal inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya
bercak darah (spotting) diluar masa haid. Demikian pula ketika masa haid,
darah yang keluar menjadi banyak karena ketika haid, terjadi peluruhan
dinding rahim. Proses menimbulkan perlukaan di daerah rahim, sehingga
apabila iud mengenai daerah tersebut, maka akan menambah volume
darah yang keluar tersebut darah yang keluar masa haid. Iud merupakan
benda asing di dalam rahim, sehingga perlu beradaptasi dengan kondisi
ini, masa adaptasi ini berlangsung selama 2 bulan pertama dengan ditandai
timbulnya bercak darah (spotting) dan perubahan siklus haid yang lebih
lama dan lebih banyak.
Penanganan dari perdarahan yang fisiologis adalah dengan memberikan
kie kepada ibu bahwa perdarhan yang seperti ini merupakan hal yang
wajar atau normal yang di alami oleh akseptor iud dan perdarahan ini
tidak berbahaya seta tidak memerlukan pengobatan. Tapi jika ada keluhan
berupa nyeri berikan asm mefenamat 3 x 250-500mg perhari selama 3-5
hari atau paracetamol 3x 500 mg perhari. Ibuprofen (800 mg, 3x4 sehari
selama seminggu). Jika ibu menalami anemia maka beri tablet Fe ( 1 tablet
setiap hari selama 1 sampai 3 bulan) atau beri pasien preparat besi (
ferosos sulfat 200 mg, sekali sehari selama 5-7 hari).
2. Perdarahan yang patologis
Perdarahan yang patologis adalah perdarahan dengan jumlah banyak
disetai stosel (bekuan darah). Prdarahan ini di sebabkan adanya ( infeksi
menular seksual ). Perdarahan ini dapat ditangani dengan cara sebagai
berikut :
a. Memastikan dan menegakkan adanya infeksi dan kehamilan ektopik.
Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjtan serta
perdarahan hebat, lakukan konseling, dan pemantuan. Beri ibuprofen (
800 mg ) 3x sehari selama 1 minggu. Untuk mengurangi perdarahan
dan berikan tablet besi ( 1 tablet setiao hari selama 1 sampai 3 bulan).
b. Memberikan konseling pada ibu untuk mengganti iud dengan metode
kontrasepsi yang lain.
( Prawirihardjo, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.2009. Kamus Istilah kependudukan, KB dan Keluarga


Sejahtera. Jakarta : BKKBN
Imbrawati. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : CV
Mulia Sari
Prawirohardjo, S. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Pelayanan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai