Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB

Ny.”R” Umur 34 Tahun dengan Akseptor KB IUD

Di Puskesmas Panaguan

Di Susun Oleh :

SRI SUFIATI
NPM : 721650083

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui :

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB


Ny.”R” Umur 34 Tahun dengan Akseptor KB IUD
Di puskesmas Panaguan

Pamekasan, 2022

Mahasiswi

SRI SUFIATI
NPM : 721650083

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Lahan Praktek Pembimbing Akademik

(SUTARTI S.ST) (AHMANIYAH, S.ST.M.Tr.keb)


NIP : 1972080819922032009 NIDN : 0726058501

2
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kontrasepsi
2.2 Definisi IUD
2.3 Jenis IUD
2.4 Cara Kerja IUD
2.5 Keuntungan Dan Kelemahan
2.6 indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi IUD
2.7 efeksamping kontrasepsi IUD
2.8 Cara pemasangan IUD
2.9 konsep asuhan kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

3
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada ibu akseptor
kb IUD di Puskesmas Panaguan.
Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan berkat dukungan bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Atas terselesainya laporan ini saya sampaikan terima kasih kepada:

1. Dosen Pembimbing Praktek.


2. Bidan Pembimbing Praktek
3. Klien yang telah memberikan bantuan selama saya melaksanakan pengkajian
4. Keluarga, teman, dan semua pihak yang telah membantu sampai terselesainya laporan ini.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mengharap dan kritik dan saran yang
membangun sebagai bekal penulisan laporan selanjutnya.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Mahasiswa

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi
keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program
Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat
mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni
upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan
kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui
bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap
pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi
(PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB
memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia. Faktor
lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan (umur, gaya
hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu),
faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat
pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri.
Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini
dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang
berbeda-beda. Strategi peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
seperti IUD, terlihat kurang berhasil, yang terbukti dengan jumlah peserta KB IUD yang
terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jawa
Tengah, jumlah peserta KB IUD terus menurun dari tahun 2004 yakni 552.233 menjadi
529.805 pada tahun 2005, dan 498.366 pada tahun 2006. Dalam perkembangannya
pemakaian IUD memang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
(Imbarwati, 2009)
Berdasarkan data di atas, IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang
menjadi alternative pilihan bagi masyarakat yang ingin ber-KB. Oleh karena itu, penulis
tertarik menyusun makalah tentang kontrasepsi IntraUterine Device (IUD).

5
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam
dari pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manajemen kebidanan pada akseptor
KB.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada klien akseptor KB.


2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada akseptor KB.
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada akseptor KB.
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada akseptor KB.
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan
intervensi pada klien akseptor KB.
6. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien akseptor KB.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien akseptor KB.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONTRASEPSI
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi
yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan
kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kependudukan/KB.
Selain Pelayanan kontrasepsi (PK) juga terdapat komponen pelayanan kependudukan/KB
lainnya seperti komunikasi dan edukasi (KIE), konseling, pelayanan infertilitas, pendidikan
seks (sex education), konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan, konsultasi
genetik, tes keganasan dan adopsi. (Kusumaningrum, 2009)

2.2 DEFINISI IUD


Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik dengan
bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya
IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Pemasangan bisa dengan
rawat jalan dan biasanya akan tetap terus berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi. IUD
mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim
menjadi sulit ditempuh oleh sperma. (Kusmarjadi, 2010)

2.3 JENIS-JENIS IUD


Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti
pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009)
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada
IUD Copper-T
c.Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi
gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.

7
d.Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk
memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.

2.4 CARA KERJA IUD


Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu:
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
4. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi (Muhammad, 2008)

2.5 KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN


Intra uterine devise (IUD) memiliki keuntungan yaitu:   
 Sangat efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi sampai dibuka
 Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus
 Membantu mencegah kehamilan ektopik
IUD baik digunakan untuk wanita yang antara lain:
 Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan jangka panjang
 Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
 Berada dalam postpartum dan tidak memberikan ASI
 Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
 Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
(Kusumaningrum, 2009)
Kelemahan kontrasepsi IUD yaitu:
1. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular sexual
2. Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan

8
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP
dapat memicu infertilitas
Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi.
4. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan;
setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).
5. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi
(Imbarwati, 2009)

2.6 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI KONTRASEPSI IUD


2.6.1 INDIKASI IUD
Wanita yang boleh menggunakan kontrasepsi IUD yaitu :
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Tidak menghendaki metoda hormonal
7. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
(Muhammad, 2008)
2.6.2 KONTRAINDIKASI IUD
1. Hamil atau diduga hamil
2. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
3. Pernah menderita radang rongga panggul
4. Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
5. Riwayat kehamilan ektopik
6. Penderita kanker alat kelamin
(Kusumaningrum, 2009)
2.7 EFEK SAMPING KONTRASEPSI IUD
Seminggu pertama, mungkin ada pendarahan kecil. Ada perempuan-perempuan
pemakai spiral yang mengalami perubahan haid, menjadi lebih ‘berat’ dan lebih lama,
bahkan lebih menyakitkan. Tetapi biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan sendirinya
sesudah 3 bulan
(Zahra, 2008)

9
Perdarahan dan kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan. Kadang-
kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan
(senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan
IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim
(Kusumaningrum, 2009) 

2.8 CARA PEMASANGAN IUD


IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak
hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera (10 menit setelah
pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4
minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita
menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan.
IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi
direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua abortus.
Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis
menstruasi
(ILUNI FKUI, 2010)
Prosedur Kerja Pemasangan IUD Kebijaksanaan :
a) Petugas harus siap ditempat.
b) Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
c) Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan ventilasi yang cukup.
d) Alat-alat yang tersedia :
a.Gyn bed
b.Timbangan berat badan
c.Tensimeter dan stetoskop
d.IUD set steril
e.Bengkok
f.Lampu
g.Kartu KB (kl, K IV)
h.Buku-buku administrasi dan registrasi KB
i.Meja dengan duk steril
 Sym speculum
 Sonde rahim
 Lidi kipas dan kapas first aid secukupnya
 Dilatator hegar
 Kogel tang
 Pinset dan gunting
Langkah-langkah :

10
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan
2. Efek samping dan cara menanggulangi efek samping
3. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan
4. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,mengukur tensimeter
5. Mempersilahkan calon peserta untuk mengosongkan kandung kemih
6. Siapkan alat-alat yang diperlukan
7. Mempersilahkan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi dengan posisi
Lithotomi.
8. Petugas cuci tangan
9. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
10. Bersihkan vagina dengan kapas first aid
11. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan posisi uterus.
12. Pasang speculum sym.
13. Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix.
14. Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk rahim.
15. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan ke dalam rongga rahim,
kemudian plugger di dorong sehingga AKDR masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
16. Gunting AKDR sehingga panjang benang ± 5 cm
17. Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping mulut rahim.
18. Peserta dirapikan dan dipersilakan berbaring ± 5 menit
19. Alat-alat dibersihkandan direndam dalam larutan chlorine 0,5 %
20. Petugas cuci tangan
21. Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah
pemasangan AKDR dan kapan harus kontrol
22. Membuat nota pelayanan
23. Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta untuk diteruskan ke bagian administrasi
pelayanan.
24. Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk dilaporkan ke bagian
Rekam Medik
(Imbarwati, 2009)
Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan adalah :
a. 1 minggu pasca pemasangan
b. 1 bulan pasca pemasangan
c. 3 bulan kemudian
d. Setiap 6 bulan berikutnya
e. bila terlambat haid 1 minggu perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
(Imbarwati, 2009)

11
2.9 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Biodata
a. Nama :Untuk memanggil nama penderita dan agar tidak keliru dengan
pasien yang lain.
b. Umur :Untuk mengetahui dan mengantisipasi masalah kesehatan dan
tindakan yang sesuai.
c. Agama :Berhubungan dengan perawatan penderita dimana kejadian gawat ketika
memberikan pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus
berhubungan.
d. Pendidikan :Dinyatakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Sehubungan dengan
He
e. Pekerjaan :Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup sosial, ekonomi penderita agar
He yang kita berikan sesuai.
f. Alamat :Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan menjaga
ibu dengan namanya sama.
1. Keluhan Utama/Alasan Datang
Untuk mengetahui hal apa saja yang dirasakan ibu dan yang menjadi keluhan ibu
sehingga datang ketempat pelayanan kesehatan.
2. Riwayat Kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah dialami ibu karena di khawatirkan dapat
mengganggu kehamilan ibu.
3. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui fisiologis alat-alat kandungan normal/tidak
4. Status Pernikahan
Ditanyakan kepada ibu lama dan berapa kali kawin untuk membantu menentukan
bagaimana keadaan alat kelamin ibu.
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang lalu terdapat
penyakit atau kelainan yang dapat memperburuk keadaan ibu.
6. Riwayat KB
Jenis dan lama penggunaan KB pada ibu untuk mengetahui jarak kehamilan.
7. ADL (activity daily life)
 Nutrisi :Mengetahui asupan nutrisi ibu supaya kebutuhan vitamin dan
nutrisi ibu terpenuhi

12
 Eliminasi :Mengetahui BAB/BAK ibu sehingga terlihat normal/tidak.
 Aktivitas :Mengetahui apa saja kegiatan ibu sehari-hari yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu.
 Personal Hygiene : Mengetahui kebersihan alat reproduksi ibu agar tidak terjadi
infeksi yang akan berpengaruh pada kesehatan.
 Kebiasaan merokok,minum obat,dan jamu : Mengetahui kebiasaan ibu sehari –hari yang
dapat mempengaruhi pada keadaan pada
ibu.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum :Dilihat dari keadaan ibu saat pemeriksaan (Baik, Cukup,Lemah)
 Kesadaran :Compos Mentis (sadar
sepenuhnya),Somnolen(keadaan yang mau tidur saja), apatis(acuh
tak acuh), Semi koma (keadaan setengah tidak sadar), Koma(tidak
sadar)
 Tanda-tanda vital :Tekanan Darah :Normal 110/80-
120/90 mmHg
:Suhu : Normal 36-37oC
:Nadi : Normal 70-100x/menit
:RR :Normal 16-24x/menit
 Tinggi badan :Mengetahui tinggi badan ibu
 Berat badan :Mengetahui apakah klien dengan berat badan lebih
dari normal/tidak
 Lila : Mengetahui nutrisi ibu

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi

a.Kepala :adakah lesi/bersih,warna rambut, distribusi rambut merata/tidak


b. Muka :Tidak pucat,tidak oedem
c.Mata :Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, palpebra tidak
oedem,ikterik/tidak
d. Hidung : Simetris/tidak, tidak/ada polip, ada penumpukan secret/tidak
e.Telinga : Simetris,tidak/ada penumpukan serumen
f. Mulut : Mukosa bibir lembab/kering, ada stomatitis/tidak,ada caries/tidak
g. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe,thyroid dan vena
jugularis
13
h. Mammae : Simetris/tidak, papila menonjol, ada hyperpigmentasi areola/tidak
i. Genetalia : Oedem/tidak, ada kondiloma/tidak,terdapat varises/tidak,bersih/tidak
j. Ekstermitas : Oedem/tidak, ada varises/tidak ,tonus otot

3. Pemeriksaan khusus
Palpasi
a.Leher : Tidak/terdapat pembesaran kelenjar limfe,thyroid,vena jugularis
b. Axilla : Tidak/ada pembesaran kelenjar limfe
c.Mammae : tidak/terdapat benjolan abnormal, ada colostum/tidak
d. Abdomen : Terdapat benjolan abnormal/tidak, terdapat bekas operasi/tidak
Auskultasi
Untuk mengetahui detak jantung ibu
Perkusi
Reflek patela positif atau negative
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan VT

II. INTERPRETASI DATA DASAR


 Diagnosa : Ny….. Umur…. Tahun, dengan akseptor lama/baru KB yang
digunakan
 Data Subyektif : Data yang diperoleh dari pasien
 Data Obyektif : Data yang diperoleh dari pengkajian anamnesa dan pengkajian
fisik yang dijadikan suatu masalah
 Masalah : Timbul setelah dilakukan pengkajian pada data subyektif dimana
dapat mengganggu kelanjutan kehamilan ibu.
 Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan untuk masalah yang timbul.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Setelah ada data subyektif dan data obyektif berkumpul langkah selanjutnya adalah analisa
data untuk merumuskan diagnosa dan masalah dengan langkah sebagai berikut :

 Mencari hubungan antara data atau factor yang satu dengan yang lainnya untk mencari
sebab akibat
 Menentukan masalah dan apa masalah utamanya
 Menentukan penyebab utamanya

IV. IDENTIFIKASI DAN KEBUTUHAN SEGERA


14
Setelah diagnosa dilakukan dan ditemukan, maka kebutuhan yang utama dapat segera
dilakukan untuk mengantisipasi kejadian selanjutnya supaya tidak terjadi komplikasi.

V. PERENCANAAN
Merencanakan semua tindakan yang akan dilakukan oleh bidan untuk pelaksanaan tindakan
selanjutnya.

VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
Mencantumkan hari/tanggal, pukul, tindakan yang dilakukan dan petugas yang melakukan
agar tidak terjadi kesalahan pelaksanaan dan hasil pelaksanaan dapat dipertanggung
jawabkan.

VII. EVALUASI
Mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang dilakukan untuk menentukan asuhan
yang akan diberikan. Selanjutnya bila diperlukan biasanya dicantumkan hari atau tanggal
dilaksanakannya serta jam pelaksanaannya.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB


Ny. “R” Umur 34 Tahun dengan Akseptor KB IUD
Di Puskesmas Panaguan

Nama Mahasiswa : Sri Sufiati


NPM : 721650083
Tanggal Pengkajian : 28- Januari-2022
Jam : 10. 00 Wib
Tempat : puskesmas Panaguan

A. PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF


DATA UMUM
Nama : Ny R Nama Suami : Tn H
Umur : 34 Tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Sopir
Alamat : Groom Alamat : Groom

1.Alasan datang ke klinik


Ibu mengatakan ingin kontrol ulang spiral
2.Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3.Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit kronis (jantung, ginjal, paru-paru),
penyakit menurun (asma, DM, hipertensi, dll), penyakit menular (TBC, HIV/AIDS,
Hepatitis, dll)
b. Riwayat Kesehatan Dahulu

16
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis (jantung, ginjal, paru-paru),
penyakit menurun (asma, DM, hipertensi, dll), penyakit menular (TBC, HIV/AIDS,
Hepatitis, dll)
C .Riwayat Kesehatan Keluarga
 Riwayat penyakit menular
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis.

 Riwayat penyakit menurun


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti DM, asma, Hipertensi.
4. Riwayat Kebidanan

I. Riwayat Perkawinan
 Status : Menikah 1x
 Usia saat menikah : 19 th
 Lama : 13 Tahun
I. Riwayat Menstruasi
 Menarcle : ± 13 tahun
 Siklus : ± 28 hari

 Jumlah : 3 x ganti pembalut/hari

 Warna/bau : Merah/amis
 Flour albus : kadang-kadang
 Dimonerlea : kadang-kadang
II. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas lalu

N Usia
Suami Kehamilan Persalinan Nifas ket
O kehamilan

Jenis
Peno BB
Persalin JK H/M laktasi masalah
long /JB
an

H A M I L I N I

III. Riwayat KB
 Jenis kontrasepsi : IUD
 Lama : 3 bulan
 Keluhan : tidak ada

5. Riwayat psikososial spiritual


17
 Hubungan ibu dengan keluarga : Baik
 Respon keluarga terhadap KB : Keluarga mendukung dengan KB IUD
 Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami dan keluarga
 Respon agama terhadap kontrasepsi : Baik

6. Pola aktivitas sehari – hari

 Nutrisi :Ibu mengatakan makan ± 3x sehari, porsi sedang, dengan


menu nasi, lauk-pauk, sayur, minum ±6-7 gelas / hari
 Eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak,
BAK 3-4x sehari,dengan konsistensi cair, bau khas, warna kuning jernih.
 Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang ±1jam sehari, tidur malam ± 7-8 jam sehari
 Personal hygiene : Ibu mengatakan mandi 3x sehari, gosok gigi
setiap mandi, keramas 2hari sekali dan ganti pakaian 1x sehari ganti
CD 1x sehari
 Aktivitas : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti memasak, menyapu, mencuci, dll
 Seksual : Ibu mengatakan tidak ada masalah

 Kebiasaan merokok, minum obat dan


minum jamu : Ibu mengatakan tidak
mempunyai kebiasaan merokok,
minum obat, dan tidak minum jamu.

B. PENGKAJIAN DATA OBYEKTIF


 Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda – Tanda Vital : TD 120/80 Mmhg
N 86 x/mnt
S 36,5
RR 22 x/mnt
 TB : 150 cm
 BB : 51,5 Kg
 Lila : 24 cm
 Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, tdak ada lesi, distribusi rambut merata, rambut bersih, warna
hitam
Muka : Simetris, Tidak pucat, tidak oedeme
18
Mata : Simetris, sklera putih, palpebra tidak oedem, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
penumpukan secret
Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, fungsi pendengaran baik
Mulut : Simetris,Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak caries
Leher : Simetris, Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, vena jugularis
Mamae : Simetris, bersih, papila menonjol, terdapat hyperpigmentasi areola
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : Tidak tampak bekas luka operasi,
Genetalia : Tidak oedem, tidak ada kondiloma akuminata, tidak ada varises
Ekstermitas : Atas : Tidak oedema, akral hangat, tonus otot +/+
Bawah : tidak aoedeme, tidak ada varises
 Pemeriksaan khusus
a. Palpasi
 Leher :simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
 Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
 Abdomen : tidak ada benjolan abnormal
b. Auskultasi : tidak terkaji
+
c. Perkusi : Reflek patella /+
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

D. DIAGNOSA KEBIDANAN
NY. R Umur 32 Tahun dengan Akseptor KB IUD

E. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan komunikasi terapeutik pada pasien dengan bahasa yang sopan dan mudah
dimengerti
Evaluasi : terjalin hubungan baik antara pasien dan bidan
2. Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan pada ibu
Evaluasi : ibu mengetahui kondisinya.
3. Mempersiapkan alat yang lengkap dalam melakukan pemeriksaan spiral
Evaluasi : alat tersiap dengan rapi
4. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih agar mempermudah petugas
dalam melakukan pemeriksaan

19
Evaluasi : ibu pergi kekamar mandi sendiri
5. Melakukan pemeriksaan pada ibu dengan menggunakan alat dan pemeriksaan dalam dan
memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
Evaluasi : ibu mengetahui kondisinya dan hasil pemeriksaan
6. Memberitahu ibu cara mengecek benang yang benar yaitu :
 Cuci tangan menggunakan air yang mengalir
 Pastikan ibu mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu
 Posisikan ibu dalam duduk berjongkok kemudian masukkan jari telunjuk ibu secara
perlahan-lahan kedalam vagina dan rasakan apakah benang spiral teraba, setelah itu,
keluarkan jari telunjuk secara perlahan
 Cuci tangan kembali dengan menggunakan air yang mengalir
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan bidan
8. Menganjurkan ibu untuk control ulang yaitu : setiap 6 bulan sekali tanggal 20-7-2022 atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan.
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan bidan
9. Mencatat dalam buku register sebagai dokumentasi tindakan/rekam medic.
Evaluasi : data ibu sudah tercatat di rekam medic

F. DATA PERKEMBANGAN

Tanggal : 27-01- 2021 JAM : 11.30 WIB

S : Ibu mengatakan merasa sedikit nyeri setelah pemeriksaan spiral

O : K/U : Baik

Kesadaran : compos mentis

Ibu tampak tenang

Benang IUD teraba dengan benar

A : Ny S Umur 32 tahun dengan akseptor KB IUD

P : - Anjurkan ibu untuk control ulang 6 bulan lagi tanggal 20-7-2022

- Anjurkan ibu untuk segera periksa jika ada keluhan

20
21
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Data Subjektif, Objektif

Dalam hasil ini akan dibahas hasil asuhan kebidanan melalui pengkajian data

Subjektif, Objektif, Interpretasi data, perencanaan, planing dan evaluasi. Data Subjektif,

Objektif dan Interpretasi Data Dasar Dalam kasus Ny.S, mengatakan bahwa riwayat

pendidikannya hanya sampai bangku SD dan saat ini ibu ingin menggunkan KB IUD

didapatkan hasil pemeriksaan TD 120/80 Mmhg N 86 x/mnt S 36,5 RR 22 x/mnt dan ibu

tidak memiliki tumor.

2. Implementasi dan Planing

Dari Kasus diatas dilakukan perencanaan dan Implementasi dalam asuhan kebidanan KB

IUD dan ibu bersedia untuk dilakukan pemasangan kb IUD memberitahukan pada ibu bahwa

penggunaaan kb IUD selama 3 tahun. Pada asuhan pemasangan Keluarga berencana

merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan.

Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda

kehamilan (BKKBN, 2011)

3. Evaluasi

Dari Perencanaan dan Implementasi maka didapatkan Evaluasi, bahwa ibu merasa

senang karena kbnya telah terpasang dan ibu tidak terasa sakit.dan ibu bersedia untuk minum

obat yang diberikan oleh bidan sesuai dengan dosis yang di tentukan.

22
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien karena
masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Namun
secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut:
1. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika digunakan.
2. Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah
kehamilan.
3. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di
masyarakat.
4. Terjangkau harganya oleh masyarakat.
5. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali
kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap

5.2 SARAN

1. Bagi klien

Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik


dengan klien dalam memecahkan masalah klien.

2. Bagi petugas

Meningkatkan peran bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana kebidanan, lebih


meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang di miliki. Bidan harus
meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien, dan
keluarga

3. Bagi pendidikan

Untuk memperhatikan penulis dalam penulisan, agar tersusun sebuah tugas atau
makalah yang baik dan benar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD Pada
Peserta KB Non IUD  Di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf
ILUNI FKUI. 2010. Keluarga Berencana (KB).
http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb
Kusmarjadi, Didi.2010. KB IUD
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia Subur.
Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).http:\IUD\
IUD.mht.Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD)

24

Anda mungkin juga menyukai