PENDAHULUAN
persentase tertinggi (72%), diikuti oleh AKDR (14%), kondom dan cara-
cara lain (9%). Dalam dua decade penggunaan, AKDR tetap merupakan
cara pengaturan kehamilan yang secara umum aman, efektif dan berguna.
ukuran dan bentuk yang cocok terhadap uterus, dll. Dan setelah itu
diketahui bahwa klinis yang timbul dari penggunaan AKDR berasal dari
faktor perorangan.
pemasangan AKDR agar dapat diketahui kondisi calon akseptor agar tidak
tenaga kesehatan.
oleh mahasiswa.
subyektif.
1.4.2. Observasi
tersebut.
1.4.5. Dokumentasi
Yaitu suatu cara memperoleh data yang meliputi data yang ada
TINJAUAN PUSTAKA
2) Dapat diandalkan
3) Sederhana
4) Murah
a. Umur
b. Gaya hidup
c. Frekuensi senggama
f. Sikap kewanitaan
g. Sikap kepriaan
a. Status kesehatan
b. Riwayat haid
c. Riwayat keluarga
d. Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan panggul
berkesi-nambungan :
a. Efektivitas
c. Kerugian
e. Biaya
1) Metode sederhana
a. Tanpa alat
1. KB alamiah
o Metode kalender
2. Coitus interuptus
b. Dengan alat
1. Mekanis (barier)
o Kondom pria
Diafragma
Kap serviks
Spons
Kondom wanita
2. Kimiawi
o Spermisid
2) Metode modern
a. Kontrasepsi hormonal
1. Per oral
o Mini-pil
2. Injeksi / suntikan
1. Pada wanita
Fimbriektomi
Salpingektomi
Histerektomi
ovabloc
2. Pada pria
Plugs
Quinacrine
Ethanol
melihat
b. Sakit perut
bekuan-bekuan darah.
d. Depresi
e. Polyuri
: 492).
bioaktif.
2) IUD medisinalis
Nova-T (schering).
a. Mematikan sperma
c. Menghambat nidasi
a. Mematikan sperma
sperma
a. Menghambat ovulasi
nidasi
2-3 tahun
3) Metode jangka panjang (10 tahun potensi dari Cu-T 380 A dan
untuk hamil.
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu-T
380A).
haid terakhir)
(Manuaba, 456).
pemasangan.
pemasangannya benar)
pemasangan.
10) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas
melakukan ini.
(Manuaba, 455).
1) Usia reproduktif
2) Keadaan nulipara
1) Perokok
adanya infeksi
3) Sedang memakai antibiotika / anti kejang
5) Sedang menyusui
evaluasi)
abortus septik.
(Manuaba : 456)
canalis cerviks
8) Bila yang dipergunakan IUD lippes loop, IUD tali di dorong (to
klinik ”fluor”
pinggang.
CTU : 08)
antibiotika profilaksis
pemasangan.
hubungan seksual.
3) Terjadi infeksi
4) Terjadi perdarahan
(Manuaba : 458)
2.2.14. Efek Samping dan Komplikasi
1) Erosi portio
1998).
a. Etiologi
b. Gejala
1. Adanya fluxus
c. Penanggulangan
2) Gangguan haid
a. Gejala
blooding)
2. Perdarahan yang lebih lama atau lebih banyak dari pada
biasanya (menorrhagia)
b. Penanggulangan
3) Infeksi
a. Gejala
b. Penanggulangan
AKDR
saat insersi.
biaknya kuman)
1 minggu
(Mochtar, 1998)
d. Keputihan
1. Gejala
2. Penyebab
asing)
3. Penanggulangan
(Harianto, 2004)
e. Ekspulsi
1. Gejala
2. Penyebab
3. Penanggulangan
o Melepas AKDR
(Mochtar, 1998)
f. Translokasi AKDR
1. Gejala
pemasangan
2. Penyebab
(Mochtar, 1998)
1. Gejala
2. Penyebab
o Psikis
3. Penanggulangan
(Mochtar, 1998)
2.3. Konsep Dasar Pencegahan Infeksi (PI)
2.3.1. Pengertian
infeksi.
2.3.2. Prinsip-prinsip PI
secara benar.
aman.
2) Antisepsis
3) Dekontaminasi
5) Desinfeksi
merebus / kimiawi.
7) Sterilisasi
1) Cuci tangan
sudah terkontaminasi.
cairan tubuh.
3. Menggosok tangan
4. Sela-sela jari
menggenggam
7. bersihkan kuku-kuku
anginkan.
darah.
b. Gunakan sarung tangan periksa bersih untuk menangani
2. Masker wajah
3. Sepatu boot
4. Celemek
b. Antisepsis
a. Dekontaminasi
perbandingan 1 : 9.
Air : 9
/10 x 5500 = 4950 cc/ml (air tidak perlu
dimasak.
kimiawi.
Dekontaminasi
5) Pengelolaan sampah
b. Sampah kering
c. Sampah tajam
d. Sampah medis
logik dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan
tindakan saja melainkan juga perilaku setiap langkah agar pelayanan yang
2.4.1. Pengkajian
1) Data subyektif
a. Biodata
b. Keluhan utama
KB AKDR/ IUD.
1. Riwayat haid
sekarang.
3. Riwayat KB
g. Riwayat ginekologi
h. Riwayat psikososial
1. Pola nutrisi
2. Pola aktivitas
4. Pola eliminasi
konsistensi
6. Pola seksualitas
a. Keadaan umum
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 76 – 92 x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
S : 36,5 – 37,5o C
c. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
hiperpigmentasi
tidak.
tidak.
atau tidak.
atau tidak.
2. Palpasi
atau tidak
tidak
3. Auskultasi
tidak
4. Perkusi
oleh bidan.
Do : KU baik
Nadi : 76 – 92 x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
konseling.
2.4.5. Intervensi
petugas kesehatan.
Intervensi :
keluarga.
2.4.7. Evaluasi
Tanggal : Jam :
terjadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Tanggal : 05 Januari 2010 Jam : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Peterongan
A. Data Subyektif
1) Biodata
Nama : Ny “S” Nama : Tn “T”
Umur : 20 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : ± 500.000;
Alamat : Pulo Tawang Sari Alamat : Pulo Tawang Sari
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan 3 bulan yang lalu, ibu ingin
menggunakan KB AKDR untuk menunda kehamilan
3) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan ingin menjadi akseptor KB AKDR karena ingin
menunda kahamilan lalu ibu dating ke Puskesmas Peterongan pada
tanggal 05 – 01 – 2009.
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti anemia,
infeksi alat genetalia (radang vagina), kanker cervik, penyakit
menular (AIDS, syphilis)
5) Riwayat kesehatan keluarga
kembar.
6) Riwayat obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : 12 tahun
Bau : Anyir
Keluhan :-
haid.
3 bulan ini
ekslusif
c. Riwayat KB
7) Riwayat Ginekologi
8) Keadaan Psikososial
jangka panjang.
menghambat KB spiral.
a. Pola Nutrisi
mangkuk sayur
Minum : ± 7- 8 gelas / hari, air putih, kadang teh dan
susu
b. Pola Eliminasi
c. Pola Aktivitas
2 x / hari.
e. Pola Seksual
B. Data Obyektif
Kesadaran : Composmentis
TB : 164 cm
BB sekarang : 76 Kg
LILA : 28 cm
2) TTV
Nadi : 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36,5o C
3) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
cuping hidung
sindaktil, polidaktil)
b. Palpasi
pembesaran abdomen
Rasional : menjalin kerja sama dan rasa percaya antara klien dan
melakukan tindakan.
Rasional : agar ibu dapat mengerti apa yang harus ibu lakukan
ketenaga kesehatan
6) Jelaskan pada ibu untuk kontrol maksimal 3 x, setelah pemasangan 1
mens, kalau ada mens yang hebat sekali disertai sakit atau nyeri
3.6. Implementasi
melakukan pemasangan.
Memberikan konseling pada ibu agar ibu lebih mengerti dan jelas
tentang : bahan AKDR yang terbuat dari plastik yang terbuat dari
halus yang terbuat dari tembaga (Cu), efektifitas IUD / AKDR adalah
dari rahim tanpa dikrtahui, ibu harus memriksa posisi benang AKDR
1. Menyiapkan Alat
1) HC
3) Sonde uterus
4) Kogel tang
5) Kapas
6) Kasa depres
7) Gunting
8) Tenakulum
11) Bengkok
12) Cucing
2. Mempersiapkan Lingkungan
5. langkah-langkah
panggul
vagina.
dalam klorin
pertanyaan.
sterilnya :
21) Mengusap vagina dan cervik dengan air DTT (2-3 x / hari)
menyentuh”
mengeluarkan sonde
AKDR
baik saja.
sakit / nyeri.
pemasangan AKDR
- memberikan terapi
Amoxcilin 3 x 500 mg
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
diambil diagnosa yaitu Ny”S” PI000I Umur 20 tahun dengan akseptor baru
KB IUD / AKDR.
pemasangan tidak mens, kalau ada mens yang hebat sekali disertai rasa
disusun.
Evaluasi yang dilakukan dengan waktu yang talah ditentukan
pemasangan tidak mens, kalau ada mens yang hebat sekali disertai rasa
4.2 Saran
1. Bagi klien
memuaskan
3. Bagi Institusi
4. Bagi penulis
Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof. dr. SPOG : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : ECG : 1998
Saifudin, Abdul Bari. Prof. dr. SPOG (K). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. YayasanBina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : 2006
Pedoman Diagnosis dan Terapi. LAB / UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan . RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1994
Saifudin, Abdul Bari. Prof.dr. SPOG (K). Buku Acuan Nasiolan Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta : 2006.
Di Susun Oleh :
SITI FARIDA
2007.01.0577
Asuhan Kebidanan Pada Ny. ”S” P10001 Umur 20 Tahun dengan Akseptor
Baru KB IUD/ AKDR di Puskesmas Pulo Lor Jombang.
Mengetahui,
Mengetahui,
Kepala Puskesmas
Pulo Lor
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat Nya serta
hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas asuhan kebidanan pada
Ny. “S” P10001 umur 20 tahun dengan akseptor baru KB IUD/ AKDR di Puskesmas
Peterongan Jombang.
Dalam penulisan asuhan kebidanan ini penulis mendapatkan bimbingan
dan dukungan dari pihak manapun. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1) Rizkie Koernawati, SKM selaku kepala Puskesmas Pulo Lor Jombang.
2) Siti Aminah, Amd.Keb selaku SIE KIA Puskesmas Pulo Lor Jombang.
3) Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes.M.M selaku ketua STIKES Husada Jombang.
4) Nanik Setiyawati, S.S.T selaku pembimbing akademik
5) Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan
kebidanan ini.
Penulisan pengkajian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan
pengkajian ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu penulis mengharap kritik dan saran untuk perbaikan
dalam pembuatan asuhan kebidanan lainnya.
Penulis