Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“KONSELING KB SERTA PROSEDUR PELAKSANAANNYA PADA


PEMASANGAN IUD DAN KB SUNTIK”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

DOSEN PENGAJAR:
Mas’adah, M.Kep.

DISUSUN OLEH :

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2:


1. Adinda Permata Bahri (P07120120048)
2. Baiq Novi Fariska Indriani (P07120120054)
3. Fitri Fiddyani (P07120120059)
4. Hery Setiawan (P07120120061)
5. Nadia Syawatul Muthmainnah (P07120120073)
6. Ni Wayan Dewi Adriani (P07120120076)
7. Rahmawati (P07120120084)
8. Riska Oktavia (P07120120085)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
T.A. 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr.wb.

Segala puji dan rasa syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah swt.
Karena nikmat yang diberikan, terutama nikmat sehat jasmani dan rohani serta
nikmat iman dan islam. Karena nikmat-Nya itulah kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konseling KB serta procedure pelaksanaanya pada
pemasangan IUD dan KB Suntik” tepat pada waktunya dengan baik dan benar
serta sesuai prosedur. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
kelompok yang di berikan beliau kepada kami sebagai materi kuliah Keperawatan
Maternitas yang harus di pahami dan di mengerti maksudnya.
Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
secara materi maupun dalam penggunaan kata bahasanya. Oleh sebab itu demi
kesempurnaan dan perbaikan dalam penyusunan makalah ini, kami menerima
kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dalam proses
belajar dan mengajar

Wassalamu’alaikum wr.wb

Mataram, 11 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IUD dan KB Suntik .................................................................... 6
2.2 Macam-macam IUD dan KB Suntik ............................................................ 7
2.3 Keuntungan dan Kerugian Pemasangan ....................................................... 8
2.4 Kontraindikasi, Indikasi, dan Efek Samping ................................................ 11
2.5 Cheklist Tindakan Pemasangan IUD ........................................................... 14
2.6 Cheklist Tindakan KB Suntik ...................................................................... 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 25
3.2 Saran ........................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih relatif
tinggi. Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai gerakan untuk
membentuk suatu keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran
dan mengurangi beban pembangunan negara. Program KB dirintis sejak tahun
1951 dan terus berkembang hingga tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program ini diantaranya bertujuan
untuk penjarangan kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi. Metode
kontrasepsi yang tersedia di Indonesia saat ini meliputi Metode Amenore Laktasi
(MAL), Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA), Senggama Terputus,
Metode Barier, Kontrasepsi Kombinasi, Kontrasepsi Progestin, Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (IUD), dan Kontrasepsi Mantap.
Sebenarnya IUD efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun. Sementara
alat KB berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal, metode
kontrasepsi ini IUD memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat
kegagalan hanya 1-3% dari 100 wanita yang memakainya. Adapun salah satu alat
kontrasepsi yang digerakkan pemerintah untuk metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) adalah IUD. Beberapa faktor penyebab kurangnya minat PUS
menggunakan MKJP dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu: segi pelayanan KB,
segi kesediaan alat kontrasepsi, segi penyampaian konseling maupun Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) dan hambatan budaya.
KB suntik diberikan dengan cara menyuntikkan hormon progestin ke
dalam aliran darah. Anda bisa mendapatkan KB yang satu ini di klinik,
puskesmas, atau rumah sakit terdekat. Berdasarkan jangka waktu, di Indonesia
terdapat dua jenis suntik KB yang paling umum digunakan, yaitu suntik KB 1
bulan dan suntik KB 3 bulan. Berikut ini adalah penjelasannya:
Suntik KB 1 Bulan, sesuai dengan namanya, jenis suntik KB ini diberikan
setiap 30 hari sekali. KB suntik 1 bulan mengandung hormon estrogen dan

4
progestin yang dapat mencegah terjadinya kehamilan. Dibandingkan dengan
suntik KB 3 bulan, suntik KB 1 bulan tidak terlalu berdampak pada siklus
menstruasi sehingga penggunanya masih memiliki siklus haid yang teratur. Selain
itu, tingkat kesuburan dapat kembali normal dalam waktu yang relatif cepat, yaitu
3 bulan setelah suntikan dihentikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian AKDR/IUD Dan KB Suntik?
2. Apa Saja Macam-macam IUD Dan KB Suntik?
3. Apa keuntungan dan Kerugian KB IUD dan Suntik?
4. Apa saja kontraindikasi, indikasi, dan efek samping
5. Bagaimana Cara Pemasangan KB IUD dan Suntik?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep Pengertian AKDR/IUD
Dan KB Suntik?
2. Mahasiswa dapat mengetahui Macam-macam IUD dan KB Suntik?
3. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep keuntungan dan Kerugian KB
IUD
4. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep kontraindikasi, indikasi, dan
efek samping
5. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep Cara Pemasangan KB IUD dan
Suntik

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IUD Dan KB Suntik


A. Pengertian IUD
AKDR adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman
dan refersible yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang dimasukkan
dalam uterus melalui kanalis servikalis . AKDR adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam terdiri dari
plastik (polyethiline), ada yang dililiti tembaga (CU), ada pula yang tidak, ada
yang dililiti tembaga bercampur perak (Ag), selain itu ada pula dibatangnya
yang berisi hormon progesteron (Suratun, 2008) Jenis AKDR yang sering
digunakan adalah Coper T Cu T 380 A. IUD Copper T Cu 380 A memiliki
panjang 36mm, lebar 32mm, 314mm2 .

Kawat Cu dari bahan vertikal, dua selubung Cu seluas masing- masing


33mm2 pada masing-masing lengan horisontal. Daya kerjanya delapan tahun.
(Hanafi, 2004; h. 213). IUD CuT-380 A merupakan jenis IUD generasi ketiga
berbentuk kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, bebentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (CU). Tersedia di
Indonesia dan terdapat di mana – mana (BKKBN, 2009 h. 153). IUD
merupakan alat berukuran kecil jenis IUD Copper T Cu 380A berbentuk
seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim dan memiliki manfaat
kontraseptif karena menghalangi sperma masuk ke dalam tuba falopi.

6
B. Pengertian KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena
angka kegagalan penggunaannya lebih kecil jika dibandingkan dengan
kontrasepsi alamiah (metode kalender, metode suhu badan basal, metode
lendir servik) dan mini pil yang angka kegagalannya jauh lebih besar. Salah
satu efek samping dari kontrasepsi suntik adalah pertambahan berat badan.
Biasanya disebabkan hormon progesteron yang menyebabkan nafsu makan
bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, selain itu dengan mudah terjadi
perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak di bawah
kulit akan bertambah.
Berdasarkan jangka waktu, di Indonesia terdapat dua jenis suntik KB yang
paling umum digunakan, yaitu suntik KB 1 bulan dan suntik KB 3 bulan.
Berikut ini adalah penjelasannya:
 Suntik KB 1 Bulan
Sesuai dengan namanya, jenis suntik KB ini diberikan setiap 30 hari
sekali. KB suntik 1 bulan mengandung hormon estrogen dan
progestin yang dapat mencegah terjadinya kehamilan. Dibandingkan
dengan suntik KB 3 bulan, suntik KB 1 bulan tidak terlalu berdampak
pada siklus menstruasi sehingga penggunanya masih memiliki siklus
haid yang teratur. Selain itu, tingkat kesuburan dapat kembali normal
dalam waktu yang relatif cepat, yaitu 3 bulan setelah suntikan
dihentikan.
 Suntik KB 3 Bulan
Suntik KB 3 bulan bisa disuntikkan ke bokong atau lengan atas. Ada
juga yang disuntikkan ke lapisan kulit di area perut atau paha atas.
Suntikan KB 3 bulan mencegah kehamilan dengan melepaskan
hormon progestin ke dalam pembuluh darah. Progestin merupakan
hormon yang serupa dengan progesteron dan diproduksi ovarium.
Hormon ini bekerja dengan cara menghentikan pelepasan sel telur ke
dalam rahim, sehingga mencegah terjadinya proses pembuahan.
Selain itu, hormon ini juga mencegah sperma untuk mencapai sel

7
telur dengan menebalkan cairan vagina dan mencegah pertumbuhan
janin dengan menipiskan dinding rahim.

2.2 Macam-macam IUD Dan KB Suntik


A. IUD Non- hormonal Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke empat,
IUD telah dikembangkan mulai dari generasi pertama yang terbuat dari
benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polyetilen) baik yang
ditambah obat maupun tidak.
 Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi dua :
a) Bentuk terbuka (oven device) Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7,
Margules, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
b) Bentuk tertutup (closed device) Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan
Graten berg ring.
 Menurut tambahan atau metal
a) Medicated IUD Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T
220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380
A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), Cu T
300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7,
Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera di belakang IUD
menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan,
misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2 tahun), ML-Cu
375 (daya kerja 3 tahun). Pada jenis Medicated IUD angka yang
tertera di belakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga

8
yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah
200mm2.
b) Un Medicated IUD Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,
Antigon.
B. Jenis kontrasepsi Suntik Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis
kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular
(di daerah pantat).
b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik
intramuscular (di daerah pantat atau bokong).

2.3 Keuntungan Dan Kerugian KB IUD Dan KB Suntik


A. Keuntungan Dan Kerugian KB IUD
 Keuntungan :
1) Efektifitasnya tinggi
2) IUD sangat efektif segera setelah pemasangan
3) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat kapan harus ber
KB
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
6) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
7) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
8) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah
haid terakhir).
9) Mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin, 2003; h. MK-75).

 Kerugian:
1) Perubahan siklus haid (pada tiga bulan pertama dan akan
berkurang setelah tiga bulan)

9
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
5) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang berganti-ganti pasangan (Saifuddin, 2003; h. MK-
75).

B. Keuntung Dan Kerugian KB Suntik


1) Keuntungan kontrasepsi Suntik
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah
kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual,
tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak
mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu
menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35
tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor
jinak payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul (Sulistyawati, 2013).

2) Kerugian kontrasepsi suntik


 Memiliki risiko terjadinya perdarahan tidak normal, meski jarang
terjadi
 Menyebabkan pusing dan payudara lebih terasa sensitif atau nyeri
 Memicu terjadinya perubahan suasana hati
 Tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita migrain
 Tidak melindungi dari infeksi menular seksual

Kontrasepsi suntik biasanya diberikan secara intramuskular biasanya


pada otot pantat (gluteas) yang dalam dan bisa juga pada otot pangkal
lengan (deltoid). Apabila suntikan yang diberikan terlalu dangkal maka

10
penyerapan kontrasepsi suntik akan lambat dan bekerja tidak efektif
(Everett, 2007).

2.4 Kontraindikasi, Indikasi, Dan Efek Samping


a) Kontraindikasi, Indikasi, Dan Efek Samping IUD
 Kontraindikasi :
1) Wanita hamil atau diduga hamil, misalnya jika seorang wanita
melakukan senggama tanpa menggunakan metode kontrasepsi
yang valid sejak periode menstruasi normal yang terakhir.
2) Penyakit inflamasi pelfik (PID) diantaranya : riwayat PID kronis,
riwayat PID akut atau subakut, riwayat PID dalam tiga bulan
terakhir, termasuk endometritis pasca melahirkan atau aborsi
terinfeksi.
3) Riwayat kehamilan ektopik atau kondisi yang dapat
mempermudah ektopik d. Ukuran uterus dengan alat periksa
(sonde uterus) berada diluar batas yang telah ditetapkan yaitu
ukuran uterus yang normal 6 sampai 9cm. e. IUD sudah ada
dalam uterus dan belum dikeluarkan (Varney Helen, 2007; h.
450-451)

 Indikasi :
1) Usia reproduksi.
2) Keadaan nullipara.
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
4) Wanita yang sedang menyusui.
5) Setelah abortus dan tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi.
6) Tidak mengehendaki metode kontrasepsi hormonal (Handayani,
2010; h. 145).

 Efek samping
1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan.

11
2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab terjadinya anemia.
3) Penyakit radang panggul dapat terjadi pada wanita dengan IMS
jika memakai IUD, penyakit radang panggul dapat memicu
terjadinya infertilitas.
4) Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD, biasanya menghilang dalam 1-2 hari
(Saifuddin, 2006; h. MK-75 – MK-76).

b) Kontraindikasi, Indikasi, Dan Efek Samping KB Suntik


1) Kontra Indikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra
indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok
menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita
sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar),
mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ
reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang
merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi,
pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah
(migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan
penggunaan KB suntik ini.

2) Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien
menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah
mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.
Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama,
atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang
sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau
sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan
kontrasepsi suntik.

12
3) Efek Samping
Pemakaian kontrasepsi suntik memiliki beberapa efek samping,
berikut ini merupakan beberapa efek samping yang dihasilkan dari
pemakaian KB suntik yaitu :
a) Gangguan siklus haid Gangguan siklus haid bisa disebabkan
ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami
perubahan histologi.
b) Keputihan Penyebabnya yaitu efek progesteron merubah flora
dan pH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina
dan menimbulkan keputihan.
c) Pertambahan berat badan Biasanya disebabkan hormon
progesteron yang menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunkan aktivitas fisik, selain itu dengan mudah terjadi
perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak
di bawah kulit akan bertambah (Glasier et al, 2005).

13
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

CHECKLIST PEMASANGAN IUD

Nama : …………………………… NIM : …………………………………

Definis :
Intrauterine device atau IUD adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang
ditempatkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan.

Tujuan:
IUD yang merupakan singkatan dari intrauterine device (alat kontrasepsi dalam
rahim), juga dikenal dengan sebutan kontrasepsi spiral. IUD bekerja dengan cara
menghambat gerakan sperma menuju saluran rahim untuk mencegah pembuahan,
sehingga tidak terjadi kehamilan.

Nilai
No Tindakan
0 1 2
A PERSIAPAN ALAT
1. Bak Instrumen:
- Duksteril 1 buah
- Spekulum 1 buah
- Penster Klem 2 buah
- Tenakulum 1 buah
- Sonde 1 buah
- Sarung tangan steril 2 pasang
- Kasa steril 3-5 buah
- Gunting benang 1 buah
2. IUD/AKDR

14
3. Pantum IUD
4. Kom kecil 1 buah
5. Kapas basah/ kapas cebok secukupnya
6. Povidon Iodin
7. Larutan Klorin
8. Bengkok 1 buah
9. Tempat sampah
B SIKAP DAN PERILAKU
Menyambut Klien dengan sopan dan ramah.
1 Mempersilahkan klien duduk
2 Memperkenalkan diri kepada klien
Menjelaskan prosedur pelaksanaan dan komplikasi
3 pemasangan AKDR/IUD
4 "Memposisikan" pasien dengan benar
5 Menjaga privasi pasien
C TINDAKAN PRE PEMASANGAN AKDR/IUD
6 Cuci tangan dan keringkan tangan dengan kain bersih
7 Memastikan kandung kemih pasien kosong
Mempersilahkan paisen menuju bed ginekologi dan
8 memposiskan litotomi
9 Memeriksa perut untuk memastikan tidak ada massa dan
nyeri tekan
10 Memakai sarung tangan steril
11 Melakukan vulva hygine
12 Melakukan pemeriksaan panggul ( memeriksa adanya
nyeri goyang serviks, massa adneksa dan kavum douglas)
13 Melepas sarung tangan dengan cara membaliknya dan
rendam pada larutan klorin
14 Memasukkan lengan IUD di dalam kemasan sterilnya
a. Buka sebagian penutupnya dan lipat ke belakang
b. Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter

15
c. Letakkan kemasan dalam tempat
d. Selipkan kertas pengukur dibawah lengan IUD
e. Pegang kedua ujung lengan IUD dan dorong tabung
inserter sampai pangkal lengan akan melipat
f. setelah lengan melipat sampai menyentuh lengan
inserter, tarik tabung inserter, dorong dan putar untuk
memasukkan lengan IUD yang sudah dilipat tersebut ke
dalam tabung inserter
D TINDAKAN PEMASANGAN AKDR/IUD
15 Memakai sarung tangan steril
16 Memasang spekulum dan melihat serviks
Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2-
17 3 kali
18 Menjepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
Memasukkan sonde uterus dengan cara " No touch
19 technique"
20 Mengukur kedalam uterus dengan sonde uterus dan
menyesuaikan tabung inserter sesuai hasil pengukuran
dengan menggeserleher biru, kemudian buka seluruh
plastik kemasan
21 Keluarkan inserter dari tempat kemasan tanpa menyentuh
permukaan yang steril, hati2 jangan sampai pendorongnya
terdorong
22 Memasukkan IUD dengan mengunakan "withdrawal
technique" tanpa menyentuh dinding vagina dan rahim
a. Pegang leher biru dengan posisi horizontal (sejajar
dengan IUD) kemudian masukkan tabung inserter secara
hati2 jangan sampai leher biru menyentuh serviks atau
sampai terasa adanya tahanan
b. Pegang serta tahanan tenakulum dan pendorong dengan
satu tangan

16
c. Lepaskan lengan IUD dengan "Withdrawal Technique"
yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal
pendorong dengan tetap mendorong pendorong
d. keluarkan pendorong dan tabunginserter didorong ke
serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa
tahanan
e. Keluarkan sebagian tabung dari inserter dan gunting
dengan benang IUD kurang lebih 3-4 cm
f. Keluarkan seluruh tabung inserter
g. Lepaskan tanakulum dengan hati2
h. Periksa serviks dan apabila ada perdarahan dari tempat
bekas jepitan tenakulum, takan dengan kassa selama 30-60
detik
i. Keluarkan spekulum dengan hati2
E TINDAKAN PASCA
23 Membersihkan alat dan merendam ke dalam larutan klorin
selama 10 menit untuk dekontaminasi
24 Membuang bahan2 yang sudah tidak dipakai lagi (kassa,
bungkus dan bagian2 IUD yg tidak terpakai) ke tempat
sampah
25 Melepas sarung tangan dengan cara membaliknya dan
rendam pada larutan klorin
26 Memberi tahu pasien bahwa tindakan telah selesai
dilakukan
27 Mencuci tangan
28 Membuat rekam medik dan lengkapi kartu IUD untuk
klien

17
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2 = dikerjakan dengan sempurna

Pembimbing / Penguji Praktek

(..........................................................)

18
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

CHECKLIST PEMASANGAN KB SUNTIK

Nama : …………………………… NIM : ……………………………

Definis :
KB suntik dilakukan dengan menyuntikkan hormon progestogen buatan ke
lengan atau bokong setiap 12 minggu sekali. Hormon ini serupa dengan hormon
progesteron alami yang diproduksi tubuh ketika wanita sedang menstruasi.
Selain itu, ada juga jenis KB suntik yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali.
KB suntik 1 bulan ada alat kontrasepsi yang diberikan setiap bulan. Perbedaan
paling kentara antara KB suntik 1 bulan dan 3 bulan terletak pada lawa waktu
penggunaannya. KB suntik 1 bulan ini adalah kontrasepsi hormonal yang
mengandung campuran hormon estrogen dan progestin. Merek yang paling
terkenal dari KB suntik 1 bulan ini dikenal sebagai Cyclofem dan Mesigyna.
Pada dasarnya, cara kerja KB suntik jenis apa pun, baik 1 bulan maupun 3 bulan,
tidak berbeda jauh. KB suntik ini tergolong sangat efektif dalam mencegah
kehamilan. Bahkan, Depo Provera, salah satu merek KB suntik 3 bulan, telah
disetujui oleh Food and Drugs Administration atau setara dengan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.

Tujuan:
Suntik KB digunakan untuk mencegah kehamilan dan sebagai pengobatan bagi
kondisi medis yang melibatkan gangguan siklus haid. Metode kontrasepsi ini akan
dianjurkan bagi pasien yang: Tidak mau mengonsumsi pil KB setiap hari. Tidak
dapat menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen

19
NO BUTIR YANG DINILAI SKOR
0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyambut klien dengan ramah,
mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
kepada klien
3 Komunikasi dan kontak mata dengan klien selama
tindakan
(selama tindakan bidan berkomunikasi dengan pasien
untuk memastikan keadaan ibu dan memberikan
anestesi verbal/komunikasi teraupetik)
4 Mengawali tindakan dengan lafal basmalah dan
mengakhiri dengan
lafal hamdalah
5 Memperhatikan prinsip pencehagan infeksi
(menggunakan APD lengkap, melakukan cuci
tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan, melakukan
dekontaminasi alat dantempat)
B CONTENT/ISI
6 Menanyakan rencana jumlah anak yang akan
diinginkan
7 Menanyakan tujuan KB apakah untuk menunda,
menjarangkan, atau
menghentikan
8 Menjelaskan bagaimana KB suntik mencegah
kehamilan
9 Menerangkan efektivitas KB suntik

20
10 Menjelaskan keuntungan KB suntik (sangat efektif,
berjangka lama, mudah melaksanakannya, efek
samping sedikit, tidak mengganggu saat
ibu menyusui)
11 Menerangkan kerugian KB suntik (tidak dapat
melindungi dari IMS, dapat terjadi perubahan siklus
menstruasi, kembalinya kesuburan ada
kemungkinan tertunda)
12 Menjelaskan efek samping KB suntik (perubahan
siklus menstruasi, sakit kepala/ pusing, meningkatkan
berat badan, rasa tidak nyaman pada
payudara)
13 Menjelaskan jadwal penyuntikan tiap 3 bulan
dan membutuhkan
kontrasepsi lain sampai haid kembali bila terlambat
menyuntikan
14 Memastikan bahwa KB suntik merupakan pilihan
pasien
15 Menanyakan pemakaian kontrasepsi sebelumnya dan
riwayat penyakit
sebelumnya untuk memastikan bahwa pasien
merupakan calon yang tepat sebagai akseptor KB
suntik
16 Menganjurkan pasien untuk kembali 12 minggu lagi
dan memberikan
tanggal pasti
17 Menganjurkan agar kembali ke tempat pelayanan
kesehatan sebelum jadwal suntik jika : perdarahan
banyak pervaginam, sakit kepala,
mual/muntah, atau keluhan lain yang menggangu
PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN

21
18 Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan:
a. Spuit 3 cc dan jarun suntik
b. Bengkok
c. Kapas DTT
d. Obat KB suntik
e. Larutan klorin 0,5%
f. Sarung tangan
g. Safety box
h. Tempat sampah kering
i. Kartu KB/status pasien
j. Timbangan
k. Tensimeter
19 Memeriksa tanggal kadaluarsa obat suntik
20 Menimbang berat badan
21 Memeriksa tekanan darah
PERSIAPAN MENYUNTIK
22 Mencuci tangan dan mengeringkan tangan
23 Menggunakan sarung tangan
24 Melarutkan obat KB suntik dengan baik
25 Membuka penutup plastik atau logam tanpa
menyentuh penutup karet
26 Membuka kemasan spuit dan jarum suntik tanpa
terkontaminasi
27 Mengencangkan jarum suntik pada tabung spuit
dengan memegang
pangkal jarum suntik dan tabung spuit
28 Membuka penutup jarum, tusukkan jarum suntik
kedalam vial melalui penutup karet, putar vial
hingga terbalik dan masukkan obat kedalam
tabung spuit dengan cara menarik penghisap spuitnya

22
29 Mencabut jarum dari karet penutup vial, pegang
spuit dengan jarum menghadap keatas, keluarkan
udara yang terdapat dalam tabung spuit
dengan cara mendorong penghisap spuitnya
30 Mengganti jarum dengan jarum baru
31 Mengatur posisi pasien untuk penyuntikan didaerah
bokong
PERSIAPAN LOKASI PENYUNTIKAN
32 Membersihkan kulit tempat suntikan menggunakan
kapas DTT dengan
gerakan melingkar kearah luar tempat suntikan
33 Membiarkan kulit mengering dengan sendirinya
sebelum memberikan
suntikan
PEMBERIAN SUNTIKAN
34 Menusukkan jarum kedalam otot hingga pangkal
jarum suntik masuk
seluruhnya pada otot gluteus maksimus kuadran luar
35 Melakukan aspirasi
36 Jika tidak terlihat darah terhisap dalam spuit
suntikkan KB suntik secara
perlahan sampai seluruh obat masuk
37 Mencabut jarum suntik secara cepat
PASCA SUNTIKAN
38 Menekan tempat bekas jarum suntik menggunakan
kapas alkohol, tetapi
tidak digosok
39 Buang peralatan yang sudah tidak terpakai ke
tempatnya
40 Melepaskan sarung tangan, merendam dalam
larutan klorin dan

23
mencuci tangan

41 Merapikan klien
42 Mengisi kartu peserta KB dan menyerahkan pada
pasien
43 Memberi tahu tanggal suntik kembali
44 Melakukan pencatatan pada buku akseptor KB
C TEKNIK
45 Melaksanakan tindakan secara urut dan sistematis
46 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak
ragu-ragu
47 Menjaga privasi klien
JUMLAH

Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1 = dikerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2 = dikerjakan dengan sempurna

Pembimbing / Penguji Praktek

(.................................................)

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat
kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila
dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi
dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran
tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas
dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan
metodekerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran
tuba Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh
tenaga medis, dapat dipakaioleh semua perempuan usia reproduksi namun
tidak boleh dipakai oleh perempuanyang terpapar infeksi menular seksual.

3.2 Saran
Kami tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik mengenai pembahasan makalah ini.Semoga makalah
ini berguna bagi mahasiswa keperawatan sehingga dapat
mengaplikasikanya nanti dan menjadi sumber valuasi bagi seluruh
mahasiswa keperawatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Affandi B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
Saifuddin, AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo. Jakarta , 131-7
Gadjah Mada. BkkbN.2009. Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi: Kebijakan Program dan Kegiatan tahun 2005-2009,Jakarta
M. Singh A, 2013. Determinant of Intrauterine Device Usage among
Women in Reproductive Age in three states of North India. International Union
For The Scientific Study of Population Copollo,
DEPKES.2008. Standar Pelayanan Minimal.
http://www.depkes.go,id/downloads/biro hukor/permenkes741 spm kab kota

26

Anda mungkin juga menyukai