Anda di halaman 1dari 13

SOAP KASUS KB, IUD, SUNTIK DAN IMPLANT

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 14

MOLA SUZARNI : POO524318 023


RIRIN SUNDARI : POO524318 030

DOSEN PEMBIMBING
EVI ZAHARA SST, M. Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDINESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
PRODI KEBIDANAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………… I


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. II
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… III
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………………………………… 2


B. Rumusan masalah ………………………………………………………….. 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi kontrasepsi …………………………………………………………. 3


B. Macam-macam metode kontrasepsi ………………………………………… 3
C. Contoh kasus soap IUD …………………………………………………….. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………... 12
B. Saran ………………………………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “soap kasus kb suntik,
iud, dan implant’’

Begitu banyak hal yang di lalui penulis sampai dengan selesainya makalah mata kesehatan
reproduksi dan kb ini. Mungkin apa yang telah penulis hasilkan bukan lah yang terbaik. Namun,
penulis berharap apa yang telah kami tulis ini akan bermanfaat dan bisa di gunakan dengan
sebaik mungkin bagi yang membacanya.

Kami sadar bahwa apa yang telah kami peroleh tidak semata-mata hasil dari jeri payah
penulis semata, tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak oleh karna itu kami ucapkan terima
kasih semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Akhir kata. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalan makalah ini, untuk
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangatpenulis harapkan.

Meulaboh 5 november 2019

Kelompok 14
BAB I
PENDAHULIAN

A. LATAR BELAKANG

Keluarga berencana telah telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke-20.
Saat ini hampir 60% pasangan usia produktif di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi. Hingga
saat ini populasi dunia sudah mencapai angka 6 milyar dan lebih dari 120 juta wanita di Negara
berkembang tidak memiliki cara mencegah kehamilan. (Glasier Anma Gebble alias 2005).
Salah satu upaya yang di lakukan dalam mensukseskan program keluarga berencana yaitu
dengan memberi pelayanan yang bermutu dan sesuai kebutuhan. Hal ini menuntun tenaga
kesehatan untuk dapat memberikan pelayanan dengan standar yang telah di tetapkan. Di sini juga
membutuhkan peran bidan dalam mensukseskan program keluarga berencana salah satunya
bidan memberikan informasi (konseling) terhadap klien tentang alat kontrasepsi dn bidan dapat
memberikan pelayanan sesuai drngan standar pelayanan bidan. (Hanfayani 2010)’
Peserta keluarga berencana (KB) baru adalah pasangan usia subur (PUS) yang baru
pertama kali menggunakan salah satu cara atau alat dan atau PUS yangn menggunakan salah satu
cara atau alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Peserta KB baru tersebut
menggunakan kontrasepsi sabagai berikut. Pertama metode kontrasepsi jangka panjang yaitu pda
tahun 2011 pengguna IUD (6,9%), dan implan (12,2%). Kedua metode kontrasepsi jangka
pendek yaitu pada tahun 2011 pengguna suntik (54,2%), PIL (19,46) persem.
Peserta KB aktif adalah aseptor yang pada saat ini memakai kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan peserta provinsi jawa tengah
tahun 2011 sebesar 76,8% mengalami penurunan di bandingkan dengan pencapaian tahun 2010
(78,75%). Angka ini sudah mencapai target (70%). Cakupan tertinggi di kota magelang (89,5%)
dan terendah di kabupaten tegal (44,2%). (Dinkes.2011).
Dalam rangka meningkatkan cakupan peserta KB tahun 2011-2012 pemerintah membuka
program jampersal yang merupakan paket pelayanan termasuk di dalamnya pelayanan KB pasca
persalinan, sehinga setiap pasien menerima manfaat jampersal yaitu setelah melahirkan harus
mengikuti program KB antara lain KB implant dan IUD. Dengan demikian program jampersal
akan sejalan dengan program KB.( Anonim. 2012).
KB implant atau susuk KB yang merupakan salah satu jenis konrasepsi yang
pemakaiannya yaitu dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan
yang dapat di lakukan oleh petugas kesehatan. Tabung kecil berisi hormone tersebut akan
terlepas sedikit-sedikit., sehingga mencegah kehamilan. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan
yaitu akseptor tidak harus minum pil ataupun suntik KB berkala.proses oemasangan KB susuk
ini cukup dengan melepaskan implant ini kembali. Namun efek samping yang di timbulkan dari
pemakaian susuk KB ini antara lain adalah siklus mentruasi menjadi tidak teratur.
(atikah, anisa dan siti 2010).

B. rumusan masalah
1. Pengertian kb suntik, IUD dan implant
2. Mengevaluasi penemuan masalah
3. Mengevaluasi data dasar
4. Mengevaluasi keefektifan menejemen/asuhan kebidanan tentang pemasangan kb suntik,
IUD dan impant

C. tujuan
1. Untuk dapat mengetahui tentang kb suntik, IUD, dan implant
2. Mengetahui penemuan masalah
3. Mengevaluasi data dasar dan mengevalusi keefektifan menejemen/asuhan tentang
pemasangan alat kontrasepsi
4. Dapat menentukan manejemen asuhan kebidanan tentang pemasangan kb suntik,IUD
dan implant
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KONTRASEPSI
a. kontrasepsi
kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedang kan
kontrasepsi pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan, maksud dari kontrasepsi adalah menghindar atau mencegah terhjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut (BBKKBN, 2009).
Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan (maimunah, 2005).

b. syarat-syarat kontrasepsi
menurut wiknjosastro (2007), kontrasepsi yang ideal harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: dapat di percaya, tidak menimbulkan efek yang menggagu kesehatan, daya
kerjanya dapat di atur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan
hubungan seksual, tidak memerlukan motivasi terus-menetus, midah pelaksanaanya, murah
harganya, sehingga dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat di terima
penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan.

Konsep pemilihan kontrasepsi munurut manuaba (2002) dan hartanto (2001) :


1) Fase penunda kehamilan
Untuk menunda kehamilan, sebaiknya memilih pil KB dan suntikan KB, untuk
menghindari kemungkinan gangguan alat genetalia interna, di gunakan bagi PUS yang
usia isteri kurang dari 20 tahun.
2) Fase menjarangkan kehamilan antara 2-4 tahun
Periode usia istri antara 20 sampai 30-35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun.
Metode kontrasepsi yang dapat di gunakan adalah : minipil, pil KB, suntikan, IUD
kontrasepsi mantap (kontap)
3) Fase mengkhiri kehamilan
Periode umur istri di atas 3tahun, terutama di atas 35 tahun sebaik nya mengakhiri
kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak. Metode kontrasepsi yang dapat di gunakan
adalah kontap, IUD, norplant suntikan KB pil KB

d. factor-faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi


1) Pasangan dan motivasi : umur, gaya hidup, frekuensisenggama, jumlah keluarga yang
di inginkan dan pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu.
2) Kesehatan : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik dan
panggul.
3) Metode kontrasepsi : efektivitas, efek samping dan biaya (proverawati, 2010)

e. tujuan KB
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu
membangun kembali dan melestarikan pondasi yangn kokoh bagi pelaksanaan program
kb di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015. Sedangka tujuan
filosofi adalah :
1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga (handayani 2010)

B. MACAM – MACAM METODE KONTRASEPSI


Metode kontrasepsi menurut hartato (2004) dan sarifuddin (2006)
1) kontrasepsi pil
kontrasepsi oral (pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil, di dalam
pil berisi gabungan dari hormone estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari hormon
progesterone saja. Cara kerja menekan ovulasi, mencegah implantasi mengentalkan
lendir serviks (handayani 2006).
2) Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya di lakukan
dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi depo
medroxi progesterone acenate. (DMPA). Penyuntikan di lakukan pada otot intra
muskuler (IM) di bokong.(gluteus) yang di dalam atau pada pangkal lengan (deltoid)
(maryani, 2005).
3) Kontrasepsi IUD
IUD merupakan alat berbentuk seperti huruf T yang di masukkan ke dalam rahim,
terkadang menyisakan sedikit benang di vagina untuk menandakan posisi IUD. Ada 2
jenis IUD tembaga bisa di gunakan sampai 10 tahun, sedangkan IUD hormone hanya
sampai 5 tahun, beberapa wanita merasakan kram perut pada penggunaan IUD tembaga.
4) Kontasepsi implant
Implant adakah suatu alat kontrasepsi yang mengandung lefonogestrel yang di bungkus
di dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane).

C CONTOH KASUS SOAP IUD


ASUHAN KEBIDANAN PADA ASEPTOR PEMASANGAN IUD
Tanggal pengkajian : 14 oktober 2014
Pukul :08.30 WIB
No. reg : 1234x
Oleh : yulita pramita

1. Data subyektif
identitas :
nama : Ny D nama suami : Tn. S
umur : 28 tahun Umur : 36 tahun
agama : islam agama : islam
suku/bangsa : jawa/Indonesia suku/bangsa : jawa/indonesia
pendidikan : D3 pendidikan : S1
pekerjaan :PNS Pekerjaan : swasta
Alamat: JL. Kartika manis, medium
Keluhan utama : ibu ingin memasang benang IUD
Riwayat menstruasi :hari ke 4 mestruasi
Menstruasi teratur setiap bulan, lama 4-6 hari terdapat nyeri haid
Riwayat obstetric
kehamilan Persalinan Nifas Anak
Penyu Ket
lit
Ana U Pen Jenis Penolo Temp Peny j BB Usi
k ke K Yul n a Ulit k a
it G t
1 9 Td Norm Dokter RS Kardiomio Tdk L 300 3, Seh
Bl k al pat Ada 0 5th at
n ada I
peripartum

Riwayat KB : setelah lahiran anak pertama ibu langsung memasan KB


IUD selama 5 tahun
Riwayat kesehatan klien : asma dan jantung
Riwayat kesehatan keluarga : asma
Riwayat psikososial : ibu telah sepakat dengan suami untuk menggunakan IUD

2. Data obyektif
pemeriksaan umum
keadaan umum : baik
kesadaran : compos mentis
TD : 120/70mmhg
Nadi : 78 kali/menit
Berat badan :49 kg
Pemeriksaan fisik
Mata : conjungtiva merah muda, sclera putih
Abdomen : ada bekas luka operasi, tidak ada pembengkakan kelenjar skene
Dan benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
Genetalia : vulva dan vagina bersih, tidak ada pembengkakan kelejar skene
Dan batolin, porsio licin, tampak keputihan sedikit, tidak ada tanda
Tanda kehamilan

3. analisis
aseptor KB IUD

4. penatalaksanaan
a. menginformasikan hasi pemeriksaan, ibu memahami kondisinya
b. menginformasikan kepada ibu jenis AKDR, ibu memilih copper T untuk di
gunakan olehnya
c. menjelaskan pada ibu tentang efek samping AKDR/IUD bahwa kemungkinan
akan menyebabkan fluor albus, nyeri saat menstruasi dan darah haid yang lebih
banyak dan biasanya: ibu mengerti tentang efek samping KB IUD
d. memfasilitasi ibu untuk inform consent, ibu telah menandatangani inform consent
e. menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih, ibu telah BAK
f. menyiapkan alat untuk pemasangan IUD , alat telah di siapkan
g. memposisikan ibu untuk pemasangan IUD, ibu dalam posisi litotomi
h. melakukan pemasangan IUD/AKDR sesuai prosedur, terlihat benang IUD, 2-3 cm
dari OUE
i. melakukan dokumentasi, pencucian dan mensterilkan alat-alat implant, peralatan
yang telah di pakai siap untuk di sterilkan
j. mengevaluasi keadaan ibu pasca pemasangan perdarahan (+) sedikit, keadaan ibu
baik, ibu mengatakan tidak ada kram perut.
k. Memberitaku KIE pasca pemasangan utamanya mengenai efek samping yang
mungkin terjadi dan tindakan yang harus di lakukan, ibu mengatakan paham dan
dapat menerima efek samping IUD yang mungkin terjadi.
l. Mencatat tindakan dan memberikan kartu KB kepada ibu, semua tindakan telah di
catat dan di rekam medic.
m. Memberitahu ibu terapi asam mefenamat 3x1 500mgdan amoxilin 3x1 500mg,
ibu bersedia meminumnya.
n. Memberitahu konseling kepada ibu agar tidak melakukan coitus selama 1 minggu
atau boleh melakukan dengan menggunakan kondom, ibu akan melakukan apa
yang dianjurjkan.
o. Meminta ibu untuk kembali control 1 minggu lagi ( tanggal 200 oktober 2014)
atau sebelumnya jika ada keluhan, ibu mengatakan akan control sesuai jadwal
yang telah di tentukan atau jika ada keluhan sebelum tanggak control.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedang
kan kontrasepsi pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan, maksud dari kontrasepsi adalah menghindar atau mencegah
terhjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel
sperma tersebut (BBKKBN, 2009). Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya
kehamilan (maimunah, 2005).
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB
yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yangn kokoh bagi pelaksanaan
program kb di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

B. SARAN
Di harap kan semoga dengan ada nya alat kontrasepsi ibu dapat mengatur jarak
kehamilan, supaya kesejahteraan keluarga terjamin bahagia.

DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharto, sarwono DSOG. Ilmu kandungan. Jakarta; yayasan bina
pustaka 2007

Everett Suzanne. Buku saku kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduktif


Jakarta : EGC 2007

Anda mungkin juga menyukai