Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Maternitas II

Dosen : Fatmawati Jam, S.Kep.,Ns.,M.Kes

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI

OLEH

Nama Mahasiswa : Andi Nurul Astika

Stambuk : 14220200010

Kelas : B1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
A. Definisi
Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera (Notodohardjo 2018)
Perkembangan keluarga berencana di Indonesia di pengaruhi oleh berbagai factor
yang dibagi menjadi ua, yaitu factor penghambat dan factor pendukung. Faktor yang
menghambat penyebarluasan program keluarga berencana di Indonesia antara lain
budaya ,agama , tingkat pengetahuan masyarakat dan wawasan kebangsaan. Faktor
pendukung penyebarluasan Program Keluarga Berencana, antara lain adanya komitmen
politis, dukungan pemerintah, dukungan tokoh agama atau tokoh masyarakat dan
dukungan masyarakat terkait masalah kependudukan. (Notodohardjo,2018)
Selain mengendalikan jumlah penduduk program KB juga bermanfaat untuk mewujudkan
akses kesehatan reproduksi bagi semua masyarakat pada tahun 2030 seperti yang tercantum
dalam Sustainable Development Goals (SDGs) indikator 3.7 yaitu Pada 2030,
menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi ,
termasuk keluarga berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional. Begitu juga dengan
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015-2019 antara
lain tentang meningkatkan pencapaian CPR menjadi 66%, termasuk peningkatan
pencapaian peserta aktif Metode Kontrasepsi jangka Panjang (MKJP) sebesar 23,5%.
Kemenkes RI. (2018).
B. Tujuan
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan
jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta mencapai keluarga yang
sejahtera. Prihardjo (2020) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. Jenis-jenis KB
1. Kondom
a. Kondom pria
Konodom pria adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan priaselama
melakukan hubungan seksual.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisadimasukan ke
dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.Kondom hanya digunakan
sekali pakai, karena akan mudah robek biladicuci dan digunakan kembali.
Kondom wanita merupakan cara KB yangefektif bisa melindungi dari penularan
PMS dan kehamilan serta beradadibawah kendali wanita.
2. Kontrasepsi Pil
Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasanganwanitanya
menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini,tetapi masing-masing
mengandung hormone esterogen dan progesteroneyang menghambat ovulasi. Agar
benar-benar efektif maka pil tersebut harusdi minum dengan tepat sesuai petunjuk
yang tercantum.
3. Kontrasepsi Suntil
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secarasuntikan/injeksi untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenissuntikan hormone ini ada yg terdiri atas
satu hormon, & ada pula yg terdiriatas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg
terdiris atu hormon adalah depo provera, depo progestin, depo geston & noristerat.
Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah cyclofem danmesygna. KB suntik
sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yangmenginginkan kontrasepsi yang
efektif, reversible, dan belum bersediauntuk sterilisas.
4. Implant
Implant terdiri dari enam tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawahkulit
lengan. Tabung ini mengandung hormon progestin dan bekerja seperti mini-pi.
Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5 tahun. Merk dagang yang tersedia adalah
norplant.
5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alatyang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan didalam rahim.
Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dandapat dilepaskan bila berkeinginan untuk
mempunyai anak
6. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
AKBK adalah dua kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone
levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
7. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Kotrasepsi adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi)atau
kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam
cara antara lain adalah kuldoskopik, kolpotomi,posterior, laparoskopi, dan
minilaparotomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah laparoskopi dan mini
laparotomi. Prihardjo,(2020)

D. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar Meneguhkan kembali program di daerah untuk menjamin
kesinambungan program.
2. Strategi operasional untuk Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB
nasional, untuk Peningkatan kualitas program dan program prioritas, untuk Penggalangan
dan pemantapan komitmen Dukungan regulasi dan kebijakan dan untuk Pemantauan,
evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan. Zannah, I. R. 2020
E. MANFAAT KELUARGA BERENCANA
1) Menurunkan resiko terjangkitnya kanker Rahim dan kanker servik
2) Menurunkan angka kematian
3) Menghindari kehamilan yang tidak di inginkan
4) Dapat meningkatkan kesehatan ibu
5) Mencegah penularan penyakit berbahaya
6) Dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga
7) Dapat meningkatkan kesehatan keluarga. Saifudin, A. 2019

F. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah pasangan usia subur (PUS)
yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15- 49 tahun, karena kelompok ini merupakan
pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat
mengakibatkan kehamilan. Sedangkan Sasaran tidak langsung adalah kelompok usia remaja 15-
19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi
secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual
akibat telah berfungsinya alat- alat reproduksinya. Saifudin, A. 2019
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, U. K., Pratomo, H., & Bachtiar, A. 2019. Kinerja Penyuluhan Keluarga
Berencana di Indonesia: Pedoman Pengujian Efektivitas Kinerja pada Era
Desentralisasi.Kesmas: National Public Health Journal,5(1): 3-8

Herti, 2020. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang tepat Bagi
Wanita. http://www.depkes.co.id/

Notodohardjo, 2018, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta Robert


Prihardjo, 2020 Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar Tahun.

Saifudin, A. 2019. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina

Zannah, I. R. 2020. Gambaran keluhan-keluhan akibat penggunaan alat kontrasepsi IUD


pada Akseptor IUD di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi Kota Bandung.Students
Journal,1(1): 28.

Anda mungkin juga menyukai