Anda di halaman 1dari 42

KONDISI KONTRASEPSI DI INDONESIA

dan

Dr. ILyas Angsar, SpOG (K)


Ketua Pokja KB POGI
KONTRASEPSI
adalah alat, obat atau prosedur bedah yg berfungsi utk
mencegah terjadinya kehamilan

Tujuan utama Kontrasepsi adalah Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana, menurut definisi, adalah


menentukan jumlah dan jarak anak melalui
penggunaan kontrasepsi
ALAT KONTRASEPSI YG BEREDAR DI INDONESIA
1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Program Pemerintah Non Program
Cu T 380A Nova T Cu 380 Levonorgestrel

2. Implan 3. Kondom
Program Non Program Program
Implan 2 batang Implan 1 batang Kondom Pria
Levonorgestrel Ethonogestrel
OBAT KONTRASEPSI YG BEREDAR DI INDONESIA
1. Pil
Program Non Program
Pil Kombinasi Pil Progestin
2. Suntik
Program Non Program
Suntik Progestin Suntik Kombinasi
PROSEDUR BEDAH UNTUK KONTRASEPSI
Program
Tubektomi

Vasektomi
KONDISI KONTRASEPSI DI INDONESIA

Sektor SWASTA dpt memenuhi kebutuhan alokon (alat


dan obat kontrasepsi) yg belum terpenuhi oleh alokon
program pemerintah
KONDISI KONTRASEPSI DI INDONESIA
Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap
pelaksanaan program KB yg selama ini mengandalkan
kegiatan tatap muka dlm sosialisasi, penyuluhan, dan
pemberian layanan kontrasepsi.
Penggunaan alat kontrasepsi turun sampai 47 persen selama pandemi.
Kondisi itu dpt membuat angka kehamilan yg tidak direncanakan meningkat
sehingga terjadi ledakan penduduk.

Data BKKN : terjadi penurunan lebih dari satu juta layanan KB selama Januari –
April 2020 dibanding tahun 2019.
Upaya yg dilakukan Kemenkes utk meningkatkan cakupan
dan kualitas pelayanan KB a.l. :
Mengadaptasi pedoman-pedoman KB dari
Family Planning Guidance & Tools – The Four Cornerstones
utk dijadikan acuan dlm melakukan pelayanan KB di Indonesia
membuat serangkaian BUKU PANDUAN BERBASIS BUKTI yi :

(Empat Pilar Panduan Pelayanan KB)


Sblm dikembangkan 4 pilar panduan pelayanan
KB dr WHO, banyak panduan pelayanan KB
diseluruh dunia berdsrkan buku² kedokteran atau
pengalaman praktek pribadi dr para penulis
Mereka juga pd umumnya menujukan
penggunaan kontrasepsi hanya utk wanita sehat
shg wanita dg kondisi medis tertentu tdk bisa
menggunakan kontrasepsi akibatnya kualitas &
akses pelayanan KB menurun
PENYUSUNAN BUKU 4 PILAR PANDUAN PELAYANAN KB
PENELITIAN

BUKTI KLINIK & EPIDEMIOLOGI

PENGGUNAAN

KEBIJAKAN/STRATEGI PELAYANAN
• Pembuat Kebijakan Membantu petugas pelayanan
• Manajer Program KB menentukan metode kontrasepsi
• Komunitas ilmuwan yg dpt digunakan sesuai kondisi
yg ada pd saat itu
PANDUAN

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN


Ke 4 buku tsb secara berkala diperbaharui melalui proses yg panjang
dan lama :
• Identifikasi bukti baru yg relevan segera stl tersedia melalui pencarian
kepustakaan komprehensif yg sedang berlangsung
• Evaluasi bukti baru dg bukti sebelumnya
• Tentukan apakah bukti yg baru dibuat cukup utk menjamin pembaruan
rekomendasi yg ada
• Pembaruan elektronik di situs web kesehatan reproduksi WHO yg sesuai dan
tentukan kebutuhan utk mengadakan kelompok kerja pakar utk menilai
kembali panduan secara formal
Ke 4 pilar Panduan Pelayanan KB dr WHO diperlukan utk :
• Standar pelayanan global (diharapkan program KB di
seluruh dunia menggunakan metode dg cara yg sama)
• Rujukan membuat Pedoman Program KB Nasional utk
Panduan Pelayanan KB
• Panduan memilih metode kontrasepsi teraman dg kondisi
kesehatan dan karakteristik masing² individu berbasiskan
bukti yg terbaik & terbaru
• Menghilangkan salah pengertian ttg penggunaan
kontrasepsi yg aman
• Mengurangi hambatan medis
• Meningkatkan akses & kualitas pelayanan kontrasepsi
Semua anggota WHO SEARO
(Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia,
Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand,
Timor Leste)
melaporkan telah menggunakan
Family Planning Guidance & Tools – The Four Cornerstones
Pasca Regional Meeting di India tsb, KEMENKES berinisiatif menterjemahkan ke 4
buku pilar panduan pelayanan KB ber-sama² dengan :
• BKKBN
• POGI
• IDI
• IBI
• WHO
• UNFPA
• IPAS
• JHPIEGO
Ke empat buku Pilar Panduan Pelayanan KB dari WHO : Open Source

dan menggunakan logo:


Pilar 1 dan 2 ditujukan utk Pembuat Kebijakan dan Manajer Program KB serta
Komunitas Ilmuwan utk mendukung program nasional dlm menyiapkan
pedoman pemberian layanan
Pilar 3 dan 4 ditujukan utk Petugas Pelayanan
Kesehatan yg mencakup banyak informasi teknis
penting utk membantu petugas meningkatkan
kemampuan mereka dlm pemberian layanan dan
konseling
PILAR PERTAMA :
Kriteria Kelayakan Medis untuk Penggunaan Kontrasepsi
Medical Eligibility Criteria For Contraceptive Use (MEC)
Dalam buku ini keamanan dr masing² metode kontrasepsi
ditentukan oleh berbagai pertimbangan dlm hubungannya dg
KONDISI yg ada pd saat itu:
1. Apakah metode kontrasepsi memperburuk KONDISI yg ada
atau menguntungkan kesehatannya
2. Apakah KONDISI yg ada membuat metode kontrasepsi
menjadi kurang efektif
KONDISI yg dimaksud adalah:
• Karakteristik masing² Individu (a.l. usia, obesitas)
• Gangguan medis yg diketahui sudah ada sblmya, apabila hamil akan
memperberat penyakitnya (a.l. Ca, HT)
Rekomendasi pd buku Kriteria Kelayakan Medis utk 18 Metode Kontrasepsi :
1. Low-dose (< 35 mcg EE) Combined Oral Contraceptives (COCs)
2. Combined Patch (P)
3. Combined Vaginal Ring (CVR)
4. Combined Injectable Contraceptives (CICs)
5. Progestogen-only Pills (POPs)
6. Depot Medroxy Progesterone Acetate (DMPA)
7. Norethisterone Enanthate (NET-EN)
8. Levonorgestrel (LNG) and Etonogestrel (ETG) implants
9. Emergency Contraceptive Pills (ECPs)
10. Copper-bearing Intrauterine Devices (Cu-IUDs)
11. Levonorgestrel-releasing IUDs (LNG-IUDs)
12. Copper-IUD for Emergency Contraception (E-IUD)
13. Progesterone-releasing Vaginal Ring (PVR)
14. Barrier Methods (BARR)
15. Fertility Awareness-based Methods (FAB)/ Metode Sadar Masa Subur
16. Lactational Amenorrhoea Method (LAM)
17. Coitus Interruptus (CI)
18. Female and Male Sterilization (STER)
EFEKTIVITAS METODE KONTRASEPSI:
SANGAT EFEKTIF

≤ 1 Kehamilan/100
Wanita/th
0,05% 0,8% 0,2% 0,5% 0,15%

6-12 Kehamilan/100
Wanita/th

6% 9% 9% 9% 12%

≥ 18 Kehamilan/100
Wanita/th Nulipara 12%
Multipara 24%

KURANG EFEKTIF 18% 21% 24% 28%


Ada penambahan rekomendasi utk METODE BARU pd buku Kriteria Kelayakan
Medis edisi terbaru (2015):
• Sayana (DMPA-SC)
Rekomendasi:
mengikuti DMPA-IM
• Sino-Implant (II)
Rekomendasi:
mengikuti LNG Implant
• Progesterone-releasing vaginal ring
Rekomendasi: Utk wanita postpartum
≥ 34 minggu dan menyusui aktif
• Ulipristal acetate (UPA) sbg Kontrasepsi Darurat
Rekomendasi: utk wanita menyusui
Utk memudahkan petugas pelayanan KB menggunakan buku MEC setebal
276 halaman tsb, telah diringkas dlm bentuk “WHEEL”
Disain MEC Wheel
dibuat mirip
Pregnancy Wheel
yg banyak
digunakan utk
ANC oleh Bidan

MEC Wheel on line : http://srhr.org/mecwheel/


MEC Wheel utk HP & Tab
MEC Wheel juga sudah diterjemahkan (Roda KLOP) dlm bentuk:
Cetakan Aplikasi Seluler utk Android & iOS
KATEGORI KRITERIA KELAYAKAN MEDIS UNTUK PENGGUNAAN KONTRASEPSI
Kategori 1:
Kondisi tidak ada batasan utk penggunaan metode
kontrasepsi
Kategori 2:
Kondisi dimana kelebihan penggunaan kontrasepsi lebih besar
daripada teori yg ada ataupun risiko yg telah terbukti

Kategori 3:
Kondisi dimana risiko secara teori dan risiko yg telah terbukti lebih besar
dibandingkan keuntungan penggunaan metode kontrasepsi
Kategori 4:
Kondisi dg risiko kesehatan yg tdk dpt diterima pd suatu penggunaan metode
kontrasepsi
INTERPRETASI DAN APLIKASI PADA PRAKTIK KLINIS
KATEGORI DISKRPISI FASILITAS KLINIK TERBATAS FASILITAS KLINIK LENGKAP
(Puskesmas) (Rumah Sakit)
1 Kondisi tidak ada pembatasan apapun Metode boleh digunakan
dalam penggunaan metode pada situasi apapun
kontrasepsi
2 Kondisi dimana penggunaan Metode boleh digunakan Metode boleh digunakan
kontrasepsi lebih besar manfaatnya tetapi memerlukan tindak
dibandingkan dg risiko secara teori lanjut yg seksama
dan risiko yg telah terbukti terjadi
3 Kondisi dimana risiko secara teori dan Penggunaan metode yg
risiko yg telah terbukti lebih besar tidak direkomendasikan
dibandingkan manfaat penggunaan kecuali tidak ada metode
metode kontrasepsi lain yg tersedia atau Metode tidak boleh
diterima digunakan
4 Kondisi dg risiko kesehatan yg tidak Metode tidak boleh
dapat diterima pada suatu digunakan
penggunaan metode kontrasepsi
Kategori utk Metode Sadar Masa Subur, Tubektomi dan Vasektomi
menggunakan kategori yg lain karena tidak ada kondisi medis yg dpt diperparah
dg penggunaan metode² tsb.
Kategori utk Metode Sadar Masa Subur :
 A (Accept) = Boleh
 C (Caution) = Hati² : konseling khusus kemungkinan dibutuhkan utk
memastikan penggunaan metode yg benar oleh klien pd keadaan ini.
 D (Delay) = Tunda: Penggunaan metode ini hrs ditunda sp kondisi ini dievalusi
atau dibenarkan. Metode kontrasepsi alternatif temporer harus disediakan.
Kategori utk Tubektomi & Vasektomi selain A, C dan D juga ada Kategori
S (Special) = Khusus : Prosedur harus dilakukan oleh operator yg berpengalaman
dan peralatan harus lengkap dan tersedia utk anestesi umum dan harus disiapkan
regimen anestesi yg tepat. Metode kontrasepsi alternatif temporer harus
disediakan jika rujukan dibutuhkan
LANGKAH² PENAPISAN KELAYAKAN MEDIS MENGGUNAKAN RODA KLOP
1. Tanyakan kondisi dan masalah kesehatan klien dg menggali riwayat penyakit sekarang dan
riwayat penyakit dahulu.
2. Cocokkanlah kondisi² medis atau karakteristik khusus dg menggunakan Roda KLOP, antara
yg dimiliki klien (ditunjukkan pd diagram lingkaran sisi luar) dg metode² kontrasepsi
(ditunjukkan pd diagram lingkaran sisi dalam).
Diagram lingkaran sisi luar
(kondisi² medis atau karakteristik khusus yg dimiliki klien)
Diagram lingkaran sisi dalam
(metode² kontrasepsi)

Rekomendasi

3. Lihatlah rekomendasi penggunaan metode² kontrasepsi


yg ditunjukkan dg nomor atau huruf. Nomor atau huruf
ini merupakan kategori yg menunjukkan apakah klien dpt
mulai menggunakan suatu metode kontrasepsi.
4. Selain terdapat pd diagram lingkaran sisi luar, beberapa kondisi medis
atau karakteristik khusus tertentu juga dapat dilihat pd diagram
lingkaran sisi belakang.
Seluruh kondisi medis atau karakteristik khusus yg terdapat pd diagram
lingkaran sisi belakang memiliki kategori 1 dan 2, artinya setiap metode
kontrasepsi non-sterilisasi dpt digunakan

5. Lihat deskripsi nomor dan huruf untuk rekomendasi penggunaan kontrasepsi. Kategori ini
dibedakan untuk metode kontrasepsi non-sterilisasi (no. 1-9) dan metode kontrasepsi
sterilisasi (no. 10-11).
PILAR KEDUA :
Rekomendasi Praktek Terpilih pada Penggunaan Kontrasepsi
(Selected Practice Recommendations for contraceptive use)
Edisi ketiga, 2016
Pedoman pendamping Kriteria Kelayakan Medis utk
Penggunaan Kontrasepsi, memberikan panduan ttg
penggunaan metode kontrasepsi yg aman & efektif stl
mereka dianggap sesuai secara medis

Buku ini menjawab 33 pertanyaan yg dipilih oleh WHO,


ditentukan oleh konsensus para ahli & didasarkan pada
tinjauan sistematis dr penelitian klinis dan epidemiologis yg
tersedia
PILAR KETIGA :
Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber KB
(Decision-making tool for family planning clients and
providers)
Menggabungkan panduan dr 2 pilar pertama
Buku yg berbentuk Lembar Balik (halaman depan utk klien
dan halaman baliknya yg isinya sama utk petugas layanan)
ini adalah :
• alat bantu pengambilan keputusan utk klien
• Alat bantu utk petugas layanan
• Memfasilitasi interaksi antara klien dan penyedia
• Mempromosikan pilihan metode kontrasepsi yg diinformasikan
• Dpt beradaptasi dg konteks lokal
Satu sisi menampilkan gambar Sisi baliknya berisi informasi teknis dan
dan informasi dasar utk Klien panduan yg lebih rinci utk Penyedia
Layanan.
TUJUAN ABPK
1) Melibatkan klien secara penuh dlm pengambilan
keputusan KB shg dpt membuat pilihan
kontrasepsi yg sesuai dg kebutuhannya
2) Meningkatkan kualitas informasi teknis yg akurat
3) Meningkatkan ketrampilan konseling dan
komunikasi para penyedia layanan agar dpt lebih
berinteraksi secara positif dg kliennya dan
menawarkan pelayanan KB yg berkualitas
KEGUNAAN ABPK
1. ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ABPK mengarahkan penyedia layanan dan klien
melalui proses pengambilan keputusan langkah
demi langkah utk memastikan bahwa klien
membuat keputusan yg paling sesuai dg
kebutuhan dan situasi mereka

2. ALAT PEMECAHAN MASALAH


Mayoritas klien KB yg datang kembali adalah klien yg sudah menggunakan
metode kontrasepsi.
Beberapa dari klien ini mungkin mengalami masalah dg metode mereka dan
membutuhkan konseling atau dukungan lain utk mengganti metode.
3. ALAT REFERENSI UTK PENYEDIA LAYANAN
ABPK berisi informasi dan panduan penting utk
setiap metode bagi penyedia layanan.
Penyedia layanan dpt membantu klien utk
memilih dan menggunakan metode KB yg sesuai
dg benar.

4. ALAT PENGUATAN PELATIHAN


Pelatih dpt menggunakan ABPK utk menjelaskan pentingnya penyediaan
layanan KB yg berkualitas
Peserta pelatihan dpt menggunakannya saat memberikan konseling dan sbg
referensi
Peserta pelatihan dpt menggunakannya saat memberikan konseling, sbg
referensi utk belajar mandiri dan sbg alat bantu kerja selama sesi konseling
BAGIAN UTAMA ABPK
BAGIAN PERTAMA
TAB DI SISI KANAN
membantu KLIEN BARU dalam membuat keputusan
tentang suatu metode KB serta membantu KLIEN
KUNJUNGAN ULANG dlm memecahkan masalah yg
mungkin timbul. Terdapat tab² yg berbeda utk satu
klien dg klien lainnya.

BAGIAN KETIGA
BAGIAN KEDUA TAB TAMBAHAN DI SISI KANAN BAWAH
TAB DI SISI BAWAH menawarkan lebih banyak bantuan konseling
TAB DI SISI BAWAH
berisi informasi ttg masing² METODE KB bagi yg bisa digunakan bila diperlukan.
penyedia layanan dan klien.
Masing² bab metode berisi informasi ttg kriteria
persyaratan medis, efek samping, cara pakai,
waktu kunjungan ulang, dan hal² yg perlu diingat.
DAFTAR ISI ABPK
BAGIAN PERTAMA
membantu Penyedia Layanan melayani Klien dg
berbagai kebutuhan yg berbeda :
• Klien Baru
• Klien perlu perlindungan ganda
• Klien Kebutuhan Khusus
• Klien Kunjungan Ulang
BAGIAN KETIGA
Bagian terakhir dari ABPK ini berisi TAMBAHAN
BAGIAN KEDUA yg menawarkan lebih banyak bantuan konseling
Berisi informasi tentang masing² metode yg bisa digunakan bila diperlukan.
KB bagi penyedia layanan dan klien
1. AKDR 5. Vasektomi
2. Pil 6. Tubektomi
3. Suntik 7. Kondom
4. Implan 8. MAL
PILAR KEEMPAT:
Keluarga Berencana – Buku Pedoman Global utk Panduan
Layanan
(Family Planning – A Global Handbook for Providers)
Sebagai panduan referensi yg menyeluruh, memberikan :
• Informasi teknis utk petugas pelayanan KB
memberikan metode KB secara tepat & efektif
• Informasi berbasis bukti setiap metode kontrasepsi utk
petugas pelayanan KB
Empat Buku Pilar Panduan Pelayanan KB juga digunakan pd Training Resources
Package on Family Planning (TRP) sbg References & Hand Out
TRP tsb sudah digunakan sejak tahun 2015 oleh FK UGM bekerja sama dg BKKBN
dan UNFPA utk in-service training dg peserta dr Luar Negri (Dr dan SpOG) dan
pre-service training dg peserta mahasiswa FK (Negri dan Swasta) seluruh
Indonesia
Pemilihan secara bebas terhadap
alokon yg diinginkan oleh peserta KB
menjadi kunci utama keberlangsungan
program KB utk jangka panjang krn
calon akseptor dpt memilih alokon
sesuai dg kebutuhan dan yg
diminatinya

Anda mungkin juga menyukai