KESEHATAN REPRODUKSI
OLEH:
NIM: P00324018055
KELAS: II B
A. Perencanaan Keluarga
a) Kehamilan
b) Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
c) Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang
membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut
Keterangan :
Jika semua jawaban diatas adalah “Tidak” dan tidak dicurigai adanya
kehamilan dapat diteruskan dengan konseling khusus. Bila respon banyak
yang “Ya” berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.
Jika semua keadaan diatas adalah ‘tidak’ (negative) dan tidak dicuringai
adanya kehamilan maka dapat diteruskan dengan konseling metode
khusus.bila espon banyak yang ‘iya’ (positif),berarti klien perlu dievakuasi
sebelum keptusan akhir dibuat.
Catatan :
C. Pelayanan Kontrasepsi
1. Metode kotrasepsi sederhana
a. Metode kontrasepsi tanpa alat
1) Metode kalender/ metode ritmik
Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan
masa subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa
perlindungn kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus mestruasinya.
Keuntungan metode kalender:
a) Dapat digunakan untuk mencegah atau mendapatkan kehamilan
b) Tanpa resiko kesehatan yang berkaitan dengan metodenya
c) Tanpa efek samping sistemik
d) Murah
a) Membutuhkan motivasi
b) Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana
c) Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, kurang tidur, stress,
alcohol, imunisasi, iklim, dan gangguan saluran cerna
d) Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama
setiap hari ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh
basal
e) Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit
untuk mencapai kehamilan
f) Membutuhkan masa pantang yang panjang/ lama
a) Membutuhkan komitmen
b) Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami
c) Dapat membutuhkan 2-3 iklus untuk mempelajari metode
d) Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
e) Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, dapat
menghambat produksi lendir serviks
f) Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa
wanita
g) Membutuhkan pantang
Keuntungan:
Kerugian:
2) Spermisida
Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan
spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak
kedalam traktus genetalia
Keuntungan:
a) Aman
b) Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan
kontraindikasi pemaiakan pil per oral, IUD, dan lain-lain
c) Efek pelumasan pada wanita yang mendekati menopause
disamping efek proteksi terhadap kemungkinan hamil
d) Tidak memerlukan supervise medic
Kekurangan:
3) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum
melakukan hubungan seksual dan menutupi serviks.
Manfaat:
a) Segera efektif
b) Tidak berpengaruh pada pemberian ASI
c) Tidak menggaggu hubungan seksual
d) Tidak ada resiko yang berkaitan dengan metode
e) Tidak ada efek samping
Keterbatasan:
c. Kotrasepsi kimiawi
1. Spermisida
2. Aerosol (busa)
Cara pemakaian:
Cara pemakaian:
Cara pemakaian:
5. Suppositoria
Cara pemakaian:
2. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah jenis alat kontrasepsi yang mengubah
produksi hormon pada tubuh wanita untuk mencegah kontrasepsi.
Menurut Rhabe (2003), ada 3 junis kontrasepsi hormonal yaitu
minipil, suntikan depot dan implant.
1. Minipil
Minipil ini berisi progesteron yang dapat mengganggu ovulasi,
mengubah lendir serviks endometrium dan implantasi. Dan ini
merupakan tablet harian yang tanpa estrogen, namun kerugian dari
minipil adalah tingginya insiden gangguan menstruasi dengan
amenorea atau perdarahan ireguler.Terdapat dua jenis kandungan
dalam pil KB yaitu pil dengan kombinasi estrogen/progestin dan
minipil yang hanya mengandung progestin saja (Westheimer, 2002).
Kontinuitas setelah 1 tahun pemakaian minipil <50% yang masih tetap
menggunakan minipil (Hartanto, 2002).
2. Suntikan progrestin
Merupakan alat kontrasepsi dengan kandungan progresteron depot
dengan kerja mengganggu ovulasi, mengubah lendir serviks
endometrium, dan implantasi. Ini disuntikan intramuskular pada hari
ke-5 siklus menstruasi atau pascapartus. Metode ini dapat digunakan
untuk jangka panjang yaitu setiap 3 bulan sekali. Namun kerugian dari
suntikan progestin adalah tingginya insiden gangguan menstruasi
dengan amenorea atau perdarahan ireguler. Kontinuitas dari
pemakaian suntikan ini 50 sampai 75% akseptor tetap
menggunakannya setelah 1 tahun (Hartanto, 2002).
3. Implant
C. KB keadaan khusus
1. Kontrasepsi Untuk Perempuan Berusia Lebih Dari 35 Tahun
Kondisi
M = Mulai, L = Lanjut
Kontrasepsi Merokok (≥ 35
Nyeri kepala
tahun)
hari hari M L M L
Pil Kombinasi 3 4 3 4 4 4
Suntikan
2 3 3 4 4 4
Kombinasi
Pil progestin 1 1 1 2 2 3
DMPA NET-EN 1 1 2 2 2 3
Implan 1 1 2 2 2 3
AKDR Cu 1 1 1 1 1 1
AKDR Progestin 1 1 2 2 2 3
Kondisi
M = Mulai, L = Lanjut
Kontrasepsi Merokok (≥ 35
Nyeri kepala
tahun)
hari hari M L M L
Tubektomi A A A A A A
Keterangan:
2. Kontrasepsi Pascapersalinan
Klien Menyusui
AKDR
Kontrasepsi Mantap
Kondom
Kontrasepsi Progestin
Kontrasepsi Kombinasi
Gambar 10.1: Waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pada wanita
menyusui
AKDR
Kontrasepsi Mantap
Kondom
Kontrasepsi Progestin
Kontrasepsi Kombinasi
Gambar 10.2: Waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pada wanita
tidak menyusui
2. Efektifitas
tinggi sampai 6
2. Memberikan
bulan
waktu untuk memilih
pascapersalian 2. Efektifitas
metode kontrasepsi
dan belum haid. berkurang jika
lain.
mulai
suplementasi.
2. Selama 3
minggu
pascapersalinan
b. Sebaiknya
Metode Waktu pasca
Ciri – ciri khusus Catatan
kontrasepsi persalinan
progestin.
2. Jika
mengunakan
2. Tidak ada
MAL
pengaruh terhadap
kontrasepsi
ASI.
preogestin dapat
ditunda sampai 6
bulan.
3. Jika tidak
menyususi, dapat
segera dimulai.
4. Jika tidak
menyusui, lebih
dari 6 minggu
pascapersalianan
, atau sudah
dapat haid,
kontrasepsi
progestin dapat
dimulai setelah
yakin tidak ada
kehamilan
Metode Waktu pasca
Ciri – ciri khusus Catatan
kontrasepsi persalinan
2. Jika tidak
insersi ditunda
sampai 4-6
minggu
pascapersalinan.
2. Konseling
2. Efek samping perlu dilakukan
3. Jika lebih sedikit pada sewaktu asuhan
laktasi atau haid klien yang menyusui. antenatal.
sudah dapat,
insersi dilakukan
sesudah yakin
tidak ada
kehamilan
3. Angka
pencabutan AKDR
Metode Waktu pasca
Ciri – ciri khusus Catatan
kontrasepsi persalinan
tahun pertama
lebih tinggi pada
klien menyusui.
4. Ekspulsi
spontan lebih
tinggi (6-10%)
pada pemasangan
pascaplasental
5. Sesudah 4-
6 minggu
pascapersalianan
teknik sama
dengan
pemasangan waktu
interval.
2. Penggunaan
spermisids
membantu
mengatasi masalah
keringnya vagina.
2. Suhu basal
tubuh kurang
akurat jika klien
sering terbangun
waktu malam
untuk menyusui.
2. Abstinensi
100% efektif.
2. Perlu
konseling.
Metode Waktu pasca
Ciri – ciri khusus Catatan
kontrasepsi persalinan
2. Jika tidak
tunggu sampai 6
2. Minilaparotomi
minggu pasca
pascapersalianan
persalinan.
paling mudah
2. Konseling
dilakukan dalam 48
sudah harus
jam pascapersalinan
dilakukan sewaktu
asuhan antenatal.
M = Mulai, L = Lanjut
≥ 48
< Sepsis
< 21 ≥ 21 jam - < ≥ 4
48 puerper
hari hari 4 minggu
jam alis
minggu
Pil
3 1
Kombinasi
Suntikan
3 1
Kombinasi
Pil
1 1
prpgestin
DMPA
1 1
NET-EN
Implan 1 1
AKDR Cu 2 3 1 4
AKDR
3 3 1a 4
Progestin
Keterangan:
Kondisi Kategori
Pascapersalinan
· Preeklampsia/ eklampsia
A
- Preeclampsia ringan C
- > 24 jam C
C
· Infeksi nifas
C
Kondisi Kategori
· Perdarahan antepartum
· Ruptur uterus
Keterangan:
3. Kontrasepsi Pascakeguguran
KB pascakeguguran adalah suatu program yang dimaksudkan untuk
mengatur kelahiran, menjaga jarak kehamilan dan menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, agar dapat mengatur kehamilan
melalui penggunaan alat/ obat kontrasepsi setelah keguguran.
Waktu mulai
2. Unt
uk
implant,
perlu
tenaga
terlatih.
AKDR Trimester I
1. AKDR 1. Jik
dapat langsung a
dipasang jika konseling
tidak ada dan
infeksi. informasi
belum
cukup,
2. Tunda tuda
pemasangan pemasang
sampai luka an.
atau infeksi
sembuh,
perdarahan
Metode Waktu mulai
Ciri – ciri khusus Catatan
kontrasepsi penggunaan
1. Tunda
pemasangan 4-
6 minggu pasca
kuguguran
kecuali jika
tenaga terlatih
dan peralatan
untuk insersi
pasca
keguguran
tersedia.
2. Yakinka
1. Pad
n tidak ada
a trimester
infeksi. Jika
II
ternyata ada
kemungki
infeksi, tunda
nan risiko
pemasangan
perforasi
sampai infeksi
sewaktu
teratasi 3 bulan.
pemasang
an lebih
Metode Waktu mulai
Ciri – ciri khusus Catatan
kontrasepsi penggunaan
besar.
KB 1. Tidak 1. Wa
alamiah dianjurkan. ktu
ovulasi
pertama
pasca
keguguran
sulit
diperkirak
an.
Infeksi
2. Tubektomi:
2. Kontrasepsi
2. Tanda-tanda jangan dilakukan
progestin: dapat
aborsi tidak aman. sampai infeksi teratasi
segera diberikan.
(3 bulan).
3. Tidak dapat
3. Barier: dapat
menyingkirkan
digunakan.
infeksi.
Perlukaan jalan
lahir
1. Perforasi
1. AKDR: jangan 1. Kontrasepsi
uterus.
dipasang sampai kombinasi: dapat
perlukaan sembuh. segera diberikan .
2. Diagfragma: 2. Kontrasepsi
Kondisi klinis Perlu hati-hati Rekomendasi
4. Tubektomi:
jangan dipasang
sampai perlukaan
sembuh.
Perdarahan banyak
2. AKDR: dapat
2. Kontrasepsi
digunakan.
suntik: tunda sampai
anemia diatasi.
Kondisi klinis Perlu hati-hati Rekomendasi
3. Kontrasepsi 3. Spermisida:
progestin: hati-hati. dapat digunakan.
4. AKDR: tunda
sampai anemia diatasi.
5. Tubektomi:
tunda sampai anemia
diatasi.
Kondisi
M = Mulai, L = Lanjut
Pil
1 1 1 1
Kombinasi
Suntikan
1 1 1 1
Kombinasi
Pil 1 1 1 2
progestin
DMPA
1 1 1 1
NET-EN
Implan 1 1 1 1
AKDR Cu 1 2 4 1
AKDR
1 2 4 1
Progestin
Keterangan:
Kondisi Kategori
- Tanpa komplikasi
- Sepsis pascakeguguran A
- Perdarahan pascakeguguran C
C
- Trauma alat genital/ serviks/ vagina saat
C
pengguguran
D
- Perforasi uterus C
- Hematometra
Keterangan:
http://edunakes.bppsdmk.kemkes.go.id/images/pdf/Obsgin_4_Juni_2014/Blok
%209/KONTRASEPSI%20ppt.pdf
http://repository.ump.ac.id/1283/3/Atika%20Nuriprihatin_BAB%20II.pdf
http://kbsederhanadenganalat.blogspot.com/2014/10/kb-sederhana-dengan-alat.html
http://diar13-midyuin08.blogspot.com/2010/04/makalah-kbkelompok-1kontarepsi.html