Anda di halaman 1dari 14

ETIKA DAN KEWENANGAN

DALAM ASUHAN KESEHATAN


REPRODUKSI DAN KB

Di susun oleh: Aulia Nisa


NIM:201830002
INFORM CHOICE DAN INFORM CONCENT
DALAM PELAYANAN KB

1.    Informed Choice


Pengertian
Informed Choice adalah berarti membuat pilihan setelah mendapat penjelasan
tentang alternative asuhan yang dialami.
Tujuan informed choice
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan
tidak hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan
PERBEDAAN PILIHAN (CHOICE) DENGAN
PERSETUJUAN (CONSENT)
1. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan
dan klien, karena berkaitan dengan aspek hukum yang
memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan
dilakukan bidan, dan juga bagi klien sebagai penerima jasa
asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman
masalah yang sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi
pribadi menentukan pilihannya sendiri.
2. Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan
dan klien mengerti perbedaannya sehinggga dia dapat
menentukan mana yang disukai atau sesuai dengan
kebutuhannya. 
2.    Informed Consent
Informed Concent adalah suatu proses bukan suatu formulir atau selembar
kertas dan persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien/pasien atau
walinya kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan.
Tujuan Pelaksanaan Informed Consent
1. Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari
segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya
2. Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari
tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan
medis yang tak terduga dan bersifat negative
Persetujuan pada informed consent dapat dibedakan menjadi tiga
bentuk, yaitu :
 Persetujuan Tertulis
 Persetujuan Lisan
 Persetujuan dengan isyarat
WEWENANG BIDAN DALAM
PELAYANAN KB
Area kewenangan Bidan dalam pelayanan keluarga berencana
tercantum dalam Permenkes 1464/MENKES/PER/2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik bidan:
 Pasal 9 tentang bidan dalam menjalankan praktik, berwenang
untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
a.    Pelayanan kesehatan ibu,
b.    Pelayanan kesehatan anak
c.    Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan KB.
 Pasal 11 ayat 2 (f) tentang pemberian konseling dan penyuluhan
 Pasal 12 tentang bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan KB sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
huruf c berwenang untuk:
a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan KB
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
 Pasal 18 ayat 1 huruf b bidan berkewajiban untuk memberikan
informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan
 Pasal 18 ayat 1 huruf d tentang pelaksaan praktik atau kerja bidan
berkewajiban untuk meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan.
1. PERENCANAAN KELUARGA
 perencanaan keluarga yang seharusnya dilakukan :
 Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera setelah ia mendapat haid
yang pertama (menarche)
 Kesuburan seorang perempuan akan terus berlangsung sampai mati haid
(meno- pause)
 Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya resiko paling rendah untuk ibu dan
anak, adalah antara 20-35 tahun
 Persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya
 Jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun
2. PERSYARATAN MEDIS DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI
 Pelayanan dan informasi KB merupakan intervensi kunci dalam upaya
meningkatkan kesehatan perempuan dan anak, serta merupakan Hak asasi
manusia (HAM).
 Untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan KB yang bermutu dilakukan
berbagai strategi, misalnya :
- Hak-hak klien perlu dipertimbangkan dalam perencanaan, manajemen dan
penilaian dalam pelayanan KB
- Meningkatkan ketersediaan berbagai metode kontrasepsi sehingga klien dapat
memilih metode kontrasepsi yang paling cocok untuk mereka.
- Melaksanakan konseling dan pelayanan KB berdasrkan criteria dan
persyaratan medis yang terkini.
Efektifitas jenis kontrasepsi
 Efektivitas Relatif dari berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
 Efek negative kehamilan yang tidak diinginkan pada kesehatan dan resiko
kesehatan potensial pada kehamilan dengan kondisi medis tertentu.
3. PENAPISAN KLIEN
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode
kontrasepsi (misalnya pil, suntikan atau AKDR) adalah untuk
menentukan apakah ada :
• Kehamilan
• Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
• Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang
membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjuti
Pemeriksaan laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru tidak
diperlukan karena :
 Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 – 35 tahun) dan umumnya
sehat.
 Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker genital dan
kanker payudara, fibroma uterus) jarang di dapat pada umur sebelum 35
tahun atau 40 tahun.
 Pil kombinasi yang sekarang tersedia berisi estrogen dan progestin lebih baik
karena efek sampingnya jarang menimbulkan masalah medis.
 Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan
estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan perhari bahkan lebih rendah
dari pil kombinasi.
Tabel: daftar tilik penapisan klien nonoperatif
NO
Metode Nonoperatif Metode Hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntikan dan YA TIDAK
susuk)
1.  

Apakah hari pertama haid terahir 7 hari yang lalu atau lebih    
1.  

Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan    


 
1.  

Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata    


 
1.  

Apakah pernah sakit kepala hebat atau gangguan visual    


 
1.  

Apakah pernah nyeri hebat pada betis,paha atau dada, atau tungkai bengkak (edema)    
 
1.  

Apakah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah senggama    


 
1.  

Apakah pernah tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolic)    
 
1.  

Apakah ada massa atau benjolan pada payudara    


 
1.  

Apakah anda sedang minum obt-obatan anti kejang (epilepsi) AKDR (semua jenis pelepas    
ARIGATOU GOZAIMASHITA

Anda mungkin juga menyukai