Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Judul
Pengambilan Keputusan Ber-KB dengan ABPK

B. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah untuk mencapai penduduk
tumbuh seimbang (PTS) melalui upaya penurunan laju pertumbuhan
penduduk (LPP) dan perwujudan keluarga berkualitas. Indikator sasaran
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) yang tertera pada
RPJMN 2015-2019 antara lain adalah menurunnya angka kelahiran total (total
fertility rate/TFR), meningkatnya angka prevalensi kontrasepsi (contraceptive
prevalence rate/CPR) modern, menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (unmet need), meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan menurunnya tingkat putus
pakai kontrasepsi (Renstra, BKKBN 2016).
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda
melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat
jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun) (BKKBN,
2013). Pelayanan kontrasepsi adalah salah satu jenis pelayanan KB yang
tersedia selain komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE); konseling;
pelayanan infertilitas; pendidikan sex; konsultasi pra perkawinan dan
perkawinan; konsultasi genetik; tes keganasan; serta adopsi. (BKKBN, 2013)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, mendefinisikan
bahwa “pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga
berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.” Upaya tersebut
dilakukan dengan melaksanakan 8 (delapan) fungsi keluarga, yaitu fungsi
agama, fungsi sosial dan budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan,
fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan
fungsi lingkungan (Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana dan Sistem Informasi Keluarga). Pelaksanaan fungsi keluarga
merupakan salah satu faktor kunci pencapaian target penurunan TFR melalui
pemakaian kontrasepsi.
Konseling merupakan unsur yang penting dalam pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi karena melalui konseling klien dapat
memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya serta meningkatkan keberhasilan KB. Konseling keluarga
berencana dilakukan dengan menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan
(ABPK). ABPK membantu petugas melakukan konseling sesuai standar
dengan adanya tanda pengingat mengenai keterampilan konseling yang perlu
dilakukan dan informasi apa perlu diberikan yang disesuaikan dengan
kebutuhan klien. ABPK mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan
membantu mengambil keputusan.

C. Sasaran
Ibu Postpartum > 14 Hari

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan ibu calon pengguna akseptor
KB dapat mengerti dan bisa mengambil keputusan yang tepat tentang alat
kontrasepsi yang akan dipilihnya.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat:
a. Dapat memahami tentang alat kontrasepsi metode jangka panjang sangat
efektif.
b. Dapat memahami tentang alat kontrasepsi sangat efektif dengan
pemakaian yang benar.
c. Dapat memahami tentang alat kontrasepsi yang efektif dengan
pemakaian yang benar.

E. Materi
1. Metode Jangka Panjang Sangat Efektif
a. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Jenis kontrasepsi non-hormonal merupakan jenis kontrasepsi yang
tidak berhubungan dengan hormonal sehingga tidak memberikan efek
hormonal pada penggunanya.
 Alat kecil yang dipasang dalam rahim
 Sangat efektif dan aman
 Dapat dicabut kapan saja
 Bekerja hingga 10 tahun, tergantung jenisnya
 Dapat menambah perdarahan haid atau menyebabkan kram
 Tidak melindungi dari HIV/AIDS dan IMS

Yang tidak bisa memakai AKDR, yaitu:


- Sedang hamil
- Baru saja melahirkan (2 – 28 hari pasca persalinan)
- Memiliki risiko IMS (termasuk HIV)
- Menstruasi yang tak biasa
- Infeksi atau masalah pada organ perempuan

Efek samping setelah pemasangan:


- Kram selama beberapa hari
- Bercak/flek selama beberapa minggu

Efek samping umum lainnya:


- Haid lebih lama dan lebih banyak
- Bercak diantara siklus haid
- Kram atau rasa nyeri selama haid
b. Implan
Implan merupakan alat kontrasepsi hormonal yang efektif dan
efisien berbentuk batang yang ditanamkan di bawah kulit yaitu pada
bagian lengan atas.
 1 sampai 2 batang kecil yang diletakkan di bawah kulit lengan
atas.
 Efektif selama 3 – 5 tahun, tergantung jenis implan.
 Mudah untuk berhenti. Bisa dikeluarkan kapan saja.
 Aman hampir bagi semua perempuan.
 Biasanya mempengaruhi haid.
 Tidak melindungi dari HIV/AIDS dan IMS.

Yang tidak bisa memakai implan, yaitu:


- Menyusui kurang dari 6 minggu
- Mungkin hamil
- Gangguan kesehatan yang serius

Efek samping:
- Bercak atau haid ringan
- Haid tidak teratur
- Tidak ada haid

2. Sangat Efektif Dengan Pemakaian Yang Benar


a. Pil
Pil merupakan alat kontrasepsi hormonal yang tidak dianjurkan
pada ibu menyusui karena dapat mengurangi produksi ASI.
 Minum satu pil setiap hari.
 Efektif dan mudah untuk berhenti.
 Aman untuk hamper semua ibu.
 Membantu mengurangi perdarahan menstruasi dank ram.
 Perempuan sering mengalami efek samping pada awalnya dan
tidak berbahaya.
 Tidak memberi perlindungan terhadap HIV/AIDS dan IMS.

Yang tidak bisa memakai pil, yaitu:


- Merokok dan berusia lebih dari 35 tahun
- Memiliki penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah (seperti
hipertensi, tromboembolivena)
- Jika klien menyusui : kurang dari 6 bulan setelah melahirkan. Jika
tidak menyusui : kurang dari 6 minggu setelah melahirkan
- Mungkin hamil
- Migrain, penyakit hepar dan kanker payudara

Efek samping:
- Mual-mual
- Flek atau bercak darah di masa haid
- Sakit kepala ringan
- Nyeri payudara
- Berat badan naik atau turun

b. Suntik
1) Suntikan 3 Bulan (Progesteron)
 Suntik diberikan setiap 3 bulan.
 Sangat efektif.
 Mudah untuk berhenti, namun perlu waktu untuk dapat hamil.
 Aman bagi hampir semua perempuan.
 Merubah haid bulanan.
 Tidak memberi perlindungan terhadap HIV/AIDS dan IMS.

Yang tidak bisa memakai kontrasepsi suntik progesterone, yaitu:


- Memiliki tekanan darah tinggi
- Menyusui kurang dari 6 minggu
- Hamil
- Memiliki kondisi kesehatan serius lainnya

Efek samping:
- Perubahan haid bulanan
- Berat badan naik
- Keluhan lain

2) Suntik Kombinasi (1 Bulan)


 1 suntikan setiap 1 bulan
 Sangat efektif dan mudah untuk berhenti
 Aman bagi hampir semua ibu
 Beberapa pemakaian mengalami efek samping tetapi tidak
berbahaya dan segera hilang
 Tidak memberi perlindungan terhadap HIV/AIDS dan IMS.

Yang tidak bisa memakai kontrasepsi suntik kombinasi, yaitu:


- Merokok dan berusia lebih dari 35 tahun
- Tekanan darah tinggi
- Melahirkan kurang dari 3 minggu yang lalu
- Menyusui kurang dari 6 bulan
- Mungkin hamil
- Memiliki kondisi kesehatan serius lainnya

Efek samping:
- Mual-mual
- Flek atau darah di antara masa haid
- Sakit kepala ringan
- Nyeri payudara
- Berat badan naik/turun
c. Kondom
 Mencegah kehamilan dan IMS termasuk HIV
 Sangat efektif bila digunakan setiap kali bersenggama
 Bisa hanya kondom dan atau bersama dengan metode KB lain
 Mudah didapat dan digunakan
 Perlu bicara dengan pasangan

d. MAL
 Metode kontrasepsi dengan cara menyusui
 Selalu beri ASI, siang dan malam, dan bayi tidak/sedikit diberi
makanan lain
 Efektif selama 6 bulan sejak persalinan
 ASI adalah makanan terbaik untuk bayi
 Tidak memberi perlindungan terhadap HIV/AIDS dan IMS.

Bila sedang menyusui, bisa memakai MAL, jika:


- Usia bayi kurang dari 6 bulan
- Bayi tidak diberi makanan atau minuman lain selain ASI
- Belum mendapat haid

3. Efektif Dengan Pemakaian Yang Benar


a. KB Alamiah
1) Metode Kalender
a) Mekanisme
Metode kalender adalah metode alamiah dengan
menghindari senggama pada masa subur.
b) Efektivitas
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan berkisar
antara 1 hingga 9 di antara 100 ibu dalam satu tahun.
c) Keuntungan khusus dan risiko bagi kesehatan
Tidak ada
d) Efek samping
Tidak ada

2) Senggama Terputus
a) Mekanisme
Metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
b) Efektivitas
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4 di
antara 100 ibu dalam satu tahun.
c) Keuntungan khusus dan risiko bagi kesehatan
Tidak ada
d) Efek samping
Tidak ada

F. Metode
Ceramah, diskusi dan tanya jawab

G. Waktu
25 menit

H. Tempat
Puskesmas Ciledug Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon

I. Strategi

No. Materi Kegiatan


1. Pembukaan (2 menit) Membuka pertemuan dengan megucapkan
salam dan memperkenalan diri. Menjelaskan
tujuan umum dan tujuan khusus kali ini.
Menyampaikan waktu dan kontrak waktu yang
akan digunakan dan mendiskusikannya dengan
ibu calon pengguna akseptor KB pada
pertemuan kali ini. Memberikan sedikit
gambaran mengenai informasi yang akan
disampaikan pada hari ini.
2. Proses (15 menit) Isi materi penyuluhan:
Menjelaskan tentang alat kontrasepsi metode
jangka panjang sangat efektif.
Menjelaskan tentang alat kontrasepsi sangat
efektif dengan pemakaian yang benar.
Menjelaskan tentang alat kontrasepsi yang
efektif dengan pemakaian yang benar.
3. Evaluasi (7 menit) Meminta ibu calon pengguna akseptor KB untuk
mengambil keputusan pilihan KB yang sesuai
dengan keadaan ibu.
4. Penutup (1 menit) Penyuluh mengucapkan terimakasih atas segala
perhatian ibu calon pengguna akseptor KB.
Mengucap salam dan pamit pulang.

J. Evaluasi
1. Prosedur : ABPK
2. Jenis ter : Pertanyaan Secara Lisan
3. Butir Soal
a. Metode kontrasepsi apa yang paling tepat untuk ibu menyusui?
Daftar Pustaka

Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB Digital, 2019.

Prijatni, Ida dan Rahayu, Sri. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.

2016. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Rahmadhony, Aditya, Ekoriano, Mario, dkk. 2020. Hubungan Pemakaian

Kontrasepsi Dan Pembangunan Keluarga Di Indonesia (Analisis Data

Srpjmn 2017). http://ejurnal.bkkbn.go.id/

Anda mungkin juga menyukai