PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berdasarkan konsep Bloom, lingkungan merupakan salah satu faktor yang
pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat disamping faktor pelayanan
kesehatan, faktor genetik dan faktor perilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia ataupun biologi. (Departemen
kesehatan RI, 1999).
Pada tahun 1998, pemerintah orde baru mencanangkan program pengendalian jumlah
penduduk dengan menggratiskan pemasangan kontrasepsi implan bagi seluruh PUS di
Indonesia. Seiring lengsernya presiden Soeharto, terjadi fenomena baby booming yaitu
kenaikan jumlah kelahiran bayi dengan sangat signifikan.
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia
bekerja
sama
dengan
dinas
TUJUAN
Tujuan umum
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan VETERAN Jakarta
Semester II mampu mengumpulkan , mengolah , dan menginterpretasikan data primer dan
sekunder yang didapat dari puskesmas serta mengetahui program-program yang diadakan
oleh puskesmas.
Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah
didapat di fakultas.
2. Mahasiswa dapat melatih kemampuan komunikasi efektif , berinteraksi dan
bersosialisasi dengan tenaga kesehatan.
3. Mahasiswa memahami langkah-langkah dalam mengumpulkan, pengolahan serta
interpretasi data.
MANFAAT
Manfaat Bagi Puskesmas Sukmajaya
1. Mendapatkan hasil evaluasi dari program-program yang sudah dilaksanankan
sebelumnya dan menjadi masukan untuk pelaksanaan program selanjutnya untuk
menjadi lebih baik.
2. Mengetahui masalah dalam pelaksanaan program pengawasan KIA KB di
Puskesmas Sukmajaya periode Januari- Desember 2011 beserta penyebab masalah
yang menyertainya.
Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mengetahui cara mengevaluasi program-program puskesmas khususnya program
pelaksanaan KIA - KB di Puskesmas Sukmajaya.
2. Mengetahui cara mengolah data-data primer yang didapat dari puskesmas ,
menganalisis masalah dari data yang didapat , dan mengintrepetasikan dalam sebuah
laporan atau makalah
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
kehamilan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan angka kematian ibu.
Kebijakan program Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T.
Prinsip dasar Ante Natal Care 7T:
1.
2.
3.
4.
Imunisasi TT
TT 2: 4 minggu setelah TT 1
TT 3: 6 bulan setelah TT 2
TT 4: 1 tahun setelah TT 3
TT 5: 1 tahun setelah TT 4
menggunakan
kontrasepsi
adalah
untuk
menjarangkan
kelahiran,
Bifasik
Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah kehamilan.
Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih mencapai 93%.
Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan jika
pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia,
mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap kanker
endometrium dan ovarium.
Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur, cermat,
dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular, peningkatan resiko
hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang merokok
Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone
dan estrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang sebulan sekali ( syclopen
) dan suntik 3 bulan sekali ( depo provera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan
suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan
teratur dan jarang menyebabkan spoting.
Efektifitas
dalam mencegah
hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik. Angka
kegagalan pada tahun petama 2,2%.
Keuntungan
Dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi
produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas.
Dapat di pasang segera setelah melahirkan. Meningkatkan kenyamanan hubungan
suami istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan.Sangat efektif 0,6 0,8
kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian. IUDdapat segera aktif
setelah pemasangan. Metode jangka panjang ( 8 10 tahun pemakaian ). Tidak
mempengaruhi
hubungan
seksual.
Tidak
ada
efek
sampinghormonal.Tidak
ANALISIS SISTEM
Untuk mengevaluasi program KIA KB di Puskesmas Sukmajaya, digunakan pendekatan
dengan analisis sistem. Pendekatan sistem adalah satu pendekatan analisis organisasi yang
menggunakan sifat-sifat dasar sistem sebagai titik pusat analisis.
Pengertian sistem
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan
Unsur sistem
1. Masukan (input)
2. Proses (process)
3. Keluaran (output)
4. Umpan balik (feedback)
8
5. Dampak (impact)
6. Lingkungan (environment)
masukan
proses
keluaran
dampak
umpan balik
lingkungan
Penilaian program
Salah satu fungsi administrasi adalah penilaian program atau evaluasi.
Penilaian adalah proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil
yang dicapai dengan tolok ukur yang ada, kemudian diambil kesimpulan serta
penyususan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan
program. Untuk dapat melaksanakan penilaian terhadap program diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memahami program yang akan dinilai meliputi latar belakang tujuan kegiatan yang
dilakukan organisasi dan tenaga-tenaga pelaksana, sumber-sumber yang digunakan, waktu
pelaksanaan, tolok ukur, kriteria keberhasilan, perencanaan penilaian program.
2. Menentukan ruang lingkup penilaian meliputi tujuan, macam data, sumber data, cara
menarik kesimpulan.
3. Melaksanakan rencana penilaian.
4. Menarik kesimpulan tentang keberhasilan program dan nilai program dari segi efektifitas
dan efisiensi.
Pengertian Imunisasi Dasar
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling
efektif untuk bayi dari segi biaya. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi
yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang
(Depkes RI, 2005).
Tujuan Imunisasi
Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak pra sekolah. Adapun
tujuan program imunisasi dimaksud bertujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit Yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara lain, Difteri, Tetanus, Pertusis
(batuk rejam), Measles (campak), Polio dan Tuberculosis.
Manfaat Imunisasi
Pemberian imunisasi memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit menular
yang sering berjangkit;
2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika anak
sakit;
3. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Depkes RI, 2001).
Jenis-Jenis Vaksin Imunisasi Dasar Dalam Program Imunisasi
a. Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine )
Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas,
Departemen Kesehatan Menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan.
b. Hepatit is B
Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan
yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu
pada bayinya.
c. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus)
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu )
dengan interval 4-8 minggu.
d. Polio
Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi ( PPI )
sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.
e. Campak
Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
10
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB
dalam Bentuk Terpisah, Menurut Frekwensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan menggunakan Vaksin DPT/HB Kombo
11
BAB III
PENYAJIAN DATA
(UPTD )
Kesehatan Kabupaten / Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia
c. TUGAS
1. UPAYA KESEHATAN WAJIB :
Ditetapkan berdasarkan komitmen global, nasional dan regional yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan terdiri dari :
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya KIA dan KB
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya P2M
f. Upaya Pengobatan
2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN :
Ditetapkan berdasar masalah kesehatan di masyarakat & disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas apabila upaya kesehatan wajib telah dilakukan secara
optimal dalam arti target cakupan serta mutu pelayanan telah tercapai terdiri dari :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Upaya Kesehatan Jiwa
d. Upaya Kesehatan Mata
e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d. FUNGSI
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
c. Pusat Pelayanan kesehatan Strata Pertama :
- Pelayanan Kesehatan Perorangan
- Pelayanan Kesehatan Masyarakat
12
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Jumlah Usila
Jumlah RW
Jumlah Posyandu
Jumlah Posbindu
Jumlah Kader
Jumlah Kader Aktif
Jumlah Kader Terlatih
:
:
:
:
:
:
:
4.184 Orang
39 RW
37 Posyandu
21 Posbindu
106 orang
93 orang
46 orang
14
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sukmajaya
2580
2463
2410
1767
8
2344
10T
91,86%
90,92%
2441
102
148
2359
2107
161
2030
16
296
2063
55
93
2463
2374
1533
1190
2183
2267
2064
4
2303
2267
2230
2183
2291
2218
2192
2123
2071
2
pneumonia
17
F.
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
G.
1.
a.
b.
95514
64,15%
11,15%
16
226
743
149
66
-
BAB IV
ANALISIS DATA
NO VARIABEL
TOLAK
PENCAPAIAN
MASALAH
2359
(-)
UKUR
1.
90%
------- X 100%
18
--------------------------- X 100%
2463
= 95,78%
96%
2.
98%
2344
------ X 100%
------------------------------ X 100%
2580
= 90,85%
(+)
91%
3.
98%
2441
------ X 100%
------------------------------- X 100%
2580
= 94,61%
(+)
95%
4.
5.
6.
98%
2303
BCG
------ X 100%
----------------------------- X 100%
1767
=130,3%
90%
2123
campak
------ X 100%
------------------------------ X 100%
1767
= 120,1%
(-)
(-)
70%
64,15%
(+)
70%
11,15%
(+)
---------------------- X 100%
Jumlah PUS
7.
DAFTAR MASALAH
RI
DU
SB
PB
PC
JUMLAH
(I x T x R)
1.
24 x 3 x 3
= 216
(K1)
Belum tercapainya target
= 180
4
peserta KB aktif
4.
20 x 3 x 3
19 x 4 x 3
= 228
21 x 5 x 3
= 315
P (prevalence/prevalensi)
Belum tercapainya target ibu hamil yang pertama kali mendapat ANC (K1), diberi
nilai 4 karena cakupan ibu hamil yang mendapat ANC (K1) di wilayah Puskesmas
20
Sukmajaya, Depok, masih rendah yaitu 91% dari target yang telah ditetapkan yaitu
98%.Nilai 3 diberikan pada cakupan ibu hamil yang mendapat ANC sebanyak 4 kali
(K4) karena targetnya adalah sebesar 98% sedangkan yang telah terlaksana hanya
mencapai 95%.Target dari peserta KB aktif juga belum tercapai sehingga diberi nilai 4
karena Cakupan peserta KB aktif yang ditargetkan yaitu 70% dan pada kenyataannya
peserta KB aktif di Puskesmas Sukmajaya, Depok, hanya mencapai 64,15%.
Kurangnya PUS yang baru memakai KB diberi nilai 5, karena targetnya 70% tapi
cakupannya hanya 11.15% ini mengindikasikan kegiatan promosi kesehatan yang
kurang dijalankan.
S (saverity/akibat yang ditimbulkan)
Pada masalah belum tercapainya cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat
ANC (K1) diberi nilai 5. Akibat yang ditimbulkan dari rendahnya cakupan ibu hamil
yang mendapatkan K1 sangat besar yaitu kemungkinan terjadinya gangguan pada si
janin maupun plasentanya.
Pada masalah belum tercapainya target cakupan ibu hamil yang mendapatkan K4
diberi nilai 3. Kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkan adalah terdapatnya
komplikasi pada ibu serta kelainan
Untuk belum tercapainya target peserta KB aktif diberi nilai 3. Akibat yang dapat
timbul diantaranya adalah kegagalan untuk tidak memiliki anak sehinggan program
Keluarga Berencana tidak berjalan dengan semestinya.
Kurangnya cakupan PUS yang menjadi peserta KB baru diberi nilai 4, karena akibat
yang ditimbulkan apabila PUS tidak menggunakan KB maka pertumbuhan penduduk
akan semakin meningkat.
95% dari target yang ditetapkan, yaitu 98%.Untuk target peserta KB aktif yang belum
tercapai diberi nilai 4 karena pencapaian yang telah didapat adalah 64,15% sedangkan
seminimal mungkin harus mencapi target yaitu 70%.Cakupan PUS yang menjadi
peserta KB baru diberi nilai 3 karena tidak mencapai target.
Nilai 3 diberikan pada cakupan ibu hamil yang tidak mendapatkan K1 yang belum
mencapai target karena pada kehamilan trimester awal rentan terjadi abortus.Cakupan
ibu hamil yang emndapatkan K4 yang belum mencapai target diberi nilai 5 karena
pada minggu-minggu terakhir kehamilan sudah mulai memasuki masa prepartum.
Nilai 1 diberikan pada cakupan peserta KB aktif yang masih belum mencapai target
karena itu merupakan hak dari setiap pasangan suami istri.Nilai 1 juga diberikan pada
cakupan peserta KB baru yang belum mencapai target karena masih banyak pasangan
suami istri yang masih ingin mempunyai anak.
PC (Polotical Climite / Suasana Politik)
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan K1 yang masih belum mencapai target diberi
nilai 2 karena kurangnya sumber daya manusia yang kompeten dibandingkan dengan
peraturan yang sudah ada.
Nilai 2 diberikan pada cakupan ibu hamil yang mendapatkan K4 yang juga masih
belum mencapai target karena karena kurangnya sumber daya manusia yang
kompeten dibandingkan dengan peraturan yang sudah ada.Cakupan peserta KB aktif
yang masih belum mencapai targe diberi nilai 3 karena masih minimnya minat dari
masyarakat walaupun alat sudah tersedia dari pemerintah.Cakupan peserta KB baru
yang masih belum mencapai target diberi nilai 3 karena masih minimnya minat dari
masyarakat walaupun alat sudah tersedia dari pemerintah.
T (Technical Feasibility / Kelayakan Teknologi)
Nilai 3 diberikan pada cakupan ibu hamil yang mendapatkan K1 yang masih belum
mencapai target karena alat USG di puskesmas masih belum tersedia
Nilai 3 juga diberikan pada cakupan ibu hamil yang mendapatkan K4 yang masih
belum mencapai target karena alat USG di puskesmas masih belum tersedia.
Nilai 4 diberikan pada cakupan peserta KB aktif yang masih belum mencapai target
karena alat KB sudah banyak yang tersedia namun masyarakat mungkin tidak terlalu
merasakan efeknya.
23
Pada cakupan peserta KB baru yang masih belum mencapai target diberikan nilai 5
karena alat untuk KB dan promosi sudah banyak namun minat masyarakat yang masih
sangat kurang.
R (Research Availibility / Sumberdaya yang Tersedia)
Nilai 3 diberikan pada belum tercapainya target dari cakupan ibu hamil yang
mendapatkan K1 karena sumberdaya yang kurang diimbangi dengan minat yang
kurang dari ibu hamil untuk melakukan pemerksaan ANC.
Nilai 3 diberikan pada belum tercapainya target dari cakupan ibu hamil yang
mendapatkan K4 karena sumberdaya yang kurang diimbangi dengan minat yang
kurang dari ibu hamil untuk melakukan pemerksaan ANC.
Untuk cakupan peserta KB aktif yang masih belum mencapai target diberi nilai 3
karena sumber daya yang tersedia masih kurang.
Untuk cakupan peserta KB baru yang masih belum mencapai target diberi nilai 3
karena sumber daya yang tersedia masih kurang.
24
Pelaksana
an
program
PROSE
S
P
Permasalahan
yang terdapat
di puskesmas ;
KB/KIA,
IMUNISASI
Pemberi
an obat
Lapor
an
data
Pengor
ganisasi
an
Tingkat
pemaham
an
lingkunga
n
Metod
e
Data,
kualitas,
kuantitas
Saran
dan
masuka
n
input
Evaluasi
program
transporta
si
Staf,
masyarakat,
dokter, bidan
Pelaksanaan
program
puskesmas
Alokasi
jumlah
dana
masyara
kat
Umpan
balik
positif
pemerint
ah
25
Hasil yang
dicapai
puskesmas
Berdasarkan kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan, dicari beberapa penyebab
masalah, baik dari unsur input, proses, umpan balik dan lingkungan.
NO. VARIABEL
1.
TOLOK UKUR
PENCAPAIAN
MASALAH
Input
- Tenaga
memadai
program KIA-KB
- Dana
Tersedianya
butuh 2 bidan)
dana
Terdapat
formulir Terdapat
formlir (-)
poli
KB,
KIA-KB,
alat
promosi
Keluarga Berencana.
- Metoda
Pendataan jumlah
promosi
kesehatan, PUS,
pemeriksaan
neonatal
di
pemasangan
pemberian
PUS, Pendataan
PUS
jumlah (-)
promosi
dan kesehatan,
KB,
hasil pemeriksaan.
pencatatan
dan
pelaporan
hasil
pemeriksaan.
2.
Proses
- Perencanaan
Terdapatnya
perencanaan Terdapatnya
program
(-)
perencanaan program
yang
latar
memuat : latar
belakang,
pelaksanaan,
sasaran,
sarana,
tenaga,
tujuan,
metode
pelaksanaan, sasaran,
dana,
alokasi
waktu
yang disetujui oleh Dinkes
Kota Depok.
sarana,
tenaga, dana, alokasi
waktu
yang disetujui oleh
Dinkes
Kota Depok.
Pengorganisasian
dan staf
pelaksana program,
pembagian tugas dan
tanggung jawab yang jelas
struktur (+)
program,
jawab
dilaksanakan (-)
pencatatan
jumlah
27
PUS,
jumlah
ibu
hamil,
jumlah
ibu
berkala
lahir
hidup,
angka
kematian
promosi
bayi,
kesehatan
dan lain-lain.
- Pengawasan
Adanya
pencatatan
dan Adanya
pelaporan
yang
pencatatan (-)
dan pelaporan
sistemik
berkala
berkala
tentang kegiatan
tentang kegiatan
KIA KB ke
KIA KB ke
tingkat Kodya.
bulan sekali
3.
Lingkungan
- Fisik
Lokasi
Puskesmas Lokasi
Puskesmas (+)
dengan
umum
cakupan
Puskesmas
dapat cakupan
wilayah
terlalu
luas
mempengaruhi
sehingga menyulitkan
keberhasilan program
proses pengawasan.
Iklim
tidak
mempengaruhi
keberhasilan
program.
- Non fisik
ekonomi
sosial (+)
,
tingkat
28
dapat mempengaruhi
pendidikan
perilaku
keberhasilan program.
masyarakat
Puskesmas
keberhasilan
rendah.
Beberapa paham di
program.
-
dan
masyarakat
Perilaku
masyarakat
dalam berkeluarga
juga
mempengaruhi minat
masyarakat
dalam
program KIA-KB
dapat
mempengaruhi
keberhasilan
program.
4.
Umpan balik
Adanya
pencatatan
dan Adanya
pencatatan (-)
pelaporan
dan pelaporan
yang diserahkan ke
Dinas
Kesehatan.
29
30
Dengan itu diharapkan adanya pelatihan perawat dan bidan sehingga pembagian tugas akan
lebih ringan dan program dapat dijalankan dengan lebih maksimal.
Selain itu penyebab lain adalah dari komponen lingkungan, tepatnya dari segi sosial ekonomi,
pendidikan dan perilaku masyarakat. Diharapkan untuk lebih menggencarkan promosi
kesehatan dan bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam pelaksanaan
promosi kesehatan. Sebagaimana diketahui bersama, masyarakat dengan ekonomi dan
pendidikan rendah cenderung percaya pada mitos-mitos dan kabar burung yang menyebar di
masyarakat. Dengan itu, diharapkan tenaga kesehatan dapat terjun langsung ke masyarakat,
menjalani peran sebagai seorang penyembuh sekaligus pendidik dan teman bagi masyarakat.
Tugas ini tentu tidak mudah untuk dilakukan mengingat minimnya sumber daya manusia
bahkan untuk pelaksanaan Upaya Kesehatan Wajib sehingga diharapkan Puskesmas untuk
memberdayakan kader-kader dimasyarakat untuk memantau isu-isu yang berkembang di
masyarakat.
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Program KIA dan KB di Puskesmas Sukmajaya sudah cukup baik.Kesalahan dalam
pencatatan data seperti data ibu yang hamil dengan ibu yang bersalin terjadi perbedaan
disebabkan karena tempat ibu hamil dan bersalin berbeda.Untuk program KB kesadaran
masyarakat di daerah sekitar Puskesmas Sukmajaya sudah terbilang tinggi namun dari
puskesmas harus lebih meningkatkan sarana untuk program KB tersebut agar program
berjalan dengan maksimal sehingga dapat menjalankan program pemerintah yaitu
MDGS.Untuk program Imunisasi perlu ditingkatkan juga , secara pelaksanaan sudah cukup
baik.
5.2 Saran
1.
2.
3.
4.
maksimal.
5. Perbaikan dalam sistem administrasi dan pencatatan sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pencatatan dan penyimpanan data.
6. Manajemen administrasi perlu ditingkatkan sehingga tidak terjadi kekurangan dana
ketika waktu penerimaan dana berikutnya dating.
BAB VI
33
DAFTAR PUSTAKA
34