Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya
manusia dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran
5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang
merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak
dilakuakn bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil
pembangunan tidak akan berarti.
Pendapatan Malthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan
kemampuan mengmbangakan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan
pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada satu titik
sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi
kenyataan. Berdasarkan pendapatan demikian diharapkan setiap keluarga,
memperlihatkan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorentasi pada “catur
warga” atau zero population growth (pertumbuhan seimbang). Gerakan keluarga
berencana nasional Indonesia berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia
menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna.
Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis keluarga berencana
yang direncanakan oleh pemerintah.

Pemerimtah meluncurkan gagasan baru, yaitu :


1. Keluarga berencana mandiri : artinya masyarakat memilih metode KB dengan
biaya sendiri melalui KB lingkar biru dan KB lingkar emas.
2. Mengarahkan pada pelayanan metode kontrasepsi efektof (MKE) : AKDR,
suntikan KB, susuk KB, dan kontap.
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengetahuan
dalam memecahkan masalah khususnya pada Ny. H Usia 36 tahun dengan
kontrasepsi hormonal (suntik) Depo Geston di Poli KB RUMKITAL
Dr. RAMELAN Surabaya.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan kontrasepsi hormonal
(suntik) depo geston.
2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah pada klien.
3. Menyusun rencana kebidanan.
4. Melaksanakan tindakan kebidanan.
5. Evaluasi asuhan kebidanan.

C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah :
1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan
peristiwa dan gejala yang terjadi.
2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustkaan.
3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas
kesehatan.

D. LOKASI DAN WAKTU


a. LOKASI
Asuhan Kebidanan ini disusun saat penulis melaksanakan praktek lapangan
di Poli KB RUMKITAL Dr. RAMELAN Surabaya.
b. WAKTU
Penyusunan asuhan kebidanan ini dilakukan pada saat jam kerja Poli KB
selama 08.00 – 14.00 WIB.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,
lokasi dan waktu, serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori meliputi konsep dasar kehamilan dan asuhan kebidanan
pada kehamilan.
BAB III Tinjauan kasus meliputi pengkajian data, diagnosa/ masalah, diagnosa
potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan
rencana tindakan dan evaluasi.
BAB IV Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

A. SUNTIKAN KOMBINASI
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan
5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM (Intra Muskuler) sebulan sekali
(Cyclofem) dan 50 mg Noretindon enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan
injeksi IM sebulan sekali.

Cara Kerja.
▪ Menekan ovulasi
▪ Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
▪ Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
▪ Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Efektifitas.
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
penggunaan.

B. KEUNTUNGAN KONTRASEPSI DAN NON KONTRASEPSI


a. Keuntungan Kontrasepsi
▪ Resiko terhadap kesehatan kecil
▪ Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
▪ Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
▪ Efek samping sangat kecil.
▪ Jangka panjang.
▪ Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
b. Keuntungan non Kontrasepsi
▪ Mengurangi jumlah pendarahan.
▪ Mengurangi nyeri saat haid
▪ Mencegah anemia
▪ Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium.
▪ Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
▪ Mencegah kehamilan ektopik.
▪ Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.
▪ Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopouse.

C. KERUGIAN
▪ Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/ spotting,
atau perdarahan sela sampai sepuluh hari.
▪ Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
▪ Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.
▪ Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsi
( fenitoin dan barbiturat) atau obat tubercolosis ( rifampisin).
▪ Dapat terjadi perubahan berat badan.
▪ Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke, bekuan
darah pada paru atau otak, dan kemungkinannya timbulnya tumor hati.
▪ Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
▪ Kemungkinannya terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


a. Indikasi Pemakaian Suntikan Kombinasi.
▪ Usia Reproduksi.
▪ Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
▪ Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
▪ Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
▪ Pasca persalinan dan tidak menyusui.
▪ Anemia.
▪ Nyeri Haid hebat
▪ Haid teratur
▪ Riwayat kehamilan ektopik
▪ Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

b. Kontraindikasi Pemakaian Suntikan Kombinasi


 Hamil atau diduga hamil.
 Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan.
 Perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.
 Penyakit hati akut ( Virus Hepatitis)
 Usia > 35 tahun yang merokok.
 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan hipertensi (>180/110 mmHg)
 Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
 Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala /migraine.
 Keganasan payudara.

E. WAKTU MULAI MENGGUNAKAN SUNTIKAN KOMBINASI


1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan.
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari.
3. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
4. Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama
dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil.
5. bila pasca persalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
6. Bila pasca persalinan <6 bulan, menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi.
7. Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat
diberi.
8. Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7 hari.
9. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi, hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut
dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya.
11. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera
diberikan asal diyakini ibu tersebut tidak hamil.

Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler dalam
klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan.

F. TANDA TANDA YANG HARUS DIWASPADAI PADA PENGGUNAAN


SUNTIKAN KOMBINASI.
 Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di
paru atau serangan jantung.
 Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi atau migrain.
 Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada
tungkai.
 Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan terjadi kehamilan.
G. KEADAAN YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS.
1. Hipertensi
2. Kencing Manis
3. Migrain
4. Menggunakan obat tuberkolosis / obat epilepsy.
5. Mempunyai penyakit anemia bulan sabit (Sickle cell)
Dengan pedoman tersebut peserta KB dapat memperhitungkan kedatangannya dengan
tenggang waktu yang cukup jelas. Suntikan KB Cyclofem merupakan suntikan KB masa
depan. Karena mempunyai keuntungan :
1. Diberikan setiap 4 minggu
2. Peserta suntikan cyclofem mendapat menstruasi
3. Pemberian aman, efektif dan relative mudah.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 04 Januari 2006


Tempat : Poli KB RUMKITAL Dr. RAMELAN Surabaya
Jam : 09.00 WIB

I. LANGKAH I (PENGKAJIAN DATA)


A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Istri : Ny. H Nama Suami : Tn. K
Umur : 36 Th Umur : 37 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : TNI AL
Alamat : Margorejo Alamat : Margorejo
2. Status Perkawinan
Perkawinan ke : 1 Perkawinan ke : 1
Umur kawin : 25 th Umur Kawin : 26 th
Lama Kawin : 11 th Lama Kawin : 11 th
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sekarang jadwal kembali untuk suntik KB 3 bulan (depo) dan
mengeluh mual dan pusing semenjak memakai KB suntik.
4. Riwayat Kebidanan
a. Haid
Menarche : 13 th Warnanya : Merah Khas
Siklus/Lamanya: ± 28 hr/± 6-7 hr Baunya : Anyir
Banyaknya :Hr 1-3/±2-3 kotek/hr Flour Albus:Sebelum menstruasi(tidak bau,
tidak gatal, tidak berwarna)
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas yang lalu.
Anak pertama, UK 9 bulan, Spt. B, Bidan, RS, 3000 gr, ♀, umur 8 bulan, ASI
(+).
5. Riwayat KB
Setelah menikah px tidak mengikuti KB apapun karena ingin langsung punya anak,
setelah melahirkan anak pertama px mengikuti KB Depo.
6. Riwayat Ginekologi.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit radang panggul, ataupun
penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi, ibu tidak pernah menderita
tumor payudara ataupun kanker sistem reproduksi.
7. Riwayat Kesehatan Yang Lalu.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun
seperti jantung, asma hipertensi, hepatitis B, HIV/AIDS, BC, DM dan lain-lain.
Ibu tidak pernah MRS dan operasi.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Dalam keluarga baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita
penyakit menular, menurun dan menahun seperti jantung, asma, TBC, DM,
Hipertensi, Hepatitis B, HIV/AIDS dan lain-lain.
9. Riwayat Psikososial dan Spritual
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik. Keluarga dan suami px sangat
mendukung ibu untuk mengikuti KB suntik.
Ibu beragama islam dan menjalankan shalat 5 waktu.
10. Riwayat Sosial Budaya.
Dalam lingkungan tidak ada kepercayaan yang menghambat untuk mengikuti KB.
Ibu dan suami berasal dari suku Jawa.
11. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan 3 x/hr (porsi sedang : nasi, lauk, sayur, buah)
Minum 7-8 gelas/hr (air putih, the, susu, sari jeruk).
b. Pola Eliminasi
BAB 1x/hr (Konsistensi lembek, warna kuning, tidak nyeri)
BAK 5-6x/hr (warna kuning jernih, bau khas, tidak nyeri)
c. Pola Istirahat
Siang ± 2-3 jam /hr, malam ± 7-8 jam/hr
d. Pola Aktivitas
Ibu bekerja tiap hari dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari
seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel, dan lain-lain).
e. Pola Personal Hygiene.
Mandi 2x/hr, gosok gigi 2x/hr, keramas 4x/minggu, ganti baju 3x/hr.
f. Pola Seksual
Selama berhubungan tidak ada keluhan.

B. DATA OBYEKTIF.
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis Cara berjalan : tidak pincang
Postur tubuh : Tegak Ekspresi wajah : biasa
TB/BB : 154 cm/50 kg
b. Tanda-tanda Vital
T = 110/70 mmHg, S = 366° C N = 84x/mnt RR = 22x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, rambut warna hitam, tidak rontok.
Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma.
Mata : simetris, palpebra tidak oedem, sklera tidak ikterus,
conjunctiva tidak anemis.

Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, bersih,


tidak ada sekret, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen , daun telinga tidak ada
kelainan.
Mulut : Simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
gigi, lidah bersih.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan


V. Jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi interkosta.
Perut : Tidak ada bekas luka operasi.
Genetalia Eksterna: Tidak oedem, tidak ada varices, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholmi.

Anus : Bersih, tidak ada haemorroid.


Ekstremitas: Simetris, tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada gangguan
pergerakan.
b. Palpasi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan V.
jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Mammae : Konsistensi lunak, tidak teraba benjolan/massa.
Perut : Tidak pembesaran hepar, tidak teraba benjolan/massa.
c. Auskultasi
Tidak ada ronchi atau wheezing.
d. Perkusi.
Reflek Patella : +/+
3. Pemeriksaan Dalam, tidak dilakukan.
4. Pemeriksaan dengan Inspekulo, tidak dilakukan
5. Pemeriksaan Penunjang, tidak dilakukan.

II. LANGKAH II (IDENTIFIKASI Dx, MASALAH, KEBUTUHAN)


Tanggal 04 Januari 2006
Diagnosa : Akseptor KB Suntik 3 Bulan (depo)
Ds : Ibu mengatakan sekarang jadwal kembali untuk suntik KB 1 bulan
Do : k/u ibu baik.
T = 110/70 mmHg, S = 366° C N = 84x/mnt RR = 22x/mnt
BB = 50 kg.
Masalah : Mual pusing
Ds : Ibu mengatakan merasa mual dan pusing setelah menggunakan
KB suntik.
Do : k/u baik.
T = 110/70 mmHg, S = 366° C N = 84x/mnt RR = 22x/mnt
Kebutuhan : HE tentang efek samping pemakaian KB suntik.

III. LANGKAH III (ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL)


Tidak ada.

IV. LANGKAH IV (IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA)


Tidak ada.

V. LANGKAH V (INTERVENSI)
Tanggal 04 Januari 2006
Diagnosa : Akseptor KB suntik 3 bulan (depo)
Tujuan : setelah dilakukan Asuhan Kebidanan klien mendapat suntikan KB 3
bulan (depo) dan tanpa komplikasi.
Kriteria : Ibu sudah mendapat suntikan KB
k
/u ibu baik.
Masalah : mual, pusing.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan klien dapat mengerti,
penyebab mual, pusing sebagai efek samping KB suntik. Yang telah
dijelaskan petugas ksehatan.

Intervensi.
1. Lakukan pendekatan pada klien.
R
/ Hubungan yang kooperatif antara petugas kesehatan dan klien dapat
mempermudah Asuhan Kabidanan yang akan dilakukan.
2. Lakukan Pengukuran TTV
R
/ Tanda-tanda vital merupakan gambaran umum dari keadaan pasien.
3. Lakukan Persiapan Alat dan tempat serta persiapan Px
R
/ Sistematika kerja sebelum melakukan tindakan Asuhan Kebidanan adalah
persiapan alat, tempat dan pasien.
4. Lakukan injeksi KB cyclo secara IM dengan dosis 0,5 ml.
R
/ Pemberian tindakan dalam Asuhan Kebidanan berdasarkan metode
kontrasepsi yang telah dipilih akseptor.
5. Jelaskan pada px tentang penyebab mual, pusing.
R
/ Salah satu efek samping pemakaian KB suntik cyclo (1 bulan) adalah
mual, pusing.

VI. LANGKAH VI (IMPLEMENTASI)


Tanggal 04 Januari 2006 Jam: 09.00 WIB
Diagnosa : Akseptor KB suntik 3 bulan (depo)
Jam 09.00 : Melakukan pendekatan kepada klien dengan ramah dan sopan.
Menunjukkan sikap bahwa kita mau dan mampu membantu ibu untuk
ber-KB.
Jam 09.30 : Melakukan pengukuran TTV
T = 100/70 mmHg, S = 366° C N = 84x/mnt RR = 20x/mnt
BB = 51 kg.
Jam 09.50 : Mendengarkan keluhan pasien tentang mual dan pusing serta
menjelaskan bahwa mual dan pusing merupakan efek samping dari
pemakaian KB suntik 3 bulan (depo) dan akan hilang setelah 1 atau 3
kali suntikan.
Jam 09.55 : Melakukan persiapan alat (spuit 3 cc, kapas alkohol, cyclofem dalam
vial) persiapan tempat (menutup tirai untuk menjaga privacy klien),
persiapan klien (kita bantu klien naik tempat tidur dan
mempersiapkan daerah suntikan pada bokong).
Jam 10.00 : Melakukan ijeksi KB depo secara IM dengan dosis 0,5 ml.
Jam 10.10 : Membereskan peralatan dan membuang peralatan sekali pakai ke
tempat sampah yang sesuai.
Jam 10.15 : Memberikan HE pada pasien tentang kunjungan ulang pada tanggal 04
Maret 2006 atau bila ditemui keluhan.
Jam 10.20 : Menginformasikan kembali efek samping pemakaian KB suntik 3
bulan (depo) seperti mual, pusing, perdarahan bercak (spotting),
perubahan siklus haid dan lain-lain.

VII. LANGKAH VII (EVALUASI)


Tanggal 04 Januari 2006 Jam : 10.30 WIB
Diagnosa : Akseptor KB suntik 3 bulan (depo).
S : Klien merasa lega setelah mendapat suntik KB 3 bulan (depo)
O : Sudah mandapat injeksi KB suntik 3 bulan (depo) jam 10.00 WIB.
A : Akseptor KB suntik 3 bulan pasca tindakan.
P : Kunjungan ulang pada tanggal 04 Maret 2006 atau bila ada keluhan.

Anda mungkin juga menyukai