D-46/PED-
KB/PKM/2016
PEDOMAN
TglTerbit: 02 Maret 2016
KELUARGA No Revisi: 00
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
B. Tujuan
Tujuan umum : terwujudnya keluarga sejahtera yang maju, mandiri, dan berkualitas.
Tujuan khusus :
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi
Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi
Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran
1
C. Target
Target untuk akseptor KB aktif per tahun Kabupaten Bandung adalah targetnya 81%.
Sedangkan untuk KB pasca salin 80% pertahun.
D. Strategi
1. Meningkatkan kualitas, akses, sarana dan pra sarana KB
2. Meningkatkan profesionalisme
3. Meningkatkan advokasi dan koordinasi
4. Memperkuat dukungan di lapangan
BAB II
RUANG LINGKUP
Fokus utama pelayanan KB di Puskesmas Soreang adalah semua pasangan usia subur (PUS).
Adapun pelayanan KB di Puskesmas Soreang meliputi antara lain :
1. Umum
a. Konseling dan persetujuan tindakan medis
b. Perencanaan keluarga dan penapisan klien
c. Pencegahan infeksi
d. Persyaratan medis dalam penggunaan kontrasepsi
e. Infeksi menular dan kontrasepsi
f. Remaja dan kontrasepsi
g. Kontrasepsi untuk perempuan berusia lebih dari 35 tahun
h. Kontrasepsi pasca salin
i. Kontrasepsi pasca keguguran
j. Kontrasepsi darurat
2. Metode kontrasepsi
a. MAL
b. Keluarga Berencana Alamiah
c. Senggama terputus
d. Metode barier
e. PIL
f. Suntik
g. AKDR
h. Inflant
i. Kontap
2
3. Prosedur klinik
4. Jaminan Mutu
a. Mutu pelayanan
b. Sistem rujukan
c. Monitoring dan evaluasi
BAB III
TATA LAKSANA
1. Bagian Umum
a. Konseling dan persetujuan klinik
Dengan konseling petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya dengan menggunakan
ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan). Langkah-langkah nya yaitu : SATU
TUJU
SA : sapa dan salam
T : tanyakan pada klien tentang informasi dirinya
U : uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan
reproduksi yang paling tepat
TU : bantulah klien menentukan pilihannya
J : jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya
U : perlu dilakukan kunjungan ulang
Informed Choice adalah suatu kondisi calon peserta KB yang memilih kontrasepsi
di dasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasi yang lengkap
melalui KIP/K dengan tujuan sebagai kunci yang baik menuju pelayanan KB
berkualitas.
Informed Concent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya
atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap klien tersebut.
3
b. Perencanaan keluarga dan penapisan klien
Dalam perencanaan keluarga ada 3 fase yaitu : fase manunda kehamilan (<20
tahun), fase menjarangkan kehamilan (2-4 tahun), fase tidak hamil lagi (35 tahun
keatas).
Penapisan klien bertujuan untuk menentukan apakah ada kehamilan, keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus, dan masalah yang membutuhkan pengamatan
dan pengelolaan lebih lanjut sebelum pemberian metode kontrasepsi (PIL, Suntik
AKDR).
c. Pencegahan infeksi
Tujuan nya melindungi klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya
penyakit infeksi. Caranya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan
pemrosesan alat (dekontaminasi) serta pembuangan limbah.
d. Persyaratan medis
Ada 4 kategori yaitu :
1. : kondisi dimana tidak pembatasan apapun dalam penggunaan metode
kontrasepsi
2. : penggunaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan resiko
yang di perkirakan akan terjadi
3. : tidak dianjurkan kecuali cara yang terpilih di tolak atau cara yang di anjurkn
tidak tersedia
4. : resiko akan terjadi bila metode kontrasepsi tersebut digunakan
4
Jenis kontrasepsi untuk pengobatan IMS
Kondom latek
Female condom (kondom perempuan)
Spermisida
Diagfarma
f. Remaja dan kontrasepsi
Kontrasepsi remaja bersifat komporer dan harus tidak memberikan efek samping
dan kesulitan pada pengambilan kesuburan
g. Kontrasepsi untuk perempuan berusia 35 tahun
Perempuan berusia lebih 35 tahun memerlukan kontrasepsi yang aman dan efektif
karena kelompok ini akan mengalami peningkatan mortlitas jika mereka hamil,
biasanya di anjurkan untuk metode jangka panjang seperti IUD, implant.
h. Kontrasepsi pasca persalinan
MAL (segera pasca salin, efektifitas sampai 6 bulan)
Kontrasepsi kombinasi (sebaiknya tidak di pakai dalam waktu 6 minggu
sampai 6 bulan pasca salin)
Kontrasepsi progestin (di berikan setelah 6 bulan pasca salin)
AKDR (dapat di pasang langsung pasca salin, atau setelah 6 minggu pasca
salin)
Tubektomi (dapat dilakukan dalam 48 jam pasca salin)
i. Kontrasepsi pasca keguguran
Mencakup hal sebagai berikut :
Konseling tentang kontrasepsi
Jaminan tersedianya pasokan kontrasepsi
Akses terhadap asuhan lanjutan
Informasi tentang perlindungan terhadap IMS
Hal hal khusus berkenaan dengan pribadi klien, kondisi klien, kemampuan
fasilitas kesehatan setempat.
Waktu mulai : di mulai segera ovulasi dapat terjadi 11 hari sesudah terapi
keguguran/abortus.
Jenis kontrasepsi yang dapat digunakan PIL kombinasi, progestin, implant
AKDR, suntik kombinasi.
j. Kontrasepsi darurat
Adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila digunakan segera setelah
hubungan sexual.
Jenis kontrasepsi darurat sbb :
Mekanik AKDR CU (copper T,Nova T)
Pil kombinasi dosis tinggi (mikroginon 50, neoginon, nordiol)
Progestin (dosis 2x1)
Estrogen
Pil kombinasi dosis rendah (mikroginon 30, nordet dosis 2x4 tb)
5
2. Metode kontrasepsi
Jenis metode kontrasepsi terdiri :
a. MAL (metode aminorea laktaci)
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eklusif
artinya hanya di berikan ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman apapun
lainnya.
Cara kerja : pemudahan penekanan ovulasi
Efektifitas : sampai 6 bulan
b. Metode barier
Kondom tidak hanya sebagai alat kontrasepsi tetapi juga mencegah penyakit IMS
termasuk HIV/AIDS.
Cara kerja : kondom menghalangi pertemuan sperma dan sel telur juga mencegah
penularan mikroorganisme.
c. Kontrasepsi Kombinasi
PIL kombinasi mempunyai cara kerja menekan ovulasi, mencegah
imflantasi, lendir serviks menjadi kental.
Jenisnya tripasik, hiparsik, dan monopasik
Suntikan Kombinasi (ciklopem)
Di suntikan secara IM setiap satu bulan sekali
Car kerja : menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental,
perubahan pada endometrium, dan menghambat transportasi gamet oleh
tuba.
d. Kontrasepsi Progestin
Depo provera di suntikan secara IM setiap 3 bulan sekali
Cara kerja : mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, selaput lendir
rahim menjadi atropi, menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Mini PIL cara kerja : menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
sexs di ovarium, mengentalkan lendir serviks, mengubah motilitas tuba.
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen
dan dapat mencegah kehamilan 3-5 tahun. Di pasang di lapisan subdermal
lengan atas
Cara kerja : menekan mukus serviks, menekan ovulasi hipotrovisme
endometrium.
AKDR dengan progestin
Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah pigestase yang
mengandung progesteron dari mirena yang mengandung ke vonorgestrel.
Cara kerja : endometrium mengalami transpormasi yang iregurel,
mencegah terjadinya perubahan, mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba valopii menginaktifkan sperma.
6
e. Kontrasepsi AKDR
Jenisnya : AKDR CUT-380A dan NovaT
Cara kerja : menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii,
mempengaruhi pertilisasi, mencegah pertemuan sperma dan sel telur, mencegah
imflantasi.
f. Kontrasepsi mantap
Jenisnya : minilaparotomi dan laparoskopi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi permpuan yang tidak ingin anak
lagi di perlukan prosedur bedah sehingga di perlukan pemeriksaan fisik
dan tambahan lainnya untuk memastikan apakah klien sesuai untuk
menggunakan metode ini.
Cara kerja : mengoklusi tuba fallopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Vasektomi
Adalah metode kontrasepsi untuk laki-laki yang tidak ingin anak lagi.
disebut metode kontrasepsi operatif lelaki
Cara kerja : membuat sperma (yang disalurkan melalui pas diveren) tidak
dapat mencapai vesikula seminalis yang pada saat ejakulasi di keluarkan
bersamaan dengan cairan semen. Dilakukan prosedur bedah untuk
tindakan vasektomi ini.
Prosedur klinik :
1. Pemasangan AKDR T380A
Persyaratan ruangan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
Tersedia ruangan tunggu yang aman
Tersedia toilet pasien dan petugas
Tersedia ruang konseling
Tersedia ruangan pemeriksaan yang memiliki pencahayaan dan
fasilitas cuci tangan.
1. Spekulum
2. Tenakulum
3. Sondeuterus
4. Korentang
5. Gunting
6. Mangkuk untuk larutan antiseptik
7. Sarung tangan
8. Cairan antiseptik
9. Kain kassa atau kain kapas
10. Lampu
11. AKDR dalam kemasan steril
7
Langkah-langkah pemasangan :
8
3. Sarung tangan
4. Tampontang
5. Cairan anti septik
6. Kain kasa atau kapas
7. Lampu
9
Pola
Band aid
Kassa pembalut
10
16. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai
seluruh kaapsul terpasang
17. Petugas memastikan kapsul terpasang
18. Petugas mendekatkan ujung-ujung insisi dan tutup
dengan band aid
19. Petugas memberi pembalut tekan untuk mencegah
perdarahan dan mengurangi memar
20. Petugas menyimpan alat suntik di tempat terpisah dan
letakan semua peralatan dalam larutan klorin untuk
dekontaminasi
21. Petugas membuang peralatan yang sudah tidak terpakai
lagi ke tempatnya (kassa, kapas, sarung tangan, atau alat
suntik sekali pakai)
22. Petugas melepaskan sarung tangan dan rendam dalam
larutan klorin
23. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air kemudian
keringkan dengan air bersih
24. Petugas menggambar perta kapsul pada rekap medik
dan catat bila ada hal khusus
25. Petugas memberi penjelasan pada klien cara merawat
luka dan kapan klien harus datang kembali ke klinik
untuk kontrol
26. Petugas meyakinkan pada klien bahwa ia dapat datang
ke klinik setiap saat bila menginginkan untuk mencabut
kembali implant
27. Petugas melakukan observasi selama 5 menit sebelum
memperbolehkan klien pulang
d. Persiapan alat
Tempat tidur
Penyangga lengan
Sabun
Kain penutup steril
3 mangkuk steril/ DTT
Sarung tangan steril
11
Balutan anti septik
Anestesi
Tabung spuit
Bisturi
Skalpel
Band aid
Kassa pembalut
Langkah-langkah pencabutan implant :
1. Petugas mempersilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan
tangan dengan sbaun dan air yang mengalir serta membilasnya,
pastikan tidak terdapat sabun.
2. Petugas menutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering
3. Petugas mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih
jarang digunakan diletakan pada lengan penyangga lengan atau meja
samping. Lengan harus di sangga dengan baik dan dapat di gerakan
lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai oleh
klienisi untuk memudahkan pencabutan
4. Petugas meraba kedua kapsul untuk menentukan lokasinya, untuk
menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung tanan) ujung kapsul
dekat lipatan siku, bila tidak dapat meraba kapsul liha lokasi
pemasangan rekam medik klien.
5. Petugas memastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda
pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol
6. Petugas menyiapkan tempat alat-alat dan membuka bungkus steril
tanpa menyentuh alat didalam nya
7. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Keringkan
dengan air bersih
8. Petugas memakai sarung tangan steril/DTT (ganti sarung tangan untuk
setiap klien guna mencegah kontaminasi silang)
9. Petugas mengatur alat dan bahan-bahan sehingga mudah di capai
10. Petugas mengusap tempat pencabutan dengan kassa beranti septik,
gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kassa tersebut (bila
memegang kassa beranti septik hanya dengan tangan. Hati-hati jangan
sampai mengkotaminasi sarung tangan dengan menyentuh kulit yang
tidak steril). Mulai mengusap dan tempat yang akan dilakukan insisi
ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 81 cm dan biarkan
kering sebelum memulai tindakan.
11. Bila ada petugas menggunakan kain lubang untuk menutupi lengan.
Lubang terebut harus cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul.
Dapat juga menutupi lengan dibawah tempat kapsul di passang dengan
menggunakan kain steril.
12. Petugas sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya
12
13. Petugas memastikan klien tidak alergi obat anestesi isi alat suntikan
dengan 3 ml obat anestesi (1% tanpa epineprin) masukan jarum tepat
di bawah kulit pada tempat insisi akan di buat, kemudian lakukan
aspirasi memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah. Suntikan
sedikit anestesi untuk membuat gelembung kecil bawah kulit.
Masukan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai
lebih kurang 1/3 panjang kapsul (1 cm) tarik jarum pelan-pelan sambil
menyuntikan obat anastesi (kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung
kapsul
14. Petugas menentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dan
ujung bahwa semua kapsul kira-kira 5 cm dari ujung bawah kapsul
15. Petugas buat insisi melintang yang kecil lebih kurang 4 mm dengan
menggunakan skapel, pada lokasi yang sudah dipilih
16. Petugas mulai dengan mencabut kapsul yang mudah di raba dari luar
atau yang terdekat tempat insisi
17. Petugas mendorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan
sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi, saat ujung kapsul
18. Petugas membersihkan dan membuka jaringan ikat yang mengelilingi
dengan cara menggosok-gosok pakasi kassa steril.
19. Petugas menjepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan
klem kapsul dilepaskan kem pertama dan cabut pelan-pelan
20. Petugas memilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah di
cabut. Gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya
21. Petugas menentukan lokasi insisi pada kulit di antara 3 dan 4 kurang
lebih 5 mm dari ujung kapsul tempat siku
22. Petugas membuat insisi kecil (4 mm) memanjang sejajar diantara
sumbu panjang kapsul dengan menggunakan skapel
23. Petugas memasukan ujung klem pemegang implant norplen secara
hati-hati melalui luka insisi
24. Petugas mempiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi
dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul
25. Petugas memasukan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh
kapsul buka klem dan jepit
26. Petugas bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan menggosok-gosok menggunakan kassa steril.
27. Petugas menggunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang
sudah terpapar, lepaskan klem pemegang norplen dan cabut kapsul.
28. Petugas melakukan pencabutan kapsul berikutnya yang tampak paling
mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk mencabut
29. Petugas membersihkan tempat insisi dan sekitarnya, bila pasien tidak
ingin melanjutkan pemakaian implant.
30. Petugas mendekatkan kedua tepi luka insisi dengan band aid (plester
untuk luka ringan) atau kassa steril dan plester
13
31. Luka insisi perlu dijahit, karena mungkin dapat menimbulkan jaringan
parut
e. Kontrasepsi suntik
Persiapan alat-alat :
1. Obat kb yang akan disuntikan
2. Spuit steril
3. Alkohol dan kapas
Teknik suntikan :
Intruksi kerja
1. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air
mengalir, keringkan dengan handuk.
2. Petugas membuka dan membuang tutup kaleng pada vial yang
menutupi karet, hapus karet yang ada di bagian atas vial dengan
kapas yang telah di basahi dengan alkohol 6-90% biarkan
kering.
3. Petugas segera membuka plastiknya bila menggunakan jarum
spuit sekali pakai. Bila menggunakan jarum atau semprit yang
telah di sterilkan dengan DTT pakai kolentang yang telah di
DTT dengan mengambilnya.
4. Petugas memasang jarum pada semprit suntik dengan
memasukan jarum pada mulut semprit penghubung.
5. Petugas membalikan vial dengan mulut vial kebawah. Masukan
cairan suntik dalam semprit, gunakan jarum yang sama untuk
menghisap kontrasepsi suntik yang menyuntikan klien.
Teknik suntikan :
14
Menjaga kerahasiaan privasi
Petugas memberikan informasi tentang berbagai metode
kontrasepsi yang tersedia
Pasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang di
tentukan
Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang
cukup
b. Sistem rujukan
Rujukan medik dapat berlangsung :
Rujukan internal
Rujukan antar puskesmas dan pebantu puskesmas
Rujukan masyarakat dan puskesmsa
Rujukan satu puskesmas dan puskesmas lain
Rujukan antar puskesmas dan rumah sakit,
laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan.
15
BAB IV
DOKUMENTASI
A. Formulir pencatatan
Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi program KB di tunjukan kepada
kegiatan dan hasil kegiatan operasional yang meliputi :
Kegiatan pelayanan kontrasepsi
Hasil kegiatan
Pelayanan kontrasepsi baik di klinik KB maupun di dokter/bidan praktek
swasta
Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di klinik KB
16
Laporan pelayanan KB TK puskesmas (REK KOHORT KB/08) dilaksanakan
setiap bulan
Rekapitulasi pendataan tenaga dan sarana fasilitas pelayanan KB tingkat
puskesmas (REK.TS/08)
Laporan bulanan alkon dan Bhp (LB.ALOKON/08)QQK
17