Disusun oleh:
Fitria Umi Kasanah
P17420613058
A. KONSEP DASAR
a) Definisi
1) Konseling KB
2) Pelayanan KB, sesuai dengan kemampuan
3) Pertolongan pertama komplikasi dan kegagalan KB serta penganan efek
samping KB
4) Rujukan pelayanan KB
5) Pembinaan pelayanan di tingkat desa
(Syafrudin & Hamidah,2009 hal 184)
f) Pembagian Cara Kerja Kontrasepsi
a. Metode sederhana:
1) Tanpa alat / obat
a) Senggama terputus
b) Pantang berkala
2) Dengan alat / obat
a) Kondom
b) Diafragma atau cap
c) Cream, jelly dan cairan berbusa
d) Tablet berbusa (vaginal tablet)
b. Metode Efektif
1) Pil KB
2) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
3) Suntikan KB
4) Susuk KB
c. Metode Mantap dengan cara operasi
1) Pada Wanita
: Tubektomi
2) Pada Pria
: Vasektomi
g) Macam macam KB
a. Metode sederhana:
1) Tanpa alat / obat
b) Pantang berkala
Pantang berkala dalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara menentukan
masa ovulasi adalah:
Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurangkurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan
alat kelaminlaki laki yang tegang (ereksi), dari ujung zakar (penis)
sampai ke pangkal saat akan bersenggama. Sesudah selesai senggama,
segera dikeluarkan dari liang senggama sebelum penis menjadi lemas.
b) Diafragma / cap
Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk
menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam
serviks. Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi mungkin sampai
menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah
persetubuhan
c) Cream jelly dan tablet atau cairan berbusa
Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah
suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa
didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan
spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam vagina
b. Metode efektif
1) Pil KB
Pil KB adalah hormone yang mengandung estrogen dan progesterone,
atau progesterone saja yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari.
Tingkat keberhasilannya 92 99%. Keuntungannya sebagai berikut :
a) Kesuburan segera kembali
b) Mengurangi rasa kejang atau nyeri perut sebelum haid
c) Terlindung dari penyakit radang panggul (PPP) dan kehamilan luar
rahim (ektopik)
d) Mudah menggunakannya
e) Mencegah anemia karena kurang gizi
f) Mengurangi resiko kanker ovarium (kandung telur)
3) IUD/ AKDR
IUD adalah kontrasepsi yang dimasukkan kedalah rahim. Bentuknya
bermacam macam dan terbuat dari plastik yang dililit tembaga. Waktu
penggunaan 10 tahun. Tingkat keberhasilannya 99%.
Keuntungan :
a) Praktis dan ekonomis
b) Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)
c) Kesuburan segera kembali nika alat dikeluarkan
d) Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
e) Tidak mengganggu pemberian ASI.
Kerugiannya, dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim
pemakai. IUD dipasang saat haid.
4) Suntikan
Metode ini adalah metode menyuntikkan hormone progesterone ke bokong/
otot panggul/ lengan, setiap 3 bulan, atau hormone estrogen yang disuntikkan
setiap 1 bulan sekali. Tingkat keberhasilan >99%.
Keuntungan :
a) Praktis, efektif, dan aman
b) Tidak memengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui
c) Tidak terbatas usia
Kerugian :
a) Kesuburan kembali agak lama
b) Harus kembali ke tempat pelayanan
c) Tidak dianjurkan untuk penderita kanker, tekanan darah tinggi, jantung,
dan hati.
c. Metode mantap
1) Tubektomi / MOW
Merupakan metode operatif bagi wanita yang tidak ingin punya anak lagi.
Tingkat keberhasilannya >99%.
Keuntungan :
a) Efektifitas langsung setelah sterilisasi
b) Permanen
c) Tidak ada efek samping jangka panjang
d) Tidak mengganggu hubungan seksual
Kerugian : beresiko, serta tetap ada efek samping bedah.
2) Vasektomi / MOP
Merupakan kontrasepsi bagi laki laki yang tidak ingin punya anak lagi.
Tingkat keberhasilannya >99%.
Keuntungan :
a) Tidak ada mortalitas/ kematian
b) Komplikasi penyakit lain (morbiditas / keadaan sakit) sangat kecil
c) Klien tidak perlu dirawat di RS
d) Tidak mengganggu hubungan seksual
e) Tidak harus diingat ingat, tidak harus selalu ada persediaan
f) Bersifat permanen
(Syafrudin & Hamidah hal 185 188)
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IMUNISASI DASAR
a) Pengkajian
a. Data umum klien atau identitas klien
Yang dikaji meliputi biodata klien dan suami mulai dari nama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, dan no. telp.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB. Misalnya
KB suntik kombinasi seperti amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan
bercak, meningkatnya/ menurunnya BB
2) Riwayat kesehatan dahulu
kaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara,
DM, dan TBC.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC,
hipertensi dan kanker payudara.
4) Riwayat keperawatan sekarang
5) Riwayat obstetric lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. PA
Anak ke
Usia sekarang
Jenis persalinan
Penolong
Kaji usia saat menikah pertama berapa tahun, dan saat ini adalah pernikahan yang
keberapa pada klien.
6) Riwayat reproduksi
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah
haid, dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
7) Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan
KB yang saat ini digunakan, dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB
tersebut.
c. Data umum kesehatan saat Ini
1) Keadaan umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu
badan, kesadaran
2) Tanda vital
Meliputi
pemeriksaan
TD
(mmHg),
Nadi
(x/menit),
suhu(oC),
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik bekas luka (suntik, implant,dll)
2. Ansietas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu, sekunder :
kurang pengetahuan tentang kontrasepsi (metode: suntikan, IUD, Implant,
kondom, MOW,dll)
3. Perubahan pola haid, spotting haid b.d proses adaptasi hormonal
4. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya
informasi akan pengetahuan tentang KB
5. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan
jerawat pada muka)
6. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi
f. Rencana asuhan keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik bekas luka (suntik, implant, dll)
Tujuan : Nyeri berkurang
Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri
R: Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
2) Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana
R: Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan
mengontrol tingkat ketidaknyamanan.
3) Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi. Berikan instruksi bila
perlu
R: Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut,yang
memperberat nyeri dan menghambat kemajuan persalinan
4) Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung,
sandaran bantal, pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)
R: Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan
meningkatkan koping dan kontrol klien
dll)
R: Salah satu bentuk kolaborasi dengan tim lain
3. Perubahan pola haid, spotting haid b.d proses adaptasi hormonal
Tujuan : dalam waktu 1 bulan haid kembali normal dengan kriteria:
1) Sifat darah haid kembali pada siklus awal/biasa
2) Tidak ada spotting haid yang berulang
Intervensi :
1) Kaji lamanya dan banyaknya spotting
R : Untuk mengetahui siklus haid dan mengetahui lamanya haid dan
jumlah perdarahan pada saat haid
2) Jelaskan pada ibu efek samping alat kontrasepsi AKDR dan hormonal
pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi.
Intervensi :
1) Beritahu klien bahwa selama 48 jam pertama daerah insisi harus
dibiarkan kering
R : Balutan yang basah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme
2) Jelaskan efek dari pemsangan implant, MOW/MOP secara langsung
seperti lebam dan rasa perih
R : Lebam dan perih bukan indikasi infeksi jika hilang dalam beberapa
hari
3) Hindari benturan, gesekan dan penekanan di daerah insisi
R : Untuk mencegah terjadinya trauma berlebih selain dari tempat insisi
4) Balutan jangan dibuka dalam 48 jam, plester dipertahankan hingga luka
sembuh (biasanya 5 hari)
R : Dapat mencegah ekspulsi batang implant, cara memungkinkan
menyebabkan infeksi
5) Anjurkan klien kembali ke klinik jika ada tanda infeksi seperti demam,
peradangan selama beberapa hari
R : Memungkinkan klien mendapat pertolongan lebih dini untuk
mencegah kondisi lebih buruk
6) Kolaborasi pemberian terapi antibiotic
R : Antibiotik untuk mencegah infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta:EGC.
Effendy.2009.Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC.
Itachi, Uchiha. Tinjauan Teoritis Keluarga berencana. 20 Maret 2013.
http://macrofag.blogspot.com/2013/03/sap-keluarga-berencana-kb.html.