Anda di halaman 1dari 8

Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian pada ibu

dan pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi pelayanan


berperan sebagai konselor dan fasilitator, sesuai langkah-langkah di bawah ini.

1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu

Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri Anda. Gunakan komunikasi
verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang
identitas dan keinginannya pada kunjungan ini.

2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu

Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat
diguakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan
metode tertentu.

Tanyakan status kesehatan ibu dan kondisi medis yang dimilikinya. Perhatikan
persyaratan medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu di tabel berikut ini.

Tabel Persyaratan Medis Penggunaan Metode Kontrasepsi

Keterangan:
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari risiko
3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang lebih
sesuai atau dapat diterima
4 = Metode tidak boleh digunakan

3. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan


ibu
Berikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai metode
kontrasepsi: efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang dapat
terjadi serta upaya-upaya untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek
yang merugikan tersebut (termasuk sistem rujukan).

Tabel Informasi Berbagai Metode Kontrasepsi

4. Bantu ibu menentukan pilihan

Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya.
Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya.

Apabila ingin mendapat penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk berkonsultasi


kembali atau dirujuk pada konselor atau tenaga kesehatan yang lebih ahli.

5. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu

Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskanlah mengenai:

Waktu, tempat, tenaga, dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi


Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan

Cara mengenali efek samping/komplikasi

Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan


ulang bila diperlukan

Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi

Informasi-informasi tersebut tidak dijelaskan di dalam buku ini, namun dapat


diperoleh di Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BKKBN 2011).

Bila ibu ingin memulai pemakaian kontrasepsi saat itu juga, lakukan penapisan
kehamilan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

Apakah Anda mempunyai bayi yang berumur kurang dari 6 bulan DAN
menyusui secara eksklusif DAN tidak mendapat haid selama 6 bulan tersebut?
Apakah Anda pantang senggama sejak haid terakhir atau bersalin?

Apakah Anda baru melahirkan bayi kurang dari 4 minggu?

Apakah haid terakhir dimulai 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila klien
ingin menggunakan AKDR)?

Apakah Anda mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir (atau 12 hari


terakhir bila klien ingin menggunakan AKDR)?
Apakah Anda menggunakan metode kontrasepsi secara tepat dan
konsisten?

Bila ada jawaban YA pada satu atau lebih pertanyaan di atas, metode
kontrasepsi dapat mulai digunakan. Bila semua dijawab TIDAK, ibu harus
melakukan tes kehamilan atau menunggu haid berikutnya.

6. Rujuk ibu bila diperlukan

Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini ibu belum mendapat
informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas pelayanan
kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB setempat tidak
mampu mengatasi efek samping/komplikasi atau memenuhi keinginan ibu.
Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan
(kunjungan ulang pasca pemasangan)

7.2. KONTRASEPSI DARURAT

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah


kehamilan setelah senggama tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi
yang tepat dan konsisten sebelumnya.

Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat misalnya:

Perkosaan
Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:

o Kondom bocor, lepas atau salah digunakan

o Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat

o Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di


vagina atau genitalia eksterna

o Salah hitung masa subur

o AKDR ekspulsi (terlepas)

o Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet

o Terlambat suntik progesti lebih dari 2 minggu atau terlambat suntik


kombinasi lebih dari 7 hari
Kontrasepsi darurat dapat bermanfaat bila digunakan dalam 5 hari pertama,
namun lebih efektif bila dikonsumsi sesegera mungkin. Kontrasepsi darurat
sangat efektif, dengan tingkat kehamilan <3%.

Efek samping: mual, muntah (bila terjadi dalam 2 jam pertama sesudah minum pil
pertama atau kedua, berikan dosis ulangan), perdarahan/bercak.

Perlu diingat kontrasepsi darurat ini bersifat sementara dan tidak untuk
digunakan secara rutin!

7.3. KONTRASEPSI PASCASALIN

Terdapat beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan setelah


persalian karena tidak mengganggu proses menyusui. Berikut penjelasan
mengenai pilihan metode tersebut.

1. METODE AMENOREA LAKTASI


MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:

Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding) dan sering; lebih efektif
bila pemberian 8 kali sehari
Ibu belum haid

Umur bayi kurang dari 6 bulan

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar efektivitas MAL
optimal:

Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (bayi hanya sesekali
diberi 1-2 teguk air/minuman pada upacara adat/agama)
Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum dianggap
haid)

Bayi menghisap payudara secara langsung

Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir

Kolostrum diberikan kepada bayi

Pola menyusui on demand(menyusui setiap saat bayi membutuhkan) dan


dari kedua payudara

Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari

Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam

Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka ibu perlu mengerti cara
menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan menyusui secara efektif
(lihat bab 2.4). Informasi lebih lanjut mengenai MAL, lihat bab 7.1.

2. KONTRASEPSI MANTAP
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) digunakan untuk yang tidak ingin mempunyai
anak lagi. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di bab 7.1.

3. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM


AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan efektif untuk ibu
yang ingin menjarangkan atau membatasi kehamilan. AKDR dapat dipasang
segera setelah bersalin ataupun dalam jangka waktu tertentu. Angka ekspulsi
AKDR berdasarkan waktu pemasangan adalah sebagai berikut.
Meskipun angka ekspulsi pada pemasangan AKDR segera pascasalin lebih tinggi
dibandingkan teknik pemasangan masa interval (lebih dari 4 minggu setelah
persalinan), angka ekspulsi dapat diminimalisasi bila:

Pemasangan dilakukan dalam waktu 10 menit setelah melahirkan plasenta


AKDR ditempatkan cukup tinggi pada fundus uteri

Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih khusus

Keuntungan pemasangan AKDR segera setelah lahir (pascaplasenta) antara lain:

Biaya lebih efektif dan terjangkau.


Lebih sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan pemasangan
setelah beberapa hari/minggu.

Tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan untuk hamil selama menyusui


dan AKDR pun tidak mengganggu produksi air susu dan ibu
yang menyusui.

Mengurangi angka ketidakpatuhan pasien.

Namun demikian, terdapat beberapa risiko dan hal-hal yang harus diwaspadai
saat pemasangannya:

Dapat terjadi robekan dinding rahim.


Ada kemungkinan kegagalan pemasangan.

Kemungkinan mengalami nyeri setelah melahirkan hingga beberapa hari


kemudian.
Kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan AKDR (pasien harus
kembali jika ada demam, bau amis/anyir dari cairan vagina dan sakit perut terus
menerus).

AKDR juga dapat dipasang setelah persalinan dengan seksio sesarea. Angka
ekspulsi pada pemasangan setelah seksio sesarea kurang lebih sama dengan
pada pemasangan interval.

4. IMPLAN
Implan berisi progestin, dan tidak mengganggu produksi ASI.

Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascasalin, pemasangan


implan dapat dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi lain bila menyusui penuh
(full breastfeeding).

Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid, pemasangan


dapat dilakukan kapan saja tetapi menggunakan kontrasepsi lain atau jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari.

Masa pakai dapat mencapai 3 tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5 tahun


(levonogestrel). Informasi lebih lanjut, lihat bab 7.1.

5. SUNTIKAN PROGESTIN
Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI.
Jika ibu tidak menyusui, suntikan dapat segera dimulai.

Jika ibu menyusui, suntikan dapat dimulai setelah 6 minggu pascasalin.

Jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat ditunda sampai 6 bulan.

Jika ibu tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu pascasalin, atau
sudah dapat haid, suntikan dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan.

Injeksi diberikan setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3 bulan


(medroxiprogesteron asetat). Informasi lebih lanjut, lihat bab 7.1.

6. MINIPIL
Minipil berisi progestin dan tidak mengganggu produksi ASI
Pemakaian setiap hari, satu strip untuk 1 bulan. Informasi lebih lanjut,
lihat bab 7.1.

7. KONDOM
Pilihan kontrasepsi untuk pria.
Sebagai kontrasepsi sementara.

Anda mungkin juga menyukai