METODE KONTRASEPSI
Oleh:
Preseptor:
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah karena berkat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Clinical Science Session (CSS) yang berjudul
“Metode Kontrasepsi”.
CSS ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. dr. Hudila Rifa
Karmia, Sp.OG sebagai preseptor yang telah memberikan arahan dan petunjuk serta
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan CSS ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kontrasepsi
Menyusui secara • Berikan klien KOK dan katakan pada klien untuk mulai
parsial : meminumnya 6 minggu setelah melahirkan.
Kurang dari 6 minggu • Dan juga berikan klien metode cadangan untuk digunakan
setelah melahirkan sampai 6 minggu setelah melahirkan jika menstruasi
bulanan kembali sebelum 6 minggu pasca melahirkan.
Menyusui secara o Jika belum mendapatkan menstruasi bulanan, klien dapat
parsial : mulai menggunakan KOK kapan pun jika benar-benar
Lebih dari 6 minggu yakin ia tidak hamil. Klien akan membutuhkan metode
setelah melahirkan cadangan dalam 7 hari pertama meminum pil.
• Jika klien sudah mulai mendapatkan menstruasi, klien
dapat mulai meminum KOK sebagaimana yang disarankan
pada wanita yang memiliki siklus menstruasi.
Tidak Menyusui: • Klien dapat menggunakan KOK kapanpun pada hari ke 21-
Kurang dari 4 minggu 28 setelah melahirkan. Berikan klien pil kapan saja untuk
setelah melahirkan memulai pada 7 hari tersebut. Tidak perlu menggunakan
metode cadangan. (Jika ada resiko untuk Tromboemboli
Vena, tunggu sampai 6 minggu).
Tidak Menyusui: • Jika klien belum mendapatkan menstruasi bulanannya, ia
Lebih dari 4 minggu dapat mulai menggunakan KOK kapan pun jika benar-
setelah melahirkan benar yakin klien tidak hamil. Klien membutuhkan metode
cadangan untuk 7 hari pertama meminum pil ini
• Jika klien sudah mulai mendapatkan menstruasi, klien
dapat mulai meminum KOK sebagaimana yang disarankan
pada wanita yang memiliki siklus menstruasi
Tidak ada menstruasi • Klien dapat mulai meminum KOK kapan pun ia benar-
bulanan (tidak benar yakin tidak hamil. Klien membutuhkan metode
berkaitan dengan cadangan untuk 7 hari pertama meminum pil ini
melahirkan atau
menyusui)
Setelah meminum Pil • Klien dapat mulai meminum KOK sehari setelah dia
Kontrasepsi Darurat selesai meminum pil kontrasepsi darurat. Tidak perlu
menunggu periode menstruasi berikutnya untuk memulai
meminum pil KOK.
- Pengguna KOK baru harus memulai paket pil baru
- Klien yang sedang meminum KOK yang
membutuhkan pil kontrasepsi darurat karena kesalahan
dalam mengkonsumsi pil KOK, dapat melanjutkan
menggunakan pil KOK yang tersisa.
- Semua klien membutuhkan metode cadangan untuk 7
hari pertama meminum pil ini.
Sterilisasi ✓ ✓
Kondom / spermasida ✓ ✓ ✓ ✓
Kontrasepsi Progestin ✓ ✓
KB Alamiah ✓ ✓
Kontrasepsi Kombinasi ✓
- Dorong Lengan T ke
alat safe load
Langkah 5
Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks sesudah melakukan sondase
uterus) sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan vagina berada dalam satu
garis lurus. Masukkan dengan pelan dan hati-hati tabung inserter yang sudah
berisi AKDR ke dalam kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi leher
biru ke arah horizontal. Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong
tabung inserter sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri. Pastikan leher biru tetap dalam posisi horizontal.
- Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan,
sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal
pendorong. Dengan cara ini lengan AKDR akan berada tepat di
fundus (puncak kavum uteri).
Langkah 6
Bantu klien bangun dan turun dari meja ginekologi (hati-hati mungkin klien
merasa pusing). Beritahu klien kapan dan bagaimana cara memeriksa benang
AKDR. Bila tidak melanggar budaya dan pribadi klien, persilahkan klien untuk
mencoba memeriksa sendiri benang AKDR tersebut. Beri kesempatan klien
untuk bertanya dan beritahu kapan untuk periksa kembali. Setelah pemasangan,
klien diminta menunggu di klinik selama 15 - 30 menit sebelum diperbolehkan
pulang.
Langkah 7
Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas sarung
tangan. Bersihkan permukaan yang terkontaminasi. Lakukan dekontaminasi
alat-alat dan sarung tangan dengan segera setelah selesai dipakai.
Langkah 8
Ajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang AKDR (dengan menggunakan
model bila tersedia). Minta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah
pemasangan AKDR
F. Kontrasepsi Mantap
1. Tubektomi
a. Definisi
Prosedur bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan secara permanen
pada perempuan yang tidak ingin anak lagi. Terdapat 2 jenis tubektomi
yaitu: 15,16
i. Mini laparotomi dengan membuat insisi kecil pada perut. Tuba
fallopi ditarik ke irisan untuk dipotong dan diikat. Terdapat dua jenis
mini laparotomi, yaitu:
- Mini laparotomi suprapubik: pada masa interval
- Mini laparotomi sub umbilikus: pada pasca persalinan
ii. Laparoskopi dengan memasukkan pipa kecil panjang dengan lensa
di dalamnya ke dalam perut melalui insisi kecil. Laparoskopi
memungkinkan dokter untuk mencapai dan memblok atau
memotong tuba falopi di dalam perut.
b. Cara Kerja
Mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin),
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. 15,16
c. Keuntungan dan Keterbatasan
Keuntungan: 15,16
- Sangat efektif, klien tidak perlu khawatir menjadi hamil atau
khawatir mengenai kontrasepsi lagi (0,5 kehamilan per 100
perempuan dalam tahun pertama pemakaian)
- Segera efektif dan bersifat permanen
- Tidak mempengaruhi produksi ASI
- Tidak mengganggu sanggama
- Tidak memiliki efek samping dalam jangka panjang
- Klien tidak perlu melakukan atau mengingat apapun setelah prosedur
dilakukan
- Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
- Mengurangi risiko terjadinya Pelvic Inflammatory Disease (PID),
kanker ovarium, dan kehamilan ektopik
Keterbatasan: 15,16
- Kesuburan tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi
rekanalisasi
- Rasa sakit dalam jangka pendek setelah tindakan
- Harus dilakukan oleh dokter yang terlatih (untuk laparoskopi
dilakukan oleh Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi)
- Risiko pembedahan bertambah jika menggunakan anestesi umum
- Meningkatkan risiko kehamilan ektopik
- Tidak melindungi klien dari IMS dan HIV/AIDS
d. Kriteria Kelayakan Medis
Yang boleh menjalani tubektomi, antara lain: 15,16
- Perempuan berusia >22 tahun hingga <45 tahun
- Perempuan yang pada kehamilannya akan menimbulkan risiko
kesehatan serius
- Perempuan yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur
ini
- Pasca Persalinan/ pasca keguguran dalam 7 hari terakhir
- Ibu menyusui
- Pasien HIV, sedang dalam pengobatan antiretroviral atau tidak
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi, antara lain: 15,16
- Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum terjelaskan
- Perempuan dengan infeksi sistemik atau pelvik yang akut
- Perempuan yang kurang pasti mengenai keinginan untuk fertilitas di
masa depan
- Perempuan yang belum memberikan persetujuan medis
e. Waktu Pengerjaan
Seorang perempuan dapat memulai prosedur tubektomi kapanpun ia
menghendaki selama yakin ia tidak akan hamil dan tidak ada kondisi medis
yang menghambat. Tubektomi sebaiknya ditunda pelaksanaannya jika: 15,16
- Sedang hamil
- Hari ke-7-42 pasca persalinan
- Pasca persalinan dengan kondisi kehamilan disertai
preeklampsia/eklampsia
- Terjadi komplikasi serius pasca persalinan/keguguran (infeksi,
hemoragik, trauma) kecuali ruptur uteri dan perforasi (butuh
penanganan khusus)
- Hematometra
- Penyakit jantung akibat blokade/penyempitan arteri
- Penyumbatan pembuluh darah vena di kaki atau paru
- Hepatitis viral akut
- Gallbladder disease bergejala
- Hb <7 g/dL
- Bronkitis atau pneumonia
- Infeksi sistemik atau gastroenteritis berat
- Infeksi kulit pada abdomen
f. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi: 15,16
- Infeksi
- Abses pada luka operasi
- Demam pasca operasi
- Luka pada kandung kemih atau intestinal
- Hematoma
- Emboli gas
- Nyeri pada lokasi pembedahan
- Perdarahan superfisial
- Reaksi hipersensitivitas saat dilakukan anestesi
2. Vasektomi
a. Definisi
Prosedur bedah sukarela yang memiliki risiko rendah untuk menghentikan
kesuburan secara permanen pada pria yang tidak ingin anak lagi. Vasektomi
dilakukan dengan memotong dan mengikat vas (ductus) deferens tanpa
menggunakan pisau bedah, dengan tujuan memutuskan aliran sperma dari
testis sehingga terjadi azoospermia. 15,16
b. Cara Kerja
Mengikat dan memotong setiap saluran vas deferens sehingga sperma tidak
bercampur dengan semen. Semen dikeluarkan, tetapi tidak dapat
menyebabkan kehamilan15,16
c. Keuntungan dan Keterbatasan
Keuntungan: 15,16
- Aman, dan nyaman
- Sangat efektif dengan sekali tindakan
- Permanen
- Pria mengambil tanggung jawab untuk kontrasepsi, mengambil alih
beban dari perempuan
- Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
Keterbatasan: 15,16
- Tidak segera efektif (WHO menyarankan kontrasepsi tambahan
selama 3 bulan setelah tindakan, kurang lebih 20 kali ejakulasi)
- Komplikasi minor seperti infeksi, perdarahan, nyeri pasca operasi.
Teknik tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi perdarahan dan
nyeri dibandingkan teknik inisiasi
- Harus dilakukan oleh dokter umum terlatih atau Dokter Spesialis
Bedah dan Dokter Spesialis Urologi
d. Kriteria Kelayakan Medis
Dengan konseling dan informed consent yang tepat, semua pria dapat
menjalani vasektomi secara aman, termasuk pria dengan kriteria berikut:
15,16