Oleh :
NENO DWI WAHYURINI
1102012191
Pembimbing :
dr. Dhanny P.J. Santoso, Sp.OG., M.Kes
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan referat yang berjudul
Kontrasepsi Pasca Salin dengan baik.
Referat ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam mengikuti
dan menyelesaikan kepaniteraan klinik SMF Obstetri dan Ginekologi di
RSUD Dr.Slamet Garut. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1 dr.
Dhanny
P.J.
Santoso,
Sp.OG.,
M.Kes,
selaku
dokter
pembimbing.
2 Para Bidan, Perawat dan Pegawai di Bagian SMF Penyakit Dalam
RSUD Dr.Slamet Garut.
3 Teman-teman sejawat dokter muda di lingkungan RSUD Dr.Slamet
Garut.
Segala daya upaya telah di optimalkan untuk menghasilkan referat
yang baik dan bermanfaat, dan terbatas sepenuhnya pada kemampuan
dan wawasan berpikir penulis. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa
tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca agar dapat menghasilkan tulisan yang
lebih baik di kemudian hari.
Akhir kata penulis mengharapkan referat ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca, khususnya
bagi para
Penulis
DAFTAR ISI
1 KATA PENGANTAR.........
1
2 DAFTAR ISI....... 2
3 BAB 1 PENDAHULUAN.......
3
4 BAB II PEMBAHASAN....
5
5 BAB III PENUTUP...............
46
6 DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................
........... 47
BAB I
PENDAHULUAN
perempuan
akan
terus
berlangsung
sampai
mati
haid
untuk
menunda
kehamilan
dapat
dilakukan
dengan
proses
persalinan.
Pada
dasarnya
alat
kontrasepsi
dapat
2, 3
Dari data WHO didapatkan bahwa di seluruh dunia terjadi lebih dari
100x10(6) senggama setiap harinya dan terjadi 1 juta kelahiran baru per
hari dimana 50% diantaranya tidak direncanakan dan 25% tidak
diharapkan. Dari 150.000 kasus abortus provokatus yang terjadi per hari,
50.000 di antaranya abortus ilegal dan lebih dari 500 perempuan
meninggal akibat komplikasi abotus setiap harinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan dan dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat
permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable yang
mempengaruhi fertilitas. Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
terjadinya
konsepsi
dengan
menggunakan
alat
atau
obat-obatan.
5
merencanakan
jumlah
menggunakan kontrasepsi.
anak
dan
jarak
kehamilan
dengan
1, 5
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ross dan Frankenberg (1993) mendapatkan wanita
pada periode pasca persalinan memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk
kontrasepsi. Penelitian ini juga memperlihatkan sebagian besar wanita pasca
persalinan menyatakan keinginan untuk mencegah kehamilan selama 2 tahun pertama
setelah melahirkan tetapi tidak mendapat pelayanan kontrasepsi. Selain itu menurut
itu survey yang dilakukan DHS di 27 negara menunjukkan hanya 3-8 % wanita di
sub-Sahara Afrika, Asia dan Amerika latin menginginkan kehamilan lagi dalam 2
tahun setelah melahirkan. Sisanya 92-97 % dari wanita tersebut , tidak menginginkan
anak lagi dalam waktu 2 tahun setelah melahirkan.
Spermisida
Kondom
Koitus interuptus
Diafragma tidak bisa digunakan hingga setelah 6 minggu pasca persalinan karena
tidak akan menempel dengan sempurna, jika dilakukan pemasangan segera akan
menimbulkan ketidaknyamanan, terutama pada wanita yang dengan episiotomi.
1. Wanita menyusui
Wanita yang menyusui tidak perlu menggunakan kontrasepsi untuk minimal 6 minggu
pasca persalinan dan 6 bulan jika mereka menggunakan metoda amenore laktasi. ( gambar
2) menunjukkan waktu yang direkomendasikan untuk memulai kontrasepsi pada wanita
menyusui.
Jika wanita yang menyusui memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi selain
metode amenorea laktasi (MAL), harus melakukan konsultasi terlebih dahulu mengenai efek
yang mungkin ditimbulkan oleh kontrasepsi terhadap laktasi dan bayi. Sebagai contoh
7
kontrasepsi hormonal merupakan pilihan terakhir kontrasepsi pada wanita yang menyusui.
Semua pil oral kombinasi, meskipun dengan dosis rendah ( 30-35 g EE) menurunkan
produksi ASI, dan dari berbagai penelitian yang menunjukkan efek pertumbuhan bayi pada
minggu 6-8 pasca persalinan. Disarankan untuk menunda pemakaian kontrasepsi pil setelah
kehamilan 8-12 minggu.
( dengan menggunakan KB
pascapersalinan, pil kontrasepsi kombinasi oral dan injeksi sebaiknya dimulai setelah saat itu.
Sementara itu pil progesteron bisa dimulai segera pasca persalinan karena tidak
meningkatkan terjadinya resiko gangguan pembekuan darah. Gambar 2 menunjukkan waktu
yang direkomendasikan untuk memulai kontrasepsi pada wanita yang tidak menyusui.
jika persalinan dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnnya , insersi IUD
pascapersalinan segera ( 48 jam) bisa dilakukan dengan pertimbangan ( konseling dan
tenaga yang terlatih
b
NFP mungkin sulit dilakukan pada wanita yang menyusui karena fungsi ovarium berkuran
membuat tanda-tanda kesuburan ( perubahan mucus, suhu tubuh basal ) lebih sulit
diinterpretasikan , sehingga NFP membutuhkan jangka waktu yang lebih lama.
d
Selama 6 bulan pertama postpartum , COCs dan CICS mempengaruhi jumlah air susu dan
pertumbuhan bayi. Jika wanita menyusui tetai tidak LAM , bisa menggunakan COCs dan
CiCs segera setelah 6 minggu post partum jika metoda lain tiidak bisa digunakan
Kontrasepsi Sederhana
Efektifitas
10
Kerugian
a. Metoda jangka pendek ( hingga 6 bulan )
b. Membutuhkan proses menyusui yang mungkin tidak nyaman bagi sebagian wanita
c. Tidak melindungi wanita dari penyakit menular sexual atau HIV
Keuntungan proses menyusui
a. Bagi ibu
1. Proses menyusui yang dimulai segera pasca persalinan , mengurangi resiko
perdarahan pasca persalinan. Penghisapan yang dilakukan oleh bayi
menyebabkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan kontraksi pada uterus
2. Mengurangi resiko kanker payudara dan kanker ovarium
3. Melindungi wanita dari anemia dan osteoporosis
4. Bisa menjadikan waktu istirahat untuk ibu , karena ibu tidak bisa melakukan
aktifitas lain selama menyusui
b. Bagi bayi
1. Bayi mendapat imunitas dari colostrums dan air susu ibu
2. Proses menyusui memenuhi kebutuhan bayi dengan nutrisi yang lengap,
disamping pertubuhan gigi dan rahang
3. Merangsang pertumbuhan otak
Disamping itu proses menyusui meningkatkan ikatan antara ibu dan anak. Selain itu
ASI merupakan sumber makanan yang bisa diberikan kapan saja, bersih dan mudah diberikan
pada saat kapanpun.
b. Kondom
11
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari bahan alami
(produksi hewani) atau sintetik berupa karet (lateks) atau plastik (vinil) yang dipasang pada
penis saat hubungan seksual. Kondom bekerja menghalangi pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet sehingga sperma tidak tercurah ke
dalam saluran reproduksi wanita.
Keuntungan kontrasepsi :
1. Tidak mengganggu produksi ASI
2. Tidak mengganggu kesehatan klien karena tidak mempunyai pengaruh sistemik
3. Murah, beragam pilihan sesuai selera, dan dapat dibeli secara umum
4. Dapat melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan
HIV/AIDS, khususnya kondom yang terbuat dari lateks dan vinil
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Efektivitas sedang (2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun)
2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
3. Pada beberapa klien menyulitkan untuk mempertahankan ereksi
4. Pada beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
5. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
6. Pembuangan kondom bekas dapat menimbulkan masalah limbah
7. Menimbulkan alergi terhadap bahan dasar kondom pada beberapa klien
(terutama bahan lateks).
Efek samping kontrasepsi dan penanganannya :
Efek samping
Kondom rusak atau bocor (sebelum
Penanganan
Gunakan kondom baru, dapat ditambahkan
berhubungan)
Kondom bocor atau diperkirakan ada
spermisida
c. Coitus Interuptus
Senggama terputus dalah metode tradisional dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. Metode ini tidak dapat
12
digunakan pada suami dengan pengalaman ejakulasi dini, yang memiliki kelainan
fisik atau psikologis, dan pasangan yang kurang dapat bekerja sama.
Keuntungan kontrasepsi :
1. Tidak mengganggu produksi ASI
2. Tidak ada efek samping
3. Dapat digunakan setiap waktu
4. Tidak ada biaya
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Efektivitas tergantung pada kesediaan pasangan melakukan sanggama terputus
(angka kegagalan 4-18 kehamilam per 100 wanita per tahun)
2. Efektivitas menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat
pada penis
3. Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seksual
d. KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya
yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu: metode
kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
KBA sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang :
1. Wanita dengan umur, paritas, atau masalah kesehatannya membuat kehamilan
menjadi kondisi resiko tinggi
2. Wanita dengan siklus haid tidak teratur (bisa juga ditemukan pada wanita yang
baru saja berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal, setelah melahirkan,
selama menyusui, setelah mengalami aborsi, atau ketika perimenopause)
3. Wanita yang pasangannya tidak dapat diajak bekerja sama
4. Wanita yang merasa tidak nyaman menyentuh alat genitalnya
Keuntungan kontrasepsi :
1. Tidak ada efek samping fisik maupun sistemik karena tidak digunakan produk
kimia maupun fisik
2. Tanpa biaya
13
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Untuk belajar memahami masa subur secara efektif perlu waktu sekitar 3-6 siklus
menstruasi
2. Perlu pencatatan setiap hari
3. Keefektifan tergantung dari disiplin pasangan (perlu pantang selama masa subur
untuk menghindari kehamilan)
4. Diperlukan pelatih KBA untuk membantu ibu mengenali masa suburnya
5. Keefektifan sedang (9-20 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
pemakaian metode kontrasepsi)
6. Adanya kegiatan atau penyakit terkadang menyulitkan pendeteksian masa subur
7. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan AIDS/HIV
Klien yang menyusui dan mengalami pengeluaran cairan vagina menetap akan lebih sulit
memprediksi kesuburan dengan menggunakan lendir serviks, maka dianjurkan metode
kontrasepsi lainnya jika dikehendaki.
e. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung (terbuat dari lateks atau karet) yang
menutup serviks dan diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Diafragma
akan menahan sperma agar tidak mendapatkan akses ke saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopii) dan sebagai wadah spermisida. Jenis yang terbuat dari lateks yaitu :
flat spring (flat metal band), coil spring (coiled wire), dan arching spring, sedangkan yang
terbuat dari silikon, yaitu coil spring (coiled wire) dan arching spring . Diafragma tidak
dianjurkan bagi wanita yang :
1. Merasa tidak nyaman menyentuh alat genitalnya
2. Otot vaginanya tidak dapat menahan diafragma
3. Memiliki kelainan bentuk dan posisi serviks
4. Sensitif terhadap bahan lateks
5. Mengalami infeksi saluran kemih berulang
6. Mengalami infeksi vagina
14
Penanganan
Segera kosongkan kandung kemih setelah berhubungan, berikan
antibiotika yang sesuai, ganti dengan ukuran diafragma lebih kecil,
berbau
bila setelah berhubungan seksual tetapi jangan <6 jam pasca hubungan
spermisida
Nyeri tekan kandung Pastikan ketepatan ukuran diafragma, apabila terlalu besar gunakan
15
ukuran kecil
beri rehidrasi oral, analgesik non-narkotik seperti antalgin, dan
aspirin bila panas >38 0C.
f. Spermicida
Spermisida adalah bahan kimia (non oksinol-9 atau disebut pula Nonoxynol) yang
digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma dengan cara memecahkan
membran sel sperma dan memperlambat gerak sel sperma, serta menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur. Spermisida dikemas dalam bentuk :
1. aerosol atau busa
2. krim yang digunakan bersama diafragma
3. tablet vaginal atau suppositoria atau dissolvable film yang dimasukkan 10-15
menit sebelum hubungan seksual
Keuntungan kontrasepsi :
1. Efek seketika (busa atau krim)
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak memiliki pengaruh sistemik
4. Mudah digunakan
5. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
6. Dapat melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Efektivitas sedang (3-21 kehamilan per 100 perempuan per tahun)
2. Memerlukan motivasi berkelanjutan memakai setiap melakukan hubungan
seksual
3. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan
hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria, dan film)
4. Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
Efek samping kontrasepsi dan penanganannya :
Efek samping
Penanganan
Iritasi vagina, iritasi penis, Periksa kemungkinan vaginitis atau IMS. Jika akibat
rasa tidak nyaman, atau tablet spermisida, gunakan spermisida dengan komposisi kimia
gagal larut
Rasa panas di vagina
Kontrasepsi Hormonal
a. Pil KB
Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari
hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk
mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut
rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan
endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi,
angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.
Pil kombinasi ini aman digunakan pada wanita :
1. Pasca 6 bulan melahirkan tidak memberikan ASI ekslusif atau pasca 3 bulan
melahirkan tidak menyusui
2. Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
3. Anemia karena haid berlebihan, dismenore hebat, atau siklus haid tidak teratur
4. Riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak, kencing manis tanpa
komplikasi, penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor
jinak ovarium
Pil kombinasi tidak dianjurkan diberikan pada wanita yang :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Sedang menyusui ekslusif
3. Berusia lebih dari 35 tahun dan perokok
4. Menggunakan obat-obatan yang mengurangi efektivitas pil, seperti: rifampisin,
fenitoin, barbiturat, griseofulvin, antidepresan trisiklik, ampisilin, dan penisilin.
5. Menderita trombosis vena, arteri, atau gangguan faktor pembekuan
6. Menderita kelainan jantung atau penyakit sirkulasi, termasuk tekanan darah tinggi
(lebih dari 180/110 mmHg) dan stroke
7. Menderita migren berat, migren yang disertai aura, atau gejala neurologik fokal
(riwayat epilepsi)
8. Menderita kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9. Menderita penyakit aktif hepar atau kandung empedu
17
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
Keuntungan kontrasepsi :
1. Efektivitas tinggi (1 kehamilan per 1000 wanita dalam tahun pertama
penggunaan)
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Siklus haid menjadi teratur, tidak terjadi nyeri haid, dan banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia)
4. Dapat digunakan jangka panjang dan dapat digunakan sejak usia remaja sampai
menopause
5. Mudah dihentikan setiap saat
6. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
7. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
8. Dapat membantu mencegah : kehamilan ektopik, kanker endometrium, kanker
ovarium, kista ovarium, penyakit radang panggul, tumor jinak payudara,
dismenore, atau akne.
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Mahal dan membosankan karena harus diminum setiap hari
2. Dalam 1-3 bulan pertama dapat disertai mual, pusing, nyeri payudara, dan
perdarahan bercak. Keluhan ini akan hilang sendiri seiring dengan semakin lama
pengunaan.
18
Penanganan
Periksa dalam dan tes kehamilan. Bila negatif, berikan pil
estrogen 50g atau kurangi dosis progestin (dosis estrogen
lain.
Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada penggunaan pil kombinasi adalah nyeri dada
hebat atau nafas pendek (kemungkinan bekuan darah di paru atau serangan jantung), sakit
kepala hebat atau gangguan penglihatan (kemungkinan stroke, hipertensi, atau migraine),
19
nyeri tungkai hebat (kemungkinan sumbatan darah pada tungkai), nyeri abdomen hebat
(kemungkinan penyakit kandung empedu, bekuan darah, atau pankreatitis), mata kuning atau
jaundice (kemungkinan hepatitis atau kolestitis), dan tidak terjadinya perdarahan atau
spotting selama 7 hari sebelum suntikan sebelumnya (kemungkinan terjadi kehamilan).
b. Kontrasepsi Pil Progestin (minipil)
Minipil bekerja dengan menekan sekresi gonadotropin dan sintesis seks di ovarium,
menghentikan ovulasi, menyebabkan transformasi endometrium lebih awal sehingga
implantasi menjadi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi
sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Terdapat 2 jenis kemasan minipil, yaitu kemasan dengan isi 35 pil berisi 300g
levonorgestrel atau 350g noretindron dan kemasan isi 28 pil berisi 75g norgestrel.
Kontrasepsi ini tidak dianjurkan pada wanita yang :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Tidak dapat menerima perubahan pola haid
3. Penderita penyakit jantung atau stroke
4. Penderita penyakit aktif pada hepar atau kandung empedu
5. Penderita kanker payudara
6. Mengalami perdarahan pervaginam yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
7. Riwayat kista ovarium
8. Riwayat kehamilan ektopik
Keuntungan kontrasepsi :
1. Sangat efektif (keberhasilan 98,5%)
2. Sangat efektif digunakan pada masa laktasi dan tidak mempengaruhi produksi ASI karena
tidak mengandung estrogen
3. Tidak mengganggu hubungan seksual, nyaman, dan mudah digunakan
4. Dapat dihentikan setiap saat dan kesuburan cepat kembali
5. Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid
6. Mengurangi kemungkinan penyakit radang panggul
20
7. Dapat diberikan kepada penderita endometriosis dan perokok berusia >35 tahun
8. Mencegah terjadinya penyakit kanker endometrium
9. Sedikit mempengaruhi metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada
penderita diabetes yang belum mengalami komplikasi
Keterbatasan kontrasepsi :
1. Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenore) terutama
pada bulan ke 2-3. Perubahan pola haid bersifat sementara dan tidak mengganggu
kesehatan
2. Menyebabkan keluhan spotty skin, nyeri pada payudara, peningkatan berat badan, dan
nyeri kepala. Keluhan akan menghilang dalam beberapa bulan.
3. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama, bila lupa selama 3 jam saja akan
memperbesar kemungkinan hamil
4. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat
5. Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan)
6. Efektifitas berkurang apabila digunakan bersama-sama obat tuberkulosis atau epilepsi
7. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS
8. Hirsutisme (sangat jarang terjadi)
Minipil diberikan mulai hari pertama sampai 5 hari siklus haid dan tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan. Bila diberikan setelah hari ke-5, klien tidak boleh berhubungan
seksual selama 2 hari atau menggunakan kontrasepsi lain selama 2 hari. Minipil dapat
diberikan kapan saja asal bila klien tidak haid dan dipastikan tidak hamil, juga pada
perempuan pasca 6 bulan melahirkan yang tidak memberikan ASI ekslusif atau pasca 3 bulan
melahirkan tidak menyusui. Bila klien sebelumnya menggunakan metode kontrasepsi
nonhormonal, minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Bila lupa minum kurang dari
3 jam sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat. Bila lupa minum lebih dari 3 jam,
minum 2 pil pada jam biasa. Bila terjadi muntah dalam 2 jam setelah menggunakan pil,
minumlah pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain bila hendak berhubungan
seksual dalam 48 jam berikutnya. Minipil dapat pula diberikan setelah 21 pasca melahirkan
tetapi diperlukan metode kontrasepsi lain selama 2 hari.
Efek samping kontrasepsi dan penanganannya :
Efek samping
Amenore
Penanganan
Periksa tes kehamilan. Bila negatif, tidak perlu diberi
pengobatan
khusus.
Bila
terus
berlanjut
dan
21
menimbulkan
tindakan
masalah
khusus.
kesehatan,
Namun
jika
tidak
berlanjut
perlu
dan
2.
50mg noretindron anantat dan 5mg setradiol valerat yang diberikan secara
intramuskular sebulan sekali
Suntikan kombinasi bekerja dengan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks
22
1. Terjadi perubahan pola haid menjadi tidak teratur, spotting, atau perdarahan sela sampai
10 hari
2. Disertai keluhan mual, sakit kepala, dan nyeri payudara ringan (keluhan ini hilang setelah
penyuntikan kedua atau ketiga)
3. Timbul ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan (klien harus kembali dalam waktu
30 hari)
4. Efektivitasnya berkurang apabila digunakan bersama-sama obat epilepsi (fenitoin dan
barbiturate) atau obat tuberculosis (rifampisin)
5. Terjadi penambahan berat badan
6. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
7. Tidak dapat melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
8. Dapat terjadi efek samping serius seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada
paru atau otak, dan kemungkinan tumor hati
Suntikan kombinasi tidak dapat digunakan pada perempuan yang :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
3. Mengalami peradarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
4. Menderita penyakit hepatitis
5. Menderita kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
6. Perokok berusia lebih dari 35 tahun
7. Memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg
8. Menderita gangguan faktor pembekuan darah dan anemia bulan sabit
9. Menderita kencing manis lebih dari 20 tahun
10. Menderita migraine atau gejala neurologik fokal (riwayat epilepsi).
Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada suntikan kombinasi adalah nyeri dada hebat
atau nafas pendek (kemungkinan bekuan darah di paru atau serangan jantung), sakit kepala
hebat atau gangguan penglihatan (kemungkinan stroke, hipertensi, atau migraine), nyeri
tungkai hebat (kemungkinan sumbatan darah pada tungkai), dan tidak terjadinya perdarahan
atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan sebelumnya (kemungkinan terjadi kehamilan).
Suntikan pertama yang diberikan dalam 7 hari siklus haid tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan. Bila diberikan setelah hari ke-7, klien tidak boleh berhubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari. Bila klien tidak haid,
suntikan dapat diberikan kapan saja asal dipastikan tidak hamil.
23
Penanganan
ada Periksa tes kehamilan. Bila negatif, tidak perlu diberi
pengobatan khusus. Jelaskan darah tidak berkumpul
ini hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat. Bila
positif, rujuk.
Perdarahan pervaginam atau Periksa tes kehamilan. Bila positif, rujuk. Bila
spotting
biasa,
namun
jika
berlanjut
dan
24
25
6. Kembalinya kesuburan lebih lambat (rata-rata 4 bulan) yang terjadi karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari tempat suntikan. Bila haid tidak kembali dalam 6
bulan, klien harus memeriksakan diri ke dokter.
7. Terjadi perubahan lipid serum atau densitas tulang pada penggunaan jangka panjang
8. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Suntikan dapat dimulai diberikan setiap saat selama siklus haid, asal klien tidak hamil.
Selama 7 hari pasca suntikan tidak boleh berhubungan seksual. Suntikan pertama yang
diberikan dalam 7 hari siklus haid tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Bila diberikan
setelah hari ke-7, klien tidak boleh berhubungan seksual selama 7 hari. Bila ingin berganti ke
metode kontarsepsi suntikan lain, maka harus dimulai pada jadwal suntikan berikutnya. Bila
sebelumnya menggunakan metode kontrasepsi non hormonal, suntikan pertama dapat segera
diberikan.
Efek samping kontrasepsi dan penanganannya :
Efek samping
Amenore
Penanganan
Bila tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Jelaskan darah
tidak terkumpul dalam rahim. Bila hamil, rujuk dan hentikan
suntikan. Jika terjadi kehamilan ektopik, rujuk segera. Jangan
berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan, tunggu
Peningkatan/penurunan
berat badan
e. Implant
26
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan
atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung levonogestrel. Keuntungan dari
metode implant ini antara lain tahan sampai5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%.
Terdapat 3 jenis kontrasepsi implan, yaitu :
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 cm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3
tahun.
Kontrasepsi tersebut tidak dapat digunakan pada wanita yang :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mengalami
perdarahan
pervaginam
yang
tidak
diketahui
penyebabnya
9.
Keuntungan kontrasepsi :
1.
Efektifitas tinggi (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan) dan perlindungan jangka
panjang (sampai 5 tahun)
27
2.
Dapat dicabut setiap saat sesuai keinginan dan tingkat pengembalian kesuburan cepat
setelah pencabutan
3.
4.
Aman digunakan pada masa laktasi karena bebas dari pengaruh estrogen sehingga
tidak mengganggu ASI
5.
6.
Mengurangi nyeri haid, jumlah darah haid, anemia, dan kemungkinan penyebab sakit
radang panggul
7.
8.
Dapat digunakan oleh klien yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi hormonal
estrogen
Keterbatasan kontrasepsi :
1.
2.
3.
Membutuhkan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan sehingga klien tidak
dapat menghentikan penggunaan sesuai keinginan
4.
5.
6.
Kemungkinan terjadi kehamilan ektopik lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per
tahun)
Implan dapat diinsersikan pada hari ke 2-7 siklus haid dan tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan. Bila diberikan setelah hari ke-7, klien tidak boleh berhubungan seksual selama 7
hari atau harus menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari. Bila klien tidak haid, insersi
dapat dilakukan kapan saja asal dipastikan tidak hamil. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah
AKDR maka Norplan akan diinsersikan pada haid
berhubungan seksual selama 7 hari atau harus menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari.
Implan dapat diinsersikan 3 minggu pasca melahirkan atau segera setelah abortus jika usia
kehamilannya kurang dari 24 minggu.
28
Daerah insersi harus kering dan bersih selama 48 jam pertama dan kurangi gesekan atau
penekanan pad adaerah tersebut. Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan
plester dipertahankan sampai luka sembuh (5 hari). Rasa perih, pembengkakan, atau lebam
pada derah insersi wajar terjadi, namun apabila menetap disertai demam klien harus dirujuk.
Efek samping kontrasepsi dan penanganannya :
Efek samping
Amenore
Penanganan
Periksa tes kehamilan. Bila negatif, tidak perlu diberi pengobatan khusus.
Bila terus berlanjut dan membuat klien khawatir, angkat implan dan
anjurkan metode lainnya. Bila diduga kehamilan ektopik jangan diberikan
obat-obatan hormonal dan rujuk.
Jelaskan spotting ringan biasa terjadi, terutama tahun pertama. Bila klien
Perdarahan
bercak
atau tetap mengeluh dan ingin meneruskan implan, beri pil kombinasi 1 siklus
spotting
Ekspulsi
tempat, dan apakah ada infeksi daerah insersi. Jika tidak ada infeksi dan
kapsul lain masih pada tempatnya, pasang 1 kapsul baru di tempat insersi
baru. Bila terdapat infeksi, cabut kapsul dan pasang kapsul baru pada
lengan yang lain atau anjurkan metode lainnya.
di Bila terdapat nanah bersihkan dengan sabun, air, atau antiseptik. Beri
Infeksi
daerah insersi
antibiotik untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan minta klien kontrol
seminggu kemudian. Apabila tidak membaik, cabut seluruh kapsul dan
Berat
naik /turun
Intra uterine devices (IUD) merupakan benda asing yang dimasukkan ke dalam
rahim. Keberadannya dapat merangsang timbulnya reaksi tubuh terhadap benda asing berupa
fagositosis oleh leukosit, makrofag dan limfosit. Pemadatan endometrium akibat reaksi
fagositosis menyebabkan blastokis rusak sehingga nidasi terhalangi. Selain itu IUD juga
menimbulkan terjadinya perubahan pengeluaran cairan dan prostaglandin yang dapat
menghalangi kapasitasi spermatozoa. Pada IUD yang mengandung logam , misalnya
tembaga, ion yang dilepaskan oleh logam akan menganggu gerakan spermatozoa dan
mengurangi kemampuan melakukan konsepsi.
c) Jenis-jenis IUD
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam
IUD telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.
Menurut bentuknya IUD
Menurut Tambahan atau Metal
1. Bentuk terbuka (oven device)
1. Medicated IUD
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7.
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T
Marguiles,
Spring
Multiload,Nova-T
2. Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon,
Graten Berg Ring.
Coil,
ML-Cu 375
2. Un Medicated IUD
dan
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles,
Saf-T Coil, Antigon
30
Jenis kontrasepsi IUD pasca salin aman dengan menggunakan IUD Cu T (copperT),
sedangkan jenis non copper memerlukan penundaan sampai 6 minggu sehingga tidak cocok
untuk pasca salin
d. Pemasangan IUD pasca abortus
Merupakan pemasangan IUD setelah terjadinya abortus
o Trimester 1 : bisa dilakukan dengan teknik pemasangan IUD interval karena
serviks berdilatasi minimal dan hanya inserter IUD yang bisa masuk kedalam
kavum uteri. Selain itu ukuran uterus relatif tidak mengalami perbesaran dan
lebih kaku sehingga mempunyai angka resiko perforasi yang kecil .
o Trimester 2 : bisa dilakukan dengan menggunakan teknik interval atau dengan
menggunakan teknik forsep . forsep digunakan jika serviks cukup berdilatasi.
e. Pemasangan IUD interval
Merupakan pemasangan IUD yang dilakukan lebih dari 4 minggu pasca persalinan.
Pemasangan IUD dilakukan dengan menggunakan inserter IUD
d. Persiapan alat
Alat yang dibutuhkan untuk pemasangan IUD :
Letakkan duk steril pada abdomen bagian bawah dan di bawah bokong
Pastikan bokong pasien pada ujung meja tindakan , hal ini akan memudahkan dalam
pemasangan spekulum
Pada kasus pemasangan post plasenta, masukan spekulum ke dalam vagina untuk
eksplorasi apakan terdapat laserasi , jika ada dilakukan penjahitan sebelum
pemasangan IUD
Dengan menggunakan tangan yang lain bersihkan serviks dan dinding vagina dengan
menggunakan cairan antiseptik
Asisten membuka IUD dari kemasannya , dan jepit IUD dengan menggunakan forseps
Kelly atau dengan menggunakan penster yang panjang.
IUD harus dijepit pada lengan vertikal , dan lengan horizontal dari IUD diluar dari
cincin penjepit. Hal ini akan memudahkan pelepasan IUD pada fundus dan
mengurangi resiko tertariknya IUD ketika forsep dilepaskan
Letakkan IUD menghadap lingkar dalam forsep kelly dengan benang menjauhi forsep.
Setelah itu setelah forsep dilepaskanaka n lebih mudah untuk mengeluarkan forsep
secara menyamping dan benang IUD tidak akan tertarik keluar .( asisten menahan
spekulum ketika operator memasang IUD dengan forsep kedalam uterus.
Setelah itu , tarik keluar forsep yang memegang servik sampai servik terlihat
33
Masukkan forsep yang sedah menjepit IUD kedalam vagina searah dengan
lengkungan tubuh wanita
Setelah forsep yang berisi IUD melewati serviks, asisten melepaskan spekulum dari
vagina
Dengan posisi tangan di abdomen, fiksasi uterus dengan melakukan tekanan pada
dinding abdomen, hal ini akan mencegah uterus bergerak pada saat pemasangan IUD
Pada pasien dengan bekas sectio sesaria , arahkan forsep ke posterior untuk mencegah
ruptur pada bekas insisi pada SBR
Setelah forsep mencapai fundus, putar forsep 45 derajat sehingga IUD akan berada
pada posisi horizontal
Buka forsep untuk melepaskan IUD , dan lepaskan secara perlahan forsep dalam
keadaan sedikit terbuka.
Setelah forsep dikeluarkan, tekan introitus vagina dengan menggunakan 2 jari untuk
melihat benang IUD, pada uterus yang berkontraksi dengan baik , benang IUD mungkin
terlihat, pada kasus ini tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Pada uterus yang besar sesuai
pada pemeriksaan awal, jika benang IUD terlihat dari serviks , hal ini menandakan IUD
belum mencapai fundus. Dan harus dilakukan pemasangan ulang IUD dengan menggunakan
IUD bar.
b. Pemasangan IUD post plasenta secara manual
Teknik ini hanya bisa dilakukan dalam 10 menit setelah lahirnya plasenta. Perbedaan
mendasar teknik ini jika dibandingkan dengan teknik yang menggunakan alat adalah :
IUD dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah pada lengan vertikal
Lepaskan spekulum dan masukkan tangan yang sudah menjepit IUD, searah dengan
lengkung panggul ke dalam vagina sampai kedalam uterus.
Lepaskan forsep yang menjepit serviks dan letakkan tangan pada abdomen untuk
memfiksasi uterus
Setelah tangan jari yang memegang IUD mencapai fundus, putar 45 derajat ke kanan
untuk memposisikan IUD pada posisi horizondal pada fundus uteri
Lepaskan jari yang menjepit IUD dan keluarkan secara perlahan dan hati-hati untuk
mencegah terlepasnya IUD
c. Pemasangan IUD pada sectio sesaria
Lakukan masase pada uterus sehingga perdarahan berkurang, pastikan tidak terdapat
sisa jaringan plasenta didalam cavum uteri
Pasang IUD pada fundus secara manual atau dengan menggunakan alat
Sebelum melakukan penutupan sayatan , letakkan benang IUD pada segmen bawah
rahim, dekat ke OUI . jangan sampai benang melewati servik karena akan
meningkatkan resiko infeksi.
Efektifitas tinggi
2.
Mandi, berenang, atau aktivitas yang berhubungan dengan air tidak mengganggu
3.
1.
2.
Tidak dapat digunakan pada penderita yang tidak dapat menggunakan kontarsepsi
estrogen (tekanan darah tinggi, gangguan faktor koagulan, stroke, dan perokok berusia
>35 tahun)
3.
4.
2.
3.
Nyeri kepala, mual, muntah, nyeri payudara, kram perut, kerontokan rambut
4.
Depresi
5.
Infeksi vagina
6.
7.
8.
wanita secara permanen. Terdapat 2 cara melakukan tubektomi, yaitu dengan minilaparotomi
dan laparoskopi. Mekanisme kerja kontrasepsi ini adalah dengan mengoklusi tuba (mengikat
dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak bertemu dengan ovum.
Tubektomi dapat dilakukan setiap waktu selama siklus haid dan diyakini klien tidak
hamil atau pada hari ke-6 sampai ke-13 siklus menstruasi (fase proliferasi). Yang dapat
menjalani tubektomi adalah wanita berusia >26 tahun, paritas >2, yakin telah memiliki besar
keluarga yang sesuai kehendaknya, pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan
serius, pasca persalinan, pasca keguguran, pham dan sukarela setuju dengan prosedur ini.
Keuntungan kontrasepsi :
1.
Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 wanita selama setahun pertama pemakaian)
2.
3.
4.
Merupakan kontarsepsi pilihan bagi pasien yang apabila hamil akan menjadi resiko
kesehatan yang serius
5.
6.
Keterbatasan kontrasepsi :
1.
2.
3.
Pembedahan sederhana memerlukan anastesi lokal lakukan oleh dokter yang terlatih
(diperlukan dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah untuk laparoskopi)
4.
5.
pasca
Penanganan
Obati dengan antibiotik. Jika terdapat abses, lakukan
(>380C)
Hematoma (subkutan)
Emboli
gas
laparoskopi
penunjang kehidupan lainnya
Rasa sakit pada luka operasi Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati sesuai indikasi
Perdarahan superfisial (tepi Kontrol perdarahan dan obati sesuai indikasi
kulit/subkutan)
Jelaskan kepada klien untuk menjaga luka operasi tetap kering sampai pembalut
dilepaskan dan mulai aktivitas normal secara bertahap dalam 7 hari. Hindari bekerja
mengangkat berat selama 7 hari. Jadwalkan pemeriksaan rutin 7-14 hari pasaca operasi
b. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk mengehentikan kapasitas reproduksi pria
dengan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Vasektomi dilakukan bila fungsi
37
reproduksi menjadi ancaman atau gangguan kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
Keuntungan kontrasepsi :
1.
2.
3.
berat,
gangguan
pembekuan
berat
atau
sedang
menggunakan
antikoagulansia
3. Baru efektif setelah 2 bulan pasca operasi atau 15-20 kali ejakulasi (setelah tes
semen dinyatakan negatif)
Kondisi yang memerlukan perhatian khusus adalah : infeksi kulit daerah operasi,
infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi klien, hidrokel atau varikokel besar, hernia
inguinalis, filariasis, undesensus testikularis, massa intraskrotalis, anemia berat, gangguan
pembekuan darah, dan sedang menggunaan antikoagulan. Sebaiknya dijelaskan kepada klien
untuk :
1. Mempertahankan band aid selama 3 hari
2. Jangan menarik atau menggaruk luka
3. Luka tidak boleh basah dalam 24 jam, setelah 3 hari luka boleh dicuci sabun dan
air
4. Pakailah penunjang skrotum
5. Jika terdapat nyeri berikan 1-2 tablet parasetamol atau ibuprofen setiap 4-5 jam
6. Hindari mengangkat barang berat selama 3 hari
7. Boleh bersanggama setelah hari ke-3, namun untuk mencegah kehamilan pakailah
kondom atau kontarsepsi lain selama 3 bulan
8. Periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atau setelah 15-20 kali ejakulasi
Efek samping kontrasepsi dan penanganannya :
38
Efek samping
Infeksi luka
Demam
pasca
Penanganan
Obati dengam antibiotik. Jika terdapat abses, lakukan
(>380C)
Hematoma (subkutan)
Emboli
gas
laparoskopi
penunjang kehidupan lainnya
Rasa sakit pada luka operasi Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati sesuai indikasi
Perdarahan superfisial (tepi Kontrol perdarahan dan obati sesuai indikasi
kulit/subkutan)
PROGRAM
PEMERINTAH
DALAM
PENINGKATAN
PELAYANAN
KONTRASEPSI
Primary Health Care
Dalam system kesehatan nasional 1 ( SKN, tahun 1982 ) dinyatakan bahwa pelayanan
kesehatan dasar merupakan upaya mendekatkan pelayanan ke masyarakat, khususnya untuk
ibu hamil yang 60 70% tinggal di pedesaan dimana ibu dengan masalah kehamilan resiko
tinggi membutuhkan pelayanan berkelanjutan yang adekuat spesialistik di pusat rujukan
rumah sakit kabupaten / ibukota.
tersebut adalah keluarga berencana, asuhan antenatal persalinan bersih dan aman, dan
pelayanan obstetri esensial.
a. Keluarga berencana
Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk semua pasangan
dan individu. Dengan demikian, pelayanan keluarga berencana harus menyediakan
informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang
memadai, termasuk kontrasepsi darurat. Pelayanan ini harus merupakan bagian dari
program komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana
memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan
kehamilan, penundaan usia kehamilan, dan menjarangkan kehamilan.
b. Asuhan antenatal
Dalam masa kehamilan
Petugas kesehatan harus memberi pendidikan pada ibu hamil tentang cara
menjaga diri agar tetap sehat dalam masa tersebut
Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara
menolong persalinan secara bersih dan aman.
Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda
komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap
gejala dan tanda tersebut.
40
Bidan di Desa
Di tahun 1989 pemerintah memberikan kebijakan yang sangat strategic untuk
menempatkan 1 bidan di tiap desa dalam rangka meningkatkan pelayanan kebidanan
dasar bagi ibu hamil di desa desa dan upaya peningkatan persalinan oleh tenaga
kesehatan professional.
Gerakan Sayang Ibu
Pada tanggal 22 Desember 1996, bertepatan dengan hari ibu, GSI dicanangkan oleh
presiden. GSI sebagai wadah kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat di semua
tingkat pemerintahan dari pusat sampai pedesaan dengan tujuan percepatan penurunan
AKI.
INDONESIA SEHAT 2010
41
Gerakan ini dicanangkan oleh presiden RI tanggal 1 Maret 1999 daam pembukaan
rapat kerja kesehatan nasional yang merupakan komitmen nasional dengan pola dasar
Paradigma Sehat, bersifat promotif preventif provokatif dengan dukungan pelayanan
kuratif rehabilitative dalam pemeliharaan kesehatan komprehensif. Target Indonesia
Sehat adalah (1) penurunan AKI dari 450 / 100.000 ( 1988 ) menjadi 125 / 100.000 di
tahun 2010, (2) bidan desa di tiap desa, (3) perawatan kehamilan 95%, (4) persalinan
tenaga kesehatan 90%, (5) penanganan ibu resiko tinggi dan komplikasi persalinan
80%, (6) ketersediaan informasi mengenai Keluarga Berencana mencapai 90%, (7)
toksoid tetanus imunisasi pada ibu hamil 90%.
Making Pregnancy Safer
Mendukung target internasional yang telah disepakati. Pada tanggal 12 Oktober 2000
Presiden RI mencanangkan Making Pregnancy Safer sebagai strategi sector kesehatan
yang bertujuan untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB. Melalui MPS diharapkan
seluruh pejabat yang berwenang, mitra pembangunan dan pihak terkait lainnya
melakukan upaya bersama dengan kegiatan peningkatan akses dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan ibu yang cost effective dan berkualitas kepada ibu hamil, bersalin
dan nifas berdasarkan bukti ilmiah.
e. Program KB
Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari enam program
pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi pelayanan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus,
bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
Program Pokok pada Pelayanan KIA KB
Berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota yang
dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI, maka program di puskesmas, khususnya
KIA KB harus meliputi sebagai berikut :
I.
Pelayanan Antenatal
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama kehamilannya, yang disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Antenatal. Frekuensi pelayanan antenatal
adalah minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1
kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga.
II.
III.
tinggi
Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Memberikan injeksi vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
Kurang energi kronis (KEK) dengan LLA < 23,5 cm atau penambahan
berat badan > 9 kg selama masa kehamilan
TB < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
43
IV.
Penanganan abortus
Pelayanan neonatus :
-
Penanganan BBLR
V.
VI.
VII.
VIII.
Riwayat kejang
Prematuritas
Asfiksia
Infeksi bakteri
Kejang
Ikterus
Diare
Hipotermi
Tetanus neonatorum
IX.
X.
Pelayanan KB Berkualitas
Pelayananan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan
menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan
dapat berkonstribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan
tingkat fertilitas bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih
baik), serta meningkatkan fertililitas bagi pasangan yang ingin mempunyai
anak.
Metode kontrasepsi meliputi :
-
BAB III
KESIMPULAN
Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut. Semua metoda kontrasepsi
bisa diberikan pada ibu pada masa pasca persalinan. Waktu untuk memulai suatu kontrasepsi
tergantung dari status menyusui ibu.
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
2. Andro, Armelle: Hertrich, Veronique: Robertson, Glenn D. Demand
for Contraception in Sahelian Countries: Are Mens and Womens
Expectations Converging? Burkina Faso and Mali, Compared to
48
Health
Organization
.,
(2010).
Combined
hormonal
49