Anda di halaman 1dari 4

TUGAS STASE NEUROLOGI

Oleh :
NENO DWI WAHYURINI
1102012311

Dokter Pembimbing:
dr. SOFIE MINAWATI, Sp.S

DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


SMF NEUROLOGI RSU dr. SLAMET GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 13 MARET 2017 14 APRIL 2017
1. Bagaimana pada carpal tunnel syndrome dapat terjadi
kelainan saraf motorik?
Seiring waktu, carpal tunnel synrome dapat
menimbulkan kerusakan saraf yang permanen, bahkan
akan cenderung bertambah buruk bila dibiarkan seperti:
otot-otot tangan mengecil sehingga kekuatan
menggenggam berkurang.

2. Bagaimana tingkat kekambuhan carpal tunnel syndrome?


Ada beberapa pilihan yang tersedia untuk
penanganan pasien dengan carpal tunnel syndrome, yang
tergantung dari berat ringannya gangguan saraf yang
terjadi. Untuk pasien carpal tunnel syndrome dengan
gejala yang ringan sampai sedang, terapi konservatif
(tanpa operasi) menjadi pilihan utama dengan tingkat
keberhasilan yang bisa mencapai 93%. Terapi konservatif
ini meliputi modifikasi aktivitas sehari-hari,
pemasangan wrist splinting, obat-obatan,
ultrasound, exercise, dan yoga. Kombinasi terapi dikatakan
lebih efektif daripada hanya 1 modalitas terapi.

Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk


memprediksi kegagalan terapi konservatif, diantaranya:
Gejala yang sudah lebih dari 10 bulan

Usia lebih dari 50 tahun

Kesemutan atau rasa nyeri yang menetap

Gangguan diskriminasi 2 titik (>6 mm)

Tanda Phalen yang positif kurang dari 30 detik

Hasil pemeriksaan elektrodiagnostik yang menunjukkan


pemanjangan latensi motorik dan sensorik
3. Mengapa nyeri pada carpal tunnel syndrome lebih
dirasakan pada malam hari?
Awalnya, carpal tunnel syndrome ditandai dengan
kemunculan sensasi mati rasa di jari-jari Anda pada malam
hari. Gejala ini kemungkinan disebabkan karena tangan
dan pergelangan berada pada posisi rileks dan lentur saat
tertidur. Selain itu, bisa juga disebabkan karena
penimbunan cairan yang mengakibatkan terhimpitnya
persendian. Akhirnya, Anda akan terbangun dengan tangan
mengalami kesemutan dan mati rasa.

Sumber:

Jagga, V. Lehri, A et al. Occupation and its association with


Carpal Tunnel syndrome- A Review. Journal of Exercise
Science and Physiotherapy. 2011. Vol. 7, No. 2: 68-78.
American Academy of Orthopaedic Surgeons. Clinical
Practice Guideline on the Treatment of Carpal Tunnel
Syndrome. 2008.
Campbell, William W. DeJong's The Neurologic Examination,
6th Edition. Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins.
2005.

Apakan deviasi conjugate?

Pergerakan bola mata bersifat konjugat yaitu keduanya


menuju arah yang sama dan pada saat yang bersamaan.
Gerakan kojugat horizontal melibatkan pergerakan simultan pada
kedua mata dengan arah berlawanan dari garis tengah; satu
mata bergerak ke medial, sedangkan mata lainnya bergerak ke
arah lateral. Dengan demikian gerakan konjugat bergantung
pada ketepatan koordinasi persarafan kedua mata dan pada
nuklei otot yang menpersarafi gerakan mata pada kedua sisi.
Hubungan saraf sentral yang kompleks juga mempengaruhi
terjadinya gerakan tersebut. Saraf yang mempersarafi otot-otot
mata juga berperan pada beberapa refleks yaitu akomodasi,
konvergensi, dan refleks cahaya pupil.

Hipertensi reaktif

Tanda tekanan intrakranial pada stroke menyebabkan


terjadinya penekanan pada batang otak sehingga batang otak
mengalami iskemi, kemudian neuron penghambat simpatis
di batang otak menjadi tidak aktif, kerja saraf simpatis meningkat
akibatnya tekanan sistemik meningkat.

Posisi 300 pada pasien stroke

Pastikan penanganan jalan nafas dengan teknik kontrol


servikal sehingga dapat memudahkan oksigen masuk ke paru-
paru. Lakukan posisi head up < 30 derajat untuk mempermudah
aliran masuk daln keluar darah ke otak.

Saturasi oksigen arteri (SaO2) adalah persentase oksigen


yang telah bergabung dengan hemoglobin dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, pada saat yang sama
oksigen dilepas untuk memenuhi kebutuhan jaringan

Anda mungkin juga menyukai