Pembimbing :
dr. EKA POERWANTO, Sp. KFR
Penyusun :
AKHMAD IKHWAN BAIDLOWI
2009.04.0.0171
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2015
Pada orang dengan tulang servikal yang normal, umumnya pada remaja
normal, akar saraf servikal akan menempati 1/3 celah yang ada pada neuroforamen.
Namun ketika menengadah (extend) didapati peningkatan proporsi dari akar saraf
yang menempati neuroforamen tersebut dikarenakan adanya pengecilan dari foramen
tersebut akibat dari posisi yang menengadah. Dapat diperkirakan pada orang dengan
kelainan CRS, akan diperoleh penekanan yang lebih nyata dari akar saraf servikal
tersebut.
Secara umum patofisiolgis CRS terjadi karena adanya tekanan mekanis
langsung pada akar saraf di dalam foramen intervertebralis (neuroforamen), maupun
penekanan dari akar-akar saraf sekunder oleh karena angulasi yang abnormal dari
tulang-tulang belakang yang berdekatan dengan ruang intervertebralis yang
mengalami degenerasi. Disamping itu, proses degenerasi menyebabkan terjadinya
Stenosis Spinal, dimana ditandai dengan pemebentukan tulang muda yang dapat
menyebabkan terjadinya penekanan pada akar saraf servikal. Selain itu proses infeksi,
trauma, tumor dan kelainan sistemik memberi andil besar dalam terjadinya CRS.
Segala sesuatu yang bisa merangsang serabut sensorik pada tingkat radiks dan
foramen intervertebral dapat menyebabkan nyeri radikuler, yaitu nyeri yang
berpangkal pada tulang belakang tingkat tertentu dan menjalar sepanjang kawasan
dermatome radiks posterior yang bersangkutan. Maka dari itu sering kali nyeri
tersebut akan timbul sesuai dengan pemetaan dermatom berikut ini :
Lebih lanjut nyeri yang timbul pada pasien CRS merupakan indikator penting
dalam menegakan diagnosa, namun dalam penelitian belum sepenuhnya dapat
dimengerti. Pada penelitian menggunakan mediator kimia yang dilakukan oleh
Cornefjod et al, didapati peningkatan neuropeptide substansi P dan substansi VIP
sebagai akibat dari penekanan akara saraf ini. Bahkan peningkatan mediator kimia
yang mencetus rangsangnya nyeri lain akan meningkat pada keadaan ini. Hal ini
menunjukan bahwa nyeri merupakan keluhan utama akan yang membawa pasien
datang ke dokter ataupun pusat kesehatan lainya.
Umumnya pada pasien geriatri didapati adanya proses degenratif yang
menyebabkan penekanan akar saraf, namun pada pasien muda atau remaja proses
herniasi diskus yang memegang peranan penting. Didapati tiga jenis herniasi diskus
yang dikategorikan oleh Stookey dan oleh Rothman dan Marvel sebagai berikut:
bahu, dada, pundak, skapula, dan lengan atas atupun bawah yang terkena.
Ada gejala sensoris seperti parestesia dan hipostesia.
Bisa di dapati gejala motoris seperti kelemahan otot leher, lengan dan tangan
sampai atrofi otot intrisik tangan. Biasanya keadaan ini menyebabkan
terjadinya keterbatasan gerak.
ke
atas
sampai
tangan
atau
lengan
bawah
berupa rasa nyeri di daerah tengkuk, yang menjalar ke pundak, lengan dan
tangan.
Thoracic Outlet Syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan karena
adanya kompresi terhadap neurovaskular bundle dalam perjalanan menuju ke
F. Penatalaksanaan
Non Operatif dan Non Medikamentosa.
o Traksi Leher : Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan
nyeri tidak berkurang atau pada pasien dengan gejala yang berat dan
mencerminkan adanya kompresi radiks saraf. Traksi dapat dilakukan
secara terus-menerus atau intermiten. Traksi ini ditujukan untuk
menghilangkan spasme otot dan memisahkan permukaan tulang.
o Terapi Latihan :
Streching exercise.
Neck Cailliet exercise.
Strengthening exercise.
o Modalitas :
Terapi dingin (1-4 x sehari selama 15-20 menit)
Terapi panas superfisial : HCP, IR.
Terapi panas dalam : SWD, MWD atau USD
Biasanya dilakukan bila kompres dingin tidak memberi dampak
yang signifikan. (perlu diingat bahwa pemahaman rasa nyeri
pasien
meliputi
penjelasan
penyakit,
resiko
penyakit
Kepustakaan :
1. Anonym. 2012. Panduan Pelayanan Medis Departemen Rehabilitasi Medik RSUP
Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo. Hal. 146-148.
2. Nugraheni N, Subadi I dan Andriana M. 2008. Sindroma Akar Saraf Servikal di
Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF, Rehabilitasi Medik RSUD Dr.Soetomo.
Surabaya. Hal. 6-8.
3. Lavine MJ, Albert TJ dan Smith MD. 1996. Cervical Radiculopathy: Diagnosis and
Nonoperative Management in American Academy of Orthopaedic Surgeon.
Philadelphia. Pp.305-316.
4. http://bimaariotejo.wordpress.com/2009/05/31/cervical-root-syndrome.
5. http://www.spine-health.com/video/cervical-radiculopathy-interactive-video.
6. http://www.swarminteractive.com/vm/index/brochure/1257/cervrad/en.