Anda di halaman 1dari 24

Refarat

Hernia Nukleus Pulposus (HNP)Lumbal

DISUSUN:
STEFANIE CLARITA (102119027)
PEMBIMBING
DR. JULIA EVALINA GINTING, SP.S
Pendahuluan
Pinggang ialah bagian belakang badan yang mengemban
bagian tubuh dari thoraks ke atas dan perut. Secara anatomik
pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang
sakrum dan otot-otot sekitarnya.
Tiap ruas tulang belakang berikut dengan diskus intervertebralis
sepanjang kolumna vertebralis merupakan satuan anatomik dan
fsiologik. Bagian depan yang terdiri dari korpus vertebrae dan diskus
intervertebralis berfungsi sebagai pengemban yang kuat, tetapi
cukup fleksibel serta bisa tahan terhadap tekanan-tekanan menurut
porosnya, dan yang menahan tekanan tersebut adalah nukleus
pulposus
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak
“Low Back Pain” akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak
ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal sebagai ‘loro boyok’.
Anatomi Vertebra
Defenisi HNP
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus
dari discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke
belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke
dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan
gangguan.Nukleus pulposus adalah massa setengah cair yang
terbuat dari serat elastis putih yang membentuk bagian tengah
dari diskus intervertebralis. HNP mempunyai banyak sinonim
antara lain : Hernia Diskus Intervertebralis, Ruptur Disc, Slipped
Disc, Prolapsed Disc dan sebagainya.
Epidemiologi HNP
HNP merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung
bawah yang penting. dan merupakan salah satu masalah
kesehatan yang utama. Inside HNP di Amerika Serikat adalah
sekitar 5% orang dewasa. Kurang lebih 60-80% individu pernah
mengalami nyeri punggung dalam hidupnya. Nyeri punggung
bawah merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika
Serikat dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%
insidens tertinggi dijumpai pada usia 45-60 tahun.
Usia yang paling sering adalah usia 30 – 50 tahun. Pada
penelitian HNP paling sering dijumpai pada tingkat L4-L5; titik
tumpuan tubuh di L4-L5-S1. Penelitian Dammers dan Koehler
pada 1431 pasien dengan herniasi diskus lumbalis,
memperlihatkan bahwa pasien HNP L3-L4 secara bermakna
dari usia tua dibandingkan dengan pasien HNP L4-L5.
Etiologi HNP
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan meningkatnya
usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya
nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami perubahan karena digunakan terus
menerus. Akibatnya, annulus fibrosus biasanya di daerah lumbal dapat menyembul
atau pecah. Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena
adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis
sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Hernia nukleus pulposus dapat
disebabkan oleh beberapa hal berikut :
 Degenerasi diskus intervertebralis
 Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
 Trauma berat atau terjatuh
 Mengangkat atau menarik benda berat
Faktor resiko
 Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan riwayat
trauma sebelumnya
 Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah raga
tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok, berat badan
berlebih, batuk lama dan berulang
Patofisiologi HNP
Derajat HNP
Manifestasi HNP
 Nyeri punggung bawah.
 Nyeri daerah bokong.
 Rasa kaku/ tertarik pada punggung bawah.
 Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang dirasakan
dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf
mana yang terjepit.
 Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama
banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
 Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk, bersin
akibat bertambahnya tekanan intratekal.
 Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan
bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan
hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles (APR).
 Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi
seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan
pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
 Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi yang
sehat.
Penegakkan Diagnosis HNP
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Penunjang
 Darah rutin : tidak spesifik
 Urine rutin : tidak spesifik
 Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok
akan didapatkan peningkatan kadar protein ringan
dengan adanya penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk
diagnosis.
 Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran
dan lokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka
myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi
diskus.
 MRI tulang belakang bermanfaat untuk diagnosis kompresi
medula spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti
daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks
saraf.
 Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto
ini normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif
dengan penyempitan sela invertebrata dan pembentukan
osteofit. Foto polos posisi AP dan lateral dari vertebra lumbal
dan panggul (sendi sakro-iliaka), Foto polos bertujuan untuk
melihat adanya penyempitan diskus, penyakit degeneratif,
kelainan bawaan dan vertebra yang tidak stabil. Pada kasus
disk bulging, radiografi polos memperlihatkan gambaran tidak
langsung dari degenerasi diskus seperti kehilangan ketinggian
diskus intervertebralis, vacuum phenomen* dalam bentuk gas
di disk, dan osteofit
 EMG : untuk membedakan kompresi
radiks dari neuropati perifer
 Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP
Penatalaksanaan HNP
A. Terapi Konservatif
 Tirah Baring
B. Medika Mentosa
 Analgetik dan NSAID (Ibuprofen, Natrium diklofenak, Etodolak, Selekoksib).
 Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot (Tinazidin,
Esperidone dan Carisoprodol. )
 Opioid: tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian
jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan
 Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun
dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi
inflamasi.
 Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis(amitriptilin,
Karbamasepin, Gabapentin)
C. Terapi Fisik
 Traksi pelvis
 Diatermi/kompres panas/dingin
 Korset lumbal
 Latihan Fisik
 Proper body mechanics
Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik untuk
mencegah terjadinya cedera maupun nyeri. Beberapa prinsip dalam menjaga posisi
punggung adalah sebagai berikut:
 Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak dan lurus.
Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
 Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir tempat
tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan berubah ke posisi
duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada paha untuk membantu posisi
berdiri.
 Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan menggeser posisi
panggul.
D. Terapi Operatif
 Laminectomy
 Discectomy
Pada discectomy, sebagian dari discus
intervertebralis diangkat untuk mengurangi tekanan
terhadap nervus. Discectomy dilakukan untuk
memindahkan bagian yang menonjol dengan general
anesthesia. Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah
sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada hari pertama
setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan
darah. Untuk sembuh total memakan waktu beberapa
minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus ditangani
jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang
lebih ekstensif mungkin diperlukan dan mungkin
memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh
(recovery).
 Mikrodiskectomy
Diagnosis Banding HNP

 Spondilosis (Spondilartrosis
Derformans)
 Stenosis Spinal
Komplikasi HNP
 Disfungsi pengeluaran cairan dari kandung kemih, dimana penderita
akan kesulitan mengeluarkan urine atau tinja, hingga kemandulan
secara seksual.
 Menurunnya kemampuan beraktivitas, dikarenakan kondisi ini dapat
memperburukgejala, seperti nyeri hebat, otot melemah, atau kaku.
 Anestesi sadel, dimana penderita kehilangan kemampuan merasa
atau sensasi di titikseperti paha bagian dalam, tungkai belakang,
dan sekitar dubur.
 Kelumpuhan pada ekstermitas bawah.
 Cedera medulla spinalis
 Radiklitis (iritasi akar saraf).
 Parestese
 Disfungsi seksual.
Prognosis HNP
 Sebagian besar pasien akan membaik
dalam 6 minggu dengan terapi
konservatif
 Sebagian kecil akan berkembang
menjadi kronik meskipun sudah diterapi.
 Pada pasien yang dioperasi 90% akan
membaik terutama nyeri tungkai,
kemungkinan terjadinya kekambuhan
adalah 5%
KESIMPULAN
Hernia Nukleus Pulposus yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus
melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal
menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix
spinalis sehingga menimbulkan gangguan.
Gangguan ini berupa nyeri pinggang yang sering dikeluhkan oleh orang
awam. Walaupun etiologi nyeri pinggang bawah terdapat berbagai
sebab, tetapi HNP merupakan penyakit yang tidak boleh diabaikan begitu
saja.
Untuk mendiagnosis HNP butuh pemeriksaan radiologi. MRI merupakan
pilihan dari berbagai pemeriksaan radiologi karena memiliki spesitifitas dan
sensitivitas yang tinggi. Tidak seperti pada pemeriksaan foto polos yang
hanya dapat melihat komponen tulang vertebre saja tetapi dari
pemeriksaan foto polos dapat mencurigai kearah HNP dapat dilakukan
sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti myelografi atau MRI.

Anda mungkin juga menyukai