PEMBAHASAN
3
4
3. Epidemiologi
Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis
paling sering (90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5.
Biasanya nyeri pinggang bawah (NPB) oleh karena HNP lumbalis akan
membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu.
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak
pada dekade ke-4 dan ke-5. HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan
pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum
longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian
tengahnya, maka protrusi discus cenderung terjadi ke arah postero lateral,
dengan kompresi radiks saraf7.
Usia yang paling sering adalah usia 30 – 50 tahun. Pada penelitian
HNP paling sering dijumpai pada tingkat L4-L5; titik tumpuan tubuh di L4-
L5-S1. Penelitian Dammers dan Koehler pada 1431 pasien dengan herniasi
8
4. Etiologi
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan
kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami
perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus
11.
biasanya di daerah lumbal dapat menyembul atau pecah Hernia nucleus
pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena adanya suatu
trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis
sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus.
Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala
ini disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus
kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis, atau mungkin ruptur dan
memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau
terhadap saraf spinal saat muncul dari columna spinal12.
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut
:
9
Faktor resiko
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan
riwayat trauma sebelumnya
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah
raga tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok,
berat badan berlebih, batuk lama dan berulang13,14.
5. Patofisiologi HNP
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat
menahan nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh
karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks.
10
Menurut gradasi, herniasi dari nukleus pulposus (Ramani PS, 2014) dibagi
atas :
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang
terkena. HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering
hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan
nyeri pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks
dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral
menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina2,7,14.
7. Penegakkan Diagnosis
a. Anamnesis
1) Awitan
Penyebab mekanis NPB menyebabkan nyeri mendadak yang
timbul setelah posisi mekanis yang merugikan. Mungkin terjadi
robekan otot, peregangan fasia atau iritasi permukaan sendi.
Keluhan karena penyebab lain timbul bertahap.
2) Lama dan frekuensi serangan
NBP akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari
sampai beberapa bulan. Herniasidiskus bisa membutuhkan
waktu 8 hari sampai resolusinya. Degenerasi diskus dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi
selama 2-4 minggu.
3) Lokasi dan penyebaran
Kebanyakan NPB akibat gangguan mekanis atau medis
terutama terjadi di daerahlumbosakral. Nyeri yang menyebar ke
tungkai bawah atau hanya di tungkai bawah mengarah ke iritasi
akar saraf. Nyeri yang menyebar ke tungkai juga dapat
disebabkan peradangan sendi sakroiliaka. Nyeri psikogenik
tidak mempunyai pola penyebaran yang tetap.
4) Faktor yang memperberat/memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan
bertambah saat aktivitas. Pada penderita HNP duduk agak
bungkuk memperberat nyeri. Batuk, bersin atau manuver
valsava akan memperberat nyeri. Pada penderita tumor, nyeri
lebih berat atau menetap jika berbaring.
5) Kualitas/intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta dapat
membandingkannya dengan berjalannya waktu. Harus
dibedakan antara NPB dengan nyeri tungkai, mana yang lebih
dominan dan intensitas dari masing-masing nyerinya, yang
16
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah rutin : tidak spesifik
2) Urine rutin : tidak spesifik
3) Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan
didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya
penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
4) Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan
lokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka
myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi
diskus.
20
8. Penatalaksanaan2,13,16,19
a. Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf,
memperbaiki kondisi fisik pasien dan melindungi dan meningkatkan
fungsi tulang punggung secara keseluruhan. Perawatan utama untuk
diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan untuk
nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini,
lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas
normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat
perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
Terapi konservatif meliputi:
1) Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan
tekanan intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah
baring terlalu lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih
secara bertahap untuk kembali ke aktifitas biasa. Posisi tirah baring
yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung, lutut dan
punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari
22
d. Terapi Operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi
saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan
operatif HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:
Defisit neurologik memburuk.
Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
Paresis otot tungkai bawah.
a) Laminectomy
Laminectomy, yaitu tindakan operatif membuang lamina
vertebralis, dapat dilakukan sebagai dekompresi terhadap radix
spinalis yang tertekan atau terjepit oleh protrusi nukleus pulposus.
b) Discectomy
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis
diangkat untuk mengurangi tekanan terhadap nervus. Discectomy
dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan
general anesthesia. Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah sakit.
25
9. Diagnosis Bamding
a. Spondilosis (Spondilartrosis Derformans)
Pada spondiloartrosis deformans, bila dilakukan foto rontgen akan
tampak adanya rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan diskus
dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan dari
foramina intervertebra. Nyeri yang ditimbulkan dapat berupa nyeri
radikuler atau rasa pegal di daerah lumbal. Nyeri ini timbul terutama
26
b. Stenosis Spinal
Pada stenosis spinal terjadi penyempitan kanalis vertebralis yang
dapat disertai penyempitan foramen intervertebralis akibat proses
degenerasi dan penonjolan tulang atau sejak semula sudah sempit.
Nyeri punggung bawah yang dirasakan berupa nyeri rujukan somatik
yang lebih sering dirasakan pada waktu berjalan atau berdiri lama.
Selain itu juga didapatkan klaudikasio intermitens neurogenik, yaitu
rasa nyeri sering disertai rasa kesemutan dan dingin serta paresis otot-
otot tungkai21.
10. Komplikasi
Walau jarang, HNP dapat menekan cauda equine yang terletak di
punggung bawah dan mengakibatkan komplikasi yang serius, seperti :
a. Disfungsi pengeluaran cairan dari kandung kemih, dimana penderita
akan kesulitanmengeluarkan urine atau tinja, hingga kemandulan
secara seksual.
b. Menurunnya kemampuan beraktivitas, dikarenakan kondisi ini dapat
memperburukgejala, seperti nyeri hebat, otot melemah, atau kaku.
c. Anestesi sadel, dimana penderita kehilangan kemampuan merasa atau
sensasi di titikseperti paha bagian dalam, tungkai belakang, dan
sekitar dubur.
d. Kelumpuhan pada ekstermitas bawah.
e. Cedera medulla spinalis
f. Radiklitis (iritasi akar saraf).
g. Parestese
h. Disfungsi seksual.
27
11. Prognosis
a. Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi
konservatif
b. Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun sudah
diterapi.
c. Pada pasien yang dioperasi 90% akan membaik terutama nyeri tungkai,
kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5% 19.