Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

Rava Olga Sari (71220891021)

PEMBIMBING

dr. Monalisa Remana Sitinjak (Neu), Sp. S

RSUD DR. PIRNGADI


KOTA MEDAN
2022
LATAR BELAKANG

Hernia Nucleus Pulposus (HNP), yang sering pula disebut sebagai Hernia Nucleus
Pulposus (HNP), yang sering pula disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau herniasi
diskus intervertebralis adalah penyebab tersering nyeri pungung bawah yang bersifat
akut, kronik atau berulang. 50-80% penduduk di negara industri pernah mengalami
nyeri pinggang bawah.Prevalensi HNP sekitar 1-3% di Finlandia dan Italia. Di AS, 1–2%
populasi menderita HNP. Selain itu, kejadian HNP di beberapa negara berkembang
sekitar 15-20% dari total penduduk. usia di atas 42 tahun (74,3%), lebih sering pada
perempuan (62,2%), pekerjaan ibu rumah tangga (32,4%), IMT berat badan berlebih
(38,6%), dan pasien dengan trauma lebih sedikit (13,5%).
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi
pengeluaran isi nukleus dari dalam discus intervertebralis (rupture
discus) sehingga nukleus dari diskus menonjol ke dalam
cincin annulus (cincin fibrosa sekitar diskus) akibat dari
melemah/robeknya annulus fibrosus dan memberikan
manifestasi kompresi saraf.

FAKTOR
RESIKO
• Usia
• Trauma
• Pekerjaan
• Gender
TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI
1. Protrusi diskus intervertebralis : nukleus pulposus terlihat menonjol ke
satu arah tanpa kerusakan annulus fibrosus.
2. Prolaps diskus intervertebral : nukleus berpindah keluar, tetapi masih
dibungkus anulus fibrosus (annulus fibrosus belum robek).
3. Extrusi diskus intervertebral : nukleus pulposus keluar dan annulus fibrosus
robek akan tetapi masih dilindungi oleh ligamentum longitudinalis posterior.
4. Sekuestrasi diskus intervertebral : annulus robek, ligamentum robek dan
akibatnya nukleus pulposus masuk ke kanalis spinalis.

PATOFISIOLOGI
1. Proses Degeneratif
Nukleus pulposus terdiri atas zat mukopolisakarida yang bersifat kuat
mengikat air. Seiring bertambahnya usia kandungan air diskus berkurang
(dari 90% pada bayi sampai menjadi 70% pada orang usia lanjut).
TINJAUAN PUSTAKA
PATOFISIOLOGI

2. Proses Traumatik

Dimulainya degenerasi diskus mempengaruhi mekanika intervertebral,


yang dapat menyebabkan degenerasi lebih jauh. Selain degenerasi,
gerakan repetitive, seperti fleksi, ekstensi, lateral fleksi, rotasi, dan
mengangkat beban dapat memberi tekanan abnormal pada nukleus.

Jika tekanan ini cukup besar sampai bisa melukai annulus, nucleus
pulposus ini berujung pada herniasi. Trauma akut dapat pula
menyebabkan herniasi, seperti mengangkat benda dengan cara yang
salah dan jatuh.
TINJAUAN PUSTAKA
GAM BARAN KLINIS
DBD Gejala yang sering ditimbulkan akibat HNP adalah Iskialgia (nyeri radikuler).
Nyeri biasanya bersifat menjalar, tajam, seperti terbakar dan kebas (numbness) serta
rasa kesemutan (tingling). Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang
dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,
tergantung bagian saraf mana yang terjepit, rasa nyeri sering ditimbulkan setelah
melakukan aktifitas yang berlebihan. Pada kasus nyeri punggung bawah, istilah
ketakutan untuk bergerak (fear avoidance) atau merasakan nyeri karena melakukan
suatu aktivitas.

DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
Anamnesis yang dapat ditanyakan adalah hal yang berhubungan dengan nyeri, seperti
kapan nyeri terjadi, frekuensi nyeri, interval nyeri, lokasi nyeri kualitas dan sifat
nyeri, penjalaran nyeri serta aktivitas yang memperberat dan meringankan nyeri.
Selain itu, bisa juga ditanyakan aktivitas pekerjaan dan riwayat trauma tulang
belakang yang pernah dialami.
.
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
2. PEMERIKSAAN FISIK
Beberapa pemeriksaan fisik perlu dilakukan, yang meliputi
pemeriksaan sensoris, motorik, dan refleks.
• Pemeriksaan sensoris
• Pemeriksaan motorik dilakukan untuk menilai otot
bagianbersangkutan dengan saraf yang terkena HNP.
yang
i. Pemeriksaan Range of Movement (ROM)
ii. Straight Leg Raising (Lasègue) Test
iii. Crossed Lasègue Test
iv. Tanda Kerning
v. Ankle Jerk Reflex
vi. Knee-Jerk Reflex
vii. Tes Naffziger.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

1. Magnetic Resonance Imaging (MRI):


2. Computerized Tomography (CT Scan):.
3. Foto Polos:
4. Myelogram:
5. Foto X Ray
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGIS
1. Terapi fisik pasif
• Kompres hangat/dingin
Kompres hangat/dingin ini merupakan modalitas yang mudah
dilakukan. Untuk mengurangi spasme otot dan inflamasi.
• Lontophoresis
Merupakan metode pemberian steroid melalui kulit. Steroid tersebut
menimbulkan efek anti inflamasi pada daerah yang menyebabkan nyeri..
•Unit TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator) menggunakan
stimulasi listrik untuk mengurangi nyeri punggung
bawah dengan mengganggu impuls nyeri yang dikirimkan ke otak.
• Ultrasound
Ultrasound merupakan suatu bentuk penghangatan di lapisan dalam dengan
menggunakan gelombang suara pada kulit yang menembus sampai jaringan
lunak dibawahnyadan dapat mendorong terjadinya penyembuhan jaringan.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
Analgetik dan NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drug):
Obat ini diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi
sehingga mempercepat kesembuhan. Contoh analgetik : paracetamol, Aspirin
Tramadol.

Obat pelemas otot (muscle relaxant)


Bermanfaat bila penyebab HNP adalah spasme otot. Efek terapinya tidak
sekuat NSAID, seringkali di kombinasi dengan NSAID. Sekitar 30%
memberikan efek samping mengantuk. Contoh Tinazidin, Esperidone dan
Carisoprodol.

Opioid
Obat ini terbukti tidak lebih efektif daripada analgetik biasa yang jauh
lebih aman. Pemakaian jangka panjang bisa menimbulkan toleransi dan
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
Kortikosteroid Oral
Pemakaian kortikosteroid oral masih kontroversi. Dipakai pada kasus
HNP yang berat dan mengurangi inflamasi jaringan.

Anelgetik ajuvan
Terutama dipakai pada HNP kronis karena ada anggapan mekanisme nyeri
pada HNP sesuai dengan neuropatik. Contohnya : amitriptilin,
Karbamasepin, Gabapentin.

Suntikan pada titik picu


Cara pengobatan ini dengan memberikan suntikan campuran anastesi lokal
dan kortikosteroid ke dalam jaringan lunak/otot pada titik picu disekitar
tulang punggung. Cara ini masih kontroversi. Obat yang dipakai antara lain
lidokain, lignokain, deksametason, metilprednisolon dan triamsinolon.
TERAPI OPERATIF

Pilihan terapi operatif yang dapat diberikan adalah:

1. Distectomy
Pengambilan sebagian diskus intervertabralis.

2. Percutaneous distectomy
Pengambilan sebagian diskus intervertabralis dengan menggunakan jarum
secara aspirasi.

3. Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy
Melakukan dekompresi neuronal dengan mengambil beberapa bagian dari
vertebra baik parsial maupun total.

4. Spinal fusion dan sacroiliac joint fusion:


Penggunaan graft pada vertebra sehingga terbentuk koneksi yang rigid diantara vertebra
sehingga terjadi stabilitas.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang berhubungan dengan herniasi nukleus


pulposus adalah defisit motorik, pada tulang belakang leher dan
toraks juga terdapat risiko kompresi sumsum tulang belakang
pada kasus yang parah. Komplikasi ini relatif jarang tetapi harus
dipertimbangkan dan ditangani dengan benar untuk menghindari
defisit neurologis permanen.

PROGNOSIS
Mayoritas pasien yang menderita herniasi nukleus pulposus
mengalami penurunan gejala tanpa operasi, hanya 10% pasien
saja yang masih merasakan nyeri setelah enam minggu dan
direkomendasi untuk menjalani terapi pengobatan operatif
BAB 03
PENUTUP
KESIMPULAN
Hernia nukleus pulposus (HNP) adalah suatu kondisi di mana
terjadinya penonjolan (bulging) nukleus pulposus, yaitu bagian
tengah dari diskus intervertebralis yang bersifat semi-gelatinosa, ke
arah kanalis spinalis akibat rupturnya annulus fibrosus yang
mengelilingi diskus. HNP bisa disebabkan oleh faktor usia ataupun
adanya trauma. Gejala klinis yang paling sering adalah iskialgia (nyeri
radikuler). Nyeri biasanya bersifat tajam, seperti terbakar dan
berdenyut menjalar.
HNP dapat diberikan terapi analgetik dan NSAID, anelgetik
ajuvan, opioid, kortikosteroid oral. Mayoritas pasien yang menderita
herniasi nukleus pulposus mengalami penurunan gejala tanpa
operasi, hanya 10% pasien saja yang masih merasakan nyeri setelah
enam minggu dan direkomendasi untuk menjalani terapi pengobatan
operatif.
LAPORAN KASUS
⦿ Nama : Tiar Br Silaban
⦿ Umur : 72 tahun
⦿ Jenis : Perempuan
Kelamin : protestan
⦿ Agama
: Batak
⦿ Suku : Jl. Rakyat gg. Pelajar no 2A
⦿ Alamat : Tamat SLTA
⦿ Pendidikan : IRT
⦿ Pekerjaan : Menikah
⦿ Perkawinan : 00.16.32.11
⦿ No RM
ANAMNESA

Anamnesa Penyakit
Keluhan Utama : Nyeri pinggang kiri menjalar ke paha
Telaah: nyeri dialami sudah 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan hilang
timbul dan terasa makin lama makin memberat. Nyeri timbul terutama bila
digunakan beraktifitas seperti bekerja, berjalan lama, jongkok lama. Nyeri
tidak disertai dengan penurunan kekuatan anggota gerak, namun
mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri berkurang saat beristirahat dan
tidur. Saat berjalan pasien tetap merasakan nyeri, namun pasien masih
bisa berjalan sendiri. Nyeri pinggang kiri dirasakan seperti tersentrum dan
menjalar hingga ke bokong dan paha bawah. Keluhan BAK dan BAB (-),
demam (-), mual dan muntah (-), kelemahan anggota gerak (-).

RPT : -
RPO : -
ANAMNESA
Anamnesa Traktus
Traktus Sirkulatorius : Dalam batas normal
Traktus Respiratorius : Dalam batas normal
Traktus Digestive : Dalam batas normal
Traktus Urogenitalis : Dalam batas normal

Anamnesa Keluarga
Faktor Herediter : Tidak dijumpai
Faktor Familial : Tidak dijumpai
ANAMNESA
Anamnesa Sosial
Kelahiran dan Pertumbuhan
Imunisasi : Tidak jelas
Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Perkawinan : menikah
Pemeriksaan Jasmani
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 M6 V5
Tekanan Darah : 120/60 mmHg
Frekuensi Nadi : 80/xi
Frekuensi Nafas : 20x/i
Suhu : 36,7oC
PEMERIKSAAN
Kepala dan Leher
Bentuk dan Posisi : Dalam Batas Normal
Gerakan dada dan abdomen : Dalam Batas Normal

Pemeriksaan Neurologis
Sensorium : Compos mentis

Cranium
Bentuk : Bulat
Palpasi : DBN
Auskultasi : TDP
Transluminasi : TDP
PEMERIKSAAN
Rangsangan meningeal
Kaku Kuduk : Tidak dijumpai
Brudzinsky I : Tidak dijumpai
Brudzinsky II : Tidak dijumpai
Tanda Kernig : Tidak dijumpai

Peningkatan tekanan intrakranial


Sakit Kepala : Tidak dijumpai

Muntah : Tidak dijumpai


Kejang : Tidak dijumpai
PEMERIKSAAN
NERVUS
KRANIALIS Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi
NERVUS I
Sinistra
Normosmia : (+) (+)
Anosmia : (-) (-)
Parosmia : (-) (-)
Hiposmia : (-) (-)

NERVUS II Okuli Dextra Okuli Sinistra


Visus : (+) (+)
Lapangan pandang
Normal (+) (+)
:
Menyempit : (-) (-)
Hemianopsia : (-) (-)
Scotoma : (-) (-)
Refleks ancaman : (+) (+)
Fundus okuli
Warna : tdp tdp
Batas : tdp tdp
Ekskavasio : tdp tdp
Arteri : tdp tdp
Vena : tdp tdp
PEMERIKSAAN
NERVUS III, IV, VI Oculi dextra Okuli
sinistra
Gerakan bola mata : (+) (+)
Nistagmus : (-) (-)
Pupil
Lebar :ø 3mm, Isokor ø 3mm, Isokor
Bentuk : Bulat Bulat
RC Langsung : (+) (+)
RC Tidak langsung : (+) (+)
Rima palpebra : ±7mm ±7mm
Deviasi konjugasi : (-) (-)
Doll’s eye phenomena :(+) (+)
Strabismus :(-) (-)
PEMERIKSAAN
NERVUS V Kanan Kiri
Motorik
Membuka & Menutup mulut : + +
Palpasi otot masseter & temporalis :dbn dbn
Kekuatan gigitan : dbn dbn
Sensorik
Kulit : dbn dbn
Selaput lendir : dbn dbn
Refleks kornea
Langsung : (+) (+)
Tidak langsung : (+) (+)
Refleks masseter : (+) (+)
Refleks bersin : (+) (+)
PEMERIKSAAN
NERVUS VII Kanan
Motorik Kiri
Mimik
Kerut kening : simetris
Menutup mata : simetris
Meniup sekuatnya : simetris
Memperlihatkan : Tdp
gigi : Tdp
Tertawa : Tdp
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah : dbn dbn
Produksi kelenjar Ludah : dbn dbn
Hiperakusis :(-) (-)
Refleks stapedial :(-) (-)
PEMERIKSAAN
NERVUS VIII Kanan Kiri
Auditorius
Pendengaran : (+) (+)
Test rinne : Tdp
Test weber : Tdp
Test schwabach : Tdp
Vestibularis
Nistagmus : (-) (-)
Reaksi kalori : tdp tdp
Vertigo : (-) (-)
Tinnitus : (-) (-)
PEMERIKSAAN
NERVUS IX,X
Pallatum mole : Simetris
Uvula Disfagia : Medial
Disartria : (-)
Disfonia : (-)
Reflek muntah : (-)
: (+)
Pengecapan 1/3 belakang : (+)

NERVUS XI Kanan Kiri


Mengangkat bahu : normal
Fungsi otot Sternocleidomastoideus : normal

NERVUS XII
Lidah
Tremor : (-)
Atropi : (-)
Fasikulasi : (-)
Ujung lidah sewaktu Istirahat : normal
Ujung lidah sewaktu Dijulurkan : normal
PEMERIKSAAN
SISTEM MOTORIK
Tropi : Eutropi
Tonus otot : Normal
Kekuatan otot :
ESS : 55555 ESD : 55555
55555
55555
EIS : 55555
55555 EID : 55555
55555

Sikap : Normal

GERAKAN SPONTAN ABNORMAL


Tremor : (-)
Khorea : (-)
Ballismus : (-)
Mipklonus : (-)
Atetosis : (-)
Distonia : (-)
Spasme : (-)
PEMERIKSAAN
TEST SENSIBILITAS
Eksteroseptif : Dbn
Propioseptif : Tdp
Fungsi kortikal untuk sensibilitas
Stereognosis :Tdp
Pengenalan 2 titik :Tdp Grafestesia
:Tdp
REFLEKS FISIOLOGIS
Kanan Kiri
Biceps :(+) (+)
Triceps :(+) (+)
APR :(+) (+)
KPR :(+) (+)
REFLEKS PATOLOGIS kanan kiri
Babinski :(-) (-)
Oppenheim :(-) (-)
Chaddock :(-) (-)
Gordon :(-) (-)
Schaefer :(-) (-)
Hoffman-trommer :(-) (-)
Klonus lutut :(-) (-)
Klonus kaki :(-) (-)
REFLEKS PRIMITIF: (-)
KOORDINASI
Lenggang :normal
Bicara :normal
Menulis :normal
Percobaan :normal
apraksia :normal
Mimik :normal
Tes telunjuk-telunjuk
Tes telunjuk-hidung
:normal
:normal
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
VEGETATIF
Vasomotorik : Dalam batas normal
Sudomotorik : Dalam batas normal
Pilo-erektor : Dalam batas normal
Miksi : Dalam batas normal
Defekasi Dalam batas normal
Potens & : Dalam batas normal
libido
VERTEBRA
BENTUK
Normal : (+)
Scoliosis (-)
:
Hiperlordosis : (-)
PERGERAKAN
Leher : Dalam batas normal
Pinggang : Terbatas
PEMERIKSAAN
TANDA PERANGSANGAN RADIKULER
Laseque : (+)
Contra laseque : (+)
Bragard : (+)
Sicard : (+)
Test Lhermitte : (-)
Test Naffziger : (-)
GEJALA-GEJALA SEREBRAL
Ataksia : (-)
Disartria : (-)
Tremor : (-)
Nistagmus : (-)
Fenomena rebound : (-)
Vertigo
Dan lain-lain
:
:
(-)
(-) PEMERIKSAAN
GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
Tremor : (-)
Rigiditas : (-)
Bradikinesia : (-)
Dan lain-lain : (-)

FUNGSI LUHUR
Kesadaran kualitatif : Compos mentis
Ingatan baru : Baik
Ingatan lama : Baik
Orientasi
Diri : Baik
Tempat :
Waktu : Baik
Situasi :
PEMERIKSAAN
Intelegensia : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Daya pertimbangan : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Reaksi emosi : Dalam batas normal

Afasia
Ekspresif : (-)
Represif : (-)
Apraksia :(-)

Agnosia
Agnosia visual : (-)
Agnosia jari-jari : (-)
Akalkulia : (-)
Disorientasi : (-)
kanan-kiri
DIAGNOSA
⦿ Diagnosa Fungsional : Ischialgia

⦿ Diagnosa Etiologi : Herniasi nucleus pulposus ec degenaratif

⦿ Diagnosa Anatomik : Medulla Spinalis

⦿ Diagnosa Kerja : Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis


PENATALAKSANAAN
⦿ Meloxicam 1x1 tab 15 mg
⦿ Omeprazole 1x1 tab 20 mg
⦿ Gabapentin 3x1 tab 300
mg
Kesimpulan pemeriksaan
Pada pemeriksaan dijumpai:
Pemeriksaan Neurologi
Nervus I : Dalam batas normal
Nervus II : Dalam batas normal Ekstramitas superior Kanan Kiri
Nervus III : Dalam batas normal
Nervus IV: Dalam batas normal Fleksi 5/5/5/5/5 5/5/5/5/5
Nervus V : Dalam batas normal
Ekstensi 5/5/5/5/5 5/5/5/5/5
Nervus VI: Dalam batas normal
Nervus VII: Dalam batas normal Ekstremitas inferior Kanan Kiri
Nervus VIII: Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus IX : Tidak dilakukan pemeriksaan Fleksi 5/5/5/5/5 5/5/5/5/5
Nervus X : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstensi 5/5/5/5/5 5/5/5/5/5
Nervus XI : Dalam batas normal
Nervus XII: Dalam batas normal
Tonus Otot: Normotonus / Normotonus
Atrofi otot : Eutrofi / Eutrofi
Kekuatan otot: Dalam batas normal
Pemeriksaan Kanan Kiri
Refleks Fisiologis    
Biceps Dijumpai Dijumpai
Triceps Dijumpai Dijumpai
KPR Dijumpai Dijumpai
APR Dijumpai Dijumpai
Refleks Patologis    
Babinski Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Oppenheim Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Chaddock Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Gordon Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Schaffer Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Hoffman-tromner Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Klonus kaki Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Klonus lutut Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Sensibilitas
Eksteroseptif : Dalam batas normal
Propioseptif : Dalam batas normal

Tanda Rangsang Meningeal: Tidak dijumpai


Tanda Rangsang Radikuler : Tidak dijumpai
Gejala Serebellar : Tidak dijumpai
Gejala ekstrapiramidal : Tidak dijumpai
Fungsi luhur : Baik

XIX. Diagnosa Banding


Diagnosa fungsional : ischialgia
Diagnosa Anatomi : medulla spinalis
Diagnosa etiologi : Hernia Nucleus Pulsosus ec degenerative
Diagnosa kerja : Hernia Nucleus Pulsosus
⦿ Gabapentin 3x1 tab 300 mg
⦿ Meloxicam 1x1 tab 15 mg
⦿ Omeprazole 1x1 tab 20 mg
SEKIAN
DAN
TERIM
AKASI
H

Anda mungkin juga menyukai