Anda di halaman 1dari 5

HNP -Hernited Nucleus Pulposus- -Syaraf Terjepit-

Syalom kekasih Tuhan,


Malam ini kita akan melanjutkan ulasan tentang pentingnya saraf tulang belakang
terlindungi dengan benar dan apa saja yg bisa menyebabkan gangguannya

Pernah mendengar atau merasakan langsung nyeri pada pinggang secara tiba-tiba ketika
berusaha mengangkat beban berat? Atau mungkin nyeri pinggang yang tidak diketahui
dengan jelas penyebabnya? Banyak hal bisa mengakibatkan nyeri pada bagian belakang
bawah tubuh kita.
Di kalangan medis, secara umum keluhan ini disebut LBP (Low Back Pain). Nyeri ini
bisa dikarenakan kekakuan atau cedera terbatas pada otot dan struktur sendi lainnya,
karena proses peradangan di dalam rongga tulang panggul, proses sumbatan pada saluran
kemih atau pun cidera yang langsung mengenai saraf yang ada di sekitar lokasi tersebut.
HNP menjadi salah satu dari kelainan yang juga awalnya dirasakan nyeri pada areal
sekitar pinggang.
Sebelum kita mengulas tentang HNP, mari kita pelajari terlebih dahulu sedikit tentang
struktur tulang belakang.

T : Tulang belakang kita bagaimana susunannya ?

Tulang belakang terdiri dari 33-34 ruas tulang. 7 di daerah leher, 12 daerah dada, 5
daerah pinggang, 5 daerah sakrum, dan 4-5 tulang ekor. Diantara setiap tulang belakang
dari leher hingga pinggang terdapat suatu cakram yang berfungsi untuk membantu tulang
belakang menopang beban tubuh, dinamakan intervertebral disk. Pada bagian tengah
cakram ini terdapat suatu inti yang dinamakan nucleus pulposus. Cakram ini juga
berfungsi sebagai peredam, sama seperti shock breaker pada mobil atau motor.

T : Apa itu HNP ?


HNP kependekan dari Hernia Nucleus Pulposus, suatu gangguan akibat merembes atau
melelehnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang belakang (nucleus
pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis).

1
Di kalangan medis, secara umum keluhan ini disebut LBP (Low Back Pain). Nyeri ini
bisa dikarenakan kekakuan atau cedera terbatas pada otot dan struktur sendi lainnya,
karena proses peradangan di dalam rongga tulang panggul, proses sumbatan pada saluran
kemih atau pun cidera yang langsung mengenai saraf yang ada di sekitar lokasi tersebut.
HNP menjadi salah satu dari kelainan yang juga awalnya dirasakan nyeri pada areal
sekitar pinggang. HNP dapat dianalogikan seperti terjadinya “turun bero”, tetapi terjadi
pada daerah tulang belakang.

T : Apa saja factor resiko terjadinya HNP ?

Faktor risikonya antara lain adalah merokok, batuk yang terlalu lama, cara duduk yang
salah, menyetir yang terlalu sering, cara mengangkat barang yang salah, dll. Seiring
dengan bertambahnya usia, kemampuan cakram untuk menjalankan fungsinya juga
menurun. Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan terjadinya herniasi, yaitu keluarnya
suatu organ melalui suatu celah dalam tubuh.

T : Bagaimana membedakan dengan nyeri pinggang oleh penyebab lainnya?

Nyeri oleh karena HNP yang menjepit saraf rasanya lebih menggigit, terasa seperti
terbakar atau seperti terkena sengatan listrik. Dirasakan menjalar ke bagian bawah dan
jika lebih parah lagi akan terasa nyerinya dari belakang paha menyebar ke bagian bawah
hingga betis pada satu sisi. Nyeri dapat timbul setiap saat tidak terbatas apakah sedang
beraktifitas atau lagi istirahat. Berbeda dengan nyeri akibat gangguan di saluran kemih.
Jika hambatan ada di ginjal, nyeri terasa lebih di atas pinggang, kemeng dan penderita
merasa sebatas tidak nyaman saja. Kalau hambatan berada di dalam saluran bagian
bawahnya bisa menimbulkan nyeri kolik, kumat-kumatan, saat parah hingga
menimbulkan muntah dan susah melokalisir asal nyeri. Nyeri karena peradangan organ
bagian dalam, akan tersebar ke bagian perut bawah dan bertambah jika disentuh atau
ditekan. Waktu munculnya nyeri relatif lebih konstan. Pada tahap yang lebih ringan, bisa
juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pegal pada otot pinggang.

T : Apa saja gejala yang lain?


Disamping nyeri, penderita dapat juga merasakan kesemutan (parestesia) hebat dan jelas
terasa bertambah nyeri jika disentuh pada bagian tulang belakang yang mengalami proses
herniasi tersebut. Kelanjutan dari nyeri akan berdampak pada kekakuan (spasme) otot
yang mengakibatkan penampakan struktur pinggul dan tungkai yang terkena menjadi
tidak sama dengan yang sehat di sebelahnya. Hal ini disebut deformitas. Sebagai gejala
ikutannya juga, disadari atau pun tidak gerakan pada arah tertentu menjadi sangat terbatas
dan tidak mampu melakukan mobilisasi tubuh secara normal. Pada pemeriksaan
neurologis didapatkan kelemahan otot, perubahan reflek dan terganggunya kerja saraf
sensoris.
T :Bagaimana untuk memastikannya?.
Dengan pemeriksaan penunjang. Sebagai langkah awal dibutuhkan rontgen atau foto x-
ray untuk screening mencari kemungkinan adanya pergeseran atau struktur ruas tulang
belakang yang tidak normal. Berikutnya, pada lokasi yang dicurigai akan disuntikkan

2
cairan kontras untuk memperjelas pada bagian mana terjadi proses jepitan saraf.
Pemeriksaan mielo-radikulografi ini tidak senyaman pemeriksaan sebelumnya karena ada
prosedur memasukkan cairan tadi. Yang lebih non invasif dan jika fasilitasnya ada, para
dokter saat ini lebih memilih untuk dilakukan pemeriksaan CT scan dan pemeriksaan
yang menjanjikan hasil lebih informatif lagi yakni dengan MRI (Magnetic Resonance
Imaging)

T : Apa dan bagaimana HNP itu terjadi?

Oleh karena suatu trauma (jatuh, terbentur, gerakan yang tiba-tiba cepat dan lainnya) atau
oleh karena proses ketuaan membuat lapisan permukaan ruas tulang belakang menjadi
tergesek, mengakibatkan struktur mengandung sel gellatin yang lentur dan kenyal itu
(nucleus pulposus) mengalami cedera. Lapisan kolagen ini bisa dibayangkan menyerupai
bagian yang kenyal yang melapisi tulang belakang sapi kalau kita lagi menyantap sop
buntut -bagi yang doyan makanan ini-. Lama kelamaan bagian ini kemudian merembes
membentuk tonjolan (protrusio) ke luar dari ruang antar ruas tulang yang akhirnya
menekan struktur yang berada di dekat tonjolan tadi. Lebih sering kejadian rembesan atau
tonjolan ini ke arah samping belakang, dimana di bagian itu sebagai tempat keluarnya
akar saraf yang berasal dari batang saraf yang lebih besar (medulla spinalis) di dalam
sumsum tulang belakang. Terjadi pula pada kasus yang lebih jarang proses ini di susunan
ruas tulang leher (cervical). Bisa dibayangkan, semakin banyak lapisan kolagen yang
merembes ke luar, semakin tertekan saraf yang berjalan di sekitarnya dan semakin nyeri
anggota gerak di bagian bawah lokasi hernia yang dirasakan penderita.

T : Apakah bisa disembuhkan tanpa operasi?

Masih bisa! Pada fase akut, penderita disarankan istirahat dalam 1-2 minggu, tidur
dengan alas keras, dapat menggunakan jaket khusus dan selain obat-obat yang diminum
bisa juga disuntikkan obat pereda nyeri kuat yang disuntikkan langsung pada rongga
tempat berjalannya saraf di dekat lokasi nyeri atau epidural injeksi.
Pada fase subakut dan kronis perlu fisiotherapi untuk gerakan meregang dan menekuk
beserta pemanas / diatermi, akan lebih baik lagi menggunakan korset penyangga
pinggang dan latihan gerak dengan bertahap dan hati-hati. Pada penanganan fisiotherapi
lebih ditekankan pada gerak regangan yang harus dikerjakan secara teratur dan
berkesinambungan.
Jadi, pengobatan HNP meliputi medis (obat-obatan) dan non-medis (tanpa obat-obatan).
jadi, fisioterapi sebagai pengobatan non-medis turut mendampingi obat, seperti rutin
olahraga, memperbaiki sikap tubuh, termasuk terapi NTS (Neuro Tendo Stimulation)

Untuk posisi berjalan, saat ini sudah ada penemuan yang dipakai di banyak Negara maju
sejak 10 th lalu, tapi baru masuk Indonesia, yaitu memakai sepatu dengan alas khusus,
diukur dan dicetak dari telapak kaki, dipakai setiap hari minimal 2 jam untuk berjalan ,
alasnya dari b ahan ion perak, germanium dan mineral penting lain ( goodArch )

3
T : Bilamana kelainan HNP ini membutuhkan operasi?

Bila terjadi gangguan pada kerja saraf bagian bawah tulang belakang, seperti gangguan
terhadap proses buang air besar maupun kencing. Bila terjadi kelemahan otot, otot yang
mengecil tidak sesuai dengan yang sehat di sisi lainnya atau bahkan terjadi
pembengkokan tulang belakang sebagai kompensasi tubuh terhadap nyeri. Operasi harus
pula dipertimbangkan pada keadaan baal, tidak merasakan sensasi di sekitar lobang anus
dan bokong dan pada kondisi nyeri yang menjalar di belakang paha (skiatika) yang
dirasakan sudah lebih dari 6 bulan.

T : Apa yang dikerjakan dan bagaimana teknik operasi itu?

Tujuan operasi adalah untuk membebaskan desakan atau jepitan jaringan kollagen
terhadap saraf yang melintas di sekitarnya, biasanya di satu sisi, kiri atau kanan. Sejauh
ini ada 2 teknik untuk mengerjakan prosedur ini, selain secara konvensional dengan
pembedahan terbuka ada juga dengan yang lebih canggih menggunakan cara minimal
invasive. Minimal invasive surgery lebih unggul karena tidak memerlukan torehan
panjang di bagian tengah punggung pasien disamping juga dapat meminimalisir
kerusakan jaringan tubuh di sekitar areal operasi.
Dewasa ini, para ahli di bidang bedah sedang berlomba-lomba untuk menciptakan suatu
tehnik operasi yang menghasilkan suatu sayatan yang minimal, atau bahkan tanpa
sayatan. Tehnik ini dinamakan minimally invasive surgery. Tehnik ini memungkinkan
masa perawatan yang jauh lebih cepat daripada operasi terbuka. Dan bagi pasien yang
mengutamakan segi estetik, tehnik ini dapat dibuat dengan sayatan dan bekas luka yang
sangat kecil. Perkembangan tehnik ini di dunia penyakit HNP menghasilkan berbagai
macam tehnik, antara lain nucleotome, laser central decompression, dan directed
fragmentectomy. Setiap tehnik pastinya mempunyai kelebihan dan kekurangannya
tersendiri. Seperti contohnya tehnik central decompression yang salah satunya dapat
menggunakan suatu zat kimia bernama cymopapain yang dapat menyebabkan reaksi
alergi dan spasme (ketegangan) dari otot. Pada prinsipnya, tehnik minimally invasive ini
menggunakan suatu alat yang dinamakan artroskopi. Alat ini merupakan suatu alat yang
menggunakan suatu tabung berdiameter kecil yang panjang sehingga memungkinkan
untuk dimasukkan kedalam tubuh dengan sayatan yang kecil. Tabung ini dilengkapi
dengan alat yang dibutuhkan untuk operasi serta kamera yang memungkinan dokter
bedah melihat organ didalam tubuh melalui layar. Keuntungan tehnik ini selain dari
kecilnya sayatan yang ditimbulkan, gambar yang terlihat dari layar dapat diperbesar
puluhan kali sehingga kelainan yang kecilpun dapat terlihat.

Catatan :

Bulan depan , ada jadwal Prof. Hsieh dari Taiwan , ahli ergonomic-orthopedi akan datang
member ceramah di Surabaya, bila berminat silahkan kontak sms no hp Dr. Sri –
0816517471

-------20062012-------

4
5

Anda mungkin juga menyukai