Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Dasar Profesi
Disusun oleh :
Dwy Sukma
N202101031
CI LAHAN CI INSTITUSI
Pathway
Masalah musculoskeletal, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor
Konraksi punggung
Terjadi perubahan sruktur dengan dicsus susun atas fibri fertilgo dan matrik
gelatinus
E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Badriah dalam Chenny (2012), nyeri punggung bawah dapat
diketahui dengan memperhatikan gejala yang muncul atau dirasakan oleh
penderita yaitu sebagai berikut:
1. Gejala ringan, seperti nyeri mendadak pada tulang belakang, pegal dan
terasa panas.
2. Terasa sakit bila digerakkan baik pada saat membungkuk ke depan dan
belakang, maupun pada saat berputar ke kiri dan ke kanan.
3. Gejala-gejala tadi akan semakin bertambah berat terutama pada saat akan
mengangkat beban berat, mengejan, bersin atau batuk. Hal ini dapat
disebabkan karena adanya perubahan struktur. Rasa sakit akan menjalar
ke bawah (bagian otot-otot belakang), otot-otot paha bagian belakang dan
kadang-kadang dapat menimbulkan sensasi mati rasa atau kesemutan
yang berat.
4. Pada tingkatan berat dapat mengakibatkan keluhan seperti lumpuh pada
bagian pinggang sampai kaki. Hal ini terjadi karena terjepitnya saraf-saraf
ditulang belakang, yang fungsinya sebagai pusat refleks gerak sederhana,
sehingga terjadi kelumpuhan total.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Utami (2012), beberapa hal yang harus dilakukan adalah antara lain:
1. Inspeksi. Pada inspeksi yang peru diperhatikan:
a. Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya angulasi,
pelvis yang miring atau asimetris, muskular paravertebral atau pantat
yang asimetris, postur tungkai yang abnormal.
b. Observasi punggung, pelvis, dan tungkai selama bergerak apakah ada
hambatan selama melakukan gerakan.
c. Pada saat penderita menanggalkan atau mengenakan pakaian, apakah
ada gerakan yang tidak wajar atau terbatas.
d. Observasi penderita saat berdiri, duduk, bersandar maupun berbaring
dan bangun dari berbaring.
e. Perlu dicari kemungkinan adanya atrofi otot, fasikulasi,
pembengkakan, perubahan warna kulit.
2. Palpasi dan Perkusi
a. Pada palpasi, terlebih dahulu diraba daerah yang sekitarnya paling
ringan rasa nyerinya, kemudian menuju ke arah daerah yang terasa
paling nyeri.
b. Ketika meraba kolumna vertebralis, dicari kemungkinan adanya
deviasi ke lateral atau anterior posterior
3. Pemeriksaan Neurologik. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
memastikan apakah kasus nyeri pinggang bawah adalah benar karena
adanya gangguan saraf atau karena sebab yang lain.
a. Pemeriksaan sensorik. Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh
gangguan pada salah satu saraf tertentu maka biasanya dapat
ditentukan adanya gangguan sensorik dengan menentukan batas-
batasnya, dengan demikian segmen yang terganggu dapat
diketahui.Pemeriksaan sensorik ini meliputi pemeriksaan rasa rabaan,
rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi). Bila ada
kelainan maka tentukanlah batasnya sehingga dapat dipastikan
dermatom mana yang terganggu.
b. Pemeriksaan motorik. Dengan mengetahui segmen otot mana yang
lemah maka segmen mana yang terganggu akan diketahui, misalnya
lesi yang mengenai segmen L4 maka m.tibialis anterior akan menurun
kekuatannya. Pemeriksaan yang dilakukan :
- Kekuatan Fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki,
ibu jari, dan jari lainnya dengan menyuruh penderita melakukan
gerakan fleksi dan ekstensi, sementara pemeriksaan menahan
gerakan tadi
- Perhatikan atrofi otot
- Perlu perhatikan adanya fasikulasi (kontraksi involunter yang
bersifat halus) pada otot-otot tertentu
c. Pemeriksaan reflek. Reflek tendon akan menurun pada atau
menghilang pada lesi motor neuron bawah dan meningkat pada lesi
motor atas. Pada nyeri punggung bawah yang disebabkan HNP maka
reflek tendon dari segmen yang terkena akan menurun atau
menghilang.
- Refleks lutut/ patela: lutut dalam posisi fleksi (penderita dapat
berbaring atau duduk dengan tungkai menjuntai), tendo patela
dipukul dengan palu refleks. Apabila ada reaksi ekstensi tungkai
bawah, maka refleks patela postitif. Pada HNP lateral di L4-L5,
refleksi ini negatif.
- Refleks tumit/achiles : penderita dalam posisi berbaring, lutut
dalam posisi fleksi, tumit diletakkan di atas tungkai yang satunya,
dan ujung kaki ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian
tendo achiles dipukul. Apabila terjadi gerakan plantar fleksi maka
refleks achiles positif. Pada HNP lateral L5-S1, refleksi ini
negatif.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identistas Klien. Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, bangsa,
alamat.
2. Keluhan Utama. Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut
maupun kronis lebih dari 2 bulan, nyeri sat berjalan dengan menggunakan
tumit, nyeri menyebar ke bagian bawah belakang kaki.
3. Riwayat Penyakit Sekarang. Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan
dirasakan, kapan timbulnya keluhan & apakah menetap atau hilang
timbul, hal apa yang mengakibatkan terjadinya keluhan, apa saja yang
dilakukan untuk mengurangi keluhan yang dirasakan, tanyakan pada klien
apakah klien sering mengkomsumsi obat tertentu atau tidak.
4. Riwayat Penyakit Dahulu. Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah
menderita penyakit yang sama sebelumnya, apakah klien pernah
mengalami kecelakaan atau trauma, apakah klien pernah menderita
penyakit gangguan tulang atau otot sebelumnya.
5. Riwayat Pekerjaan. Faktor resiko ditempat kerja yang banyak
menyebabkan gangguan otot rangka terutama adalah kerja fisik berat,
penanganan dan cara pengangkatan barang, posisi atau sikap tubuh
selama bekerja, dan kerja statis.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum. Meliputi : baik, jelek, sedang.
2. Tanda-tanda Vital. Meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu.
3. Antropometri. Meliputi: berat badan, tinggi badan.
4. Sistem Pengindraan. Mata (lapang pandang), Hidung (kemampuan
penciuman), Telinga (keadaan telinga dan kemampuan pendengaran).
5. Sistem Pernapasan. Pernapasan, bersihan jalan nafas, kualitas, suara,dan
bunyi tambahan ronchi, wheezing.
6. Sistem Kardiovaskuer. Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan
frekuensi, bunyi jantung.
7. Sistem Gastrointestinal. Nilai kemampuan menelan, nafsu makan dan
minum, peristaltik usus dan eliminasi.
8. Sistem Integumen. Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit, dan warna
permukaan kuku.
9. Sistem Muskuloskletal. Bentuk kepala, ekstermitas atas dan bawah.
10. Sistem Endokrin. Keadaan kelenjer tyroid, suhu tubuh, frekuensi urine.
11. Sistem Reproduksi. Nilai keadaan genetalia, dan perubahan fisik sistem
reproduksi.
12. Sistem Neurologis.
a. Fungsi cerebral.
b. Status mental : orientasi, daya ingat, dan bahasa.
c. Tingkat kesadaran (eye, motorik, verbal) : dengan menggunakan
Gaslow Coma Scale (GCS).
d. Kemampuan bicara.
e. Fungsi kranial
- Nervus I (Olfaktorius) : Suruh klien menutup mata dan menutup
salah satu lubang hidung, mengidentifikasi dengan benar bau yang
berbeda (misalnya jeruk nipis dan kapas alkohol).
- Nervus II (Optikus) : Persepsi terhadap cahaya dan warna, periksa
diskus optikus, penglihatan perifer.
- Nervus III (Okulomotorius) : Kelopak mata terhadap posisi jika
terbuka, suruh klien mengikuti cahaya.
- Nervus IV (Troklearis) : Suruh klien menggerakan mata ke arah
bawah dan ke arah dalam.
- Nervus V (Trigeminus) : Lakukan palpasi pada pelipis dan rahang
ketika klien merapatkan giginya dengan kuat, kaji terhadap
kesimetrisan dan kekuatan, tentukan apakan klien dapat
merasakan sentuhan diatas pipi (bayi muda menoleh bila area
dekat pipi disentuh) dekati dari samping, sentuh bagiang mata
yang berwarna dengan lembut dengan sepotong kapas untuk
menguji refleks berkedip dan refleks kornea.
- Nervus VI (Abdusen) : Kaji kemampuan klien untuk menggerakan
mata secara lateral.
- Nervus VII (Fasialis) : Uji kemampuan klien untuk
mengidentifikasi larutan manis (gula), asam (lemon). Kaji fungsi
motorik dengan cara tersenyum dan menglihatkan giginya.
- Nervus VIII (Vestibulocochlearis) : Uji pendengaran.
- Nervus IX (Glosofaringeus) : Uji kemampuan klien untuk
mengidentifikasi rasa pada lidah.
- Nervus X (Vagus) : Kaji klien refleks menelan, sentuhkan
tongspatel pada lidah ke posterior faring untuk menentukan refleks
muntah, jangan menstimulasi jika ada kecurigaan epiglotitis.
- Nervus XI (Asesorius) : Suruh klien memutar kepala ke samping
dengan melawan tahanan, minta klien untuk mengangkat bahunya
kemudian kita tahan apakah klien mampu untuk melawannya.
- Nervus XII (Hipoglasus) : Minta klien untuk mengeluarkan
lidahnya, periksa deviasi garis tengah, dengarkan kemampuan
anak untuk mengucapkan ‘R’.
f. Fungsi motorik : Massa otot, tonus otot, dan kekuatan otot.
g. Fungsi sensorik : Respon terhadap suhu, nyeri, dan getaran.
h. Fungsi cerebrum : Kemampuan koordinasi dan keseimbangan.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Neurologik.
a. Eletromiografi (EMG), dilakukan bila dicurigai adanya disfugsi
radiks.
b. Somatosensory Evoked Potensial (SEP) berguna untuk stenonosis
kanal dan mielopati spinal.
2. Radiologik.
a. Foto polos, untuk mengesampingkan adanya kelainan tulang.
b. Mielografi, Mielo-CT, CT-scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI),
untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan.
3. Laboratorium.
a. Laju Endap Darah, darah perifer lengkap, C-reactive protein, faaktor
rheumatoid, alkalin fosfatase, kalsium (atas indikasi).
b. Urinalisis, untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, Liquor Serebro
spinalis (atas indikasi).
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhungan dengan agen injuri.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis, fisiologis.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri kekakuan otot.
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit.
5. Kurang pengetahuan berhungan dengan tidak mengetahui sumber
informasi.
E. INTERVENSI