Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

K DENGAN POST OP BPH DI RUANG


RAWAT INAP (MAWAR) DI WILAYAH RUMAH SAKIT DR. R. ISMOYO KENDARI
2021

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :

ISA SANDRIATIN
N202101064

CI INSTITUSI CI LAHAN

(………………….…..) (………………………)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XII


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021/2022
FORMATPENGKAJIANKEPERAWATAN KEPERAWATAN DASAR
PROGRAMSTUDIPROFESI NERS

Nama Mahasiswa yangmengkaji : Isa SandriatinNIM:N202101064

No. RM : 108-33-67
Tanggal: 28/11/2021
Tempat: Ruang Mawar

I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama :Tn.K
Umur : 61 tahun
Tempat/Tanggal lahir :E r e k e , 3 1 / 1 2 / 1 9 6 0
Jenis kelamin :L
Status perkawinan :Kawin
Agama : Islam
Pendidikan terakhir :SD
Suku : Buton
Pekerjaan :Pensiunan PNS
Alamat : Bangkudu
2. Penanggung jawab / pengantar
a. Ibu
Nama : Ny. K Umur : 46 tahun
Pendidikan Terakhir : SLTP Pekerjaan : IRT

II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1 Keluhan utama : Klien mengatakan nyeri saat BAK
.
2 Alasan masuk RS : Klien mengeluh nyeri saat BAK, nyeri dirasakan sejak
. 1 minggu yang lalu, klien juga mengatakan masih ada
keinginan untuk BAK namun tidak bisa dikeluarkan
dan adanya sensasi penuh pada kandung kemih.
3 Riwayat Penyakit : Hipertensi
.
4 Pengkajian Skala Nyeri
.
Provocative/Palliative : Nyeri dirasakan saat BAK
Quality : Seperti tertahan beban berat

Regio : Abdomen menjalar ke dada sebelah kiri tembus belakang


Severity : Nyeri skala 8
Timing : Nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi ±5 menit
5 Data Medik :
.
a. Dikirim oleh : UGD
b. DiagnosaMedik : BPH + Retensi Urin

III.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada
Penyebab : Tidak ada
Riwayat perawatan : Sebelumnya pernah dirawat di RSUD
Buton Utara dengan keluhan yang sama
pada Januari 2020, dan 1 minggu yang lalu
dirawat di RSUD Bhayangka Kendari
dengan keluhan yang sama kemudian
dijuruk di Rumah Sakit DR.IR Ismoyo
Kendari
Riwayat operasi : Belum pernah menjalani operasisebelumnya
Riwayat pengobatan : Tida ada riwayat pengobatan sebelumnya
2. Riwayat Penyakit keluarga : Tidak ada penyakit yang sama dengan klien
3. Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi
4. Riwayat imunisasi : Tidak diketahui

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA/GENOGRAM

Gen I

Gen II

58
61 th

Gen III
Keterangan :

: Perempuan

: Laki-Laki

: Meninggal

: Pasien

: Tinggal Bersama

Generasi I : Orang tua klien/mertua meninggal karena faktor usia dan ada
gangguan pada saluran pencernaan serta ayah klien meninggal
dengan diagnosa gejala TB
Generasi II : Klien merupakan generasi kedua dan merupakan anak pertama
dari 8 bersaudara serta tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien
Generasi III : Anak klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan klien.

V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL

1. Pola koping : Dalam mengatasi masalah klien melakukan diskusi


kepada keluarganya
2. Harapan klien thd penyakit : Klien berharap cepat sembuh dan bisa beraktivitas
seperti biasanya
3. Faktor stressor : Klien merasa sedikit takut dengan apa yang
dialaminya
4. Konsep diri
KkKo : Konsep diri klien baik
5. Pengetahuan klien tentang : Klien tidak mengetahui terkait penyakitnya
penyakit
6. Adaptasi : Klien beradaptasi dengan baik dilingkungannya
7. Hubungan dengan anggota : Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga
keluarga baik
8. Hubungan dengan : Klien mengatakan memiliki hubungan yang baik
masyarakat dengan masyarakat di lingkungannya karena klien
merupakan seorang guru
9. Perhatian thd orang lain dan : Klien merespon dengan baik saat diajak berbicara
lawan bicara
10. Bahasa yang sering : Klien berkomunikasi dengan bahasa Indonesia
digunakan
11. Keadaan lingkungan : Lingkungan sekitar tampak bersih
12. Kegiatan keagamaan/pola : Aktivitas ibadah klien terganggu karena penyakit
ibadah yang dideritanya

13. Keyakinan tentang kesehatan : Klien yakin dan selalu beradoa agar segera
diberikankesembuhan

VI. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Makan
- Sebelum MRS Frekuensi : 3-4 kali/hari Nafsu makan : Baik
- Sesudah MRS Frekuensi : 3-4 kali/hari, Nafsu makan : baik porsi makan
yang disediakan habis
2. Minum
- Sebelum MRS : Volume = ± 1 L
- Sesudah MRS : Volume = klien mengatakan dalam 1 hari habis 2 ½
botol aqua besar atau 2,000 ml
3. Tidur
- Sebelum MRS Kebiasaan tidur : Tidur ± 7-8 jam
- Sesudah MRS Kebiasaan tidur : Klien mengatakan tidak ada gangguan
pada pola tidurnya dan merasa lega setalah dilakukan operasi
4. Eliminasi Fekal/BAB
- Sebelum MRS Frekuensi : 1 kali/hari. Konsistensi : lunak
- Sesudah MRS Frekuensi : Klien mengatakan belum pernah BAB selama
di rawat dirumah sakit
5. Eliminasi Urine/BAK
- Sebelum MRS Frekuensi : 6-7 kali/hari Warna : Kuning bening
- Sesudah MRS Frekuensi : 4-5 kali/hari Warna : Kuning bening
6. Aktivitas dan Latihan
- Sebelum MRS : Klien mengatakan bisa melakukan aktifitas apapun
- Sesudah MRS : Klien tidak bisa melakukan aktifitas apapun
7. Personal hygiene
- Sebelum MRS Kebiasaan mandi : 1-2 kali/hari Hambatan : Tidak ada
- Sesudah MRS : Klien mengatakan selama dirumah sakit belum pernah
mandi
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Hari : Senin Tanggal : 29 November, Jam 09:00 WITA
1. Keadaan Umum : Lemah
Tanda-Tanda Vital :
a) TD : 160/100 mmHg
b) Suhu : 36,5oC
c) Nadi : 79x/m
d) Respirasi : 20x/m
Kelemahan : Pasien nampak lemah
Perubahan mood : Klien merasa cemas dengan memikirkan
tindakan opersai yang akan dilakukan
Tingat Kesadaran : Pasien dalam kondisi sadar penuh
(composmentis) dengan Nilai GCS 15
2. Head to toe
a) Kulit/Intigumen
Kulit klien berwarnasawo matang, tidak terdapatadanya lesi, tidak
terdapat edema pada tangan dekat pemasangan infus, suhu kulit
normal, akral teraba hangat
b) Kepala & rambut
Kepala klien berbentuk bulat, tidak tampak adanyabenjolan, tidak
ada lesi di kepala, rambut tampak lurus dan beruban. Tidak teraba
adanya benjolan di kepala, tdk ada fraktur serta tidak ada nyeri
c) Kuku
Kuku pasien nampak bersih dan terawat, CRT <2 detik
d) Mata/penglihatan
Mata pasien nampak simetris kiri dan kanan, kelopakmata tidak ada
dropping dan ptosis, konjungtivatampak normal, sclera mata
nampak putih. Pupilbereaksi dengan normal ketika terkena cahaya,
gerakan bola mata normal, tidak ada peningkatan pada bola mata
dan tidak menggunakan alat bantu/kacamata.

e) Hidung/penghidung
Hidung pasien nampak normal, septum normal, tidakada secret,
tidak ada nyeritekan baik pada sinus frontalis, maxillaris dan
sinusetmodialis. Indra penciuman pasien baik dan tidak ada cairan
abnormal yang keluar
f) Telinga/pendengaran
Telinga pasien nampak simetris kiri dan kanan,tidak ada luka, daun
telinga nampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen pada
telinga,pasien dapat mendengar dengan baik dan tidak
menggunakan alat bantu mendengar
g) Mulut & gigi
Bibir pasien nampak pucat dan kering, tidak ada luka.gigi tidak ada
karies, dan mulut nampak bersih.
h) Leher
Tidak ada pembengkakakn pada kelenjar tyroid, tidak ada distensi
vena jugularis. Tidak terabaadanya pembengkakakn kelenjar tyroid
dan tidak teraba nyeri
i) Dada
Bentuk dada normal chest, ekspansi dada simetris kiridan kanan
saat inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi napas 20x/menit. Tidak ada
nyeri tekan, paru mengembang simetris saat inspirasi.
j) Abdomen
Bentuk simetris kiri dan kanan, elastis kulit baik, terdapat distensi
pada vesika urinaria

VIII. Tes Diagnostik


1) Laboratorium : Pemeriksaan tanggal 29/11/2021
Pemeriksaan Result Unit Limit Alert
WBC 7.6 10*3/uL 4.0 - 10.0
LYM% 16.6 % 20.0 - 40.0 L
MON% 3.2 % 1.0 - 15.0
GRAN% 80.2 % 50.0 - 70.0 H
LYM# 1.3 10*3/uL 0.6 - 4.1
MON# 0.3 10*3/uL 0.1 - 1.8
GRAN# 6.0 10*3/uL 2.0 - 7.8
RBC 4.77 10*6/uL 3.50 - 5.50
HGB 11.5 g/dL 11.0 - 16.0
HCT 34.9 % 36.0 - 48.0 L
MCV 73.2 fL 80.0 - 99.0 L
MCH 24.1 Pg 26.0 - 32.0 L
MCHC 32.9 g/dL 32.0 - 36.0
RDW-SD 33.4 % 37.0 - 54.0 L
RDW-CV 14.2 fL 11.5 - 14.5
PLT 155 % 100 - 300
MPV 7.7 10*3/uL 7.4 - 10.4
PDW 9.7 % 10.0 - 17.0 L
PCT 0.11 % 0.10 - 0.28
P-LCR 10.7 % 13.0 - 43.0 L

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Kimia Darah
Glukosa Darah Puasa 137 70-115 mg/dl
Glukosa Darah Sewaktu 250 < 140

Makroskopis
- Bau Khas
- Warna Kuning Muda Kuning Muda
- Kekeruhan Agak Keruh Jernih
- Berat Jenis 1.015 1.001-1.035
- pH 6,0 4,5-8,0
- Lekosit Esterase Pos (+) Negatif
- Nitrit Negatif Negatif
- Protein Pos (+) Negatif
- Glukose Negatif Negatif
- Keton Negatif Negatif
- Urobilinogen Negatif Negatif
- Bilirubin Negatif Negatif
- Darah Negatif Negatif
Mikroskopis
- Lekosit 4-6 LPB <5 / LPB
- Eritrosit 3-4 / LPB <5 / LPB
- Epitel Sel 4-5 LPB <5 / LPB
VII. Terapi Medis :
- Cairan : IVFD NaCL 20 tpm
- Obat Parenteral : Ranitidin 1 ampul/ IV/ 12 jam
Ketorolac 1 ampul/ IV/12 jam
Ceftriaxone IV/12 jam
- Obat Oral : Ondasentron 1x1, Amlodipine 1x1
Harval Ocas 1x1, Kandasartan 1x1
- Levemir 10µl
VIII. Pathways

Growth faktor Sel prostat Prolikerasi


umur panjang abnormal sel
stem

Estrogen dan Sel stroma Sel yang Produksi sel


Testosteron pertumbuhan mati kurang stroma dan
tidak seimbang berpacu epitel berlebih

Prostat membesar

Penyempitan TURP (Trans Uretra Reseksi Prostat)


lumen posterior

Obstruksi Iritasi mukosa Pemasangan DC Kurangnya


kandung kemih informasi
terhadap tindakan
Retensi urin Risiko infeksi pembedahan
Nyeri akut

Cemas
PROSESKEPERAWATAN

I. KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


- Klien mengeluh nyeri saat BAK, - Klien tampak meringis
nyeri dirasakan sejak 1 minggu - Klien bersikap protektif (mis.
yang lalu, waspada posisi menghindari
- Klien mengatakan masih ada nyeri)
keinginan untuk BAK namun - Klien sulit tidur
tidak bisa dikeluarkan dan adanya - Nyeri yang dirasakan nyeri berat
sensasi penuh pada kandung dengan skala 8
kemih.

II. ANALISA DATA

Nama : Tn.K
Umur : 61Tahun
No. Rm :
Dx. Medis : BPH+Retensi urin
Ruang Rawat: Mawar
Alamat : Bangkudu

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


29/11/2021/09:0 DS : Prostat membesar Nyeri Akut
0 WITA - Klien
mengeluh TURP (Trans
nyeri saat Uretral Reseksi
BAK, nyeri Prostat)
dirasakan
sejak 1 Iritasi mukosa
minggu yang kandung kemih
lalu,
DO : Nyeri akut
- Skala nyeri 8
- Klien tampak
meringis
- Klien
bersikap
protektif (mis.
waspada,
- posisi
menghindari
nyeri
29/11/2021/10:0 DS : Prostat membesar Retensi Urin
0 WITA - Klien
mengatakan Penyempitan
lumen posterior
masih ada
keinginan Obstruksi
untuk BAK
namun tidak Retensi urin
bisa
dikeluarkan
dan adanya
sensasi penuh
pada kandung
kemih.
DO :
- Disuria
- Distensi
kandung
kemih
29/11/2021/10:2 DS : Krisis situasional Ansietas
5 Klien (prosedur
WITA mengatakan tindakan operasi)
sedikit cemas
dengan
prosedur
operasi
- Klien
mengatakan
susah tidur

DO :
- Klien tampak
gelisa

III. PRIORITAS DIAGNOSA


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedar fisik
DS :
- Klien mengeluh nyeri saat BAK, nyeri dirasakan sejak 1 minggu yang
lalu,
DO :
- Skala nyeri 8
- Klien tampak meringis
- Klien bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri
- Klien sulit tidur
2. Retensi urin berhubungan dengan disfungsi neorologis (mis. trauma,
penyakit saraf)
DS :
- Klien mengatakan masih ada keinginan untuk BAK namun tidak bisa
dikeluarkan dan adanya sensasi penuh pada kandung kemih.
DO :
- Disuria
- Distensi kandung kemih
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (prosedur tindakan
operasi)
DS : - Klien mengatakan sedikit cemas dengan prosedur operasi
-Klien mengatakan susah tidur
DO : - Klien tampak gelisa
INTERVENSI

Nama : Tn.K
Umur : 61Tahun
No. Rm :
Dx. Medis : BPH+Retensi urin
Ruang Rawat: Mawar
Alamat : Bangkudu

RENCANA
No DIAGNOSA
. KEPERAWATAN Tujuan/Kriteria
Intervensi Rasional
Hasil
1. Nyeri akut Tujuan : setelah Manajemen Nyeri :
berhubungan
dengan agen dilakukan tindakan Observasi
pencedera fisik keperawatan 1. Identifikasi skala 1. Untuk
(prosedur
operasi)(D.0077). diharapkan nyeri nyeri mengetahui
Ditandai dengan : yang dirasakan kualitas nyeri
DS :
- Klien klien berkurang . yang dialami
mengeluh Dengan kriteria pasien.
nyeri saat
BAK, nyeri hasil : 2. Identifikasi lokasi, 2. Membantu
dirasakan 1. Keluhan nyeri dalam
karakteristik,
sejak 1
minggu yang berkurang durasi, frekuensi, mendiagnosis
lalu, 2. Meringis dan
kualitas dan
DO :
- Skala nyeri 8 menurun intensitas nyeri menentukan
- Klien tampak 3. Kesulitan tidur tindakan yang
meringis
- Klien bersikap berkurang akan dilakukan
protektif (mis.
waspada, 3. Identifikasi respon 3. Untuk
posisi nyeri non verbal mengetahui
menghindari
nyeri mimik wajah
- Klien sulit yang
tidur
4. Identifkasi faktor diperlihatkanpa
yang memperberat sien saat nyeri
nyeri muncul
Terapeutik sehingga bisa
5. Kontrol menilai skala
lingkungan yang nyeri yang
memperberat nyeri dirasakan
(mis. suhu pasien
ruangan, 4. Menentukan
pencahayaan dan tindakan yang
kebisingan akan dilakukan
Edukasi selanjutnya
6. Jelaskan penyebab, 5. Lingkungan
periode dan yang nyaman
pemicu nyeri dapat
7. Ajarkan tehnik memberikan
nonfarmakologi perubahan efek
untuk mengurangi persepsi
rasa nyeri (mis, terhadap nyeri
relaksasi napas 6. Mengidentifika
dalam si masalah
secara mandiri

7. Meningkatkan
relaksasi dan
pengalihan
perhatian dapat
mengurangi
ketidak
nyaman klien
akibat nyeri
Kolaborasi yang dirasakan
8. Kolaborasi 8. Kolaborasi
pemberian pemberian
analgetik analgetik
2. Retensi urin Setelah dilakukan Kateterisasi urin : Kateterisasi urin :
berhubungan tindakan Observasi 1. Mengetahui kondisi
dengan disfungsi
keperawatan 1. Periksa kondisi kesehatan klien dan
neurologis (mis,
trauma, penyakit diharapkan pasien (mis. menentukan
saraf) (D.0050). kelemahan pasien kesadaran, tanda- intervensi yang
Ditandai dengan :
teratasi dan bisa tanda vital, daerah tepat
DS :
- Klien kembali perineal, distensi
mengatakan beraktivitas seperti kandung kemih,)
masih ada biasa. Dengan 2. Jelaskan tujuan dan 2. Mengeahui tujuan
keinginan
untuk BAK kriteria hasil : prosedur manfaat tindakan
namun tidak 1. Sensi berkemih pemasangan kateter yang dilakukan
bisa meningkat urin
dikeluarkan
2. Distensi Perawatan Retensi Perawatan Retensi
dan adanya
sensasi penuh kandung kemih urin : urin :
pada kandung menurun 1. Identifikasi 1. Mengetahui kondisi
kemih.
3. Berkemih tidak penyebab retensi klien dan
DO :
tuntas menurun urin ( mis. menentukan
- Disuria
Distensi kandung 4. Disuria peningkatan tekana intervensi tepat
kemih menurun uretra, disfungsi yang akan
5. Frekuensi BAK neurologis, efek dilakukan
membaik agen farmakologi) selanjutnya.
2. Melihat
2. Monitor intake dan keseimbanganantar
output cairan a pemasukan
danantara
pemasukan dan
pengpengeluaran

3. Membantu

3. Pasang kateter urin mengosongkan


kandung kemih

4. Fasilitasi berkemih 4. Mengajarkan klien


dengan interval untuk berkemih

yang teratur dan


mengembalikan
fungsi kandung
kemih kembali
normal

3. Ansietas Setelah dilakukan Penurunan


berhubungan asuhan Kecemasan
dengan krisis keperawatan 1x24 1. Gunakan 1. Untuk membina
situasional jam, tingkat pendekatan yang hubungan saling
(prosedur kecemasan klien tenang percaya
tindakan menurun, dengan 2. Jelaskan semua 2. Memberikan
operasi) kriteria hasil: prosedur dan apa gambaran tentang
Ditandai dengan :
1. Klien mampu yang dirasakan prosedur tindakan
DS :
- Klien mengidentifik selama prosedur dan proses selama
mengatakan asi dan tindakan dengan
sedikit cemas mengungkapk jelas agar pasien
dengan an gejala tenang
prosedur cemas 3. Instruksikan 3. Relaksasi untuk
operasi 2. Mengidentifik pasien mengurangi
DO : asi, menggunakan kecemasan
- Klien tampak mengungkapk teknik relaksasi
gelisa
an dan
menunjukkan
teknik untuk
mengontrol
cemas
3. Postur tubuh,
ekspresi
wajah, bahasa
tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
IMPLEMENTASI & EVALUASI
I. Implementasi & Evaluasi Hari Pertama
TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari ke I Manajemen nyeri : Pukul 13:30 WITA
Senin 22/11/2021 1. Pukul 09:00 WITA , S:
09:00 wita Mengidentifikasi skala nyeri. - Klien mengatakan myeri saat
Hasil : BAK
- Skala nyeri yang O :
- Terpasang kateter (+)
dirasakan klien berada di
- Urin ±2500 cc
skala 7 - Nyeri saat BAK
- TD 150/100 mmHg
2. Pukul 09:10 WITA
Mengidentifikasi lokasi, - Klien tampak meringis
karakteristik, durasi, frekuensi, - Skala nyeri 7
kualitas dan intensitas nyeri - Klien tampak gelisah
Hasil : A:
- Lokasi nyeri yang - Keluhan nyeri berat (masalah
dirasakan klien di area belum teratasi)
perut kanan atas tembus - Meringis sedang (masalah belum
belakang, nyeri dirasakan teratasi)
saat beraktivitas , kualitas - Gelisah sedang (masalah belum
nyeri sedang. teratasi)
- Karakteristik nyeri yang
dirasakan klien seperti P : Intervensi dilanjutkan
tertusuk 1. Identifikasi skala nyeri.
- Durasi nyeri yang 2. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dirasakan ± 5 menit durasi, frekuensi, kualitas dan
- Frekuensi nyeri yang intensitas nyeri
dirasakan hilang timbul. 3. Identifikasi respon nyeri non
- Kualitas nyeri yang verbal
dirasakan seperti tertusuk- 4. Identifkasi faktor yang
tusuk memperberat nyeri
3. Pukul 09:20 WITA 5. Kontrol lingkungan yang
Mengidentifikasi respon nyeri memperberat nyeri
non verbal 6. Ajarkan tehnk nonfarmakologi
Hasil : untuk mengurangi rasa nyeri (mis,
- Klien tampak meringis relaksasi napas dalam
- Klien tampak gelisah 7. Jelaskan penyebab, periode dan
4. Pukul 09: 30 WITA, pemicu nyeri
Mengidentifikasi faktor yang 8. Kolaborasi pemberian analgetik
memperberat nyeri
Hasil :
- Nyeri dirasakan saat
beraktifitas
5. Pukul 10:30 WITA,
Mengontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
- Mengatur suhu ruangan,
dan pencahayaan
6. Pukul 10:40 WITA,
Mengajarkan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Mengajarkan tehnik
relaksasi napas dalam.
7. Pukul 10:50 WITA,
menjelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri.
- Penyebab nyeri karena
peningkatan asam
lambung
- Periode nyerinya yang
dirasakan hilang timbul
8. Pukul 06:00 WITA,
Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik, anti mual
untuk menurunkan nyeri.
- Kolaborasi pemberian
pantoprazole untuk
mengurangi rasa nyeri

Kateterisasi urin : Pukul WITA


1. Pukul WITA, memeriksa S :
kondisi pasien - Klien mengatakan masih ada
- Pasien composmentis keinginan untuk BAK namun
tidak bisa dikeluarkan dan adanya
- Masih terdapat nyeri area
sensasi penuh pada kandung
suprapubis kemih.
2. Pukul WITA,menjelaskan O :
- Tampak distensi kandung kemih
tujuan dan prosedur - Output urin sedikit ±350 cc
pemasangan kateter urin A : Retensi urin belum teratasi
- Health education terkait P : Intervensi dilanjutkan
prosedur pemasangan 1. Periksa kondisi pasien
kateter 2. Jelaskan tujuan dan prosedur
5. Pukul WITA, mengidentifikasi pemasangan kateter urin
penyebab retensi urin 3. Identifikasi penyebab retensi urin
- Adanya BPH 4. Monitor intake dan output cairan
6. Pukul WITA, Monitor intake 5. Pasang kateter urin
dan output cairan 6. Fasilitasi berkemih dengan
- Pasien diberikan cairan interval yang teratur
- Jumlah urin ±
7. Pukul WITA, memasang
kateter urin
- Pemasangan kateter urin
8. Pukul WITA, memfasilitasi
berkemih dengan interval yang
teratur
- Menjelaskan untuk
pengaturan saat berkemih

Penurunan Kecemasan Pukul WITA


1. Pukul WITA, menggunakan S :
pendekatan yang tenang - Klien mengatakan sedikit cemas
dengan prosedur operasi
- Menggunakan teknik O :
BHSP - Klien tampak gelisa
A:
2. Pukul WITA, menjelaskan
- Ansietas belum teratasi
semua prosedur dan apa yang
P : Intervensi dilanjutkan
dirasakan selama prosedur
1. Gunakan pendekatan yang tenang
- Melakukan helath
2. Jelaskan semua prosedur dan apa
educatin terkait prosedur
yang dirasakan selama prosedur
tindakan
3. Instruksikan pasien menggunakan
3. Pukul WITA,
teknik relaksasi
menginstruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
- Mengajrakan teknik
napas dalam

II. Implementasi &Evaluasi Hari Kedua


TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari ke I Manajemen nyeri : Pukul 13:30 WITA
Senin 1. Pukul 09:00 WITA , S:
22/11/2021 Mengidentifikasi skala nyeri. - Klien mengatakan nyeri
09:00 wita Hasil : saat BAK
- Skala nyeri yang O :
- Terpasang kateter (+)
dirasakan klien berada di
- Urin ±1500 cc
skala 6 - Nyeri saat BAK
- TD 130/100 mmHg
2. Pukul 09:10 WITA
- Klien tampak meringis
Mengidentifikasi lokasi,
- Skala nyeri 6
karakteristik, durasi, frekuensi,
- Klien tampak gelisah
kualitas dan intensitas nyeri
A:
Hasil :
- Keluhan nyeri berat
- Lokasi nyeri yang
(masalah belum teratasi)
dirasakan klien di area
- Meringis sedang (masalah
perut kanan atas tembus
belum teratasi)
belakang, nyeri dirasakan
- Gelisah sedang (masalah
saat beraktivitas , kualitas
belum teratasi)
nyeri sedang.
- Karakteristik nyeri yang
P : Intervensi dilanjutkan
dirasakan klien seperti
1. Identifikasi skala nyeri.
tertusuk
2. Identifikasi lokasi,
- Durasi nyeri yang
karakteristik, durasi,
dirasakan ± 5 menit
frekuensi, kualitas dan
- Frekuensi nyeri yang
intensitas nyeri
dirasakan hilang timbul.
3. Identifikasi respon nyeri
- Kualitas nyeri yang
non verbal
dirasakan seperti tertusuk-
4. Identifkasi faktor yang
tusuk
memperberat nyeri
3. Pukul 09:20 WITA
5. Kontrol lingkungan yang
Mengidentifikasi respon nyeri
memperberat nyeri
non verbal 6. Ajarkan tehnk
Hasil : nonfarmakologi untuk
- Klien tampak meringis mengurangi rasa nyeri (mis,
- Klien tampak gelisah relaksasi napas dalam
4. Pukul 09: 30 WITA, 7. Jelaskan penyebab, periode
Mengidentifikasi faktor yang dan pemicu nyeri
memperberat nyeri 8. Kolaborasi pemberian
Hasil : analgetik
- Nyeri dirasakan saat
beraktifitas
5. Pukul 10:30 WITA,
Mengontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
- Mengatur suhu ruangan,
dan pencahayaan
6. Pukul 10:40 WITA,
Mengajarkan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Mengajarkan tehnik
relaksasi napas dalam.
7. Pukul 10:50 WITA,
menjelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri.
- Penyebab nyeri karena
peningkatan asam
lambung
- Periode nyerinya yang
dirasakan hilang timbul
8. Pukul 13:00 WITA,
Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik, anti mual
untuk menurunkan nyeri.
- Kolaborasi pemberian
pantoprazole untuk
mengurangi rasa nyeri
Kateterisasi urin : Pukul WITA
1. Pukul WITA, memeriksa S :
kondisi pasien - Klien mengatakan masih
- Pasien composmentis ada keinginan untuk BAK
namun tidak bisa
- Masih terdapat nyeri area
dikeluarkan dan adanya
suprapubis sensasi penuh pada kandung
2. Pukul WITA, menjelaskan kemih.
O:
tujuan dan prosedur
- Tampak distensi kandung
pemasangan kateter urin kemih
- Output urin sedikit ±1500 cc
- Health education terkait
A : Retensi urin belum teratasi
prosedur pemasangan
P : Intervensi dilanjutkan
kateter
7. Periksa kondisi pasien
3. Pukul WITA, mengidentifikasi
8. Jelaskan tujuan dan
penyebab retensi urin
prosedur pemasangan
- Adanya BPH
kateter urin
4. Pukul WITA, Monitor intake
9. Identifikasi penyebab
dan output cairan
retensi urin
- Pasien diberikan cairan
10. Monitor intake dan output
- Jumlah urin ±
cairan
5. Pukul WITA, memasang
11. Pasang kateter urin
kateter urin
12. Fasilitasi berkemih dengan
- Pemasangan kateter urin
interval yang teratur
6. Pukul WITA, memfasilitasi
berkemih dengan interval yang
teratur
- Menjelaskan untuk
pengaturan saat berkemih
Penurunan Kecemasan Pukul WITA
1. Pukul WITA, menggunakan S :
pendekatan yang tenang - Klien mengatakan sedikit
cemas dengan prosedur
- Menggunakan teknik operasi
BHSP O:
- Klien tampak gelisa
2. Pukul WITA, menjelaskan A :
semua prosedur dan apa yang - Ansietas belum teratasi
dirasakan selama prosedur P : Intervensi dilanjutkan
- Melakukan helath 1. Gunakan pendekatan yang
educatin terkait prosedur tenang
tindakan 2. Jelaskan semua prosedur
3. Pukul WITA, dan apa yang dirasakan
menginstruksikan pasien selama prosedur
menggunakan teknik 3. Instruksikan pasien
relaksasi menggunakan teknik
- Mengajrakan teknik relaksasi
napas dalam

III. Implementasi Hari Ketiga


TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari ke III Manajemen nyeri : Pukul WITA
Senin 22/11/2021 1. Pukul WITA , S:
09:00 wita Mengidentifikasi skala nyeri. - Klien mengatakan nyerinya sudah
Hasil : sangat berkurang dari hari
- Skala nyeri yang sebelumnya
dirasakan klien berada di O :
- Terpasang kateter (+)
skala 5
- Urin ±1000 cc
2. Pukul WITA, - Nyeri saat BAK berkurang
- TD 120/90 mmHg
Mengidentifikasi faktor yang
- Skala nyeri
memperberat nyeri A:
Hasil : - Keluhan nyeri sedang (masalah
- Nyeri dirasakan saat belum teratasi)
beraktifitas P : Intervensi dihentikan pasien pulang
3. Pukul WITA, Mengontrol
lingkungan yang memperberat
nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Mengatur suhu ruangan,
dan pencahayaan
4. Pukul WITA, Mengajarkan
tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Mengajarkan tehnik
relaksasi napas dalam.
5. Pukul WITA, menjelaskan
penyebab, periode dan pemicu
nyeri.
- Penyebab nyeri karena
peningkatan asam
lambung
- Periode nyerinya yang
dirasakan hilang timbul
6. Pukul WITA, Melakukan
kolaborasi pemberian
analgetik, anti mual untuk
menurunkan nyeri.
- Kolaborasi pemberian
pantoprazole untuk
mengurangi rasa nyeri

Kateterisasi urin : Pukul WITA


1. Pukul WITA, memeriksa S :
kondisi pasien - Klien mengatakan BAK sudah
- Kesadaran pasien mulai membaik tampa diserta
nyeri hebat seperti sebelumnya
composmentis
O:
- nyeri yang dirasakan - sudah tidak terdapat distensi
abdomen
berkurang
A : Retensi urin belum teratasi
7. Pukul WITA, menjelaskan
P : Intervensi dihentikan pasien pulang
tujuan dan prosedur
pemasangan kateter urin
- Health education terkait
prosedur pemasangan
kateter
8. Pukul WITA,
mengidentifikasi penyebab
retensi urin
- Adanya BPH
9. Pukul WITA, Monitor intake
dan output cairan
- Pasien diberikan cairan
- Jumlah urin ±
10. Pukul WITA, memasang
kateter urin
- Pemasangan kateter urin
11. Pukul WITA, memfasilitasi
berkemih dengan interval yang
teratur
- Menjelaskan untuk
pengaturan saat berkemih
Penurunan Kecemasan Pukul WITA
4. Pukul WITA, menggunakan S :
pendekatan yang tenang - Klien mengatakan sedikit cemas
dengan prosedur operasi
- Menggunakan
teknik O :
BHSP - Klien tampak gelisa
A:
5. Pukul WITA, menjelaskan
- Ansietas belum teratasi
semua prosedur dan apa yang
P : Intervensi dihentikan pasien pulang
dirasakan selama prosedur
- Melakukan helath
educatin terkait prosedur
tindakan
6. Pukul WITA,
menginstruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
- Mengejrakan teknik
napas dalam

Anda mungkin juga menyukai