Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS PARKINSON

A. DEFINISI
Penyakit parkinson adalah gangguan neurologik progresif yang mengenai
pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan.
Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (pelambatan gerakan), tremor
dan kekakuan otot.

Parkinsonisme adalah suatu sindrom klinis berupa rigiditas (kekuatan),


bradikinasia, tremor, dan instabilitas postur. (Williams F. Ganong, dkk, 2007)

B. ETIOLOGI
Penyebab parkinson adalah adanya kemunduran atau kerusakan sel - sel
saraf pada basal ganglia sehingga pembentukan serta sumber dopamine
menjadi sedikit atau berkurang. Faktor penyebab kemunduran dari basal
ganglia itu sendiri masih belum diketahui, namun kemungkinan disebabkan
karena faktor keturunan, trauma, infeksi, pengobatan, terpapar racun,
atherosklerosis dan tumor basal ganglia (Ginsberg Lionel, 2008).
C. TANDA DAN GEJALA
1. Tremor atau gemetar
2. Rigidity atau kekauan
3. Akinesia atau tidak ada gerakan, lamban
4. Posture atau tidak stabil, bungkuk
D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi utama penyakit parkinson adalah gangguan gerakan, kaku otot,


tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Tanda awal
meliputi kaku ekstremitas dan menjadi kaku pada bentuk semua gerakan. Pasien
mempunyai kesukaran dalam memulai, mempertahankan, dan membentuk
aktifitas motorik dan pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas normal.

E. PATOFISIOLOGI
Menurut Hall dan Guiton, (2008). Lesi utama tampak menyebabkan hilangnya
neuron pigmen, terutama neuron didalam substansia nigra pada otak. Substansia
nigra merupakan kumpulan nukleus otak tengah yang memproyeksikan, serabut-
serabut korpus striatum). Salah satu neurotransmiter mayor didaerah otak ini dan
bagian-bagian lain pada sistem persarafan pusat adalah dopamin, yang
mempunyai fungsi penting dalam menghambat gerakan pada pusat kontrol
gerakan. Walaupun dopamin normalnya ada dalam konsentrasi tinggi dibagian-
bagian otak tertentu, pada penyakit parkinson dopamin menipis dalam substansia
nigra dan korpus striatum. Penipisan kadar dopamin dalam basal ganglia
berhubungan dengan adanya bradikinesia, kekakuan, dan tremor. Aliran darah
serebral regional menurun pada klien dengan penyakit parkinson, dan ada
kejadian demensia yang tinggi. Data patologik dan biokimia menunjukan bahwa
klien demensia dengan penyakit parkinson mengalami penyakit penyerta
Alzheimer.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Tarwoto, (2013)

1. EEG ( terjadi perlambatan yang progresif)


2. CT Scan kepala (terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks
vakuo).
G. PENATALAKSANAAN

Dalam penatalaksanaan penyakit Parkinson, pengobatan dikelompokkan


menjadi tiga kelompok yaitu bekerja pada sistem dopaminergik, kolinergik, dan
glutamatergik. Semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu mengurangi gejala
motorik dari penyakit Parkinson (Hristova, 2000).

Fahn (2003) membuktikan bahwa levodopa bersifat toksik dan menambah


progesifitas dari penyakit Parkinson. Efek samping ini dapat berupa fluktuasi
motorik, diskinesia, neuropsikiatrik. Gejala lanjut dan tidak berespon terhadap
terapi Levodopa adalah penderita mudah jatuh, gangguan postural, “freezing”,
disfungsi otonom, dan dementia. Gejala lanjut ini sering dijumpai pada penderita
usia muda dan jarang didapatkan pada penderita yang mulai mendapatkan terapi
Levodopa diatas 70 tahun.

H. PATHWAY
faktor resiko parkinson

defisiensi dopamin

merusak neuron nigtriatil serebral

hidrogen peroksid

kehilangan kontrol

tremor

hemiplegi dan hemifaresisi

Hambatan mobilitas fisik

kekakuan dan kelemahan otot

Defisit perawatan diri

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KASUS PARKINSON
A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan


diperlukan pengkjian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat
memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sangat tergantung
kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian.

1. Identitas klien
Identitas meliputi : Nama, Umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut,
pada usia 50-an dan 60-an), Jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki),
Pendidikan, Alamat Pekerjaan, Agama, Suku bangsa, Tanggal dan jam
MRS,Nomor register, dan Diagnosis Medis.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan adalah gangguan gerakan, kaku otot, dan hilangnya refleks
postural.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pada anamnesis klien sering mengeluhkan adanya tremor ,sering kali
pada salah satu tangan dan lengan, kemudian kebagian yang lain dan
akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.
Karakteristik tremor dapat berupa :lambat, gerakan membalik (pronasi-
supinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan. Keluhan lainnya pada
penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan
gaya berjalan. Adanya keluhan regiditas deserebrasi, berkeringat, kulit
berminyak dan sering menderita dermatitis peboroik, sulit menelan,
konstipasi, serta gangguan kandung kemih yang diperberat oleh obat-obat
antikolinergik dan hipertron prostat.

c) Riwayat kesehatan dahulu


Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi,
diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat
antikolinergik dalam jangka waktu yang lama.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Walaupun penyakit parkinson tidak ditemukan hubungan sebab
genetik yang jelas tetapi pengkajian adanya anggota generasi terdahulu
yang menderita hipertensi dan diabetes melitus diperlukan untuk melihat
adanya komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya
penyakit.
e) Pemeriksaan fisik
Klien dengan penyakit parkinson umumnya tidak mengalami
penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada tanda-tanda vital, meliputi
bradikardia, hipotensi, dan penurunan frekuensi pernapasan.
B. DIAGNOSA YANG SERING MUNCUL
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan
kelemahan otot
2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,
menurunnya kekuatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah
4. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan volume
bicara, pelambatan bicara, ketidakmampuan menggerakan otot-otot wajah
5. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi prosedur
perawatan rumah yang tidak adekuat
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


O (NOC) (NIC)
1 Hambatan Kriteria hasil :  Monitoring vital
mobilitas fisik  Klien meningkat sign
yang berhubungan dalam aktivitas fisik sebelum/sesudah
dengan kekakuan  Mengerti tujuan latihan dan lihat
dan kelemahan otot dari peningkatan respon pasien saat
mobilisasi latihan.
 Memverbalisasi  Konsultasikan
perasaan dalam dengan terapi fisik
peningkatan tentang rencana
kekuatan dan ambulansi sesuai
kemampuan dengan kebetuhan.
berpindah.  Bantu klien untuk
 Memperagakan menggunakan
penggunaan alat. tongkat saat
 Bantu untuk berjalan dan cegah
mobilisasi (walker) terhadap cedera.
 Ajarkan pasien atau
tenaga kesehatan
lain tentang teknik
ambulansi.
 Kaji kemampuan
pasien dalam
mobilisasi.
 Latih pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri
sesuai dengan
kemampuan.

2 Defisit perawatan Kriteria hasil:  Pantau tingkat


diri berhubungan  Mampu kekuatan dan
dengan kelemahan melakukan tugas toleransi aktivitas.
neuromuskular, fisik yang paling  Pantau peningkatan
menurunnya mendasar dan dan penurunan
kekuatan, aktivitas kemampuan untuk
kehilangan kontrol perawatan pribadi berpakaian ungtuk
otot/koordinasi secara mandiri berpakaian dan
dengan atau tanpa melakukan perawatan
alat bantu. rambut.
 Mampu untuk  Pertimbangkan
mengenakan budaya pasien ketika
pakaian dan mempromosikan
berhias sendiri aktivitas perawatan
secara mandiri diri.
atau alat bantu.  Pertimbangkan usia
 Mampu pasien ketika
mempertahankan mempromosikan
kebersihan pribadi aktivitas perawatan
dan penampilan diri.
yang rapi secara  Bantu pasien memilih
mandiri dengan pakaian yang mudah
atau tanpa alat dipakai dan dilepas.
bantu.  Sediakan pakaian
 Mengungkapkan pasien pada tempat
kepuasan dalam yang mudah di
berpakian dan jangkau (disamping
menata rambut. tempat tidur)
 Menggunakan alat  Fasilitas pasien untuk
bantu untuk menyisir rambut, bila
memudahkan memungkinkan.
dalam berpakaian  Dukung kemandirian
dalam berpakaian,
berhias, bantu pasien
berpakaian.
 Beri pujian atas usaha
untuk berpakaian
sendiri
3 Ketidakseimbangan Kriteria hasil :  Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari  Adanya makanan.
kebutuhan tubuh peningkatan berat  Kolaborasi dengan
berhubungan badan esuai ahli gizi untuk
dengan mual, dengan tujuan. menentukan jumlah
muntah  Berat badal ideal kalori dan nutrisi yang
sesuai dengan dibutuhkan pasien.
tinggi badan.  Anjurkan pasien
 Mampu untuk meningkatkan
mengidentifikasi intake Fe.
kebutuhan nutrisi.  Anjurkan pasien
 Tidak ada tanda untuk meningkatkan
tanda nutrisi. protein dan vit C.
 Mampu  Berikan substasi gula.
meningkatkan  Yakinkan diet yang
fungsi pengecapan dimakan
dari menelan. mengaandung tinggi
 Tidak terjadi serat untuk mencegah
penurunan berat konstipasi.
badan yang berarti  Berikan makanan
yang terpilih (sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi).
 Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
 Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori.
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi.
 Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
4 Hambatan Kriteria Hasil :  Gunakan penerjemah,
komunikasi verbal  Komunikasi : jika diperlukan.
berhubungan penerimaan,  Beri satu kalimat
dengan penurunan intrepretasi dan simple setiap bertemu,
volume bicara, ekspresi pesan jika diperlukan.
pelambatan bicara, lisan, tulisan, dan  Konsultasikan dengan
ketidakmampuan non verbal dokter kebutuhan
menggerakan otot- meningkat. terapi bicara.
otot wajah  Komunikasi  Dorong pasien untuk
ekspresif berkomunikasi secara
(kesulitan perlahan dan untuk
berbicara) : mengulangi
ekspresi pesan permintaan.
verbal dan atau  Dengarkan dengan
non verbal yang penuh perhatian.
bermakna.  Berdiri didepan pasien
 Komunikasi ketika berbicara.
reseptif (kesutitan  Gunakan kartu baca,
mendengar) : kertas, pensil, bahasa
penerimaan tubuh, gambar, daftar
komunikasi dan kosakata bahasa asing,
intrepretasi pesan computer, dan lain-
verbal dan/atau lain untuk
non verbal. memfasilitasi
 Gerakan komunikasi dua arah
Terkoordinasi : yang optimal.
mampu  Berikan pujian
mengkoordinasi positive jika
gerakan dalam diperlukan.
menggunakan
isyarat.
5 Defisit  Familiar dengan  Menentukan tingkat
pengetahuan yang proses penyakit. pengetahuan klien
berhubungan  Mendiskripsikan sebelumnya.
dengan sumber proses penyakit.  Jelaskan patofisiologi
informasi prosedur  Mendiskripsikan penyakit dan apa
perawatan rumah faktor penyebab. anatomi dan fisiologi
yang tidak adekuat  Mendiskripsikan yang sesuai.
faktor resiko.  Tentukan tanda dan
 Mendiskripsikan gejala penyakit yang
efek penyakit. sesuai.
 Mendiskripsikan  Gambarkan proses
tanda dan gejala. penyakit.
 Mendiskripsikan  Jelaskan informasi
perjalanan tentang kondisi pasien
saat ini.
 Diskusikan perubahan
gaya hidup yang bisa
untuk mencegah
komplikasi atau
mengontrol proses
penyakit.
 Diskusikan tentang
pilihan terapi dan
perawatan.

RESUME KASUS PARKINSON DI RUANGAN POLI


A. PENGKAJIAN
Tn. L Datang ke poli saraf rumah sakit Ir. Ismoyo diantar oleh keluarganya
dengan kesadaran compos mentis klien mengeluh sering mengalami kekakuan
pada sendi, sakit pada lutut, sakit pada pinggang, jari – jari tangan sering
tremor, tubuh sering tremor, klien mengatakan jika beraktivitas cepat lelah dan
klien mengatakan kebutuhan sehari – hari sering di bantu oleh keluarga mulai
dari berpakaian sampai makan pun di siapkan. setelah dilakukan pemeriksaan,
TD : 130/ 80 mmHg, pernapasan : 20 x menit, suhu : 36, 5 °C, nadi 80 x menit,
dan klien nampak susah berjalan.
B. ANALISIS DATA

NO SYMPTOM ETIOLOGI MASALAH


.
1 DS : Kekakuan dan Hambatan mobilitas
 Klien mengatakan kelemahan otot fisik
jika beraktivitas
cepat lelah
 Klien mengatakan
jari – jari tangan
sering tremor
 Klien mengatakan
tubuhnya sering
tremor
 Klien mengatakan
sering mengalami
kekakuan pada
sendi
DO :
 Klien nampak
lemas
 Klien nampak
tubuhnya sering
tremor
KU : baik
Kesadaran : compos
mentis
TD : 130/ 80 mmHg
Nadi : 80 x menit
RR : 20 xmenit
Suhu : 36, 5 °C
2 DS : kelemahan Defisit perawatan diri
 Klien mengatakan neuromuskular,
jika kebutuhan menurunnya
sehari – hari sering kekuatan otot
di bantu keluarga
 Klien mengatakan
jika berpakaian
sering di bantu
oleh keluarga
 Klien mengatakan
jika makan harus
di siapkan
DO :
 Klien nampak
aktivitasnya di
bantu
KU : baik
Kesadaran : compos
mentis
TD : 130/ 80 mmHg
Nadi : 80 x menit
RR : 20 xmenit
Suhu : 36, 5 °C

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan, kelemahan otot
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,
menurunnya kekuatan otot
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA Tujuan Intervensi


O NOC NIC
1 Hambatan Kriteria hasil :  Monitoring vital sign
mobilitas fisik  Klien meningkat sebelum/sesudah
berhubungan dalam aktivitas fisik latihan dan lihat
dengan  Mengerti tujuan dari respon pasien saat
kekakuan, peningkatan latihan.
kelemahan otot mobilisasi  Konsultasikan dengan
 Memverbalisasi terapi fisik tentang
perasaan dalam rencana ambulansi
peningkatan sesuai dengan
kekuatan dan kebetuhan.
kemampuan  Bantu klien untuk
berpindah. menggunakan tongkat
 Memperagakan saat berjalan dan
penggunaan alat. cegah terhadap
 Bantu untuk cedera.
mobilisasi (walker)  Ajarkan pasien atau
tenaga kesehatan lain
tentang teknik
ambulansi.
 Kaji kemampuan
pasien dalam
mobilisasi.
 Latih pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai
dengan kemampuan
2 Defisit Kriteria hasil:  Pantau tingkat kekuatan
perawatan diri  Mampu melakukan dan toleransi aktivitas.
berhubungan tugas fisik yang  Pantau peningkatan dan
dengan paling mendasar dan penurunan kemampuan
kelemahan aktivitas perawatan untuk berpakaian
neuromuskular, pribadi secara ungtuk berpakaian dan
menurunnya mandiri dengan atau melakukan perawatan
kekuatan otot tanpa alat bantu. rambut.
 Mampu untuk  Pertimbangkan budaya
mengenakan pasien ketika
pakaian dan berhias mempromosikan
sendiri secara aktivitas perawatan diri.
mandiri atau alat  Pertimbangkan usia
bantu. pasien ketika
 Mampu mempromosikan
mempertahankan aktivitas perawatan diri.
kebersihan pribadi  Bantu pasien memilih
dan penampilan pakaian yang mudah
yang rapi secara dipakai dan dilepas.
mandiri dengan atau  Sediakan pakaian
tanpa alat bantu. pasien pada tempat
 Mengungkapkan yang mudah di jangkau
kepuasan dalam (disamping tempat
berpakian dan tidur)
menata rambut.  Fasilitas pasien untuk
 Menggunakan alat menyisir rambut, bila
bantu untuk memungkinkan.
memudahkan dalam  Dukung kemandirian
berpakaian dalam berpakaian,
berhias, bantu pasien
berpakaian.
 Beri pujian atas usaha
untuk berpakaian
sendiri

DAFTAR PUSTAKA
Ganong, Wiliam F. 2000. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi ke-17.
Jakarta: EGC
Hall & Guiton. 2008. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persyarafan.
Edisi II. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai