Definisi
Sindrom medulla anterior adalah sindroma medula spinalis inkomplit yang terutama menyerang
2/3 anterior medula spinalis, yang secara khas mengakibatkan kelumpuhan motorik di bawah
level lesi serta hilangnya rasa sakit dan suhu pada dan di bawah level lesi.
Anterior cord syndrome disebabkan oleh iskemia di dalam Anterior Spinal Artery (ASA), yang
memasok darah ke 2/3 anterior sumsum tulang belakang. ASA terbentuk dari arteri vertebra
bilateral di foramen magnum. Ini berjalan sebagai arteri yang tidak terputus di dalam sulkus
median anterior dari sumsum tulang belakang ke conus medullaris.
ASA mensuplai darah ke kornu anterior dan lateral medula spinalis bilateral, serta traktus
spinotalamikus bilateral dan traktus kortikospinal. Anterior horn dan kortikospinalis mengontrol
motoric dari leher sampai kaki. Traktus spinothalamic menyampaikan informasi sensorik nyeri
dan suhu. Dorsal collum menyampaikan informasi getaran, propiosepsi, sentuhan halus, dan
diskriminasi dua titik.
Etiologi
Epidemiologi
Insiden infark sumsum tulang belakang diperkirakan 3,1 per 100.000 orang atau 7600 orang per
tahun di Amerika Serikat.
MOI
Fraktur vertebral/burst :
Menghasilkan kekuatan yang datang dari atas atau bawah tubuh vertebral (tergantung
pada cedera) kompresi akut dan gangguan pembuluh darah dan akson
Nukleus pulposus dari diskus intervertebralis terdorong masuk ke dalam korpus vertebra
→ pecah (burst) fraktur → cedera medulla spinalis berhubungan dengan gaya dan arah
kejadian traumatik.
Gejala
Diagnosa
- MRI
- Xray
- Tes laboratorium:
1. Pungsi lumbal dengan analisis cairan serebrospinal (CSF) membantu
menyingkirkan multiple sclerosis, infeksi, atau penyakit inflamasi.
2. Echocardiogramsingkirkan sumber emboli, seperti endokarditis infektif.
3. Studi laboratorium darah dan urin infeksi (borreliosis, penyakit Lyme, sifilis,
human immunodeficiency virus, virus herpes), gangguan hiperkoagulasi, penyakit
aterosklerotik, gangguan inflamasi, penyakit reumatologis, atau terkait obat. [3]
Tatalaksana
1. Stabilisasi ABC
Airway pastikan petnsi dengan jaw thrust. Lakukan intubasi
Breathing
Circulation
2. Stabilisasi medis
Pasang NGT dan kateter urin
Tatalaksana farmakologis bila perlu
Hipotensi diberikan vasopressor
Bardikardi diberikan atropine
3. Stabilisasi medis
Metilprednisolon merupakan terapi yang paling umum digunakan untuk cedera medula
spinalis traumatika dan direkomendasikan oleh National Institute of Health di Amerika
Serikat. Namun demikian penggunaannya sebagai terapi utama cedera medula spinalis
traumatika masih dikritisi banyak pihak dan belum digunakan sebagai standar terapi.
Kajian oleh Braken dalam Cochrane Library menunjukkan bahwa metilprednisolon dosis
tinggi merupakan satu-satunya terapi farmakologik yang terbukti efektif pada uji klinik
tahap 3 sehingga dianjurkan untuk digunakan sebagai terapi cedera medula spinalis
traumatik
4. Imobilisasi dan fisioterapi
Komplikasi
Prognosis
Prognosis sindrom ini paling buruk dibandingkan cedera inkomplit lainnya. Hanya 10-15% yang
mengalami perbaikan fungsional meskipun tidak komplit
POSTERIOR CORD SYNDROME
Definisi
Posterior Cord Syndrome (PCS) adalah sindrom klinis tidak lengkap SCI yang paling jarang
terjadi, dengan kejadian sekitar 1%. PCS digambarkan sebagai disfungsi selektif dari kolom
posterior medulla spinalis, mengakibatkan gangguan rasa proprioseptif dan getaran, diskriminasi
dua titik, dan pada tingkat yang lebih bervariasi, rasa sentuhan dan tekanan yang dalam di bawah
tingkat cedera. PCS diebabkan adanya lesi yang mngenai 1/3 posterior dari medulla spinalis
Etiologi
- Trauma sumsum tulang belakang dan kerusakan pada selubung mielin(yang melindungi
serabut saraf)
Gangguan vitamin B12, multiplesclerosis, dan infeksi sifilis lanjut(tabes
dorsalis/neurosifilis)
- Kompresi eksternal
Tumor, penyakit neurogenerative herediter
- sindrom sumsum tulang belakang dapat terjadi sebagai akibat dari penyumbatan di arteri
spinalis posterior, yang memasok darah ke kolom posterior medulla spinalis.
Gejala
- Ataksia sensorik atau gangguan koordinasi gerakan sukarela yang disebabkan oleh
kurangnya proprioception
Ataksia sensorik dapat mengakibatkan penurunan keseimbangan, koordinasi yang buruk,
berjalan tidak stabil, dan sering jatuh . Gejala ini biasanya memburuk di lingkungan gelap
atau saat seseorang menutup mata, karena tubuh tidak dapat lagi mengandalkan
penglihatan untuk menjaga keseimbangan. Selain itu, beberapa individu mungkin
mengalami kehilangan sensorik termasuk gangguan sensasi getaran dan sentuhan halus,
sementara sensasi nyeri dan suhu tetap terjaga.
- Karena fungsi motorik dibawa oleh traktus kortikospinal (yaitu traktus motorik desenden)
dari medulla spinalis anterior , kebanyakan orang dengan sindroma korda posterior dapat
berjalan. Namun, beberapa individu mungkin mengalami peningkatan kehilangan
keseimbangan dan berjalan tidak stabil karena penurunan persepsi informasi sensorik
(yaitu proprioception) yang membantu menjaga keseimbangan dan postur tubuh.
Diagnosis
Sindrom korda posterior dapat didiagnosis dengan uji klinis untuk menilai fungsi
neurologis. Masalah sensorik dapat dinilai dengan meminta seseorang untuk mengidentifikasi
sensasi yang berbeda (misalnya suhu, nyeri, getaran) sambil menyentuh kulit dengan alat khusus
(misalnya jarum tumpul, garpu tala, penyeka kapas, dll.).
Selain itu, tes Romberg dapat digunakan untuk menunjukkan ataksia sensorik. Tes ini
dilakukan dengan meminta seseorang untuk memejamkan mata dan berdiri tegak dengan
kaki rapat sementara pemeriksa mencari tanda-tanda kehilangan keseimbangan . Jika
individu tidak dapat berdiri tegak tanpa membuka mata atau bergoyang ke salah satu sisi,
hasilnya dianggap positif untuk ataksia sensorik.
Setelah sindroma korda posterior didiagnosis, tes lebih lanjut seringkali diperlukan untuk
mengidentifikasi penyebab cedera tulang belakang. Ini mungkin termasuk melakukan tes
darah untuk memeriksa kekurangan vitamin atau penanda infeksi sifilis , serta melakukan
tes pencitraan untuk mencari tanda demielinasi , kompresi eksternal sumsum tulang
belakang , atau gangguan degeneratif.
Perawatan
Perawatan sindroma korda posterior akan bergantung pada penyebab kerusakan tulang belakang
dan tingkat keparahan kondisinya. Misalnya, individu dengan defisiensi vitamin B12 dapat
diobati dengan suplemen vitamin B12 , sedangkan individu dengan infeksi sifilis lanjut dapat
diobati dengan antibiotik seperti penisilin. Dalam kasus kompresi eksternal sumsum tulang
belakang , pembedahan mungkin diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Terlepas
dari itu, sebagian besar individu dengan sindrom tali belakang dapat memperoleh manfaat dari
terapi fisik dan okupasi untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi gerakan sukarela
ATLS
Advanced Trauma Life Support (ATLS) merupakan pelatihan/training yang dikembangkan oleh
American College of Surgeons (ACS) Committee on Trauma (COT) dan pertama kali
diperkenalkan di Amerika dan negara-negara lainnya pada tahun 1980.
1. Primary survey
Primary Survey merupakan tindakan yang dilakukan dengan cepat untuk menilai keadaan
pasien dan mengenali kondisi maupun cedera pada pasien yang mengancam jiwa.
Primary Survey terdiri dari A-B-C-D-E, yaitu :
A. Airway with C-Spine Protection
B. Breathing and Ventilation
C. Circulation with hemorrhage control
D. Disability : neurostatus
E. Exposure with environmental control
Transportasi pasien kritis ke fasilitas kesehatan rujukan memiliki risiko yang tinggi sehingga
diperlukan perencanaan, persiapan dan komunikasi yang baik. Pasien harus distabilisasi lebih
dulu sebelum dievakuasi ke fasilitas kesehatan rujukan. Prinsipnya pasien hanya ditransportasi
untuk mendapat fasilitas yang lebih baik dan lebih tingggi di tempat tujuan.
• Menentukan peralatan dan persediaan obat yang diperlukan selama perjalanan baik
• Penyelenggara transportasi
• Imobilisasi fraktur
• Analgesia