Trauma medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkanseringkali oleh
kecelakaan lalu lintas.Apabila trauma ini mengenai daerah servikal pada lengan,badan dan tungkai maka
penderita tidak tertolong.dan apabila saraf fremitus itu terserang maka dibutuhkan pernafasan
buatan,sebelum alat pernafasan mekanik dapat digunakan.
Penyebab dari trauma medulla spinalis yaitu:
a) Kecelakaan oto mobil,industri
b) Terjatuh,olahraga,menyelam
Etiologi c) Luka tusuk,tembak
d) tumor
Patofisiologis
Trauma Lesi L2 : Ekstremitas bagian bawah kecuali 1/3 atas dari anterior paha.
Lesi L3 : Ekstremitas bagian bawah.
medulla Lesi L4 : Ekstremitas bagian bawah kecuali anterior paha.
spinalis dapat Lesi L5 : Bagian luar kaki dan pergelangan kaki.
terjadi pada
lumbal 1-5
a. Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar
sepanjang saraf yang terkena
b. Paraplegia
c. Tingkat neurologic
Manifestasi d. Paralisis sensorik motoric total
Pemeriksaan 4. Mielografi
5. Foto ronsen torak
diagnostik 6. Pemeriksaan fungsi paru
7. GDA
a. Neurogenik shock
b. Hipoksia
c. Gangguan paru-paru
d. Instabilitas spinal
e. Orthostatic Hipotensi
Komplikasi f. Ileus Paralitik
g. Infeksi Saluran Kemih
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Kedaruratan
pasien segera ditempat kejadian adalah sangat penting, karena penatalaksanaan yang tidak tepat
dapat menyebabkan kerusakan kehilangan fungsi neurologic. Korban kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan
berkendara, Trauma olahraga kontak, jatuh, atau trauma langsung pada kepala dan leher harus dipertimbangkan
mengalami Trauma medulla spinalis sampai bukti trauma ini disingkirkan.
Dilakukan bila :
1. Deformitas tidak dapat dikurangi dengan fraksi
2. Terdapat ketidak stabilan signifikan dari spinal servikal
3. Trauma terjadi pada legion lumbal atau torakal
4. Status neurologis mengalami penyimpananuntuk mengurangi dislokasi atau
dekompres medulla
Pencegahan
Faktor-factor resiko untuk dominan traumamedulla spinalis meliputi uia dan jenis kelamin.frekuensi dengan mana
factor-factor resiko ini dikaitkan dengan trauma medulla spinalis bertindak untuk menekankan pentingnya
pencegahan primer.Untuk mencegah kerusakan dan bencana ini,langkah – langkah berikut perlu dilakukan:
1. Menurunkan kecepatan berkendara
2. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu
3. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda
4. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendara sambil mabuk
5. Mengajarkan penggunaan air yang aman
6. Mencegah jatuh
7. Menggunakan alat – alat pelindung dan tekhnik latihan
personel medis diajarkan pentingnya memindahkan korban kecelakaan mobil dari mobilnya dengan tepat dan
mengikuti metode pemindahan korbanyang tepat kebagian kedaruratan rumah sakit untuk menghindari
kemungkinankerusakan lanjut dan menetap pada medulla spinalis
Asuhan
Keperawatan Gawat
Darurat Pada
Cedera Medulla
Spinalis
A. Pengkajian Trauma Medula Spinalis
1. Primary Survey
a. Airway
pengkajian pernafasan yang lengkap sangat penting untuk menentukan kelangsungan hidup pasien dan prognosisnya.
Pengkajian utama dimulai dengan mengevaluasi kebersihan nafasnya. Bila ada sumbatan maka dapat dihilangkan dengan
cara membersihkan dengan jari atau suction jika tersedia. Pada pasien yang tidak sadar, alat pernafasan melalui mulut
dimasukkan dan disamping itu juga leher pasien dipertahankan dalam posisi netral. Pasien harus dibantu dengan
memberikan intubation sebelum dapat terjadi hipoksia berat yang mana dapat merusak medulla spinalis.
- Look : lihat gerakan pergerakan naik turunnya dada.
- Listen : dengar suara nafas pada mulut pasien. Kaji ada atau tidaknya suara nafas tambahan seperti snoring, gurgling
dan crowing.
- Feel : rasakan adanya aliran udara pernafasan.
b. Breathing
Kaji ada atau tidaknya kelainan pada pernafasan misalnya dyspnea, takipnea, bradipnea, ataupun sesak. Kaji juga apakah
ada suara nafas tambahan seperti snoring, gargling, rhonki atau wheezing. Selain itu kaji juga kedalaman nafas klien.
Berikan oksigenasi yang adekuat dan bantuan ventilasi bila diperlukan. Waspadai adanya sesak napas dan gagal napas.
c. Cirkulation
ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan hemodinamik, yaitu:
tingkat kesadaran, warna kulit, dan nadi.
d. Disability
Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat. Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan
reaksi pupil.
- Penilaian tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda-tanda lateralisasi dan tingkat level cedera spinal.
- Penilaian GCS
e. Exposure
akral dingin, kering, penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan cara mengunting untuk memeriksa dan
visualisasi head- to-toe pasien adalah wajib pada pasien dengan trauma medulla spinalis. Setelah pakaian dibuka,
penderita harus diselimuti agar penderita tidak kedinginan.
1. Secondary Survey
a. Pemeriksaan TTV
b. Pemeriksaan Fisik
- B1 (Breath) : Klien sulit bernapas, pernapasan dangkal atau labored apnea, penurunan bunyi napas, dan ronkhi.
- B2 (Blood) : Hipotensi, hipotensi postural, bradikardi, ekstremitas dingin, sianosis, dan pucat
- B3 (Brain): Nyeri tekan otot,hiperestesia tepat diatas daerah trauma
- B4 (Bladder) : Inkontinensia defekasi dan berkemih,dan retensi urine
- B5 (Bowel0 : distensi abdomen,peristaltic usus hilang dan melena
- B6 (B0ne); Terjadi kelemahan dan kelumpuhan otot pada / dibawah lesi
Identitas pasien meliputi nama,umur,jenis
kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,suku/bangsa,alamat
,jenis kelamin,status perkawinan dan penanggung biaya
Identitas
Terjadi deficit neurologis pada pasien trauma berat pada
kepala
Keluhan
Utama
Pengkajian ini sangat penting dalam menentukan derajat
kerusakan dan adanya kehilangan fungsi
neurologis.medulla spinalis dapat terjadi melalui
Riwayat beberapa mekanisme yang disebabkan oleh penyakit
tertentu,benturan,laserasi dan trauma tembak,olah raga
penyakit saat dan lainnya.
ini
Kaji adanya penyakit keluarga seperti;
osteoporosis,osteoarthritis dan lain nya
Riwayat
penyakit
keluarga
Kaji obat – obatan yang dikonsumsi pasien,seperti
penggunaan obat penenang,anastesi lumbal/spinal.
Riwayat
penggunaan
obat
Pemeriksaan diagnostik
1. Sinar X spinal: menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur,dislokasi),untuk kesejajaran
traksi atau operasi
2. Scan CT: menentukan tempat luka / jejas,mengevaluasi gangguan structural.
3. MRI: Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal,edem DAN KOMPRESI
4. Mielografi;Untuk memperlihatkan kolumna spinalis jika terdapat oklusi pada subarachnoid
medulla spinalis
5. Rongent thorax; untuk memperlihatkan keadaan paru
6. Pemeriksaan fungsi paru: mengukur volume inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal
terutamapada kasus trauma servikal bagian bawah
7. GDA; menunjukkan keefektifan pertukaran gas atau upaya ventilasi
1) Pola nafas tidak efektif b.d cedera pada medulla
spinalis
2) Nyeri akut b.d agens cedera fisik
Diagnosa
3) Penurunan curah jantung b.d perubahan
keperawatan kontraktilitas
4) Gangguan integritas kulit b.d kerusakan
neuromuskuletal.
Intervensi
Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Pola napas tidakefektif b.d cedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
pada medula spinalis keperawatan selama 2×24 jam, 1. Monitor adanya kecemasan
diharapkan pola nafas kembali pasien terhadap oksigenasi
efektif dengan kriteria hasil: 2. Monitor vital sign
3. Informasikan pada pasien dan
1. Trama pernafasan klien keluarga tentang tehnik relaksasi
normal. untuk memperbaiki pola nafas.
2. Tidak ada penggunaan otot 4. Posisikan pasien untuk
bantu nafas. memaksimalkan ventilasi.
3. Tidak ada suara napas 5. Buka jalan napas dengan teknik
tambahan. chin lif/ jaw thrust, sebagaimana
4. Tidak ada sianosis. mestinya.
6. Instruksikan bagaimana
melakukan batuk efektif
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Monitor Pernapasan