DOSEN PEMBIMBING
DATA MAHASISWA
NIM : 17.1461
ALAMAT : BULUMANAI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cidera medulla spinalis adalah masalah kesehatan mayor yang mempengaruhi
150.000 orang di Amerika Serikat, dengan perkiraan10.000 cedera baru yang terjadi
setiap tahun. Kejadian ini lebih dominan pada pria usia muda sekitar lebih dari 75% dari
seluruh cedera (Suzanne C. Smeltzer,2001;2220). Data dari bagian rekam medik Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati didapatkan dalam 5 bulan terakhir terhitung dari Januari
sampai Juni 2003 angka kejadian angka kejadian untuk fraktur adalah berjumlah 165
orang yang di dalamnya termasuk angka kejadian untuk cidera medulla spinalis yang
berjumlah 20 orang (12,5%).
Pada usia 45-an fraktur banyak terjadi pada pria di bandingkan pada wanita karena
olahraga, pekerjaan, dan kecelakaan bermotor. Tetapi belakangan ini wanita lebih
banyak dibandingkan pria karena faktor osteoporosis yang di asosiasikan dengan
perubahan hormonal (menopause) (di kutip dari Medical Surgical Nursing, Charlene J.
Reeves,1999) dalam (Maja, 2013)
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas individu mata kuliah KMB II dan
untuk meningkatkatkan pengetahuan penulis dalam asuhan keperawatan terutama pada
klien dengan cidera medula spinalis.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode narasi yang sumbernya penulis
peroleh dari buku-buku terkait dan browsing di Internet.
D. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari pengertian, anatomi, etiologi, tanda dan
gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi dan
asuhan keperawatan yang terkait dengan kasus tersebut.
BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medis Trauma Medulla Spinalis
a. Pengertian
Trauma Medulla Spinalis adalah Trauma yang terjadi pada jaringan medulla
spinalis yang dapat menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih tulang
vertebrata atau kerusakan jaringan medulla spinalis lainnya termasuk akar-akar saraf
yang berada sepanjang medulla spinalis sehingga mengakibatkan defisit neurologi.
(Nawawi, Yadi, & Anwary, 2014)
Trauma pada medula spinalis adalah cedera yang mengenai servikalis,
vertebra, dan lumbal akibat trauma, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu
lintas, kecelakaan olahraga, dan sebagainya. (Arif Muttaqin, 2005, hal. 98). Trauma
medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh
benturan pada daerah medulla spinalis (Brunner & Suddarth, 2001).
b. Etiologi
1. Trauma
2. Kelainan pada vertebra (arthropathi spinal)
3. Keganasan yang menyebabkan fraktur patologik
4. Infeksi
5. Osteoporosis
6. Kelainan congenital
7. Gangguan vaskuler
8. Kecelakaan lalu lintas
9. Olah raga
10. Tumor
a. Pengkajian
1. Identitas
Trauma medula spinalis dapat terjadi pada semua usia dan jenis kelamin.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan adalah
nyeri,kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas,inkontinensia defekasi dan
urine,deformitas pada daerah trauma.
3. Riwayat penyakit sekarang
Adanya riwayat trauma yang mengenai tulang belakang akibat dari kecelakaan lalu
lintas,olah raga,jatuh dari pohon atau bangunan,luka tusuk,luka tembak dan
kejatuhan benda keras. Perlu ditanyakan pada klien atau keluarga yang mengantar
klien atau bila klien tidak sadar tentang penggunaan obat-obatan adiktif dan
penggunaan alkohol yang sering terjadi pada beberapa klien yang suka kebut-
kebutan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat penyakit degeneratif
pada tulang belakang, seperti osteoporosis, osteoartritis, spondilitis, spondilolistesis,
spinal stenosis yang memungkinkan terjadinya kelainan pada tulang belakang.
5. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah dalam keluarga px ada yang menderita hipertensi,DM,penyakit jantung
untuk menambah komprehensifnya pengkajian.
6. Riwayat psiko-sosio
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi
klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga.
Apakah ada dampak yang timbul pada klien,yaitu timbul seperti ketakutan akan
kecacatan,rasa cemas,rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara
optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah.
7. Pola aktivitas
1. Aktifitas dan istirahat
a) Kelumpuhan otot ( terjadi kelemahan selama syok spinal ) pada bawah lesi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
I. IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. A
2. Umur : 28 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Bugis
4. Agama : islam
5. Pendidikan : SLTP
6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : kolaka
8. Sumber Biaya : BPJS
Provocative, Palliative : klien mengatakan tidak bisa mengankat kedua kakinya dan tidak bisa
mengontrol kencingnya setelah jatuh dari pohon
Quality : klien tidak dapat menggerakan kakiknya
Region : kedua kaki
Severity : tidak mampu menggerakkan kedua kaki
Timing : setalah jatuh dari pohon
d. Pola eliminasi
Item Sebelum MRS Setelah MRS
a. Frekuensi BAB 2x sehari 2x sehari
b. Konsistensi Padat Padat
c. Frekuensi BAK 3x sehari Tidak dapat mengontrol BAK
d. Warna kuning Kuning
h. Konsep diri
- Identitas diri : klien mampu menjelaskan dan mengingat identitasnya
- Gambaran diri : klien merasa sedih dengan keadaanya sekarang
- Ideal diri : klien berharap kedepannya bisa menggerakkan kakiknya lagi dan dapat
mengontrol kencingnya
- Harga diri : klien tidak merasa malu dengan keadaanya sekarang
- Peran diri : Klien berperan sebagai kepala rumah tangga
NAMA : SATRIANA
NIM : 17.1461
X. KLASIFIKASI DATA
NO KATEGORI DAN SUBKATEGORI SIGN DAN SYMPTOMS
Kategori: Fisiologis
Sub Kategori: Respirasi DS : tidak ada keluhan
1 Sub Kategori: Eliminasi DS: klien mengatakan tidak mampu mengontrol BAK
nya
2 keadannya sekarang
dan mandi
Penyuluhandanpembelajar DS: klien mengatakan tidak paham Deficit pengetahuan berhubungan
mengenai penyakit yang di derita dengan kurang terpajannya
an sekarang informasi
- klien mengatakan kenapa
harus bead rest dan tidak boleh
bergerak
DO: tampak bingun saat di suruh bead
rest
Kategori: Relasional
Interaksisosial DS: klien mengatakan interaksi dengan
4 keluarga baik
XIII. INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, P., & Fauzi, A. (2017). Paraplegi dan Retensio Uri et Alvi ec Fraktur Kompresi Vertebra
Lumbal I. Jurnal Medula, 7(1), 48-53.
NAMA : SATRIANA
NIM : 17.1461
Basuki, W. S., Bisri, D. Y., Saleh, S. C., & Wargahadibrata, A. H. (2018). Pengelolaan Perioperatif
Cedera Medula Spinalis Servikal karena Trauma dengan Tetraparesis Frankle C Asia. Jurnal
Neuroanestesi Indonesia, 7(1), 28-35.
Muttaqim, Arif .2008 .Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan sistem saraf .Jakarta : Salemba
Medika.
Nawawi, A. M., Yadi, D. F., & Anwary, F. (2014). Letak Conus Medularis terhadap Vertebra
Menggunakan Hasil Pencitraan Magnetic Resonance Imaging di Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung untuk Anestesi Spinal. Jurnal Anestesi Perioperatif, 2(3), 208-212.
Pertiwi, G. M. D., & Berawi, K. (2017). Diagnosis dan Tatalaksana Trauma Medula Spinalis. Jurnal
Medula, 7(2), 48-52.
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 3 . Jakarta : EGC.
https://sarafambarawa.wordpress.com/2015/05/09/laporan-kasus-trauma-medulla-spinalis-
hanifan-irham/